Home / Fantasi / Dokter Ajaib Primadona Desa / Chapter 351 - Chapter 360

All Chapters of Dokter Ajaib Primadona Desa: Chapter 351 - Chapter 360

953 Chapters

Bab 351

"Kenapa Kak Nabila? Kamu nggak enak badan?" tanya Tirta dengan tatapan yang agak aneh. Wajah Nabila tampak bersemu merah. Kedua matanya terlihat berseri-seri dengan pesona yang sulit untuk diungkapkan."Mau kuperiksa nggak?" Awalnya Tirta tidak berpikir ke arah lain. Bagaimanapun, dia baru saja selesai memukul orang sehingga suasana hatinya masih belum reda.Beberapa wanita lainnya tidak menyadari bahwa Nabila dan Tirta masih belum keluar dari mobil. Atau mungkin mereka memang sudah mengetahuinya dan diam-diam merasa kecewa.Wajah Nabila terasa sangat panas. Dia menarik kedua tangan Tirta dan meletakkannya di depan dadanya. Tirta merasakan sensasi yang lembut di ujung jarinya.Saat ini cuaca agak panas, sehingga kaus yang dikenakan Nabila lumayan tipis. Begitu meletakkan tangannya ke dada Nabila, seketika terasa wangi semerbak dan sensasi yang mengejutkan."Aku ... memang merasa kurang nyaman, tapi di bagian ini ...," kata Nabila sambil menggerakkan kedua kakinya yang ramping dan jenja
last updateLast Updated : 2024-08-25
Read more

Bab 352

Udara di dalam mobil dipenuhi dengan hasrat yang menggelora dan membuat mereka teringat kembali dengan kenangan awal. Erangan Nabila yang pelan dan memukau itu bergema di dalam sana. Namun pada saat ini, gerakan Tirta tiba-tiba terhenti.Nabila kebingungan. Padahal mereka sudah sampai sejauh ini, seharusnya Tirta langsung menyetubuhinya. Semangat Tirta sangat membara. Wajahnya yang beringas itu tampak seperti binatang buas yang hendak melahap mangsanya.Tidak mungkin hasrat Tirta tiba-tiba bisa padam. Nabila memicingkan matanya sambil menggerakkan tubuhnya dengan kesal."Tirta jahat, kamu mau menindasku lagi ya? Padahal sudah sampai begini, kamu ini benar-benar menyebalkan ...."Tirta tiba-tiba teringat dengan sesuatu dan berkata, "Jangan buru-buru, kita main yang lebih unik."Tirta menaikkan celananya dan berlari masuk ke klinik. Beberapa saat kemudian, dia kembali dengan buru-buru dan wajah kegirangan. "Nih, pakai ini."Ternyata dia membawakan beberapa pakaian dalam seksi yang dibeli
last updateLast Updated : 2024-08-25
Read more

Bab 353

"Ah ...."Kalau bukan karena mobil ini memiliki peredam suara yang sangat baik, mungkin teriakan Nabila yang dahsyat ini telah menarik perhatian banyak orang. Mobil itu terus berguncang dengan frekuensi yang kadang cepat dan kadang melambat.Setelah beberapa saat, Nabila tidak mampu lagi menahan serangan Tirta. Tubuhnya terasa lemas dan terkulai di kursi. Di dalam mobil, semuanya tampak berantakan. Tubuh Nabila masih gemetaran dengan mata yang setengah terpejam.Lantaran telah menghabiskan banyak tenaga dan stamina, Nabila tidak bisa bertahan lagi dan perlahan-lahan tertidur lelap. Tirta kemudian memeluk Nabila yang hampir pingsan."Aku bahkan belum mengeluarkan tenaga, sudah pingsan begitu saja?" Mengenang kembali klimaks yang baru saja dirasakannya, Tirta merasa hanyut dalam kenikmatan. Kali ini, Nabila bersikap sangat patuh dan kooperatif. Sepertinya, gadis ini telah menahan diri sepanjang perjalanan. Hanya saja, Tirta masih belum merasa puas. Dia membantu Nabila mengenakan pakaian
last updateLast Updated : 2024-08-26
Read more

Bab 354

Melati mengeluarkan desahan manja. "Pelan-pelan, dong. Bukan milik sendiri, jadi nggak sayang ya? Dasar ...." Meski mulutnya menegur Tirta, tubuh Melati justru bersandar ke dada Tirta. Wajahnya menunjukkan ekspresi penuh harap. Meskipun Melati tidak mengucapkan sepatah kata pun, sikapnya sudah menyampaikan semuanya.Tirta yang masih belum sepenuhnya puas setelah bersama Nabila, mana mungkin bisa menolak inisiatif Melati? Tirta segera mengeluarkan pakaian tempurnya. "Tadi pertarungannya belum selesai. Gimana kalau kita yang lanjutkan?" tanyanya sambil memberikan pakaian tempur yang sebelumnya tidak dipakai Nabila. Sekarang, pakaian itu akan berguna.Melati merasa malu dan berkata dengan ragu, "Harus pakai ini? Kalau begitu, gimana kalau kita kembali ke dalam rumah? Biar kupakai untukmu ...."Wajah Melati merah padam. Dia tahu bahwa mengenakan pakaian tempur itu akan membuat Tirta semakin bersemangat. Rasanya ... pasti akan sangat luar biasa. Namun, Tirta hanya menggelengkan kepalanya.
last updateLast Updated : 2024-08-26
Read more

Bab 355

"Hehe, nggak apa-apa, Bi. Nggak akan ada yang datang. Tenang saja!" Melihat Ayu yang menghampiri mereka, Tirta tersenyum licik. "Kebetulan, Kak Melati sudah nggak sanggup bertahan lagi. Bibi, nanti mohon bantuannya ya," ujar Tirta.Tentu saja Ayu mengerti apa yang dimaksud Tirta. Dia tersipu sambil berdecak, "Cih, jangan mimpi.Meski begitu, kedua wanita tetap menurut saat Tirta membawa mereka kembali ke klinik. Setelah menutup pintu, Tirta memojokkan Melati dan Ayu. Ayu yang telah mengikuti pertempuran sengit bersama Melati dan Tirta, kini tak lagi merasa malu. Sebaliknya, dia lebih menikmati kenyamanan yang dirasakannya."Hehe, hari ini kalian berdua nggak akan bisa keluar lagi," kata Tirta sambil mengambil beberapa pakaian dalam seksi. "Bibi, kamu juga pakai ini."Ayu mengeluarkan desahan manja. Dia tampak agak kesal, tetapi akhirnya menyerah pada nasibnya. Lagi pula jika bukan karena menghormati sahabatnya, Ayu dan Tirta yang tidak punya hubungan apa pun sedari awal, pasti sudah la
last updateLast Updated : 2024-08-26
Read more

Bab 356

"Apa?" Tirta terpaku sejenak sebelum akhirnya sadar kembali. Dia sama sekali tidak menyangka Arum akan menanyakan pertanyaan seperti itu.Tirta menyeringai bangga dan berkata, "Nggak, ko. Mana mungkin capek kalau hal beginian? Mau bertarung sepuluh hari sepuluh malam pun, aku nggak akan capek."Arum menutup mulutnya dengan terkejut, "Serius? Itu ... sepertinya nggak mungkin."Arum tahu bahwa pria sering melebih-lebihkan dalam hal seperti ini. Namun, dia mendengar langsung suara-suara yang terjadi semalam. Melihat Tirta yang masih penuh semangat dan tampak begitu bertenaga, Arum mulai merasa Tirta tidak sedang membual. Ini benar-benar mengejutkan dan luar biasa.Melihat lingkaran hitam yang tebal di bawah mata Arum, Tirta memperingatkan, "Oh ya, Arum, sekarang Nabila belum tahu tentang hubunganku dengan Ayu dan Melati. Jadi tolong jangan sampai keceplosan, terutama jangan sampai Nabila tahu, ya."Dengan wajah tersipu, Arum meletakkan tangan kecilnya di depan mulutnya dan mengangguk pela
last updateLast Updated : 2024-08-26
Read more

Bab 357

Sebagai seorang pengusaha besar di dunia bisnis, perlakuan sopan Afrian terhadap Tirta adalah hal yang jarang terjadi. Mungkin, selain karena Gilang tahu tentang kemampuan dan kekuatan Tirta, ada juga peran Irene yang memberikan pujian tentang Tirta di hadapan ayahnya.Bagaimanapun, Tirta telah meniduri Irene sebelumnya. Menerima perlakuan yang sopan dari Afrian, Tirta merasa perlu memberikan respons yang setimpal. Dia tersenyum dengan merendahkan diri, "Haha, itu semua hanya omongan Irene dan Gilang. Jangan terlalu dianggap serius, Pak Afrian."Mendengar hal itu, Afrian tampak sedikit mengernyit karena sepertinya dia benar-benar percaya pada perkataan Tirta. Irene yang berada di samping, segera maju dan membelanya, "Apanya yang sekadar omongan kami? Kamu memang hebat, kok!"Irene sangat percaya pada Tirta. Pandangannya terhadap Tirta juga tampak hangat. Dia menambahkan, "Tirta, kalau hasilnya bagus kali ini, kamu tenang saja, kami pasti akan memberikan imbalan yang setimpal. Kamu ngga
last updateLast Updated : 2024-08-27
Read more

Bab 358

Lantaran Afrian bersikeras, Tirta juga tidak menolaknya lagi. Melihat Tirta hendak membantu Afrian dalam acara pemilihan batu giok kali ini membuat Gilang merasa antusias.Dia mengepalkan tangan dan berkata, "Bagus sekali. Kalau Pak Tirta turun tangan, aku juga bisa belajar. Ini benar-benar kesempatan belajar yang langka."Afrian juga beranggapan sama. "Tenang saja, akan ada kesempatan untuk kalian. Setelah acaranya dimulai nanti, Irene dan Gilang masuk duluan bersama Tirta."Gilang dan Irene tentunya tidak akan menolak. Keduanya mengangguk setuju.Di bawah pimpinan Afrian, Tirta memasuki lokasi pemilihan batu giok. Lokasi acara itu sangat besar dan diadakan di sebuah alun-alun yang luas. Lokasi tersebut ditutupi dengan karpet merah dan ada banyak kursi yang sangat nyaman telah disediakan.Di sekelilingnya, banyak tamu berkumpul untuk melihat langsung kemeriahan acara pemilihan ini. Kerumunan orang yang padat memenuhi tempat itu sehingga menciptakan suasana yang sangat meriah.Acara pe
last updateLast Updated : 2024-08-27
Read more

Bab 359

Sekelompok orang itu tampak babak belur. Jika bukan karena pakaian mereka yang mewah, orang mungkin akan mengira mereka adalah korban yang baru saja dibawa dari medan perang. Satu-satunya yang belum pernah dilihat Tirta adalah seorang pria paruh baya yang duduk di samping mereka dengan ekspresi tenang dan dingin.Hidungnya yang mancung dan matanya yang tajam, sesekali mengeluarkan kilatan cahaya seolah-olah mampu melihat menembus segalanya. Secara refleks, dia melirik Tirta sejenak. Tatapannya tetap datar tanpa ekspresi.Pria ini bernama Sandy, seorang ahli penilai batu yang diundang oleh Putro untuk acara kali ini. Sandy juga merupakan senjata pamungkas dan andalan terbesar Putro.Setelah melihat Tirta sekilas, Sandy mengalihkan pandangannya dan tidak memperhatikannya lagi. Dia hanya mendengus dengan nada mengejek, jelas tidak menganggap Tirta yang masih muda ini bisa menandinginya.Aina yang lehernya terpasang penyangga, hanya bisa memalingkan kepalanya. Namun, dia langsung mengenali
last updateLast Updated : 2024-08-27
Read more

Bab 360

"Dia? Memangnya bocah tengik sepertinya pantas menilai batu? Ini benar-benar lelucon besar!" ejek Putro dengan tatapan menghina."Aku nggak peduli apa alasanmu membawa bocah ini. Kalaupun kamu membawanya ke sini adalah untuk memijat kakiku, aku juga nggak peduli. Tapi, kalau dia nggak berlutut minta maaf padaku hari ini, masalah kita nggak akan selesai begitu saja."Sikap Putro sangat agresif. Bahkan dengan Afrian yang mencoba menghentikannya sekalipun, Putro tampaknya tidak berniat untuk mengalah begitu saja. Tirta mendengus dingin, lalu mengepalkan tinjunya."Kamu belum cukup dihajar, ya? Kemarin kamu sudah minta maaf, tapi sekarang malah datang cari masalah lagi. Minta dihajar lagi?" Mata Tirta memancarkan kilatan yang berbahaya.Berani-beraninya sekelompok orang ini datang mencari masalah? Sepertinya pelajaran kemarin belum cukup membekas bagi mereka?Menghadapi ancaman dari Tirta, Putro dan Aina tampak agak tegang. Sudut bibir mereka sedikit berkedut. Luka mereka masih terasa saki
last updateLast Updated : 2024-08-27
Read more
PREV
1
...
3435363738
...
96
DMCA.com Protection Status