Semua Bab Jeratan Mantan Suami: Bab 201 - Bab 210

554 Bab

Bab 201

Zola tertegun sejenak. Meskipun dia memang tidak ingin Boris tinggal di sini, dia tidak pernah berpikir tidak mau merawat pria itu.Namun, Zola tidak berkata apa-apa. Dia hanya menatap Boris dan berkata dengan nada acuh tak acuh, “Kalau nggak mau pergi ke rumah sakit, suruh dokter datang untuk infus saja. Kalau dibiarkan demam terus bisa kena radang paru-paru.”“Kalau begitu suruh Dokter Guntur ke sini.” Usai berkata, Boris memejamkan matanya lagi.Zola keluar dari kamar dan menelepon Guntur. Setengah jam kemudian, Guntur tiba di sana. Boris sedang baring di tempat tidur, tampak lemah dan tidak bertenaga. Guntur memeriksanya sebentar, lalu berkata, “Banyak istirahat, juga harus banyak minum air putih.”“Jadi nggak apa-apa, Dok? Seharusnya bisa segera sembuh, kan?” tanya Zola prihatin.Guntur menganggukkan kepala, lalu menatap pria di tempat tidur dan berkata, “Bangun dan makan sesuatu dulu. Kalau nggak, daya tahan tubuh menurun, kamu benar-benar harus diberi infus.”Boris tidak bergera
Baca selengkapnya

Bab 202

Zola mengerutkan kening. “Kamu bisa minum obat dulu, nggak? Kalau kamu nggak minum obat, lap badan tetap saja nggak ada gunanya.”“Kamu nggak mau?”Zola terdiam. Boris berkata lagi, “Kamu kesal banget sama aku, ya? Kakek bilang dia mau kenalkan kamu ke Sandy. Kamu mau?”Zola tersentak. Bukankah sekarang dia sedang menyuruh Boris minum obat? Mengapa pembicaraan mereka malah jadi mengarah ke Sandy? Sejujurnya, Zola sudah lama melupakan masalah itu. Karena dia merasa kakek Boris pasti hanya bercanda. Sekalipun sang kakek ada niat seperti itu, dia pasti akan meminta persetujuan Zola dulu.Zola sangat tidak berdaya, dia pun berkata, “Boris, kamu yakin mau bicarakan hal ini sekarang?”“Kalau kamu nggak ingin bicara, lap badanku saja.”Zola menarik napas dalam-dalam, berusaha mengendalikan emosi di dalam hatinya. Boris malah berkata lagi, “Aku demam karena berendam dalam air dingin sepanjang malam. Kamu bahkan nggak mau bantu lap badanku untuk turunkan demamku?”Zola mengerutkan bibir dan ber
Baca selengkapnya

Bab 203

Jadi Zola diam-diam menata kembali perasaannya. Sesaat kemudian, dia baru pelan-pelan mengantuk hingga akhirnya terlelap.Begitu mendengar suara nafas perempuan yang teratur di sebelahnya, wajah Boris terlihat sedikit serius. Dia melirik punggung Zola sebentar. Tiba-tiba, ada emosi yang tak terlukiskan mengalir ke dalam hatinya.Malam itu berlalu dengan tenang. Saat Zola bangun keesokan paginya, Boris masih tidur. Zola tidak membangunkannya. Dia bangun dari tempat tidur dan langsung pergi mandi. Selesai mandi, Zola memasak bubur dan dua jenis sayuran. Setelah dia selesai sibuk di dapur, jam sudah menunjukkan pukul sembilan. Namun, Boris masih belum bangun juga. Saat memasak, Zola diam-diam menyentuh kening pria itu. Demamnya sudah turun, tidak panas lagi.Awalnya Zola ingin membangunkannya, tapi dia takut mengganggu tidur pria itu. Selain itu, dia juga khawatir pria itu akan demam lagi. Jadi Zola tidak pergi ke perusahaan.Boris baru bangun ketika menjelang tengah hari. “Mau makan bubu
Baca selengkapnya

Bab 204

Mahendra mengerutkan kening. Wajah tampannya tampak tercengang. Sorot matanya penuh dengan keterkejutan dan rasa tidak percaya.Boris semakin menyipitkan matanya ketika melihat perubahan drastis ekspresi di wajah Mahendra.“Kami nggak butuh barang-barang yang dibawakan Pak Mahendra. Sekarang kami juga nggak leluasa undang kamu masuk. Kalau begitu, silakan pergi,” kata Boris dengan dingin.Usai berkata, dia hendak langsung menutup pintu. Namun, Mahendra tanpa sadar spontan menahan pintu dengan kakinya.“Zola .... Kamu ada di dalam, nggak?”Suara Mahendra sangat keras. Tentu saja Zola mendengarnya. Awalnya Zola mengira dia sedang berhalusinasi. Karena dia menyalakan alat penghisap asap, sehingga dia tidak bisa mendengar suara di luar dapur. Setelah mendengar suara Mahendra, dia pun keluar dari dapur.Zola melihat Boris yang hendak menutup pintu, serta Mahendra yang menahan pintu dengan kakinya. Zola spontan membelalakkan matanya dan bertanya, “Apa yang kalian lakukan?”Boris berdiri diam
Baca selengkapnya

Bab 205

Zola tetap diam. Boris mencengkeram dagu Zola, lalu menyipitkan mata dan berkata sambil menggertakkan gigi, “Jawab aku, Zola. Kamu usir dia, nggak?”“Boris, sekalipun dia hanya teman biasa, aku nggak bisa usir dia. Apalagi Mahendra bukan hanya sekadar teman, dia juga partner kerja yang sudah banyak bantu aku.”“Jadi nggak peduli apa pun yang aku katakan, kamu tetap nggak mau jaga jarak darinya?” Sorot mata Boris menjadi dingin. Cengkeraman tangannya di dagu Zola juga mengencang. Dia menundukkan kepala semakin mendekat ke arah Zola. Hembusan napas yang panas menerpa wajah dan leher Zola.Zola hanya menatap Boris acuh tak acuh. “Aku nggak mengerti apa yang kamu maksud dengan jaga jarak. Apakah aku harus putus kontak dengan semua lawan jenis? Meskipun mereka hanya teman atau rekan kerja juga nggak boleh? Kalau begitu, apakah itu artinya aku harus berhenti kerja di perusahaan dan kerja sendiri di rumah?”“Aku nggak minta kamu jaga jarak dengan semua orang, hanya dengan mereka yang punya ma
Baca selengkapnya

Bab 206

Zola tidak menyembunyikan apa pun, tapi dia juga tidak banyak bicara. Dia bisa membicarakan banyak hal dengan Jeffry, tapi tidak dengan Mahendra. Karena Zola tahu, perasaan Mahendra terhadapnya tidak hanya sekadar teman. Namun, Zola tidak mungkin bersatu dengan Mahendra. Oleh karena itu, dia tidak akan pernah memberikan kesempatan.Setelah Mahendra selesai masak, jam sudah menunjukkan pukul 12. Mahendra tidak tinggal untuk makan.“Pak Boris nggak senang kalau aku tetap di sini. Kehadiranku juga akan pengaruhi hubungan kalian berdua. Aku nggak mau menyulitkan kamu.”Zola mengerutkan kening. “Nggak apa-apa. Dia hanya mau cari masalah denganku. Karena aku sudah buat dia demam dan sakit.”“Kebetulan aku juga ada janji dengan orang lain di dekat sini. Sekarang ke sana waktunya juga pas,” kata Mahendra.Mahendra bersikeras untuk pergi tanpa makan. Setelah berusaha menahannya sebentar, Zola pun tidak memaksanya lagi. Dia mengantar Mahendra sampai ke depan pintu, lalu berkata, “Mahendra, lain
Baca selengkapnya

Bab 207

“Kenapa kamu selalu libatkan orang lain? Bukannya kamu sendiri bilang kalau urusan kita ya urusan antara kita berdua, nggak usah libatkan orang lain?”“Dia yang datang sendiri. Aku nggak libatkan dia secara paksa.”“Tapi kamu selalu ungkit soal dia, bukan?”Nada bicara Zola sangat tenang. Boris sendiri yang terus menekankan padanya untuk tidak melibatkan Tyara dalam urusan di antara mereka. Lantas, kenapa sekarang Boris terus melibatkan Mahendra?Boris menatap Zola. Dia juga menggosokkan tangannya yang memegang dagu Zola. Tidak jelas emosi yang terkandung dalam suaranya.“Jadi kamu mau jaga jarak dengannya, nggak? Aku nggak suka kamu terlalu dekat dengannya. Aku juga nggak suka lihat dia dekati kamu dengan maksud lain. Dia punya niat lain. Lebih baik jangan terlalu sering berhubungan dengan orang seperti itu.Zola mengerutkan kening, merasa Boris sangat keterlaluan. Zola juga merasa sangat tidak senang. Namun, tanpa menunggunya bicara, pria itu tiba-tiba mendekatkan wajahnya. Bibir tip
Baca selengkapnya

Bab 208

“Nggak lakukan apa pun. Aku hanya ganti lauk,” kata Boris dengan enteng.Zola mengerutkan alis. “Boris, kamu nggak merasa keterlaluan bilang kamu hanya ganti lauk? Kalau kamu nggak mau makan makanan ini, kamu boleh makan bubur. Tapi jangan sia-siakan kebaikan orang lain, oke?”“Nggak ada yang suruh dia datang ke sini. Dia yang datang sendiri tanpa diundang. Aku biarkan kamu undang dia masuk sudah termasuk beri kamu muka. Sekarang kamu kira aku izinkan kamu makan makanan yang dia masak?”“Kamu nggak izinkan pun aku juga sudah makan.”“Sudah makan ya sudah makan.”Usai berkata, Boris langsung memberikan isyarat mata kepada Jesse, menyuruh Jesse bergerak lebih cepat. Jesse melirik Zola dengan hati-hati, lalu cepat-cepat ganti piring dan masukkan semua makanan itu ke dalam rantang. Jesse pun langsung pergi tanpa menunggu lebih lama.Suasana di ruangan tersebut seketika menjadi sunyi senyap, udara terasa berat. Namun, itu bagi Zola sendiri. Boris malah tetap bersikap tenang, seolah tidak pe
Baca selengkapnya

Bab 209

Zola tidak bicara, maka Boris menganggapnya sebagai jawaban iya. Suasana di antara keduanya pun menjadi kian dingin. Boris bahkan memberi peringatan kepada Zola.“Zola, kamu dengar baik-baik. Kalau dia berani datang cari kamu lagi, dan kamu berani berduaan dengannya lagi, aku pasti akan tendang dia keluar dari Kota Binru!”Usai berkata, Boris sudah berbalik dan kembali ke kamar. Zola hanya berdiri tercengang di tempat. Dia benar-benar merasa frustrasi. Kenapa Boris tidak merasa ada yang salah ketika dia dekat dengan Tyara, sedangkan dia malah tidak boleh dekat dengan siapa pun. Pertama Mahendra, lalu Jeffry.Boris begitu mendominasi, tidak mengizinkan Zola terlalu banyak interaksi dengan mereka. Bahkan meminta Zola menjaga jarak dengan mereka. Apakah karena sudah menikah, Zola tidak boleh punya satu pun teman lawan jenis?Zola menarik napas dalam-dalam. Dia bersandar di sofa dan menatap ke luar jendela dengan tatapan kosong. Entah berapa lama waktu berlalu, ponsel di atas meja sofa tib
Baca selengkapnya

Bab 210

Zola mengerutkan alis. “Kamu terlalu banyak berpikir. Aku hanya mau keluar jalan-jalan santai sebentar. Aku sudah di rumah selama dua hari tanpa melakukan apa pun.”Zola boleh saja tidak berolahraga, tapi janin dalam perutnya perlu cari angin segar supaya suasana hati yang baik tetap terjaga. Tentu saja, Zola tidak akan memberitahu hal itu pada Boris.Boris memperhatikan ekspresi dan tatapan mata Zola. Pada detik berikutnya, dia baru menjawab, “Kalau begitu pergi saja.”Zola menarik kembali tatapannya. Kemudian, dia membuka pintu dan keluar. Di luar dugaannya, Boris ternyata ikut keluar dan menutup pintu lebih dulu darinya.Zola menatapnya dengan bingung. Belum sempat berkata apa-apa, dia mendengar suara berat pria itu. “Bukannya mau jalan-jalan? Ayo.”“....”Zola masih berdiri diam sambil mengerutkan kening. Boris sudah berjalan ke depan lift dan menekan tombol pintu lift.Zola berjalan pelan-pelan ke arah pria itu dan berdiri di sampingnya. “Kamu mau pergi juga?” tanya Zola dengan su
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1920212223
...
56
DMCA.com Protection Status