"Tubuh Pesona Alami?" Ketika mendengar ucapan Genta, berbagai memori tentang Tubuh Pesona Alami muncul di benak Tirta.Seperti yang dikatakan Genta, wanita yang memiliki Tubuh Pesona Alami terlahir dengan daya tarik alami yang mampu menyihir para pria.Pada zaman kuno, demi menyenangkan hati seorang wanita, seorang raja menyalakan menara suar dan mempermainkan para penguasa.Melihat hal itu, si wanita merasa senang. Raja juga gembira dan berulang kali menggunakan sinyal suar untuk mengelabui para penguasa demi menyenangkan wanitanya.Pada akhirnya, para penguasa tidak lagi memercayai sang raja. Saat musuh benar-benar menyerang, sang raja kembali menyalakan menara suar, tetapi tidak ada yang menolongnya, yang menyebabkan kehancuran kerajaannya.Si wanita yang menyebabkan kehancuran negara itu, disebut dalam legenda sebagai seseorang yang memiliki Tubuh Pesona Alami.Jika tidak, dia tidak mungkin bisa membuat sang raja begitu tergila-gila padanya. Ini sama seperti keadaan Yasmin saat ini
Ketika Tirta bertarung dengan Chiko sebelumnya, dia sebenarnya masih menggunakan kekuatan spiritual yang tumbuh dari Mutiara Naga di dalam tubuhnya. Ini karena kekuatan asli Tirta masih belum cukup untuk menandingi Chiko.Tentu saja, Tirta ingin segera meningkatkan kekuatannya. Jadi, melakukan Teknik Pasangan dengan Yasmin adalah pilihan terbaik.Entah Chiko yang berada di luar ruang operasi akan marah besar setelah mengetahui pemikiran Tirta ini atau tidak."Dia sudah sadar. Meskipun kamu ingin berkultivasi dengannya, setidaknya biarkan dia sembuh dulu." Suara Genta kembali terdengar di benak Tirta.Mendengar ini, Tirta segera sadar dan memeriksa kondisi Yasmin. Wajahnya yang sebelumnya pucat kini mulai terlihat agak merona setelah Tirta memberinya darah, bahkan tanda-tanda vitalnya mulai normal."Ayah ... Kakek ... dadaku sakit sekali ...." Yasmin masih sangat lemah. Dengan susah payah, dia membuka matanya dan berbicara dengan lemas."Astaga! Dokter sudah memberinya obat pembeku dara
Sebenarnya itu hanya jarum perak biasa dan hanya lebih tebal daripada rambut manusia. Tirta berbicara seperti itu hanya untuk membuat Yasmin tersenyum dan tidak begitu mencemaskan cederanya lagi."Dokter, kamu pintar sekali bercanda .... Aku percaya kamu bisa menyelamatkanku ...." Yasmin tertawa mendengarnya. Wajah cantik itu menyunggingkan senyuman indah."Hehe, bagus kalau kamu percaya. Aku nggak membual soal ilmu medisku. Ilmu medisku memang hebat!"Kemampuan Tubuh Pesona Alami memang luar biasa. Saat melihat Yasmin tersenyum, hati Tirta langsung terasa hangat, seolah-olah berdiri di bawah sinar matahari saat musim dingin.Tirta menancapkan jarum secara akurat. Satu per satu jarum mengenai titik akupunktur di sekitar luka Yasmin. Pada saat yang sama, dia juga menyalurkan energi spiritual dalam tubuh melalui jarumnya.Energi spiritual ini bermanfaat untuk meredakan rasa sakit dan memulihkan cedera. Tentunya, selama proses ini, Tirta mau tak mau bersentuhan dengan payudara Yasmin. Sen
Saat memikirkannya, Tirta merasa sangat ingin mencoba."Kamu ini ... benaran nggak masuk akal! Ingat, kalau dalam tiga tahun kamu nggak bisa memenuhi syarat yang sudah kamu janjikan padaku, jangan salahkan aku kalau aku berubah sikap!"Suara Genta yang penuh amarah terdengar, lalu menghilang tanpa jejak. Sejak bangun, semakin Genta mengenal Tirta, semakin sulit baginya untuk menahan amarahnya. Ini sangat bertolak belakang dengan kepribadiannya yang sebelumnya selalu tenang dan tak tergoyahkan.Mendengar itu, Tirta juga tidak bisa menahan kekesalannya. Dia bergumam dalam hati, 'Huh! Kamu bilang aku nggak punya tekad yang kuat, tapi kamu sendiri gampang marah. Apa itu bisa disebut bertekad kuat?''Kamu juga sama sepertiku. Memintaku memenuhi syarat yang begitu berat saja sudah keterlaluan, sekarang malah menambah batas waktu! Benar-benar keterlaluan!''Siapa yang bisa menyelesaikan semua tuntutanmu dalam waktu sesingkat itu? Ini namanya sengaja menyulitkan orang!''Tunggu saja, setelah a
Sebelum Yasmin membalikkan tubuhnya dan berbaring, Tirta tidak pernah membayangkan bahwa seorang gadis berusia 13 atau 14 tahun bisa memiliki bokong sintal.Namun, begitu Yasmin benar-benar tengkurap, pemahaman Tirta kembali terguncang. Pemandangan itu begitu mengejutkan .... Tidak heran Genta mengecamnya karena memiliki tekad yang tidak kuat!'Tubuh Pesona Alami memang luar biasa. Usianya baru belasan tahun. Kalau sudah dewasa, dia pasti lebih menggoda dari wanita mana pun ....'Tirta tanpa sadar menelan ludah. Dia memaksakan diri untuk tenang dan mulai melakukan akupunktur pada luka di punggung Yasmin.Di tengah proses itu, Yasmin menyadari ada sesuatu yang aneh pada Tirta. Dengan polosnya, dia bertanya, "Dokter, kamu menyembunyikan sesuatu ya? Celanamu sudah hampir robek, keluarkan saja.""Yasmin ... kamu masih anak-anak. Ada beberapa hal yang nggak boleh kamu tanyakan, nanti kamu nggak bisa tumbuh tinggi. Ini juga nggak boleh kamu ceritakan kepada siapa pun atau kamu juga nggak aka
Segera setelah itu, Tirta mengulurkan tangan untuk mencabut jarum perak yang tertancap di punggung Yasmin.Kemudian, dia mencari beberapa peralatan medis di ruang operasi, bersiap untuk membalut luka Yasmin."Kak, sepertinya masih sedikit sakit lagi. Apa kamu bisa memijatku sebentar lagi? Seperti tadi, dengan kedua tangan sekaligus."Yasmin yang baru saja membalikkan tubuhnya, tanpa sengaja menarik luka di punggungnya. Rasa sakit langsung menjalar, membuat wajah kecilnya menegang. Dia duduk di ranjang sambil menatap Tirta dengan ekspresi memelas."Tentu saja bisa, tapi kamu nggak boleh kasih tahu siapa pun tentang pijatanku ya. Bahkan ayah dan kakekmu nggak boleh tahu. Ini teknik rahasiaku. Kalau sampai bocor, nyawaku bisa terancam!" Tentunya, Tirta sebenarnya merasa sangat senang karena bisa memijat Yasmin.Namun, dia juga takut hal ini diketahui orang lain. Makanya, dia mencoba menakut-nakuti dan membujuknya."Aku ngerti! Sama seperti teknik bela diri yang diturunkan dari Kakek ke Ay
Mengangkat Yasmin sebagai murid adalah ide yang terpikir oleh Tirta saat dia sedang memijat Yasmin.Tirta ingin menjaga Yasmin tetap dekat dengannya, jadi dia membutuhkan alasan. Genta juga setuju dengan rencana Tirta ini.Selain itu, Genta juga memberi tahu Tirta metode pelatihan khusus yang cocok untuk Tubuh Pesona Alami.Begitu Yasmin mulai berlatih, kekuatannya akan langsung berkembang pesat. Setelah itu, Tirta bisa berhubungan dengannya dan memaksimalkan Teknik Pasangan!"Eee ... tentu saja nggak ada masalah. Kalau kamu mau menerima Yasmin sebagai murid, itu adalah berkah besar baginya! Kami berdua malah sangat senang, mana mungkin kami nggak setuju!"Setelah mendengar ucapan Tirta, Yusril dan anaknya saling bertukar pandang, lalu segera tersenyum lebar dan menangkupkan tangan kepada Tirta.Di mata mereka, Sekte Mujarab adalah salah satu kekuatan terbesar di dunia misterius. Jika Yasmin bisa menjadi murid Tirta, itu berarti dia akan mendapatkan perlindungan dari Sekte Mujarab dan
Tirta menggenggam erat tangan kecil Yasmin dengan penuh kemarahan. Dia berjanji akan membalaskan dendam Yasmin.Saat memberikan pijatan kepada Yasmin di ruang gawat darurat, Tirta secara khusus bertanya tentang bagaimana Yasmin bisa terluka.Dari penjelasan Yasmin, ternyata orang yang hampir merenggut nyawanya adalah seorang pesilat kuno yang berasal dari dunia misterius, yaitu beberapa orang dari Sekte Berdarah.Yasmin mengatakan bahwa saat dia sedang berjalan, dia tanpa sengaja menabrak seorang wanita dari Sekte Berdarah. Wanita itu pun memarahinya dan menendangnya!Chiko yang sangat mencintai putrinya, tentu tidak bisa membiarkan hal itu terjadi. Dia langsung menampar wanita itu.Dalam keadaan yang tidak terduga, wanita dari Sekte Berdarah itu malah menikam tubuh Yasmin. Setelah itu, wanita itu pergi bersama rombongannya.Karena situasi yang sangat darurat, Chiko tidak sempat berurusan lebih jauh dengan orang-orang itu dan buru-buru membawa Yasmin ke rumah sakit bersama Yusril untuk
Yusril berpikir sejenak sebelum menyahut, "Aku nggak tahu. Tapi, aku rasa mereka akan mengizinkan kamu mengikuti turnamen bela diri kalau kamu menunjukkan identitasmu di Sekte Mujarab."Yusril melanjutkan, "Hanya saja, kamu sudah melukai 2 murid Kurnia. Sepertinya kurang cocok kalau kamu mengikuti turnamen bela diri."Tirta menyipitkan matanya dan menegaskan, "Kenapa nggak cocok? Kedua muridnya menggoda bibiku. Aku harus mengikuti turnamen bela diri untuk membuat perhitungan dengan Kurnia."Mendengar ucapan Tirta, Yusril masih merasa ragu. Akhirnya, dia memberi hormat dan berujar, "Tirta, kamu nggak tahu. Waktu mencari tahu informasi di dekat Gunung Tisatun, aku mendengar kabar Kurnia sudah menerobos ke tingkat semi abadi. Senior Sekte Mujarab nggak mendampingimu, kamu pasti nggak mampu melawan Kurnia."Tirta melambaikan tangannya, lalu menanggapi, "Yusril, aku tahu kamu berniat baik. Tapi, aku tetap harus pergi. Biarpun Kurnia sudah mencapai tingkat semi abadi atau tingkat abadi, aku
Sebelum Tirta menyelesaikan perkataannya, Ayu menyela, "Yasmin, pria dan wanita nggak boleh tidur bersama. Kamu nggak boleh tidur dengan Tirta!"Yasmin menanggapi dengan ekspresi bingung, "Tapi ... Bibi, kenapa Kak Bella boleh tidur dengan Kakak Guru? Bukannya Kak Bella itu wanita? Aku juga wanita, kenapa aku nggak boleh tidur dengan Kakak Guru?"Ayu menjelaskan, "Karena Bu Bella sudah tunangan dengan Tirta. Nanti mereka akan menikah, jadi mereka boleh tidur bersama. Tapi, Tirta itu gurumu. Kalian nggak boleh tidur bersama."Yasmin membalas, "Oh, aku paham. Hanya wanita yang menikah dengan Kakak Guru boleh tidur dengannya. Kalau begitu, malam ini aku tidur sendiri. Besok aku baru temani Bibi tidur lagi.""Oke. Kamu memang anak yang baik. Bibi mau bicara dengan Tirta. Kamu tunggu di kamar dulu, kami akan segera kembali," timpal Ayu.Ayu mengusap kepala Yasmin, lalu memberi isyarat kepada Tirta. Mereka berdua keluar bersama.Setelah sampai di ujung koridor, Tirta bertanya, "Bibi, apa yan
Tirta meninggalkan Desa Persik pada pukul 1 siang. Dia pergi ke labirin obat untuk melihat pertumbuhan bahan obat-obatan. Untung saja, Nia mengikuti gambar yang diberikan Tirta dengan menggabungkan cara penanaman bibit bahan obat di buku kuno pengobatan.Jika bukan karena Tirta memahami keistimewaan labirin obat, takutnya dia juga tidak bisa keluar. Tirta juga melihat banyak mobil polisi yang berpatroli di luar Desa Persik.Dengan adanya perlindungan dari polisi, labirin obat, dan jimat, Tirta baru bisa meninggalkan Desa Persik dengan tenang. Dia pun pergi ke ibu kota provinsi.Dua jam kemudian, mobil Tirta berhenti di depan pintu vila Keluarga Purnomo. Saat kembali ke ruang istirahat, Tirta tidak menemukan Bella. Bahkan, Bella tidak menjawab panggilan telepon Tirta.Saat ini, pesilat kuno berkeliaran di ibu kota provinsi. Tentu saja Tirta mengkhawatirkan keselamatan Bella. Dia pergi ke kamar Ayu untuk menanyakan keberadaan Bella.Pintu kamar Ayu terbuka. Kala ini, Ayu sedang menemani
Sejam akhirnya berlalu. Tirta mengikuti ingatan yang diberikan oleh Genta, berhasil membuat 18 lembar jimat yang mengandung kekuatan sihir."Baiklah. Kak Farida, pegang jimat ini dan teriak 'aktif'. Setelah itu, kamu akan melihat sesuatu yang ajaib."Tirta memilih Jimat Menghilang dari tumpukan jimat yang sudah jadi, lalu menyerahkannya kepada Farida, yang kebetulan berada paling dekat dengannya."Aktif? Kenapa begitu, Tirta? Bukankah jimat pelindung biasanya cukup dibawa saja?" Farida tampak kebingungan, sementara Arum dan Melati yang berdiri di belakang juga menunjukkan ekspresi yang sama."Karena jimat buatanku nggak biasa. Jangan banyak tanya dulu. Coba saja, nanti kamu sendiri akan tahu perbedaannya!"Tirta sendiri merasa agak gugup. Bagaimanapun, ini adalah pertama kalinya dia mencoba membuat jimat. Tidak menutup kemungkinan jika hasilnya gagal."Oh, ya sudah, aku akan coba ...." Dengan jantung yang sedikit berdebar, Farida menggenggam jimat itu erat-erat, lalu berteriak, "Aktif!
"Aku masih harus mengunjungi temanku yang ada di ibu kota. Mungkin nggak akan secepat itu kembali ke desa. Aku khawatir kalian kangen berat, makanya pulang malam-malam hanya untuk menemani kalian," jelas Tirta."Huh! Rupanya kamu punya hati nurani juga. Tapi, kamu nggak boleh pergi begitu saja. Temani kami sebentar lagi dong ...," pinta Arum yang tidak rela berpisah sambil menatap Tirta."Tirta, temani kami sebentar lagi. Selama kamu pergi, aku nggak bisa tidur nyenyak lho," ujar Melati sambil melemparkan diri ke pelukan Tirta. Dia mencoba memulai pertempuran lagi.Ketika melihatnya seperti itu, Tirta pun tidak ingin pergi secepat itu. Setelah melihat jam, dia lantas membuat keputusan."Di mana Kak Farida? Aku cari dia dulu. Kita lanjutkan pertempuran kita. Nanti sore aku baru balik!"....Lagi-lagi, pertempuran yang panjang dan melelahkan terjadi. Melati dan Arum pun tidak meminta Tirta untuk tinggal lagi. Bahkan, mereka berharap Tirta pergi secepat mungkin."Hehe, kalian istirahatlah
Kini, Ayu sedang tidak berada di sini. Agatha dan Susanti juga pergi sehingga tidak ada gangguan apa pun.Sebagai kepala keluarga, Tirta tentu adalah penguasa di sini. Tidak ada yang boleh membantahnya!Meskipun tertangkap basah oleh Melati dan Arum, Tirta tidak menjelaskan terlalu banyak. Bahkan, dia meminta mereka untuk bergabung dalam permainan!Dengan demikian, terjadi pertempuran sengit di dalam vila. Tirta berhasil menaklukkan tiga wanita dengan kemampuannya sendiri. Untungnya, tenaganya tidak ada habisnya. Semakin bermain, dia justru semakin bersemangat. Dia sungguh tak terkalahkan!Sementara itu, Farida masih harus bekerja setelah matahari terbit. Dia juga sudah kelelahan karena ini adalah ronde kedua. Jadi, dia kembali ke kamarnya untuk beristirahat.Tersisa Arum dan Melati yang masih berada di medan tempur. Mereka berdua tentu bukan lawan Tirta sehingga hanya bisa memohon ampun.Sayangnya, Tirta bukan orang yang punya belas kasihan. Dia tidak peduli pada permohonan kedua wan
Di atas tempat tidur yang empuk dan luas, Melati berbaring sendirian, memegang ponselnya. Dia gelisah, terus membolak-balikkan tubuhnya, tidak bisa tidur sama sekali.“Andai aku tahu Tirta akan pergi begitu lama, aku pasti ikut dengannya. Aku nggak akan seperti sekarang, hanya bisa diam-diam menonton video Tirta untuk mengobati rasa rindu."Melati sudah menonton video sejak tadi. Tubuhnya terasa semakin panas, bahkan keringat mulai bermunculan."Nggak bisa. Kalau begini terus, besok aku nggak akan punya tenaga untuk kerja. Sebaiknya aku mandi air dingin dan cepat tidur."Melati mematikan ponselnya, lalu berjalan ke luar kamar. Dia berniat menghirup udara malam sebelum mandi.Namun, saat dia sampai di ujung ruang tamu, di balkon yang diterangi cahaya bulan samar, dia melihat sosok lain yang juga berdiri sendirian."Arum? Kenapa kamu belum tidur tengah malam begini?" Ketika melihat bahwa itu adalah Arum, Melati maju dan bertanya dengan penasaran."Kak Melati, vila ini terlalu luas dan se
"Hahaha ...."Begitu wanita paruh baya itu selesai berbicara, para pekerja langsung tertawa terbahak-bahak. Namun, mereka hanya bercanda karena melihat hubungan Tirta dan Farida yang tampak tidak biasa."Kak, jangan sembarangan bicara! Tirta sudah punya pacar! Kalau omonganmu ini sampai menyebar, aku memang nggak akan marah.""Tapi, kalau pacar Tirta tahu dan minta putus, Tirta bisa marah. Mungkin, kamu harus menyerahkan putrimu sebagai ganti pacarnya nanti."Wajah Farida langsung merona. Dia buru-buru memperingatkan para pekerja, terutama wanita paruh baya itu."Aduh, anak perempuanku cantik sekali! Kalau Bos benar-benar tertarik padanya, aku pasti akan tertawa bahagia seumur hidupku!" Wanita paruh baya itu malah semakin tergelak dan terus menggoda Farida."Hahaha, Kak, sudahlah. Jangan bercanda dengan Kak Farida lagi! Kamu nggak takut dia mengadu nanti karena kamu berkata yang bukan-bukan?"Setelah bercanda sebentar, para pekerja segera bersikap serius dan berjanji kepada Tirta dan F
Setelah keluar dari Desa Persik, kesadaran Filda mulai pulih. Dia duduk di kursi belakang sambil terus menyeringai dingin menatap Tirta."Kamu terlalu banyak bicara! Kamu pikir aku akan memberimu kesempatan untuk melapor polisi?" Tirta tiba-tiba menginjak rem, menghentikan mobilnya.Kemudian, dia turun dan menarik Filda keluar dari kursi belakang. Tepat di sebelah mereka adalah sebuah waduk besar!Melihat waduk itu serta ekspresi dingin Tirta, Filda benar-benar panik! Dia menggigil dan bertanya dengan suara gemetar, "Kamu mau apa? Kamu nggak boleh membunuhku! Itu melanggar hukum! Hentikan!""Membunuhmu? Jangan mimpi! Membunuhmu hanya akan mengotori tanganku!" cela Tirta dengan dingin. Kemudian, dia mengeluarkan jarum perak dari saku.Dengan menggunakan teknik akupuntur untuk menghilangkan ingatan, Tirta menghapus ingatan Filda tentang kejadian malam ini. Sebentar lagi, Filda akan melupakan segalanya.Setelah mencabut jarum perak, Tirta segera melangkah ke mobil. Sebelum kesadaran Filda