Share

Bab 1076

Author: Hazel
Setengah jam kemudian, Bella, Tirta, dan Ayu sampai di rumah sakit pusat ibu kota provinsi. Ini adalah rumah sakit terbaik di ibu kota provinsi. Setiap hari, banyak pasien yang datang berobat di rumah sakit ini.

Sebelum masuk ke rumah sakit, Tirta tiba-tiba mendengar suara seorang pria yang aneh. "Kak Fasahat, menurutmu ucapan Bryan benar, nggak? Naushad itu sudah mencapai tingkat semi abadi dan termasuk master terkenal di dunia misterius. Mana mungkin dia dihabisi oleh pemuda dari dunia fana? Ini benar-benar konyol!"

Tirta mengernyit dan menghentikan langkahnya. Dia diam-diam melihat ke arah pria yang berbicara tadi. Pria itu berusia sekitar 28 tahun. Tubuhnya kekar dan cara berjalannya sangat tenang.

Tirta melihat dengan mata tembus pandang. Dia bisa merasakan pria itu menyimpan energi berwarna kuning di bagian perutnya.

Seharusnya pria itu juga merupakan pesilat kuno yang berasal dari dunia misterius. Tirta merasakan kekuatan pria itu masih kalah dari Bryan.

Pria berusia sekitar 30
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1077

    Fasahat menambahkan, "Jangan sampai omonganmu didengar pesilat kuno lain. Kalau Guru tahu, dia pasti akan menyalahkan kita. Ke depannya, jangan ungkit hal ini lagi!"Lior langsung tersenyum canggung dan mengakui kesalahannya, "Iya. Aku memang salah, Kak Fasahat. Ke depannya aku nggak akan bicara sembarangan lagi."Tirta mendengar percakapan mereka dengan jelas dan melihat mereka berjalan masuk ke rumah sakit. Tirta bergumam, "Turnamen bela diri ... mereka juga pesilat kuno dari dunia misterius. Sepertinya, turnamen bela diri yang mereka bicarakan diikuti oleh pesilat kuno dari dunia misterius.""Aku sudah berjanji kepada Genta untuk bantu dia cari 10 ribu pesilat kuno supaya bisa menyerap energi mereka. Mungkin ini kesempatan bagus. Aku harus cari cara untuk ikuti turnamen bela diri ini sekalian cari tahu keberadaan Bryan. Aku harus habisi dia," lanjut Tirta.Tirta sedang memikirkan cara untuk mendekati Fasahat dan Lior. Dia ingin mencari tahu alamat turnamen bela diri dan keberadaan B

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1078

    Sebenarnya Tirta bukan pesilat kuno. Setelah mendapatkan ingatan Genta, dia sudah termasuk pemurni energi yang sebenarnya. Namun, Tirta tidak mungkin mengungkapkan hal ini.Jadi, Tirta hanya mengangguk dan berkata, "Kalau begitu, terima kasih Kakek Omran."Sebelum datang, Tirta sudah meminta Bella untuk menyiapkan jarum. Dia pun mulai memeriksa luka Omran dengan teliti.Tirta menjelaskan, "Kakek Omran, lukamu cukup parah. Mungkin proses akupunkturnya akan sedikit sakit. Apalagi sekarang kamu sudah tua, aku khawatir kamu nggak tahan. Kalau nggak, aku pijat kamu dulu. Setelah kamu tidur, aku baru melakukan akupunktur padamu. Bagaimana?"Omran mengangguk, lalu menyahut, "Oke, nggak masalah. Nak, terserah kamu mau pakai cara apa untuk obati aku. Aku percaya padamu."Kemudian, Tirta mulai memijat bagian kepala Omran. Ditambah lagi, Tirta juga mengerahkan energi spiritual untuk menstimulasi otak Omran.Omran yang merasa sangat nyaman akhirnya tertidur. Bella yang antusias berkomentar, "Tirta

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1079

    Qaila langsung meremehkan Tirta begitu datang dan sikapnya begitu kasar. Ayu yang biasanya tidak suka berdebat juga menegur Qaila, "Dokter, nggak ada hal yang mutlak. Masa kamu meragukan kemampuan medis Tirta cuma karena dia masih muda?"Ayu melanjutkan, "Tirta sudah menyembuhkan banyak orang di Desa Persik. Para penduduk desa bisa membuktikan kemampuan medis Tirta sangat hebat. Bahkan, aku juga bisa bersaksi. Dulu aku buta, tapi aku disembuhkan oleh terapi akupunktur Tirta."Ayu menambahkan, "Kamu biarkan Tirta obati Pak Omran saja. Lagi pula, Tirta juga nggak membuat Pak Omran nggak sadarkan diri. Tirta memijat Pak Omran hingga tertidur."Qaila tidak memercayai Ayu. Dia menegaskan, "Pokoknya nggak boleh! Kalian mau keluar, nggak? Kalau nggak, jangan salahkan aku suruh orang usir kalian!"Bella membalas dengan ketus, "Dokter Qaila ... kenapa kamu nggak memercayai Tirta? Sebelumnya Tirta yang obati aku waktu tulangku patah ...."Tirta menyela, "Bu Bella, tenang dulu. Biar aku yang bica

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1080

    "Kamu ...," ucap Qaila. Dia sangat kesal melihat sikap Tirta yang tegas. Namun, Qaila memang tidak terlalu memahami ilmu pengobatan tradisional. Jadi, dia tidak berbicara lagi.Meskipun tidak memercayai Tirta, Qaila tetap tertarik dengan teknik akupunktur Tirta yang hebat. Dia merasa Tirta lebih mahir daripada dokter pengobatan tradisional terkenal yang pernah ditemuinya.Ucapan Qaila memang benar. Dengan kondisi Omran sekarang, menggunakan teknik akupunktur biasa tanpa bantuan obat-obatan tidak akan efektif.Namun, Tirta mengerahkan energi spiritual saat melakukan akupunktur untuk memulihkan luka Omran. Ditambah lagi, Tirta menggunakan ilmu medis pemurni energi dari ingatan yang diberikan Genta kepadanya. Jadi, Tirta bisa mengobati luka Omran dengan mudah tanpa bantuan obat-obatan.Belasan menit kemudian, Tirta sudah selesai melakukan akupunktur. Wajah Omran pun memerah. Detak jantungnya terdengar stabil.Tirta memeriksa luka Omran dengan mata tembus pandang. Saat ini, luka Omran suda

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1081

    Qaila berusia sekitar 30 tahun. Kulitnya mulus dan tubuhnya berisi. Dia benar-benar menawan.Tirta melambaikan tangannya dan berucap, "Namaku Tirta. Itu cuma masalah sepele. Dokter Qaila, kamu nggak usah menganggapnya serius."Tirta melirik Qaila sekilas, lalu meneruskan, "Lagi pula, kita baru bisa yakin setelah melihat buktinya. Kamu nggak pernah melihatnya, jadi wajar saja kalau kamu nggak percaya. Dokter Qaila, jangan memberi hormat padaku lagi."Qaila makin merasa bersalah ketika melihat Tirta tidak peduli. Dia tetap memberi hormat kepada Tirta dan berujar, "Ucapanmu memang benar, tapi sebelumnya aku memang salah. Aku harus minta maaf padamu."Selesai bicara, Qaila baru bangkit dan meneruskan dengan ekspresi tulus, "Apa kamu tertarik untuk bergabung dengan kami di rumah sakit pusat? Sebenarnya ayahku itu direktur rumah sakit. Kalau kamu mau, aku akan minta ayahku untuk beri kamu gaji 2 miliar setahun."Qaila menambahkan, "Bukan cuma itu, aku akan membuat departemen khusus untuk pen

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1082

    Melihat kejadian yang mendadak ini, Tirta menenangkan dirinya sebelum menarik Qaila dan berujar, "Dokter Qaila, sebenarnya apa yang terjadi? Kamu berdiri dulu. Ceritakan kepadaku, jangan panik."Tatapan semua orang di kamar tertuju pada Qaila. Omran juga tidak mengungkit tentang hadiah Tirta lagi setelah melihat Qaila datang. Dia tidak ingin orang lain tahu hal ini.Qaila yang sudah ditarik Tirta berlutut lagi. Dia menarik baju Tirta dan memohon, "Tirta, kalau kamu nggak mau selamatkan ayahku, aku nggak mau berdiri. Tolong ...."Tindakan Qaila membuat Bella mengernyit. Bagaimanapun, sekarang hubungan Bella dengan Tirta sangat dekat. Melihat Qaila menyentuh Tirta, Bella merasa tidak nyaman. Selain itu, Bella juga merasa Qaila seperti memaksa Tirta.Ayu yang baik hati menarik Qaila dan berkata, "Dokter Qaila, kamu berdiri dulu. Tirta mau selamatkan ayahmu, tapi kamu harus beri tahu kami apa yang terjadi. Bukannya ayahmu direktur rumah sakit? Kenapa kamu membutuhkan bantuan Tirta? Selain

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1083

    Ayu yang khawatir bertanya, "Tirta, anak itu mengalami pendarahan. Tapi, nggak ada darah yang cocok. Apa kamu bisa selamatkan dia?""Seharusnya bisa. Aku juga nggak terlalu yakin. Kita lihat dulu kondisinya," sahut Tirta. Dia juga tidak pernah menghadapi kondisi seperti ini.Namun, Tirta sudah mendapatkan ingatan Genta yang di dalamnya terdapat banyak ilmu medis ajaib. Tirta berencana memeriksa kondisi anak perempuan itu dan mencoba untuk menyelamatkannya.Dari cerita Qaila, Tirta menebak seharusnya keluarga anak itu juga merupakan pesilat kuno dari dunia misterius. Kalau tidak, kemampuan mereka tidak mungkin begitu hebat.Sekarang Tirta sangat penasaran dengan pesilat dari dunia misterius. Tentu saja dia tidak akan melewatkan kesempatan untuk berhubungan dengan mereka.Qaila sangat antusias sesudah melihat Tirta setuju membantunya. Dia memberi hormat pada Tirta lagi dan berucap, "Terima kasih, Tirta. Kalaupun kamu nggak berhasil menyelamatkan anak itu dan membantu ayahku, aku akan tet

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1084

    Mendengar ucapan Tirta, amarah pria paruh baya itu langsung meledak. Dia membentak, "Apa? Hei, kamu cari mati, ya?"Setelah melepaskan Qaila, pria paruh baya itu mendengus dan melancarkan tinjuan dengan kekuatan yang dahsyat ke arah Tirta. Dia berseru, "Tapak Hujan Batu!"Qaila yang ketakutan berteriak, "Tirta, hati-hati!"Sebelumnya, Qaila melihat pria paruh baya itu menggunakan jurus ini untuk mengalahkan belasan satpam. Bella berujar dengan penuh keyakinan, "Dokter Qaila, kamu nggak usah khawatir. Dia nggak mampu melawan Tirta."Ayu yang cemas mendesak, "Dokter Qaila, cepat kemari. Nanti kamu terluka."Qaila sudah pernah melihat kehebatan pria paruh baya, jadi dia tidak berani memercayai ucapan Bella. Qaila menimpali, "Tapi, orang ini sangat hebat. Tirta ...."Sementara itu, Tirta yakin pria paruh baya adalah seorang pesilat kuno setelah melihat serangannya. Namun, Tirta tidak takut sedikit pun. Dia marah-marah, "Kamu cuma memikirkan untuk membunuh orang! Apa kamu menganggap nyawa o

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1227

    Bella melirik ke arah paha Tirta, matanya dipenuhi dengan tatapan mengejek."Bella, menurutmu aku kelihatan lagi mikirin hal seperti itu nggak?" Ketika menatap Bella yang berada di hadapannya, sorot mata Tirta tiba-tiba jadi penuh gairah. Adegan tadi telah membuat hasratnya menggelora."Ng ... nggak, kok. Tirta, aku salah. Aku nggak berani lagi godain kamu! Kamu bisa kendalikan dirimu sendiri nggak?" Ekspresi Bella seketika menjadi panik dan merona. Setelah itu, dia bergerak mundur beberapa langkah untuk menjauhkan diri dari Tirta sambil memohon."Sudahlah, Bella. Kita istirahat dulu di ruang istirahat. Tenggorokanku agak kering, aku mau minum dulu." Melihat hal ini, Tirta juga akhirnya mengenyahkan pikirannya untuk menyiksa Bella. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu menarik Bella ke ruang istirahat untuk duduk dan minum the.Sesekali, Tirta masih tetap melirik ke arah lantai dua."Fiuh ...."Bella yang berhasil melewati krisis ini, mengambil secangkir teh dan menyesapnya."Oh iya, Tir

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1226

    Seandainya saja Tirta tahu bahwa alasan Elisa memilih semua pakaian dalam dengan desain terbuka itu hanyalah karena menurutnya lebih praktis .... Bahkan, dia juga berencana membawa beberapa set untuk diberikan kepada gurunya. Tirta pasti tidak akan bisa menahan diri untuk mentertawakan Elisa habis-habisan!Namun, saat ini, Tirta sama sekali tidak tahu hal itu.Satu-satunya yang ada di pikirannya sekarang hanyalah melihat bagaimana Ayu dan Elisa berganti pakaian di lantai dua."Dik, masuklah dan ganti pakaianmu. Aku tunggu di luar."Saat ini, Ayu dan Elisa sudah berada di depan ruang ganti di lantai dua. Tanpa kehadiran Tirta dan Bella di dekatnya, perasaan malunya berkurang drastis. Dia pun menghela napas lega, lalu duduk di sofa di depan ruang ganti sambil berkata kepada Elisa. "Kakak, kenapa nggak ikut ganti pakaian sama aku?"Elisa sama sekali tidak menyadari bahwa di lantai bawah, Tirta sedang menggunakan mata tembus pandangnya untuk mengawasi setiap gerak-gerik mereka.Bahkan, kar

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1225

    Tidak ada alasan lainnya lagi yang masuk akal."Bi Elisa, benar kata Bi Ayu. Asalkan kamu suka, kamu bebas mengenakan apa pun yang kamu mau. Nggak ada seorang pun yang berhak menentangnya.""Kalau kamu butuh bantuan memilih model yang sesuai, biarkan saja Bi Ayu yang membantu. Aku bawa Bella untuk melihat-lihat di tempat lain dulu."Takut Bella akan mengungkapkan fungsi sebenarnya dari pakaian dalam seksi itu, Tirta segera mencari alasan dan menariknya ke bagian lain dari butik.Setelah memastikan bahwa Elisa dan Ayu tidak bisa mendengar mereka, Bella akhirnya tidak bisa menahan tawa kecil, lalu berbisik di telinga Tirta, "Tirta, Bi Elisa sudah dewasa, tapi dia benar-benar nggak tahu untuk apa pakaian dalam seperti itu.""Aneh sekali. Apa dia belum pernah pacaran?"Sebenarnya, Bella ingin mengatakannya lebih awal, tetapi dia tidak berani membahasnya di depan Ayu dan Elisa."Apa yang aneh? Wanita yang belum pernah punya pacar biasanya memang nggak tahu." Tirta melirik sekilas ke arah Ay

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1224

    "Bi Elisa, ini bukan soal mahal atau nggak. Kamu punya pacar? Kamu mau beli pakaian dalam seperti ini untuk diperlihatkan sama pacarmu?" tanya Bella dengan suara pelan, sementara wajahnya sendiri sudah ikut memerah.Saat Bella bertanya, Tirta langsung memasang telinga dengan penuh perhatian. Dia ingin sekali mendengar jawaban Elisa. Membayangkan Elisa mengenakan pakaian dalam seperti itu untuk pria lain, hati Tirta langsung terasa seperti ditusuk pisau!Rasanya sama menyakitkannya dengan membayangkan Ayu mengenakan pakaian dalam seperti itu untuk orang lain! Namun, setelah berpikir sejenak, Tirta langsung menyadari sesuatu. Itu tidak mungkin terjadi.Dengan mata tembus pandangnya, dia tahu bahwa Elisa masih perawan. Jadi, tidak mungkin dia pernah punya pacar.Tirta jadi semakin kebingungan. Kalau Elisa tidak punya pacar, lalu apa alasannya dia membeli pakaian dalam seperti itu? Masa dia mau pakai pakaian itu untuk diperlihatkan ke Ayu?Saat Tirta masih berusaha mencari jawaban, Elisa m

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1223

    Tentu saja Tirta tidak akan melewatkan kesempatan ini. Begitu selesai berbicara, dia langsung mendorong Ayu dan Elisa masuk ke butik pakaian dalam dengan tidak sabaran.Apa boleh buat. Dia sudah berjanji kepada Elisa untuk membelikannya pakaian dalam seperti itu. Ayu juga tidak bisa tiba-tiba mengubah keputusan. Oleh karena itu, dia terpaksa nekat ikut masuk.Sebaliknya, Elisa tetap tampak sangat tenang dan tidak menunjukkan sedikit pun gejolak di hatinya.Begitu Tirta dan yang lainnya masuk, manajer butik segera menyusul dengan senyum ramah dan bertanya dengan hati-hati , "Bu Bella, Pak Tirta, apa kalian ingin saya menemani berkeliling toko, atau kalian lebih suka memilih sendiri model pakaian dalam yang disukai?"Tanpa berpikir panjang, Tirta langsung menggelengkan kepalanya. "Kami pilih sendiri saja, nggak usah ditemani.""Baiklah, kalau begitu silakan berkeliling. Kalau ada yang dibutuhkan, panggil saya saja. Saya akan menunggu di meja kasir."Manajer butik cukup peka untuk tidak m

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1222

    Setelah Tirta membayar tagihan, mereka segera keluar dari restoran. Di bawah pimpinan Bella, kurang dari sepuluh menit kemudian, mereka tiba di depan sebuah butik mewah yang khusus menjual pakaian dalam wanita di lantai tiga.Melalui kaca transparan, mereka bisa melihat berbagai macam pakaian dalam dengan warna yang beragam, desain yang menarik, dan tampilan yang elegan. Semua tersusun rapi di dalam lemari khusus."Bu Bella sudah datang, ya!""Bu Bella bawa teman untuk belanja? Silakan masuk! Kami baru saja menerima koleksi terbaru kemarin ...."Di pintu masuk, seorang bertubuh tinggi dan wajah cantik segera menyapa Bella dengan ramah. Bahkan, manajer toko yang ada di dalam juga buru-buru keluar untuk menyambutnya dengan penuh antusias.Bella mengangguk sedikit sebagai balasan, lalu berbalik ke arah Tirta dan berkata, "Tirta, toko ini melarang laki-laki masuk. Tunggu saja di luar sebentar, setelah kami selesai belanja, kami akan keluar menemuimu.""Baiklah," jawab Tirta santai. Dia sem

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1221

    Ayu mengenakan pakaian dengan model yang disebut pakaian dalam seksi ...."Ah, mungkin di tempatmu, pakaian seperti ini terlalu konservatif, ya? Sebenarnya, model begini sangat umum di tempat kami. Lagian, ini dipakai di dalam, nggak ada yang bisa lihat. Yang penting nyaman saja. Nggak perlu terlalu dipikirkan."Wajah Ayu sedikit merona. Dia mengaduk-aduk abalon di piringnya dengan tatapan menghindar."Benar juga, memang nyaman dipakai," kata Elisa setelah berpikir sejenak."Katanya, di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Sekarang aku ada di tempat Kakak, sudah seharusnya aku menyesuaikan diri dengan cara hidup di sini. Kakak, nanti tolong ajak aku beli beberapa pakaian seperti yang Kakak pakai.""Hah?" Mendengar ucapannya, Ayu langsung membelalakkan matanya dan wajahnya sontak merah padam.Ayu sama sekali tidak menyangka, hanya dengan beberapa patah kalimat darinya bisa membuat Elisa ikut mengenakan pakaian dalam seksi. Apa-apaan ini?"Ada apa, Kak? Apa pakaian ini mahal?" El

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1220

    "Gimana? Abalone ini sangat enak, 'kan?"Elisa yang awalnya menolak dengan tegas, kini begitu serius mengikuti cara yang diajarkan Tirta dalam menyedot jus abalone. Ayu pun tak bisa menahan diri untuk bertanya.Di antara mereka yang ada di ruangan ini, hanya dia dan Tirta yang menyadari betapa memalukan sebenarnya cara menyedot abalone ini. Namun, Ayu tidak menyangka bahwa Tirta sengaja mengajari mereka cara makan abalone dengan pikiran yang begitu mesum.Saat ini, hanya dengan melihat mereka bertiga menikmati abalone, Tirta sudah hampir kehilangan kendali."Kak, aku benar-benar nggak nyangka makanan yang bentuknya seaneh ini ternyata begitu lezat. Ini jauh lebih enak daripada semua makanan yang pernah kumakan di du ... di tempat yang aku tinggal sebelumnya."Elisa melirik Tirta dengan penuh rasa terima kasih, lalu mengambil sepotong abalone lagi dan berucap, "Tirta, terima kasih sudah membawaku ke sini.""Hm? Barusan kamu memanggilku apa? Kamu nggak memanggilku Bocah lagi?" Tirta mena

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1219

    Tirta menyeringai, lalu segera mengambil sepotong abalone yang sudah dikupas dan memberikannya kepada Ayu.Saat Ayu masih ragu-ragu apakah dia harus meniru cara Tirta menyedot jus abalone, Tirta sudah mengambil potongan lain dan memberikannya kepada Bella."Bella, kamu juga coba. Abalone ini bisa menyeimbangkan energi tubuh, mempercantik kulit, dan sangat baik untuk kesehatan. Makan yang banyak ya!""A ... aku coba sedikit dulu ...." Bella menatap abalone yang gemuk dan berair itu, wajahnya sontak memerah. Setelah mengumpulkan keberanian, dia meniru cara Tirta dan mendekatkan bibirnya ke celah tengah abalone dan mulai menyedot."Ya, begitu caranya, Bella! Sedot yang kuat. Kalau nggak, jusnya nggak akan habis! Aduh, jusnya terlalu banyak! Cepat, Bella, sedot lagi, jangan sampai terbuang sia-sia!" Tirta memberi arahan dengan penuh semangat. Entah kenapa, melihat Bella menyedot abalone dengan begitu serius, darahnya langsung bergejolak dan tenggorokannya terasa kering."Hmm ... rasanya be

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status