Semua Bab Dokter Ajaib Primadona Desa: Bab 331 - Bab 340

953 Bab

Bab 331

Namun setelah ucapan Tirta dilontarkan, ekspresi Herman, Tora, dan Gavan sontak menjadi kecut. Mereka sadar bahwa yang menanti mereka adalah pemecatan dari jabatan mereka dan menghabiskan sisa hidup di penjara!Sebab, kejahatan yang mereka lakukan terlalu banyak. Begitu diselidiki, semuanya pasti akan terbongkar! Pada saat ini, mata Gavan langsung merah padam. Dia mencengkeram Tora dan mengguncangnya dengan keras."Semua ini gara-gara kamu yang menyeretku dalam masalah ini. Kalau nggak, mana mungkin aku jadi begini! Semua salahmu!" teriak Gavan."Sialan, mana kutahu latar belakangnya sehebat ini? Kalau nggak, mana mungkin aku kepikiran mau balas dendam? Apa gunanya kamu menyalahkanku?" Tora merasa putus asa dan mereka pun terlibat dalam perkelahian."Tangkap semuanya dan bawa untuk diinterogasi!"Namun, anggota yang dibawa oleh Mauri tentu tidak akan memberi mereka kesempatan untuk bertindak kasar. Mereka langsung menahan Tora dan yang lainnya untuk dibawa ke kantor polisi kabupaten da
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-23
Baca selengkapnya

Bab 332

Memikirkan hal ini, wajah Mauri menjadi serius. "Mungkin kalian salah paham. Kali ini kami datang karena perbuatan Tora dan Herman yang menindas rakyat. Mereka datang membuat keributan di klinik Tirta dan kami nggak bisa terima hal ini!"Setelah Mauri selesai bicara, warga desa di sekitarnya langsung tertegun. Beberapa orang yang lebih cepat tanggap bahkan menunjukkan kilat ketakutan di mata mereka. Mereka sama sekali tidak menyangka bahwa Tirta ternyata memiliki latar belakang yang begitu kuat!Bagi warga desa, camat sudah dianggap sebagai pejabat besar. Namun, sekarang Tirta justru mendapatkan dukungan penuh dari kantor polisi kabupaten! Apakah Tirta masih orang yang sama seperti yang mereka kenal dulu?Melihat reaksi para warga desa yang terkejut, Saad menunjukkan senyuman tipis. Meski sekarang Saad berada di posisi yang tinggi, dulu dia juga pernah merintis karier dari bawah. Karena itulah, dia memahami apa yang ada di benak Mauri.Berhubung Tirta memang membutuhkan dukungan, Saad
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-23
Baca selengkapnya

Bab 333

"Dokter ajaib, kalau begitu aku pulang dulu. Kalau ada waktu, datanglah bertamu ke rumahku. Aku sudah merindukanmu!" ujar Saad.Setelah penghargaan untuk Tirta selesai diberikan, Saad yang memiliki kesibukan sebagai wali kota, tentu tidak bisa berlama-lama di tempat itu. Setelah berbasa-basi sejenak dengan Tirta, dia pun pamit dan pergi."Tirta, kami juga sudah harus pergi. Kalau ada masalah lagi, segera hubungi aku!" ujar Mauri. Sekarang dia harus segera menangani urusan penangkapan Tora dan bersiap-siap kembali bersama Susanti dan para polisi tingkat kabupaten."Baik, terima kasih banyak, Pak Mauri," jawab Tirta seraya tersenyum."Tirta, aku juga harus kembali." Meski sebenarnya ingin tinggal lebih lama lagi, Susanti terpaksa harus pergi bersama Mauri karena urusan pekerjaan. Dalam hati, dia merasa kesal pada Tora dan yang lainnya karena masalah yang mereka timbulkan.Saat pemeriksaan nanti, Susanti bertekad tidak akan membiarkan Tora lolos begitu saja.Tirta dan yang lainnya tentu t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-23
Baca selengkapnya

Bab 334

"Aku pernah ke sana sama teman-teman sekelasku sebelumnya, memang seru sekali. Omong-omong, aku juga ingin main ke sana lagi. Karena Tirta dapat hadiah sebanyak itu, ayo kita ke sana saja!" usul Nabila.Melihat tampang mereka yang kegirangan, Tirta tersenyum semringah.Sekitar sejam kemudian, Tirta mengemudikan mobilnya membawa beberapa wanita itu ke sebuah restoran termewah di kota, Restoran Ekuilateral."Kalau mau makan, tentu saja kita harus makan yang terbaik! Kalian nggak usah sungkan hari ini. Kita harus bersenang-senang sampai puas."Mendengar itu, para wanita itu pun tersenyum dan mengangguk, lalu masuk ke Restoran Ekuilateral bersama Tirta.Mereka memang sudah mempersiapkan diri sebelumnya, mengetahui bahwa Restoran Ekuilateral adalah restoran terbaik di kota dengan tarif yang pastinya tidak murah. Meskipun demikian, mereka tetap saja merasa terkejut ketika melihat harga di menu saat memesan makanan. Harga semua makanan di sini setara dengan biaya hidup mereka selama beberapa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-23
Baca selengkapnya

Bab 335

Melihat beberapa pria yang tiba-tiba muncul dengan tubuh yang dipenuhi bau alkohol, Nabila dan wanita lainnya seketika mengerutkan alis. Ditambah lagi, Dika melihat mereka dengan tatapan mesum sehingga membuat mereka semakin waspada.Sementara itu, Dika bahkan berjalan ke sisi Arum sambil memegang segelas anggur putih. Dia meletakkan tangannya di sandaran kursi Arum, seolah-olah ingin menunjukkan pesonanya sebagai seorang pria.Arum mengernyit, lalu bergeser ke arah yang berlawanan secara refleks. Sorot matanya dipenuhi rasa jijik dan waspada yang terlihat jelas.Nabila berkata dengan ekspresi muak, "Maaf, kami nggak ingin kenalan denganmu. Kami sedang makan sekarang, ini adalah acara keluarga. Sebaiknya kamu kembali ke tempatmu."Menghadapi penolakan seperti itu, Dika tidak merasa tersinggung. Sebaliknya, dia duduk dengan angkuh sambil sengaja menggerakkan pergelangan tangannya untuk memamerkan jam tangan emas Rolex-nya.Selain itu, dia juga menonjolkan kalung emas besar yang tergantu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-23
Baca selengkapnya

Bab 336

Arum dan lainnya benar-benar membenci pria gendut yang menyombongkan diri sejak tadi. Arum langsung berucap, "Nggak perlu. Aku nggak tertarik dengan barang-barang nggak penting seperti ini. Lagian, Tirta sudah sering membawa kami makan makanan enak."Sudut bibir Dika berkedut melihat sikap angkuh Arum. Ekspresinya tampak agak canggung. Dia tidak mengerti mengapa trik mereka yang biasanya selalu berhasil bisa gagal hari ini.Tirta menatap Dika yang berani menggoda secara terang-terangan di hadapannya. Ekspresinya pun dipenuhi penghinaan. Pria ini ingin merebut wanita-wanitanya dengan uang? Hehe!Plak .... Tirta membanting sebuah barang kecil ke atas meja. Itu adalah kunci mobil yang ukurannya tidak besar. Hanya saja, kunci mobil itu berhasil membuat Dika dan lainnya tidak bisa berkata-kata.Bagaimanapun, mereka bukan orang yang tidak berwawasan. Hanya dengan melihat sekilas, mereka tahu bahwa itu adalah kunci mobil Maybach.Harga mobil Maybach berkisar antara 10 miliar hingga 20 miliar.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-23
Baca selengkapnya

Bab 337

"Jangan sampai selera makan kalian hilang karena orang-orang seperti itu. Kita bakal makan enak nanti," ujar Tirta yang hanya menatap sekelompok orang yang melarikan diri itu.Kemudian, Tirta menoleh kembali dan menatap para wanita di depannya. Dia hanya tertarik pada makanan mewah yang akan dimakannya nanti. Bagaimanapun, ini pertama kalinya dia memesan makanan semewah dan semahal itu.Segera, set menu yang dipesan oleh Tirta disajikan. Nabila dan lainnya pun termangu melihat semua makanan itu."Ayo, makan. Makanan ini lebih enak kalau dimakan panas-panas. Kalau dingin, nanti rasanya nggak enak lagi," ucap Tirta.Para wanita itu menatap Tirta dengan sorot mata menyalahkan. Melati berkata, "Kamu boros sekali. Kalau makan makanan yang lebih murah, kita bisa makan bertahun-tahun dengan uang itu. Kamu boleh menikmati hidup, tapi jangan menghamburkan uang sebanyak ini."Ayu turut menasihati, "Benar, yang penting kita semua bisa hidup tenang. Kalau nggak mengelola keuangan sendiri dengan ba
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-23
Baca selengkapnya

Bab 338

Jika ada yang sudut bibirnya kotor karena makanan, Bram akan langsung menyodorkan serbet. Dengan demikian, Tirta dan lainnya merasa sangat nyaman karena pelayanan yang diberikan Bram.Beberapa saat kemudian, makanan di meja akhirnya tersisa sedikit. Nabila beserdawa, lalu meregangkan pinggangnya dan berkata, "Duh, kenyang sekali. Set menu ini benar-benar enak. Aku akan mulai diet setelah makan ini. Kalau nggak, nanti aku gendut."Nabila mengelus perutnya yang tetap rata meskipun kekenyangan. Tirta menyeka bibirnya sambil menyahut, "Hehe, kamu nggak gendut kok. Setelah makan, kita pergi karaoke saja."Ayu, Arum, dan Melati tampak malu-malu. Sementara itu, Nabila mengangkat tangannya sambil berseru dengan antusias, "Ide bagus! Asal kamu tahu saja, nyanyianku sangat merdu. Aku pernah menang lomba di sekolah lho!"Sekelompok orang itu pun meninggalkan restoran. Di depan pintu, Bram memimpin para staf untuk memberi hormat kepada Tirta."Terima kasih sudah berkunjung. Kami pasti akan mempert
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-23
Baca selengkapnya

Bab 339

"Uhuk, uhuk. Ternyata begini KTV di kota? Pantas saja, banyak orang yang suka kemari," gumam Tirta. Dia tidak bisa menahan kegembiraannya saat melihat dekorasi ruangan ini. Darah di tubuhnya seolah-olah bergejolak hebat.Foto-foto itu terlalu menggoda. Para wanita di foto tampak sangat seksi dengan tubuh telanjang mereka. Pose mereka pun membuat kemaluan Tirta menegang."Tirta, apa-apaan ini? Memalukan sekali ...." Nabila dan lainnya tidak berani menatap foto-foto itu. Mereka tidak pernah datang ke tempat seperti ini."Apa kita perlu ganti ruangan?" usul Tirta saat melihat para wanita itu tidak bisa menerima ruangan ini.Melati menyahut dengan wajah tersipu, "Nggak perlu lagi. Ruangan ini cukup tenang, apalagi kedap suara. Kita bisa bersenang-senang sepuasnya. Lagi pula, kita nggak berniat melakukan hal-hal aneh. Anggap saja kita nggak melihat foto-foto itu."Wanita lainnya pun mengangguk dengan malu. Tirta berkata, "Hehe. Ya sudah, kita akan bersenang-senang di sini."Tirta memesan be
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-23
Baca selengkapnya

Bab 340

Suara mereka semua sangat merdu. Namun, jika dibandingkan dengan Arum, mereka masih kalah sedikit.Ketika berduet dengan Melati, Nabila ingin menggodanya. Dia sengaja menyanyikan nada yang salah supaya Melati kebingungan dan tidak bisa menyanyikan nada yang benar.Melati pun menegur dengan jengkel, "Kamu jangan sengaja begini dong. Aku memang nggak bisa nyanyi. Malu-maluin saja."Nabila tersenyum nakal melihat kekesalan Melati ini. Setelah bernyanyi sekitar 2 jam, Melati yang minum kebanyakan berkata, "Aku ke toilet dulu."Melati mendorong pintu dan keluar. Staf membawanya ke toilet wanita yang berada di dekat ruang privat.Selesai buang air kecil, Melati mencuci tangan dan merapikan rambutnya. Ketika hendak keluar, seorang wanita yang memakai sepatu hak tinggi dan rok mini payet berwarna hitam tiba-tiba menabraknya. Riasan wajah wanita itu pun tampak sangat tebal."Aduh .... Kamu nggak punya mata ya?" bentak wanita itu dengan suara melengking.Melati yang gusar pun menghardik, "Jelas-
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-23
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3233343536
...
96
DMCA.com Protection Status