Semua Bab Dokter Ajaib Primadona Desa: Bab 551 - Bab 560

949 Bab

Bab 551

Kemudian, Tirta membantu Bella menyambungkan tulangnya kembali. Setiap gerak-gerik Tirta sangat lembut. Dia tidak ingin Bella merasa sakit.Faktanya, Bella memang tidak bisa merasa sakit. Ini karena tatapannya terfokus pada Tirta yang merawatnya dengan sepenuh hati, seolah-olah hanya ada dirinya di hati Tirta.Tirta tahu Bella hanya menahan rasa sakitnya. Dia berkata, "Bu, kalau sakit, kamu boleh ngobrol denganku supaya bisa lebih rileks.""Nggak sakit kok, sedikit pun nggak. Omong-omong, kenapa tiba-tiba terjadi ledakan?" Bella menggeleng, lalu bertanya dengan penasaran."Itu ulah Pasha. Tapi, aku sudah membunuhnya untuk membalaskan dendammu. Beraninya dia melakukan hal semacam itu. Aku nggak mungkin membiarkannya hidup!" timpal Tirta. Ketika mengungkit tentang Pasha, ekspresi Tirta menjadi dipenuhi kebencian."Kamu membunuhnya?" Bella terkejut mendengarnya. Jika ada yang mengetahuinya, apakah Tirta akan dalam bahaya? Bagaimanapun, pembunuhan adalah sesuatu yang ilegal."Nggak perlu c
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-12
Baca selengkapnya

Bab 552

Tirta telah memberi tahu Adit bahwa ledakan disebabkan oleh Pasha. Dia bisa menebak alasan Pasha mati. Pasti ada kaitannya dengan Tirta. Namun, tindakan Pasha ini sangat keterlaluan. Bisa dibilang dia pantas mati."Tenang saja, Pak. Kami nggak bakal membocorkan apa pun." Para pekerja mengiakan."Kalian bereskan kekacauan di sini, kalian ikut aku menjaga kamar Bu Bella. Jangan terlalu ribut. Bu Bella harus istirahat," perintah Adit.....Sebelum langit gelap, Tirta kembali dengan membawa banyak bahan obat. Kemudian, dia memasak semua bahan obat itu dan menyuapi Bella.Pada akhirnya, Bella tertidur lelap sambil menggenggam tangan Tirta. Tirta tidak menyingkirkan tangannya. Dia duduk sambil tidur di pinggir ranjang, membiarkan Bella menggenggamnya.Keesokan pagi, Bella mendapati Tirta tidur di pinggir ranjang. Dia merasa sangat terharu. Tirta juga merasakan pergerakan Bella. Dia tahu Bella sudah bangun, jadi membuka mata dan menguap."Tirta, kenapa kamu nggak tidur di ranjang saja?" tanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-12
Baca selengkapnya

Bab 553

Ketika Tirta kembali dengan membawa obat, Bella berkata dengan wajah tersipu dan suara lirih, "Tirta, ayahku bakal kemari. Dia bilang mau melihatmu.""Hah? Melihatku?" Tirta termangu."Ya. Kalau dia merasa puas, kita bisa bersama." Ketika mengatakan ini, tatapan Bella terus tertuju pada Tirta."Oh ... baguslah kalau begitu." Ekspresi Tirta tampak agak canggung."Tirta, sepertinya kamu nggak senang. Kamu nggak ingin pacaran denganku ya?" Bella seketika merasa cemas."Bukan begitu. Aku cuma gugup. Gimana kalau ayahmu nggak menyukaiku nanti? Bukankah sangat gawat?" Tirta berpura-pura menghela napas dengan cemas.Faktanya, Tirta sama sekali tidak merasa gugup. Masalahnya adalah ada banyak wanita cantik yang menunggunya di rumah. Jika Tirta bertemu ayah Bella dan hubungan mereka direstui, dengan kekuasaan Keluarga Purnomo, mereka pasti akan tahu Tirta punya banyak wanita.Ketika saat itu tiba, bukankah Bella akan menangis darah dan membencinya? Tidak boleh, Tirta tidak boleh membuat ayah Be
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-12
Baca selengkapnya

Bab 554

Darwan berujar, "Tampaknya semua ini berkat Tirta yang disebut-sebut Bella. Masih muda, tapi selain ahli dalam memilih batu, kemampuan medisnya juga luar biasa. Aku jadi makin penasaran dengannya."Mendengar perkataan awal dokter wanita itu, ekspresi Darwan sempat berubah. Namun setelah mendengar bahwa kondisi Bella sudah membaik, kekhawatirannya pun mereda. Dari nada bicara dokter, Darwan bisa merasakan bahwa Tirta adalah sosok yang sangat dihargai.Saat ini, Bella berucap, "Ayah, awalnya aku juga nggak tahu dia sehebat itu. Tapi setelah itu aku menyadari bahwa dia hampir bisa melakukan apa saja. Rasanya nggak ada yang nggak bisa dia lakukan.""Bahkan, Pil Kecantikan yang sedang sangat populer adalah hasil karyanya," puji Bella. Dia merasa lega ketika melihat reaksi ayahnya. Itu sebabnya, dia mulai memuji Tirta tanpa henti."Oh? Jadi, Pil Kecantikan itu hasil karyanya? Anak muda yang hebat!" ucap Darwan yang makin kagum. Pil Kecantikan yang menjadi sorotan Keluarga Purnomo karena pot
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-12
Baca selengkapnya

Bab 555

Namun, ketika perkataan itu sampai ke telinga Darwan, itu justru membuatnya makin mengagumi Tirta. Sebab, dia menganggapnya sangat rendah hati.Darwan memuji, "Bagus, bagus sekali. Selama bertahun-tahun di dunia bisnis, aku sudah bertemu banyak anak muda, tapi nggak ada yang sehebat dirimu.""Kebanyakan dari mereka terlalu sombong dan suka meremehkan orang lain. Tapi, kamu justru rendah hati dan punya sifat yang baik. Putriku memang punya selera yang bagus!" lanjut Darwan."Ayah, jangan terlalu membesar-besarkan. Ini karena Tirta memang hebat, bukan karena aku," jawab Bella dengan malu-malu. Dia menatap Tirta dengan penuh kekaguman.Bella sendiri tidak menyangka bahwa ayahnya akan sangat puas dengan Tirta. Dengan begitu, hubungannya dengan Tirta pun hampir pasti bisa diterima.Namun, Tirta justru merasa makin tertekan. Dia bahkan sudah merendahkan dirinya. Lantas, kenapa Darwan malah makin menyukainya?"Tirta, boleh tahu kamu berasal dari mana? Gimana keadaan keluargamu?" tanya Darwan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-12
Baca selengkapnya

Bab 556

Namun, Tirta masih terlihat ragu. Bella buru-buru berucap dengan cemas, "Tirta, cepat terima saja. Kamu sudah menyelamatkan nyawaku berkali-kali. Menurutku, uang sebanyak ini malah terlalu sedikit."Darwan yang terlihat tenang di luar, sebenarnya terkejut dalam hatinya. Sikap Bella begitu antusias, seolah rela memberikan seluruh kekayaan Keluarga Purnomo untuk Tirta. Ternyata benar, anak perempuan akan sulit ditahan setelah tumbuh dewasa."Baiklah. Makasih, Paman Darwan," ucap Tirta akhirnya. Dia menerima cek itu dan menyimpannya dengan hati-hati.Sebelumnya, Tirta hanya bercanda dengan Bella. Dia mengatakan bahwa setelah menyelamatkan nyawa anak orang kaya sepertinya, dia harus diberikan kompensasi setidaknya triliunan.Namun, siapa sangka itu menjadi kenyataan. Itu adalah uang 40 triliun. Mungkin sepanjang hidupnya, Tirta tidak akan bisa menghabiskan uang sebanyak itu.Darwan berucap, "Nak, Ayah akan mengatur urusan penyerahan tambang giok ini dulu. Setelah Ayah kembali, kita akan la
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-13
Baca selengkapnya

Bab 557

Segera setelah itu, Darwan memberikan sebuah kartu kepada Tirta. Dia memberi tahu, "Tirta, ini nomor telepon pribadiku. Kalau ada masalah yang nggak bisa kamu selesaikan, jangan ragu untuk menghubungiku kapan saja."Tirta membalas, "Makasih, Paman Darwan. Bella, aku akan pulang dulu. Fokuslah untuk pemulihan tubuhmu. Kita akan segera bertemu lagi."....Setelah keluar dari bandara, Tirta mengendarai Mercedes Maybach dan kembali ke Desa Persik. Meskipun sudah semalaman tidak tidur, Tirta sama sekali tidak merasa lelah.Pikirannya dipenuhi dengan rencana bagaimana nanti mempertemukan Ayu dengan Bella, serta bagaimana menjelaskan semuanya kepada Ayu dan yang lainnya. Memiliki banyak wanita memang cukup merepotkan!"Nanti saat waktunya tiba, pasti ada jalan keluar," ucap Tirta. Dia menghentikan pikirannya yang berkecamuk.Dalam perjalanan, Tirta teringat sudah cukup lama tidak menghubungi Agatha. Dia sebenarnya berniat mampir untuk melihat bagaimana hasil penjualan Pil Kecantikannya.Namun
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-13
Baca selengkapnya

Bab 558

Setelah mendengar rencana itu, Calista mendesak, "Ayah, cepat setuju saja. Aku mau pulang buat main mahyong!""Ya, kita sudah terseret selama beberapa hari. Ayo, cepat ikuti cara Damar. Kalau terus begini, aku bisa mati kelelahan," seru istri kedua Gandhi dengan sinis. Dia adalah seorang wanita paruh baya."Oke. Setelah urusan ini selesai, kami akan langsung pergi. Jangan pernah cari-cari kami lagi untuk minta uang mahar," ucap Gandhi tanpa ragu sedikit pun kepada Damar.Dari sini, terlihat jelas bahwa Gandhi memang sudah tidak peduli pada putrinya. Hal ini mungkin karena ibu Melati meninggal lebih awal.Setelah menikah lagi, istri barunya melahirkan seorang putra. Gandhi lebih menyayangi putranya. Lambat laun, dia pun mengabaikan Melati sepenuhnya.Berhubung Gandhi tidak peduli, anggota Keluarga Handoko lainnya juga tidak menghargainya. Bahkan sebelum Melati datang ke Desa Persik, hidupnya di Keluarga Handoko tidak pernah mudah."Oke. Kamu dan anakmu dobrak pintunya. Aku sudah tua, ng
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-13
Baca selengkapnya

Bab 559

Hampir saja pintu kayu di dalam rumah juga berhasil didobrak. Ayu dan Melati menjadi makin panik! Di momen genting seperti ini, mereka berdua teringat dengan Tirta.Namun, ponsel Tirta tak bisa dihubungi. Dia sudah menghilang selama beberapa hari. Entah apakah dia tahu tentang situasi mereka saat ini.Sepertinya tidak ada yang bisa membantu mereka menghadapi Damar dan yang lainnya. Mereka hanya bisa sebisa mungkin menahan pintu agar Gandhi tidak berhasil mendobraknya.Brak!Namun sayangnya, mereka hanyalah wanita yang kekuatannya tak sebanding dengan Gandhi dan Frans. Terutama Frans yang beratnya lebih dari 100 kilogram. Tak lama kemudian, pintu kayu pun berhasil didobrak dan mereka terjatuh ke lantai."Dasar wanita hina! Sekarang, kamu mau lari ke mana? Kalau aku nggak menghajarmu, kamu nggak akan tahu siapa yang berkuasa di sini!" seru Damar dengan penuh amarah.Saat Melati belum sempat berdiri, Gendis langsung menerjang masuk dan menarik rambut Melati sambil memakinya.Selama bebera
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-13
Baca selengkapnya

Bab 560

Tirta memiliki kekuatan besar. Begitu dia memegang tongkat kayu itu, Damar berusaha sekuat tenaga untuk menariknya kembali. Wajahnya memerah, tetapi tetap tidak berhasil."Sialan! Lepaskan tongkatnya sekarang!" seru Damar."Lepaskan? Mimpi saja!" balas Tirta dengan marah.Setelah melihat luka-luka di tubuh Ayu dan yang lainnya, serta Gendis yang masih mencengkeram rambut Melati, kemarahannya memuncak.Dengan sekali tarikan, tongkat itu berhasil direbut oleh Tirta. Tanpa ragu, dia mengayunkan tongkat itu ke tubuh Damar."Aduh ...." Damar menjerit kesakitan. Tubuhnya terlempar ke belakang, lalu dia memuntahkan darah. Dia tak bisa bergerak dalam waktu lama.Tongkat kayu sebesar lengan itu patah setelah mengenai tubuhnya. Itu menandakan betapa besar kekuatan Tirta."Sialan, aku akan melawanmu habis-habisan!" seru Damar. Dia yang malu dan marah, mencoba bangkit dari lantai untuk menyerang Tirta lagi.Namun, Tirta segera memukulnya lagi. Kali ini, dia mematahkan tulang kakinya. Itu langsung
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-14
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5455565758
...
95
DMCA.com Protection Status