Simon menambahkan, "Kamu boleh minta kompensasi apa pun. Aku pasti akan memenuhinya."Mendengar ucapan Simon, wajah Camila menjadi tegang. Dia langsung bersandar di pelukan Simon dan memelas, "Simon, kamu pasti bercanda, 'kan? Ini nggak lucu, jangan takut-takuti aku, ya?"Simon mendorong Camila dengan pelan dan menyahut, "Camila, aku nggak bercanda. Sampai sekarang kamu nggak tahu kesalahanmu. Kamu benar-benar menyedihkan."Simon meneruskan, "Kamu punya nomor teleponku. Setelah memikirkan kompensasi yang kamu inginkan, kamu bisa hubungi aku kapan saja. Jangan salahkan aku terlalu kejam, aku juga terpaksa. Kalau terus bersama, kita berdua harus menanggung konsekuensi yang berat."Selesai bicara, Simon tetap mengantar Camila masuk ke mobil meski merasa tidak rela. Dia berpesan kepada sopir, "Antar Camila pulang ke kediaman Keluarga Arshad. Nanti aku naik taksi ke bandara, aku mau langsung pulang ke ibu kota. Kamu nggak usah pedulikan aku.""Oke, Tuan Simon," sahut sopir. Kemudian, dia me
Read more