Home / Fantasi / Dokter Ajaib Primadona Desa / Chapter 671 - Chapter 680

All Chapters of Dokter Ajaib Primadona Desa: Chapter 671 - Chapter 680

945 Chapters

Bab 0671

Selain marah pada Resnu, hati Chandra juga diliputi kebencian pada Tirta. Bagaimanapun, Chandra adalah seorang gubernur. Di bawahnya ada lebih dari 70 juta penduduk. Dia jelas adalah pejabat tinggi.Apalagi, kinerja Chandra sangat bagus selama beberapa tahun ini. Perkembangan ekonomi dari wilayah yang berada di bawah yurisdiksinya sangat pesat. Banyak perusahaan bermunculan. Rakyat hidup dengan damai.Jelas, hasil ini menarik perhatian orang-orang di pemerintahan pusat. Jika Chandra terus bekerja keras, dia mungkin akan mendapat promosi besar dan menjadi tokoh teratas.Lantas, bagaimana mungkin ada seseorang yang begitu tidak tahu diri dengan melukai putranya dan mengancam nyawa putranya? Jika tidak diberi pelajaran, bukankah orang-orang akan mengira dirinya mudah ditindas?Setelah memutuskan untuk memberi Tirta pelajaran, Chandra menelepon Joshua. Joshua bertanya, "Pak Chandra, apa ada yang bisa kubantu? Kami pasti akan membantumu sebisa mungkin."Joshua dan lainnya sangat yakin bahwa
last updateLast Updated : 2024-11-09
Read more

Bab 672

Ketika Joshua dan lainnya sedang menunggu kedatangan Budi dan Amal, Tirta telah membawa Saba ke rumah barunya untuk beristirahat. Mereka tinggal menunggu obat dari Naura untuk mengobati Saba dan Bima.Banyak pengawal Saba yang ikut, tetapi mereka hanya menunggu di luar. Tirta mempersilakan mereka masuk, tetapi mereka menolak."Aku nggak nyangka. Kamu masih muda tapi keterampilan medismu jauh lebih hebat dari banyak orang. Bahkan, ilmu bela dirimu juga luar biasa. Panji dan Karta bukan lawanmu. Generasi muda jaman sekarang memang keren," puji Saba yang duduk di sofa sambil menatap Tirta dengan tersenyum.Saba memang sudah tua dan rambutnya beruban, tetapi matanya masih dipenuhi antusiasme. Semangatnya tidak pernah padam."Pujian Pak Saba sudah berlebihan. Ilmu medis ini diwariskan keluargaku. Aku belajar ilmu medis dari ayahku. Ngga bisa dibilang hebat. Kalau soal ilmu bela diri, sebenarnya aku nggak pernah belajar. Cuma kekuatanku saja yang besar," sahut Tirta sambil tersenyum.Kapan p
last updateLast Updated : 2024-11-09
Read more

Bab 673

"Haha. Kelak aku bakal menjadi murid ahli bela diri terhebat!" seru Bima. Dia merasa bangga dan terhormat mendengar orang-orang memuji Tirta."Kamu benar. Sekarang Tirta cuma perlu mempelajari teknik." Lutfi tertawa, lalu meneruskan, "Aku ingin tanya, apa kamu berniat mempelajari ilmu bela diri?""Aku punya buku yang mencatat banyak teknik bela diri dan pengalaman pribadi. Kalau tertarik, aku bisa memberikannya kepadamu. Kamu juga boleh tanya aku kalau ada yang nggak dipahami.""Tentu saja mau. Belajar ilmu bela diri bukan hal yang buruk. Aku bisa menambah wawasan. Terima kasih banyak." Tirta langsung menyetujui saat melihat Lutfi begitu murah hati padanya.Bagaimanapun, Tirta yang sekarang hanya menguasai teknik menekan titik akupunktur. Sisanya dia tidak bisa. Kelak kalau ada kesempatan, dia akan membalas kebaikan Lutfi."Oke, oke. Aku akan suruh orang ambilkan nanti," ucap Lutfi sambil tersenyum. Buku itu ada di ibu kota. Dia tidak membawanya bersamanya."Nggak ada kata terlambat un
last updateLast Updated : 2024-11-09
Read more

Bab 674

Agus dan Betari tentu tidak berani membantah. Mereka hanya bisa mengangguk dan menuruti pesan dokter. Untungnya, dokter tidak merepet panjang lebar."Sayang, lain kali jangan merayuku lagi. Dokter bilang kemaluanku bisa rusak kalau melakukannya berkali-kali ...," ucap Agus kepada Betari dengan wajah sedih."Sembarangan! Kapan aku merayumu? Kamu sendiri yang nggak bisa tahan dan terus minta lanjut. Sekarang kamu menyalahkanku? Dasar nggak tahu malu!" timpal Betari dengan kesal.Sekalipun pasangan ini tidak tahu malu, mereka tidak mungkin berani menyuruh Tirta mengobati. Makanya, Betari berbohong saat Nabila meneleponnya tadi.Agus merasa kesal. Dalam hatinya, dia bertekad akan mencari Tirta, menyuruhnya mengembangkan obat kuat yang bisa membuatnya sangat perkasa! Dia akan membuat Betari tidak bisa turun dari ranjang! Jika tidak, dia akan merasa dirinya sangat gagal!...."Tadi Bibi Betari bilang Paman Agus jatuh? Kenapa nggak suruh aku obati saja?" tanya Tirta sambil mengernyit setelah
last updateLast Updated : 2024-11-10
Read more

Bab 675

Ketika melihat Saba tidak keberatan, Tirta meneruskan, "Ini Pak Saba, ini Nona Shinta."Naura sontak terbelalak kaget. Dia bertanya dengan tidak percaya, "Apa? Ini Pak Saba, pahlawan pendiri negara? Astaga! A ... aku nggak nyangka punya kehormatan bertemu Pak Saba di sini! Aku telepon ayahku suruh dia kemari!"Karena terlalu bersemangat, Naura sampai terbata-bata. Sebagai wali kota, ayahnya tentu harus menyambut kedatangan Saba. Jika tidak, ayahnya bisa dinilai lalai dalam bertugas.Pada saat yang sama, Naura benar-benar terkejut melihat Tirta hendak mengobati Saba. Bukankah artinya Tirta punya hubungan dengan Saba? Ini adalah peluang besar yang tidak bisa didapat orang biasa!Ketika melihat Naura panik, Saba melambaikan tangannya sambil terkekeh-kekeh. "Hehe. Sekarang aku bukan siapa-siapa lagi. Aku cuma orang tua biasa. Nggak usah suruh ayahmu datang.""Oh ... baik, Pak." Naura tentu tidak berani membantah perkataan Saba. Dia menenangkan diri dan mengiakan."Bu Naura, duduklah. Angga
last updateLast Updated : 2024-11-10
Read more

Bab 676

Ketika mendengar Saba ingin mengangkat Tirta menjadi saudaranya, semua orang tercengang. Jika Saba serius dengan perkataannya, itu artinya status Tirta akan meningkat pesat!Lagi pula, di seluruh negeri, siapa yang pantas membuat Saba berbicara demikian? Kalaupun ada, orang itu tidak mungkin semuda Tirta.Bagaimanapun, selisih usia Saba dan Tirta setidaknya ada 80 tahun! Bukankah hal seperti ini sangat sulit untuk dipercaya?Namun, jika dipikir-pikir, sebenarnya tidak ada yang salah. Tirta telah memperjelas bahwa dirinya bukan hanya bisa memulihkan Saba, tetapi juga membuatnya hidup tujuh sampai delapan tahun lagi.Kekayaan dan kemuliaan sekalipun tidak bisa memberikan Saba waktu selama itu. Saba bisa memilikinya karena bertemu Tirta."Pak Saba, jangan bercanda. Aku cuma pemuda biasa. Mana pantas menjadi saudara angkatmu," timpal Tirta sambil mengangkat alis. Dia sendiri tidak percaya dengan ucapan Saba.Saat ini, Tirta sudah selesai menancapkan semua jarum peraknya. Dia sedang menggun
last updateLast Updated : 2024-11-10
Read more

Bab 677

Ketika mengatakan ini, Tirta tidak menyadari hubungan mereka akan bertambah rumit."Oke, sesuai yang dikatakan Kak Tirta saja. Kamu panggil Kakek kakak, aku juga panggil kamu kakak!" Tanpa memberi Saba kesempatan untuk menolak, Shinta langsung menyetujuinya. Hasil ini sesuai dengan keinginan Shinta."Hm ...." Saba merenung sejenak, lalu menggeleng dan menyahut, "Nggak bisa. Kalau begini, berarti kamu dan Kakek jadi segenerasi. Kamu harus panggil Tirta kakek!""Nggak mau! Aku nggak mau dengar omongan Kakek!" Shinta menjulurkan lidahnya dengan nakal."Tirta benaran menjadi adik angkat Pak Saba," gumam Nabila yang belum tersadar dari keterkejutan. Dia merasa senang untuk Tirta.Naura menatap Tirta dengan terkesima. Pemuda ini benar-benar tak tertandingi!"Kalian ngobrol dulu. Aku mau masak obat. Setelah minum obat, kondisimu bakal makin baik," ujar Tirta tersenyum. Kemudian, dia mengambil bahan obat di meja dan menuju ke dapur."Guru, tunggu. Aku punya permintaan. Apa kamu bisa mengajarik
last updateLast Updated : 2024-11-10
Read more

Bab 678

"Aku sudah pikirin cara untuk memberi Mauri pelajaran. Tenang saja, Pak Joshua. Tunggu kabar baikku saja." Amal terkekeh-kekeh. Kemudian, dia langsung membawa bawahannya ke kantor polisi.Pada saat yang sama, Joshua mendapat pesan dari Budi. "Haha. Pak Budi bakal tiba 30 menit lagi. Suruh orang cari tahu di mana lokasi Tirta dan Saad sekarang."Toby segera menginstruksi bawahannya, "Kenapa diam saja? Cepat cari tahu lokasi mereka."....Dalam waktu kurang dari setengah jam, Amal membawa orang-orangnya menerobos masuk ke lobi kantor polisi.Faktanya, Mauri sudah menduga Amal akan datang. Itu sebabnya, dia tidak terlalu terkejut melihat kedatangan Amal. Hanya saja, dia terlihat agak kesal.Sementara itu, para petugas polisi merasa gelisah. Mereka merasa Mauri akan rugi besar karena menyinggung Amal demi Tirta. Bahkan, karier Mauri akan terancam!Saat ini, Susanti sedang berpatroli sehingga tidak berada di kantor polisi. Mauri juga tidak mengabari apa pun."Pak Mauri, sombong sekali kamu.
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

Bab 679

"Dalam waktu tiga tahun, aku sudah menyelesaikan 24 kasus dan menangkap pelakunya. Aku juga sudah mendapat petunjuk dari ketiga kasus yang disebutkan tadi. Asalkan memberiku sedikit waktu, aku pasti bisa menyelesaikannya juga," jelas Mauri."Benar! Kami semua bisa bersaksi untuk Pak Mauri! Asalkan memberi kami waktu, semua kasus itu bakal selesai!" Polisi di belakang Mauri turut bersuara.Setelah mendengar ucapan Mauri, bukan hanya para polisi yang mendukung Mauri, tetapi beberapa bawahan yang dibawa Amal juga merasa kagum padanya.Mereka tanpa sadar memuji Mauri, "Pak Mauri benar-benar polisi baik. Bukan cuma sikapnya yang patut dipuji, tapi kinerjanya juga luar biasa."Begitu mendengarnya, Amal sontak berang dan memaki, "Sialan! Tutup mulut kalian! Aku atau dia yang atasan kalian? Kalian tahu apa tugas kalian? Dasar nggak tahu terima kasih! Kalian mau dipecat ya?"Bagaimana mungkin Amal bisa menerima bawahannya memuji Mauri? Bukankah itu berarti mereka menghinanya tidak bisa membedak
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

Bab 680

Tindakan Amal ini jelas menunjukkan bahwa dia sengaja mencari kesalahan Mauri. Mauri tidak punya kesalahan apa pun, tetapi Amal mengandalkan kekuasaannya untuk melengserkan Mauri. Semua ini hanya untuk membalas dendam!Itu sebabnya, tidak ada yang menuruti instruksi Amal. Para bawahan Amal yang tersisa pun hanya terdiam di tempat. Ekspresi mereka dipenuhi keengganan."Sialan! Aku suruh kalian maju! Kalian tuli ya? Kalau nggak mau kerja lagi, pergi saja sana!" bentak Amal dengan murka."Hais .... Pak Mauri, maaf kalau kami menyinggungmu. Tolong keluar dari sini." Karena takut pada ancaman Amal, mereka terpaksa menurut. Meskipun demikian, sikap mereka sangat sopan, bahkan tidak ada yang berani menyentuh Mauri ataupun mendesaknya. Yang terlihat hanya kepasrahan."Hehe. Aku paham posisi kalian. Ini bukan kesalahan kalian. Aku juga nggak bakal menyulitkan kalian. Tapi, aku ingin menasihati kalian. Nggak ada gunanya mengikuti atasan seperti ini. Sebaiknya kalian cari kerjaan baru," ucap Maur
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more
PREV
1
...
6667686970
...
95
DMCA.com Protection Status