Semua Bab Dokter Ajaib Primadona Desa: Bab 321 - Bab 330

953 Bab

Bab 321

"Oh ya? Sepertinya Kak Arum yang terlalu sensitif." Melihat Arum mengernyit, Tirta sontak merasa bersalah. Dia buru-buru membuka jendela mobil dan menginjak pedal gas agar angin berembus masuk. Gawat kalau sampai Arum menyadari sesuatu!"Kak Arum, sebaiknya kita cepat pulang. Selain beli benih, kita masih bisa beli beberapa sayuran. Kalau nggak, nanti nggak dapat sayuran yang segar!" ujar Tirta mencari-cari alasan."Ya, persediaan sayuran di rumah memang tinggal sedikit." Arum hanya mengangguk tanpa berpikir terlalu jauh.Tirta baru menghela napas lega melihat hal itu. Kurang dari setengah jam kemudian, mereka tiba pasar kota."Tirta, kalau nggak, kamu beli beberapa perlengkapan bertani saja dulu untuk tanam sayuran. Aku bisa beli sayur dan benihnya sendiri. Jadi kita nggak menghabiskan terlalu banyak waktu," usul Arum setelah turun dari mobil."Boleh juga. Kalau begitu, aku pergi duluan ya Kak." Mendengar usul Arum, Tirta langsung menyetujuinya tanpa ragu-ragu. Setelah turun dari mobi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-20
Baca selengkapnya

Bab 322

"Entah siapa pun ayahmu, aku harus mewakilinya memberi pelajaran padamu!" Setelah berkata demikian, Tirta langsung menyerbu ke arah preman itu lagi. Kini dia benar-benar marah, sehingga dia tidak akan segan-segan lagi terhadap mereka.Kurang dari lima menit kemudian, para preman itu berteriak histeris dengan air mata dan darah yang melumuri wajah mereka."Bos dipukul!" seru beberapa preman lainnya yang terkejut. Mereka tidak menyangka bos mereka akan berakhir seperti ini. Perlu diketahui bahwa ayah dari bos mereka yang bernama Herman ini adalah camat!Namun, saat ini para preman itu juga tidak sempat memikirkan mengapa pria di hadapan mereka ini berani bersikap sekasar ini. Mereka langsung mengeluarkan ponsel untuk menelepon. Jika sampai terjadi sesuatu pada Herman, mereka juga akan bernasib sial!Di saat Tirta sedang asyik memukuli pria itu, awalnya kerumunan yang menyaksikan hal itu juga tampak senang. Akan tetapi, begitu melihat para preman itu menelepon seseorang, mereka langsung t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-20
Baca selengkapnya

Bab 323

"Apa katamu?!" Herman semakin emosional saat mendengar ucapan Tirta. Sejak kecil, dia telah terbiasa dimanjakan. Belum pernah ada seorang pun yang membuatnya semarah ini sebelumnya."Kubilang, memangnya kamu pantas kuberi nama? Bocah nggak tahu aturan!" Melihat ekspresi Herman yang merasa kesal, Tirta kembali menerjang ke arah Herman dan memukulnya. Herman bahkan tidak sanggup melawan saat dipukuli Tirta.Pada saat ini, terdengar sebuah suara yang penuh kemarahan dari kejauhan, "Hentikan! Besar sekali nyalimu!""Beraninya kamu memukul orang di depan umum! Nggak ada hukum lagi ya? Kulihat kamu ini sepertinya sudah bosan hidup!"Tirta yang mendengar suara itu langsung menoleh. Terlihat seorang pria paruh baya yang menatap Tirta dengan sorot mata penuh amarah. Di belakangnya tampak beberapa pria kekar yang baru turun dari mobil sambil memelototi Tirta dengan beringas."To ... Tora sudah datang!" Melihat adegan ini, para penjual sayuran di sekitar mereka semakin ketakutan. Mereka langsung
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-21
Baca selengkapnya

Bab 324

Tora menatap Tirta dengan pandangan penuh penghinaan. "Berani-beraninya kamu mengkritikku? Sebaiknya kamu khawatirkan dulu dirimu sendiri ...."Namun sebelum Tora selesai berbicara, dia tiba-tiba terkejut dan membuka mulutnya lebar-lebar. Saat ini, Tirta sudah menerobos masuk ke kerumunan. Meskipun para preman itu memegang tongkat besi di tangan mereka, senjata tersebut tidak ada gunanya di hadapan Tirta.Tirta menyerbu ke kerumunan bagaikan serigala yang masuk ke kawanan domba. Dalam waktu singkat, dia telah berhasil menjatuhkan semua preman itu. Melihat kejadian ini, warga di sekitarnya bertepuk tangan dengan gembira. Sementara itu, Tirta berjalan mendekati Tora dengan senyuman sinis.Pada saat ini, keangkuhan dan kesombongan Tora sudah lenyap, digantikan oleh ketakutan di matanya. Dengan keringat dingin mengalir di dahinya, dia bertanya, "A ... apa maumu?"Mendengar pertanyaan itu, Tirta mendengus. "Aku mau apa? Tentu saja mau memberimu pelajaran!"Melihat tinju Tirta mengarah padan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-21
Baca selengkapnya

Bab 325

Saat Tirta ingin pergi, orang-orang yang dibawa oleh Tora tentu tidak berani menghalanginya sedikit pun. Mereka bahkan terlihat ketakutan. Tirta kemudian membawa Arum ke mobil dan bergegas kembali ke Desa Persik.Di perjalanan, Arum akhirnya bisa bernapas lega. Dia berkata pada Tirta seraya menepuk dada, "Tirta, tadi aku benar-benar ketakutan. Untung ada kamu, kita jadi bisa pulang dengan selamat!""Tapi, lain kali kamu harus lebih hati-hati. Jangan sampai bertindak gegabah seperti itu lagi. Orang yang kamu pukul tadi itu camat. Gimana kalau mereka cari masalah sama kita nanti?"Saat berkata demikian, Arum merasa semakin ketakutan. Dia mencondongkan tubuhnya dan menatap Tirta dengan penuh kekhawatiran.Awalnya saat Arum menepuk dadanya, gerakan itu membuat kedua buah dadanya yang montok bergetar. Pemandangan ini langsung menarik perhatian Tirta. Sambil menyetir, Tirta terus mencuri pandang ke arah payudara Arum dengan kegirangan.Kini saat Arum mencondongkan tubuhnya, sabuk pengaman di
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-21
Baca selengkapnya

Bab 326

Setelah mendengar cerita tersebut, alis Gavan langsung berkerut. Kejadian yang menimpa Tora tentu saja tidak bisa lepas dari perhatian kapten patroli seperti dirinya. Dia juga tidak menyangka bahwa Tirta yang masih semuda itu ternyata begitu menakutkan!Pemuda itu telah mengalahkan belasan pria kekar sekaligus dan membuat Tora serta Herman menderita luka parah! Meskipun Gavan tidak terlalu ingin terlibat, dia juga tidak berani menolak permintaan Tora.Jika sampai kehilangan dukungan dari Tora, masa depannya juga akan menjadi sulit. "Oke, tunggu aku. Aku akan bawa beberapa orang untuk menemuimu dan kita pergi sama-sama."....Sementara itu, Tirta masih tidak menyadari masalah yang akan menghampirinya. Sambil membawa benih dan peralatan bertani yang baru dibelinya, Tirta mengajak Melati dan Nabila untuk pergi ke ladang dan mulai menanam sayuran.Berhubung penglihatan Ayu kurang baik, Tirta memintanya untuk beristirahat sejenak.....Di sisi lain, di kantor kepolisian tingkat kabupaten.S
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-21
Baca selengkapnya

Bab 327

"Bocah sialan, kamu sudah membuatku menderita! Tunggu saja, aku nggak akan mengampunimu!" Tora benar-benar marah besar saat ini. Setelah tiba di desa ini, Gavan mencari tahu lokasi klinik Tirta dan membawa bawahannya ke sana.Setelah memasuki klinik dan melihat Tirta sedang makan bersama beberapa wanita lainnya, emosi Tora semakin memuncak. Sekarang dia sudah dilumpuhkan oleh Tirta dan kehilangan kemampuan sebagai seorang pria sejati.Yang lebih parah lagi, dia sekarang juga tidak bisa mengendalikan kapan untuk buang air. Tora terpaksa harus selalu membawa kantong urine ke mana pun dia pergi. Namun, Tirta malah masih bisa duduk di sini dan makan dengan wanita cantik?"Balikkan mejanya!" teriaknya sambil memberi isyarat pada Herman. Setelah itu, Herman langsung bergerak maju dan membalikkan meja makan tersebut."Tirta, kamu sudah membuat ayahku seperti ini. Masih berani makan dengan tenang di sini? Cepat sembuhkan ayahku sekarang juga. Kalau nggak, jangan salahkan aku bertindak kasar!"
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-22
Baca selengkapnya

Bab 328

Mereka memang melihat bahwa Tirta sedang makan dengan beberapa wanita tadi. Namun, jika bukan karena mendengar teriakan itu, mereka tidak menyadari betapa cantiknya beberapa wanita ini.Dengan demikian, mereka memutuskan untuk membawa pulang beberapa wanita cantik ini. Setelah Tirta mengobati penyakit Tora, mereka akan menikmati beberapa wanita cantik ini bersama-sama nantinya!"Tangkap dan bawa pergi wanita-wanita ini. Mereka juga melanggar hukum!" teriak Tora. Beberapa polisi patroli langsung menyerbu ke arahnya."Pergi sana!" Tirta juga tentunya menyadari situasi yang terjadi dan merasa sangat marah.Tirta memukul beberapa polisi hingga mundur, lalu berlari ke arah Ayu dan para wanita lainnya. Namun, secepat apa pun gerakan Tirta, dia tetap saja terlambat selangkah.Sebelum Tirta mendekat, Herman sudah berhasil menangkap Melati. Dia mencengkeram leher Melati yang putih mulus sambil menampilkan senyuman jahat di wajahnya."Tirta, sekarang cepat lepaskan ayahku, lalu berlutut dan mint
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-22
Baca selengkapnya

Bab 329

"Kalau kamu berani menyentuh mereka sedikit saja, aku akan buat kalian semua menderita!" Niat membunuh Tirta menguar dari tubuhnya."Nak, kamu masih terlalu muda untuk melawanku! Lepaskan aku atau aku akan kuperintahkan untuk menembak mereka semua!" bentak Tora dengan bangga karena mengira Tirta hanya menggertaknya."Apa yang kalian lakukan? Hentikan semuanya!" teriak seseorang tiba-tiba di luar pintu. Herman dan beberapa orang lainnya sontak terkejut.Terlihat Saad membawa beberapa polisi patroli tingkat provinsi yang sedang berdiri di depan pintu. Semua orang bergegas masuk ke klinik dengan wajah muram."Tora, besar sekali nyalimu!" Didengar dari perkataan Tora dan adegan di dalam tadi, mereka telah bisa menebak apa yang telah telah terjadi. Saad, Mauri, dan Susanti marah besar."Pak ... Saad?""Kapten Mauri ...."Tora, Herman, dan Gavan seketika menjadi panik dan berkeringat dingin. Saad dan Mauri telah lama menjabat posisi tinggi, sehingga wibawa mereka bukanlah sesuatu yang bisa d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-22
Baca selengkapnya

Bab 330

Mauri adalah atasan langsung dari Gavan. Menghadapi pertanyaan seperti itu, Gavan merasa sangat bersalah. Wajahnya menjadi pucat dan berkeringat dingin."Pak, kami memang datang setelah menerima laporan. Tapi karena masalah ini sangat mendesak dan nyawa Pak Tora berada dalam bahaya, kami terpaksa datang duluan tanpa sempat melapor dulu," kata Gavan dengan suara gemetaran.Mendengar hal ini, Saad dan Mauri saling bertukar pandang. Mereka benar-benar merasa kecewa sepenuhnya. Saad tidak ingin lagi mendengar alasan mereka. Dia langsung melambaikan tangan kepada Mauri."Tangkap mereka semua, jangan ada yang ketinggalan satu pun!" perintahnya.Mauri mengangguk dengan wajah kesal. Begitu tangannya dilambaikan, polisi kabupaten di belakangnya tanpa ragu menyita senjata para polisi patroli. Herman, Tora, dan Gavan juga tentunya langsung ditangkap."Tirta!" Melati yang akhirnya bebas, langsung bersembunyi di belakang Tirta sambil menangis tersedu-sedu."Nggak apa-apa, Kak Melati. Semuanya sudah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-22
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3132333435
...
96
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status