Home / Fantasi / Dokter Ajaib Primadona Desa / Chapter 341 - Chapter 350

All Chapters of Dokter Ajaib Primadona Desa: Chapter 341 - Chapter 350

953 Chapters

Bab 341

Tidak ada wanita yang bisa menerima penghinaan seperti ini. Ucapan Aina sungguh keterlaluan! Melati sampai mengepalkan tangannya dan menatap Aina dengan penuh amarah."Sebenarnya kalimat itu lebih cocok untukmu. Aku nggak sepertimu yang murahan dan kotor," ujar Melati."Apa katamu?" Aina minum cukup banyak sehingga agak kesulitan mengendalikan emosinya. Dia mengangkat tangan dan ingin memukul Melati.Saat ini, seorang pria berkaus hitam dan bertato menghampiri. Ada bekas luka yang mengerikan di wajahnya. Pria itu bertanya, "Aina, bukannya kamu cuma ke toilet? Kenapa lama sekali? Aku sudah nggak sabar."Begitu mendekat, pria itu langsung memeras bokong Aina. Ketika melihat kekasihnya, ekspresi Aina pun berubah. Wajah yang tadinya dipenuhi amarah menjadi lembut dan centil."Kak Putro, kenapa kamu baru kemari? Aku ditindas orang lho. Kamu harus membantuku. Wanita ini menabrakku, tapi nggak mau minta maaf. Dia malah bilang aku jual diri di sini," lapor Aina.Ketika mendengar pacarnya ditin
last updateLast Updated : 2024-08-23
Read more

Bab 342

"Dasar jalang ...." Melati memegang kepalanya yang terasa agak pusing sambil kembali ke ruang privat dengan wajah berlinang air mata.Ketika melihat air mata Melati dan bekas tamparan di wajahnya, Tirta segera bertanya, "Kak, kamu kenapa? Siapa yang menamparmu?"Wanita lainnya bergegas menghampiri. Mereka mengambil es batu untuk meredakan sakit Melati. Sambil menangis, Melati menceritakan semua yang terjadi.Tirta sontak murka. Dia meninju dinding di samping hingga muncul retakan di sana. "Berengsek! Beraninya dia menamparmu! Di mana mereka? Aku akan memberi mereka pelajaran!"Melati segera menarik Tirta untuk menahannya. Dia menasihati, "Sudahlah, mereka seharusnya datang ramai-ramai. Kita yang bakal repot kalau mencari masalah dengan mereka. Lagian, ini cuma tamparan biasa. Nggak perlu berlebihan."Tatapan Tirta tampak dingin. Dia membalas, "Ini nggak bisa dibiarkan begitu saja. Karena mereka berani main tangan, mereka harus diberi pelajaran."Nada bicara Tirta terdengar sangat dingi
last updateLast Updated : 2024-08-23
Read more

Bab 343

Putro tidak mengamati Melati dengan baik tadi karena hanya fokus membela Aina. Meskipun wajahnya agak bengkak, pesona yang dipancarkan Melati jelas sangat memikat. Belum lagi kedua payudaranya yang besar itu.Jika dibandingkan dengan gadis muda, wanita dewasa seperti Melati jauh lebih memesona. Melati memang tidak memakai pakaian seksi seperti Aina, tetapi Putro tidak keberatan. Lagi pula, semua wanita sama saja saat bertelanjang.Putro menatap Melati dengan tatapan mesum. Dia terus mengamati dari atas hingga bawah seperti ingin melahap wanita itu.Putro sudah lama tidak melihat wanita secantik Melati. Dia sudah sering melampiaskan hasratnya kepada berbagai wanita, tetapi Melati tetap membuat gairahnya bergejolak.Putro tersenyum lebar, memperlihatkan giginya yang kuning karena keseringan merokok. Pria itu terkekeh-kekeh, lalu berkata, "Jangan harap aku memberimu penjelasan apa pun. Tapi, kalau kamu bersedia meminjamkan wanita itu kepadaku, aku akan membiarkanmu keluar dengan selamat."
last updateLast Updated : 2024-08-23
Read more

Bab 344

Apalagi wanita cantik seperti Melati. Bagaimana bisa wanita seperti ini masih perawan? Putro mengangguk dengan bersemangat. "Bagus, bagus sekali. Aku harus mendapatkan wanita ini!"Baik itu pesona, tubuh, ataupun paras Melati, semuanya jauh di atas Aina. Aina memang tahu cara melayani pria, tetapi kecantikannya masih kurang.Jika hanya untuk bersenang-senang, Aina memang pilihan yang cocok. Namun, jika bisa memilih, Melati barulah pilihan pertama. Wanita ini bisa membangkitkan hasrat pria dengan mudah.Ekspresi Aina tampak agak masam melihat Putro begitu tertarik pada Melati. Amarah berkecamuk dalam hatinya.Aina selalu kalah dari Melati. Itu sebabnya, dia sangat membenci Melati. Namun, Putro bukan pria baik-baik. Jika Melati jatuh ke tangan maniak seperti Putro, wanita ini pasti akan berakhir tragis, terutama jika Melati menolak bersikap patuh padanya.Takutnya, Melati akan disiksa sampai tewas oleh Putro. Sesudah memikirkan ini, muncul senyuman jahat pada wajah Aina. Keirihatiannya p
last updateLast Updated : 2024-08-23
Read more

Bab 345

Ucapan Tirta membuat semua orang di Aula Raja termangu. Sesaat kemudian, mereka semua tergelak. "Hahaha!"Beberapa bahkan tertawa hingga tidak bisa menegakkan tubuh mereka. Hendro memegang meja sambil mencela, "Haha ... haha .... Aku nggak tahan lagi. Sepertinya ada masalah dengan otak bocah ini. Beraninya dia mengancam kita?""Hahaha .... Kenapa kamu nggak berkaca dulu sih? Dari mana datangnya kepercayaan dirimu untuk mengancam kami?""Apa yang kudengar barusan? Apa ada masalah dengan pendengaranku? Ini lelucon terkonyol! Idiot ini ingin membuatku tertawa sampai mati ya?"Di mata mereka, Tirta seperti semut kecil yang mencoba mengancam gajah. Itu sebabnya, mereka merasa sangat lucu.Seorang pria bertubuh jangkung dengan rongga mata cekung dan wajah pucat bangkit dari kursi. Penampilannya jelas menunjukkan bahwa dia sudah lama kecanduan seks dan alkohol.Pria itu mengejek, "Bocah, kamu nggak tahu diri sekali. Semua orang yang duduk di sini adalah bos. Aku tahu kamu masih muda dan ingin
last updateLast Updated : 2024-08-24
Read more

Bab 346

Melati mengernyit sambil menarik baju Tirta. "Tirta, lupakan saja. Aku cuma ditampar dan nggak sakit lagi. Sebaiknya jangan membesar-besarkan masalah. Kita pergi saja."Melati ingin membujuk Tirta untuk pergi, tetapi Tirta hanya diam saja dengan ekspresi suramnya. Mereka tidak akan tahu bahwa ini adalah ketenangan sebelum badai.Melati hanya bisa pasrah karena gagal membujuk Tirta. Sementara itu, Aina merasa makin bangga melihat situasi ini.Aina terkekeh-kekeh dan berujar, "Hehe. Melati, kalau kamu memang ingin menjual diri, buka saja harga lebih tinggi. Pak Putro sangat baik pada wanita. Kamu bukan cuma akan menjadi wanita seutuhnya, tapi juga bisa makan enak dan belanja sesuka hati.""Kehidupanmu akan jauh lebih baik daripada saat menjadi janda di desa. Ini adalah keinginan para wanita, 'kan? Jadi, untuk apa menolak lagi? Pak Putro kaya kok. Cepat lepaskan bajumu dan kemari. Layani Pak Putro dengan baik."Pembuluh darah di dahi Melati sampai menggembung karena hinaan Aina ini. Dia m
last updateLast Updated : 2024-08-24
Read more

Bab 347

"Hehe, kamu juga mau membantunya?" tanya Tirta sambil mendongak dan menatap bos wanita di sampingnya. Tatapannya itu terlihat sangat tajam, seolah-olah sedang menatap mangsanya."Astaga!" Bos wanita itu bukan orang yang tidak berwawasan. Meskipun begitu, dia tetap terkesiap melihat tatapan Tirta.Tubuhnya terhuyung-huyung. Bos itu mundur beberapa langkah hingga akhirnya terduduk di lantai karena kakinya melemas. Kedua kakinya terbuka dan memperlihatkan celana dalamnya, tetapi dia tidak sempat menghiraukannya lagi.Sementara itu, Hendro yang sudah tidak sabar untuk menyenangkan hati Putro sontak menyerbu ke arah Tirta. Dia menghardik, "Bocah, sebaiknya kamu berhati-hati di kehidupan mendatang. Jangan mengusik orang yang salah lagi!"Prang! Terdengar suara pecahan botol kaca. Namun, yang terjatuh bukan Tirta, melainkan Hendro. Darah pun menyembur dan bercucuran di lantai.Sekujur tubuh Hendro dipenuhi goresan kaca. Rasa sakit yang dahsyat membuat Hendro kesulitan untuk berdiri.Jelas-jel
last updateLast Updated : 2024-08-24
Read more

Bab 348

"Dasar berengsek! Beraninya kamu menampar pacarku! Aku mau kamu mati! Kamu dan Melati pantas mati! Orang kampungan seperti kalian nggak pantas bertindak semena-mena! Pak Putro menawarkan kesempatan untuk jalang itu, tapi kalian malah nggak menghargainya!" pekik Aina.Situasi sudah seperti ini, tetapi Aina masih merasa dirinya benar. Tirta tidak akan sungkan-sungkan dengan wanita jahat seperti ini. Dia tidak peduli Aina adalah kerabat Melati. Lagi pula, tidak ada gunanya memiliki kerabat seperti ini.Serangan Aina tidak mungkin bisa melukai Tirta. Tirta menjulurkan tangannya untuk mencekik leher Aina. Seketika, kaki Aina terangkat dari lantai.Kedua kaki Aina gemetaran. Dia terus meronta-ronta, berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Tirta. Sementara itu, Tirta masih sibuk menampar Putro dengan tangan yang satu lagi."Kamu kira aku nggak berani memukulmu karena kamu wanita? Aku paling membenci wanita kotor sepertimu. Di mataku, kamu bukan manusia. Kamu bukan cuma menghina Melati, tapi
last updateLast Updated : 2024-08-24
Read more

Bab 349

Di bawah serangan Tirta yang bertubi-tubi, kedua orang itu akhirnya tidak tahan lagi. Gigi Putro sampai hanya tersisa beberapa buah.Aina memohon ampun, "Aku akan minta maaf! Tolong berhenti memukulku! Aku bisa mati kalau begini!"Rasa sakit pada sekujur tubuh Aina membuatnya hampir jatuh pingsan. Tirta berujar, "Kalau begitu, cepat berlutut dan minta maaf."Karena tidak berdaya, Putro dan Aina hanya bisa menerima penghinaan ini. Mereka berlutut dan meminta maaf kepada Melati. "Melati, maafkan kami. Kami sudah salah. Kami nggak seharusnya menindasmu."Melati mengernyit sambil menatap penampilan keduanya yang menyedihkan. Akan tetapi, Tirta berhasil membalas penghinaan yang dirasakannya.Melati melambaikan tangannya dan berujar, "Sudahlah. Tirta, mereka sudah minta maaf. Biarkan masalah ini berlalu. Jangan sampai ada korban."Tirta pun mengangguk. Kemudian, dia merobek pakaian Aina hingga membuat wanita itu menjerit ketakutan, "Ah!"'Dasar sok suci,' batin Tirta saat melihatnya. Sebenar
last updateLast Updated : 2024-08-25
Read more

Bab 350

Tirta bisa semarah itu karena perlakuan Putro terhadap Melati. Dengan kata lain, Melati memiliki posisi penting di hati Tirta.Melati menggenggam tangan Tirta dengan bahagia. Dia membantu Tirta meniup tangannya sambil bertanya, "Tanganmu sakit nggak? Pukulanmu sangat keras tadi."Tirta mengangguk dan menyahut, "Tentu saja sakit. Soalnya mukanya tebal sekali. Aku jadi harus mengerahkan tenaga besar."Ketika mendengar ejekan Tirta itu, Putro yang berbaring di lantai pun merasa makin gusar. Namun, sekujur tubuhnya terasa sakit sehingga dia tidak bisa melakukan apa-apa.Sementara itu, para bos yang diserang oleh Tirta tentu tidak akan diam begitu saja. Aksa segera mengambil tisu untuk menahan luka di kepalanya. Dia sampai meringis kesakitan."Pak Putro, kita nggak pernah menderita kerugian sebesar ini. Berani sekali bocah tengik seperti itu menginjak-injak harga diri kita. Kita nggak boleh diam begitu saja!" ujar Aksa. Bos lainnya segera menyetujui."Benar, Pak. Kita semua terluka parah ga
last updateLast Updated : 2024-08-25
Read more
PREV
1
...
3334353637
...
96
DMCA.com Protection Status