Ayu yang khawatir bertanya, "Tirta, anak itu mengalami pendarahan. Tapi, nggak ada darah yang cocok. Apa kamu bisa selamatkan dia?""Seharusnya bisa. Aku juga nggak terlalu yakin. Kita lihat dulu kondisinya," sahut Tirta. Dia juga tidak pernah menghadapi kondisi seperti ini.Namun, Tirta sudah mendapatkan ingatan Genta yang di dalamnya terdapat banyak ilmu medis ajaib. Tirta berencana memeriksa kondisi anak perempuan itu dan mencoba untuk menyelamatkannya.Dari cerita Qaila, Tirta menebak seharusnya keluarga anak itu juga merupakan pesilat kuno dari dunia misterius. Kalau tidak, kemampuan mereka tidak mungkin begitu hebat.Sekarang Tirta sangat penasaran dengan pesilat dari dunia misterius. Tentu saja dia tidak akan melewatkan kesempatan untuk berhubungan dengan mereka.Qaila sangat antusias sesudah melihat Tirta setuju membantunya. Dia memberi hormat pada Tirta lagi dan berucap, "Terima kasih, Tirta. Kalaupun kamu nggak berhasil menyelamatkan anak itu dan membantu ayahku, aku akan tet
Mendengar ucapan Tirta, amarah pria paruh baya itu langsung meledak. Dia membentak, "Apa? Hei, kamu cari mati, ya?"Setelah melepaskan Qaila, pria paruh baya itu mendengus dan melancarkan tinjuan dengan kekuatan yang dahsyat ke arah Tirta. Dia berseru, "Tapak Hujan Batu!"Qaila yang ketakutan berteriak, "Tirta, hati-hati!"Sebelumnya, Qaila melihat pria paruh baya itu menggunakan jurus ini untuk mengalahkan belasan satpam. Bella berujar dengan penuh keyakinan, "Dokter Qaila, kamu nggak usah khawatir. Dia nggak mampu melawan Tirta."Ayu yang cemas mendesak, "Dokter Qaila, cepat kemari. Nanti kamu terluka."Qaila sudah pernah melihat kehebatan pria paruh baya, jadi dia tidak berani memercayai ucapan Bella. Qaila menimpali, "Tapi, orang ini sangat hebat. Tirta ...."Sementara itu, Tirta yakin pria paruh baya adalah seorang pesilat kuno setelah melihat serangannya. Namun, Tirta tidak takut sedikit pun. Dia marah-marah, "Kamu cuma memikirkan untuk membunuh orang! Apa kamu menganggap nyawa o
Chiko berdiri di samping dan tidak berbicara lagi. Pria tua itu menghampiri Tirta, lalu tersenyum dan memberi hormat. Dia berkata, "Kita berdua sama-sama pesilat, jadi kita nggak perlu bermusuhan cuma karena salah paham."Pria tua melanjutkan, "Namaku Yusril. Aku bersedia mewakili putraku, Chiko untuk meminta maaf kepadamu. Aku harap kamu bisa memakluminya. Apa aku boleh tahu siapa gurumu? Nanti aku pasti bawa putraku untuk mengunjunginya dan membawa hadiah."Tirta tahu Yusril berniat mencari tahu latar belakangnya. Sebenarnya Tirta tidak ingin memedulikan Yusril. Tiba-tiba, terdengar suara Genta. "Tirta, aku mau batu spiritual di lehernya. Cepat cari cara untuk dapatkan batu spiritual itu."Tirta baru melihat di bagian dada Yusril ada batu berbentuk oval yang berwarna putih. Batu itu diikat dengan tali merah dan memancarkan cahaya warna-warni. Itu pasti batu spiritual yang dimaksud Genta.Tirta berpikir sejenak, lalu mendengus dan berujar, "Aku nggak bisa bocorkan nama guruku. Aku jug
"Eee ... Dik, kamu yakin bisa menyelamatkan cucuku? Dokter-dokter di rumah sakit ini saja nggak bisa menyelamatkannya."Mendengar itu, Yusril dan Chiko sama-sama terkejut. Kemudian, mereka bertanya kepada Tirta dengan nada ragu. Terutama karena usia Tirta yang masih muda, jadi mereka sulit percaya."Aku juga nggak bisa menjamin. Kita hanya akan tahu setelah mencobanya. Kalau aku berhasil menyelamatkan gadis itu, aku ingin kalian menjawab satu pertanyaanku," sahut Tirta sesudah berpikir sejenak."Bukan masalah! Asalkan kamu bisa menyelamatkan putriku, jangankan menjawab pertanyaan, jadi budakmu pun aku rela." Chiko langsung mengepalkan tangannya dan berkata dengan penuh tekad kepada Tirta."Oh? Serius?" tanya Tirta.Dia memang berniat merekrut beberapa orang kuat untuk bekerja dengannya dalam mewaspadai Black Gloves. Setelah melihat Chiko, seorang ahli bela diri kuno yang juga sangat menyayangi putrinya, bukankah dia adalah orang yang tepat?"Tentu saja benar!" Chiko mengangguk dengan y
Sepertinya dia ditusuk oleh pisau tajam hingga tembus ke punggungnya. Dokter di rumah sakit sudah memberikan obat pembekuan darah agar pendarahan tidak terus berlanjut, tetapi Yasmin sudah kehilangan terlalu banyak darah saat dibawa kemari.Saat ini, wajahnya benar-benar pucat. Detak jantungnya nyaris tidak terdengar, tubuhnya mulai dingin dan kaku. Meskipun dalam kondisi sekarat, kecantikannya tetap tak tertutupi. Wajahnya mungil dan halus, sungguh gadis yang cantik.Tirta belum pernah melihat gadis seusianya yang secantik ini. Dia tampak seperti peri kecil yang lembut. Setelah dewasa nanti, pasti akan membuat banyak pria tergila-gila!Bahkan sekarang, Tirta yang sudah melihat begitu banyak wanita cantik tetap berdebar-debar melihatnya. "Gimana bisa pria seperti Chiko bisa punya anak perempuan secantik ini? Aneh sekali."Setelah ketakjubannya berlalu, Tirta segera menahan pikirannya yang kacau. Dia mulai mencari dalam ingatannya, mencoba menemukan cara untuk menyelamatkan gadis ini.S
"Tubuh Pesona Alami?" Ketika mendengar ucapan Genta, berbagai memori tentang Tubuh Pesona Alami muncul di benak Tirta.Seperti yang dikatakan Genta, wanita yang memiliki Tubuh Pesona Alami terlahir dengan daya tarik alami yang mampu menyihir para pria.Pada zaman kuno, demi menyenangkan hati seorang wanita, seorang raja menyalakan menara suar dan mempermainkan para penguasa.Melihat hal itu, si wanita merasa senang. Raja juga gembira dan berulang kali menggunakan sinyal suar untuk mengelabui para penguasa demi menyenangkan wanitanya.Pada akhirnya, para penguasa tidak lagi memercayai sang raja. Saat musuh benar-benar menyerang, sang raja kembali menyalakan menara suar, tetapi tidak ada yang menolongnya, yang menyebabkan kehancuran kerajaannya.Si wanita yang menyebabkan kehancuran negara itu, disebut dalam legenda sebagai seseorang yang memiliki Tubuh Pesona Alami.Jika tidak, dia tidak mungkin bisa membuat sang raja begitu tergila-gila padanya. Ini sama seperti keadaan Yasmin saat ini
Ketika Tirta bertarung dengan Chiko sebelumnya, dia sebenarnya masih menggunakan kekuatan spiritual yang tumbuh dari Mutiara Naga di dalam tubuhnya. Ini karena kekuatan asli Tirta masih belum cukup untuk menandingi Chiko.Tentu saja, Tirta ingin segera meningkatkan kekuatannya. Jadi, melakukan Teknik Pasangan dengan Yasmin adalah pilihan terbaik.Entah Chiko yang berada di luar ruang operasi akan marah besar setelah mengetahui pemikiran Tirta ini atau tidak."Dia sudah sadar. Meskipun kamu ingin berkultivasi dengannya, setidaknya biarkan dia sembuh dulu." Suara Genta kembali terdengar di benak Tirta.Mendengar ini, Tirta segera sadar dan memeriksa kondisi Yasmin. Wajahnya yang sebelumnya pucat kini mulai terlihat agak merona setelah Tirta memberinya darah, bahkan tanda-tanda vitalnya mulai normal."Ayah ... Kakek ... dadaku sakit sekali ...." Yasmin masih sangat lemah. Dengan susah payah, dia membuka matanya dan berbicara dengan lemas."Astaga! Dokter sudah memberinya obat pembeku dara
Sebenarnya itu hanya jarum perak biasa dan hanya lebih tebal daripada rambut manusia. Tirta berbicara seperti itu hanya untuk membuat Yasmin tersenyum dan tidak begitu mencemaskan cederanya lagi."Dokter, kamu pintar sekali bercanda .... Aku percaya kamu bisa menyelamatkanku ...." Yasmin tertawa mendengarnya. Wajah cantik itu menyunggingkan senyuman indah."Hehe, bagus kalau kamu percaya. Aku nggak membual soal ilmu medisku. Ilmu medisku memang hebat!"Kemampuan Tubuh Pesona Alami memang luar biasa. Saat melihat Yasmin tersenyum, hati Tirta langsung terasa hangat, seolah-olah berdiri di bawah sinar matahari saat musim dingin.Tirta menancapkan jarum secara akurat. Satu per satu jarum mengenai titik akupunktur di sekitar luka Yasmin. Pada saat yang sama, dia juga menyalurkan energi spiritual dalam tubuh melalui jarumnya.Energi spiritual ini bermanfaat untuk meredakan rasa sakit dan memulihkan cedera. Tentunya, selama proses ini, Tirta mau tak mau bersentuhan dengan payudara Yasmin. Sen
Tirta menyeringai, lalu segera mengambil sepotong abalone yang sudah dikupas dan memberikannya kepada Ayu.Saat Ayu masih ragu-ragu apakah dia harus meniru cara Tirta menyedot jus abalone, Tirta sudah mengambil potongan lain dan memberikannya kepada Bella."Bella, kamu juga coba. Abalone ini bisa menyeimbangkan energi tubuh, mempercantik kulit, dan sangat baik untuk kesehatan. Makan yang banyak ya!""A ... aku coba sedikit dulu ...." Bella menatap abalone yang gemuk dan berair itu, wajahnya sontak memerah. Setelah mengumpulkan keberanian, dia meniru cara Tirta dan mendekatkan bibirnya ke celah tengah abalone dan mulai menyedot."Ya, begitu caranya, Bella! Sedot yang kuat. Kalau nggak, jusnya nggak akan habis! Aduh, jusnya terlalu banyak! Cepat, Bella, sedot lagi, jangan sampai terbuang sia-sia!" Tirta memberi arahan dengan penuh semangat. Entah kenapa, melihat Bella menyedot abalone dengan begitu serius, darahnya langsung bergejolak dan tenggorokannya terasa kering."Hmm ... rasanya be
"Jadi, ini yang disebut abalone? Kenapa orang-orang di dunia fana ini makan sesuatu yang aneh seperti ini? Aku nggak bisa memakannya. Lebih baik kita cari tempat lain saja."Elisa hanya melirik sebentar, lalu menampilkan ekspresi aneh dan menggeleng untuk menolak. Ini adalah pertama kalinya dia melihat makanan seperti abalone. Entah kenapa ... sama sekali tidak membangkitkan selera makannya."Meskipun terlihat aneh, abalone ini sebenarnya sangat lezat! Dagingnya lembut, kenyal, dan sangat berair. Kalau nggak percaya, coba satu! Aku nggak bohong!"Tirta sebenarnya sudah cukup lama merindukan rasa abalone, terutama yang pernah dimasak oleh Farida. Rasanya sangat lezat dan penuh dengan jus segar.Selain itu, dia ingin melihat ekspresi Bella, Ayu, dan Elisa saat makan abalone. Pasti sangat menarik!"Kalau Tirta ingin kamu mencobanya, kenapa nggak mencoba sedikit? Kalau kamu nggak suka, kita masih bisa pesan makanan lain." Melihat mulut Tirta yang hampir meneteskan air liur, Ayu pun ikut me
Bella belum menjawab pertanyaan Tirta. Namun, Elisa sudah lebih dulu menatapnya dengan heran dan mengungkapkan kebingungannya. Bella tersenyum lembut sambil menggandeng lengan Tirta, lalu menyahut, "Karena aku menyukainya. Dia telah menyelamatkan hidupku dan memberiku kesempatan kedua untuk hidup.""Kalau bukan karena Tirta, aku mungkin nggak bisa berdiri di sini dan berbicara dengan kalian. Selain itu, aku bisa merasakan Tirta tulus mencintaiku.""Selama kami saling mencintai, aku nggak peduli berapa banyak wanita yang pernah ada dalam hidupnya. Yang penting, sekarang dia hanya milikku.""Hehe, Bella, kamu benar-benar baik." Tirta tertawa canggung, merasa agak tidak enak hati.Namun, tiba-tiba Elisa melontarkan pertanyaan yang membuat Tirta sontak terdiam dan membeku di tempat, "Kalau begitu, apa kamu keberatan kalau dia masih punya banyak wanita sekarang?"Bahkan, Ayu yang berada di sampingnya langsung panik. Jantungnya berdebar kencang, seolah-olah sudah mau copot!'Gawat! Aku lupa
"Nggak kok! Saat kalian mandi, aku di kamarku. Mana mungkin aku melakukan hal yang lebih buruk dari binatang itu!"Jantung Tirta sontak berdetak kencang. Dia tidak berani menunjukkan ekspresi mencurigakan dan segera memasang wajah polos seolah-olah tidak bersalah.Padahal, kenyataannya dia telah diam-diam mengintip mereka mandi selama hampir satu jam. Dia bahkan bisa mengingat dengan jelas bagaimana bentuk tubuh Ayu dan Elisa!"Oh ya?" Ayu tampak tidak begitu percaya. Namun, dia ingat bahwa saat membuka pintu waktu itu, dia memang tidak melihat Tirta di dalam kamar."Bocah! Kalau kamu nggak mengintip kami mandi atau ganti baju, gimana kamu tahu aku memakai pakaian dalam kakakku?" Elisa bahkan lebih curiga, wajahnya langsung memerah karena malu dan marah. Begitu terpikir bahwa Tirta mungkin telah melihat seluruh tubuhnya tanpa sehelai benang, dia merasa ingin mati saja!"Tirta, sebenarnya apa yang terjadi? Jangan-jangan kamu benaran ...." Bella mengernyit, jelas sangat ingin mendengar j
Apa yang membuat Bella begitu memihak dan melindungi Tirta?"Permintaan kalian memang sederhana, tapi itu tergantung pada siapa orangnya. Tirta adalah tunanganku. Kalian nggak berhak menyuruhnya meminta maaf, ngerti?""Membuat kalian bangkrut itu hanya pelajaran kecil. Kalau kalian berdua masih terus mengganggu, aku nggak akan ragu untuk membuat kalian lenyap dari dunia ini!" Mendengar ini, wajah Bella tampak dingin dan matanya menyiratkan ancaman yang menusuk tulang."Apa?""Di ... dia tunangan Bu Bella? Dia yang membuat Gubernur dan para keluarga besar mengeluarkan 100 triliun, juga yang membuat tokoh besar minta maaf? Tirta?"Begitu mengetahui identitas Tirta dari mulut Bella, semua orang di tempat itu langsung terkejut. Mereka secara naluriah mundur beberapa langkah untuk menciptakan jarak. Itu adalah bentuk ketakutan dan kehormatan yang mereka tunjukkan kepada Tirta!"Ayah, kita harus segera pergi! Dia tunangan Nona Bella, kita nggak bisa menang melawannya ...." Doddy biasanya han
Salman datang ke mal untuk melakukan inspeksi seperti biasa. Tak disangka, begitu tiba, dia langsung mendengar kabar bahwa putranya telah dipukuli. Dia bergegas kemari untuk melihat apa yang terjadi.Di perjalanan, kebetulan dia bertemu dengan Bella yang sedang mencari Tirta. Seluruh bangunan mal ini adalah properti milik Keluarga Purnomo. Jadi, begitu ada masalah, Bella pun ikut datang untuk memeriksa keadaan.Begitu tiba di depan toko perhiasan emas, wajah Salman langsung memerah karena marah melihat keadaan mengenaskan Doddy! Jadi, meskipun melihat Bella cukup akrab dengan Tirta, dia tetap tidak peduli dan ingin menuntut pertanggungjawaban Tirta!"Pertanggungjawaban? Pertanggungjawaban seperti apa yang kamu inginkan?" tanya Bella yang disela. Wajahnya langsung menunjukkan ekspresi dingin. Dia menatap Salman dengan senyuman tipis penuh ejekan.Jika Tirta tidak menjelaskan apa yang terjadi, Bella pasti sudah murka sejak tadi. Dia dan Tirta memilih untuk tidak mempermasalahkan tindakan
"Bibi Elisa, biar aku saja yang menghajar sampah ini. Kamu nggak perlu turun tangan. Nanti tanganmu kotor kalau sampai menyentuhnya." Saat Elisa hendak maju untuk menghajar Doddy lagi, Tirta langsung melangkah lebih dulu. Dia berdiri tepat di depan Doddy."Ka ... kamu ... mau apa? Pergi! Aaahhhh!" Di bawah tatapan ketakutan Doddy, Tirta mengangkat kakinya dan menendang langsung ke selangkangan Doddy dengan marah.Terdengar suara retakan yang mengerikan. Bukan lagi suara sesuatu yang pecah, tetapi suara tulang yang remuk. Tulang panggul Doddy hancur dan terdorong masuk hampir 10 sentimeter!Kini, dia benar-benar bukan pria lagi. Namun, jika mau menjadi wanita, mungkin akan lebih mudah."Sepertinya tendangan Bibi Elisa tadi belum cukup untuk memberimu pelajaran. Dengan wajahmu itu, anjing pun nggak mau dekat-dekat sama kamu!""Masih berani menargetkan kedua bibiku? Rumahmu nggak punya cermin ya? Becermin dulu lain kali! Memangnya kamu pantas?"Sebelum Doddy bisa menjerit kesakitan, Tirta
"Gila .... Wanita ini kelihatannya cantik, tapi kejam banget!""Aku bahkan bisa mendengar suara sesuatu pecah tadi. Untung tadi aku nggak coba mendekatinya!""Cuma kejam nggak cukup. Yang dia pukul itu Doddy.""Ayahnya punya saham di semua toko emas lantai ini. Dia kaya dan punya pengaruh besar!""Aku ingat, sebulan yang lalu ada gadis cantik datang ke sini untuk beli emas. Dia menolak Doddy, lalu menamparnya sekali. Tapi, akhirnya Doddy tetap menodainya.""Sekarang wanita ini malah menyerang Doddy. Aku rasa mereka bertiga nggak bakal bisa keluar dari mal ini dengan selamat!"Jeritan Doddy segera menarik perhatian banyak orang untuk melihat keributan. Banyak dari mereka mengenali Doddy sehingga mulai merasa kasihan pada Ayu dan Elisa."Benar-benar sampah. Bibi Elisa, kamu melakukan hal yang benar!" Mendengar perbincangan itu, Tirta tetap tenang. Dia menatap Doddy dengan senyuman penuh ejekan."Yang menodai kehormatan wanita pantas mati!" Begitu mendengar tentang apa yang telah dilakuka
Saat berjalan melewati toko perhiasan emas, mata Elisa tertuju pada etalase yang dipenuhi dengan berbagai perhiasan emas yang berkilauan, dengan desain yang beragam dan memikat.Tanpa perlu isyarat dari Ayu, Tirta langsung maju dan berkata dengan santai, "Bibi, suka perhiasan yang mana? Pilih saja sesukamu, aku akan membelikannya untukmu.""Nggak perlu, perhiasan emas itu mahal ...." Elisa refleks menolak. "Aku cuma ingin lihat-lihat. Kalaupun mau, aku bisa membelinya sendiri."Di dunia misterius, perhiasan emas biasanya dianggap sebagai simbol cinta. Itu sebabnya, Elisa enggan menerima emas dari Tirta."Mana bisa begitu? Tirta saja yang belikan. Lagian, emas bukan barang mahal untuknya. Asalkan kamu suka, aku bisa suruh Tirta membeli seluruh lantai ini untukmu!"Ayu tentu tidak memahami hal itu. Setelah sekian lama, akhirnya dia bisa bertemu dengan adik kandungnya. Dia tentu ingin memberikan hadiah yang disukai adiknya."Benar, apa yang dikatakan Bi Ayu itu benar. Kalau kamu suka, aku