LOGINEldon bisa begitu arogan dan hidup begitu bebas karena mengandalkan kekayaan keluarganya. Apalagi koneksi ayah Eldon begitu banyak.Namun, sekarang keluarga Eldon yang terpandang harus mengumumkan bangkrut karena Eldon menyinggung Tirta. Ayahnya juga mengancam akan membunuhnya jika dia berani pulang.Eldon terus bergumam, "Selama ini, ayahku selalu memegang omongannya .... Sekarang ... aku bahkan nggak bisa pulang lagi. Apa yang harus kulakukan .... Siapa bisa tolong aku ...."Menghadapi intimidasi Gideon, Eldon sudah kehilangan akal sehatnya.Gideon sudah bisa menebak situasinya. Dia mengayunkan parang di tangannya sambil berkata, "Kenapa? Pak Eldon sayang, dilihat dari responsmu ... sepertinya Pak Tirta nggak menerima permintaan maaf dari ayahmu ya?"Para bawahan mulai mendekati Eldon.Eldon tidak mempunyai pilihan lain. Dia terpaksa lanjut berbohong, "Bukan ... Kak Gideon. Ayahku sudah menghubungi Pak Tirta. Nggak lama lagi, dia akan membawa orang datang untuk mencariku. Biar aku bi
Jantung Eldon berdegup kencang. Gergaji mesin di tangannya juga jatuh ke tanah.Gideon membalas, "Menurutmu Pak Tirta yang mana? Tentu saja Pak Tirta yang menghancurkan Negara Yumai. Aku nggak mungkin salah mengenali orang."Gideon yang sedikit bangga memamerkan, "Kamu lihat kaki dan tanganku ini. Setengah jam lalu, kaki dan tanganku putus. Pak Tirta yang menebasnya."Gideon tersenyum dingin dan meneruskan, "Tapi, Pak Tirta menyambung kaki dan tanganku lagi karena aku ini penggemarnya. Bukan cuma aku, bawahanku juga sama. Kamu suruh aku bunuh Pak Tirta, menurutmu aku harus bunuh kamu atau nggak?"Eldon tidak bisa menerima kenyataan ini. Dia terduduk di tanah dan berteriak, "Apa? Ternyata dia memang Pak Tirta! Nggak mungkin! Jelas-jelas dia kelihatan biasa saja, bahkan satpam juga bisa menindasnya!"Gideon menanggapi, "Itu karena Pak Tirta malas membuat perhitungan dengannya. Kalau nggak, Pak Tirta pasti sudah menghabisinya. Pak Tirta juga malas membuat perhitungan denganmu. Kalau nggak
Setelah diperintah Gideon, semua bawahan langsung mengeluarkan parang yang mereka bawa ke mana-mana dengan semangat membara. Bahkan Gideon juga ikut beraksi. Mereka langsung menyerang Eldon dan para keturunan keluarga kaya tanpa merasa takut sedikit pun.Srak! Eldon dan para keturunan keluarga kaya berteriak."Ah ....""Tolong!""Sialan! Gideon, kamu sudah gila ya? Kamu juga nggak bisa hidup setelah membunuh kami!""Cepat berhenti! Kalau nggak, aku akan membalas kalian!"Tubuh Eldon dan lainnya sangat lemah karena mereka sering mabuk-mabukan dan bersenang-senang dengan wanita.Sementara itu, Gideon dan bawahannya yang sudah terbiasa membunuh. Masing-masing dari mereka bisa melawan tiga orang sekaligus.Tak lama kemudian, Eldon dan lainnya ditebas hingga terluka parah. Mereka terus menjerit histeris.Yang terpenting adalah mereka tidak menyangka nyali Gideon begitu besar sampai-sampai berani membunuh mereka. Eldon dan lainnya tidak sempat merenungkan kata-kata Gideon tadi saking takutny
Lilian juga tidak malu-malu lagi. Dia langsung mengangguk sembari menyahut dengan wajah memerah, "Um ... tentu saja aku mau. Kalau begitu ... aku suap Pak Tirta ...."Lilian tidak minum air dari kolam. Hal ini karena banyak orang meminum dan menyentuh air di kolam itu. Lilian menengadah dan membuka mulutnya yang kecil untuk menampung air yang mengalir dari bagian atas lorong gua.Pemandangan ini membuat Tirta memelotot. Dia berkomentar, "Tsk, tsk ... aku menemukan wanita yang sangat istimewa!"Glug, glug, glug .... Setelah air di mulutnya sudah cukup banyak, Lilian pelan-pelan menyuap Tirta dengan perasaan gugup.Lima menit kemudian, Tirta menghela napas dan berujar, "Wah, rasanya wangi dan manis! Bahkan lebih manis daripada ditambah madu. Lilian cantik, kita nggak usah buru-buru pergi. Kamu suap aku beberapa kali lagi, nanti kita baru pergi setelah aku minum sampai puas."Lilian yang merasa tidak berdaya mengeluh, "Ha? Tapi Pak Tirta, mulutku sudah kebas dan lidahku agak sakit."Tirta
Lilian yang merasa lucu mengomentari, 'Oke, sepertinya Gua Dewi sangat menarik bagi Pak Tirta. Kalau begitu, ayo kita masuk ke gua. Aku nggak akan bicara. Kamu ikut aku saja.'Kemudian, Lilian membungkuk dan masuk ke Gua Dewi."Nggak masalah," sahut Tirta. Dia mengikuti Lilian.Walaupun sudah bertemu Ayu dan lainnya, Tirta juga tidak panik. Alasannya karena mereka tidak mungkin bisa menemukan Tirta. Kecuali Tirta menunjukkan dirinya.Selain itu, Tirta juga bisa melihat bagaimana Ayu dan lainnya jalan-jalan tanpa dia. Gua Dewi tidak mengarah ke bawah, melainkan langsung mengarah ke dalam gunung.Bagian dalam gua dipasang lampu, jadi tidak gelap. Suasananya agak remang-remang sehingga cukup indah.Apalagi ada lukisan dan dekorasi yang berhubungan dengan dewi di lorong yang tidak merata. Itulah sebabnya perjalanan di Gua Dewi tidak membosankan.Setelah berjalan sekitar enam menit, mereka sudah melewati jarak ratusan meter. Namun, Gua Dewi masih begitu panjang. Bahkan jalannya makin sempit
Tirta tersenyum cabul, lalu mengeluarkan ponsel untuk mengambil banyak foto.Tindakan Tirta membuat Lilian kebingungan. Lilian berkomentar, "Apa tempat ini sangat bagus? Aku merasa nggak sebagus kebun bunga dan Lembah Kupu-Kupu."Mendengar komentar Lilian, Tirta hanya tertawa dan berucap, "Lilian cantik, kamu masih kecil. Wajar saja kalau kamu nggak paham."Tirta hendak meminta Lilian untuk memfotonya. Tiba-tiba, terdengar suara yang makin dekat. Tirta langsung menggunakan Teknik Menghilang untuk menyembunyikan dirinya.Ketika Lilian kebingungan, suara Tirta muncul di benak Lilian. "Lilian cantik, nanti ada sekelompok wanita cantik datang. Jangan bicara ya?"Meskipun tidak paham, Lilian tetap menyetujuinya, "Oh, oke. Pak Tirta, aku nggak akan bicara."Tak lama kemudian, sekelompok wanita cantik datang sambil mengobrol."Aku nggak menyangka ternyata ada tempat yang begitu unik di ibu kota. Tadi ada banyak kupu-kupu, pemandangannya indah sekali!""Benar, bunganya juga sangat indah!""Jal







