Usai berkata, Boris mengambil sepotong iga dan meletakkannya di piring zola. Baru saja Boris meletakkannya, dia mendengar sang kakek berkata dengan kesal, “Kamu ini bagaimana jadi suami? Zola nggak suka makan iga, dia suka makan ikan. Cepat pisahkan tulangnya dulu lalu kasih ke Zola.”Zola mengerutkan kening dan cepat-cepat berkata, “Kakek, aku bisa makan iganya. Ikan ada tepat di depanku, aku bisa ambil sendiri.”“Zola, kamu nggak usah sungkan-sungkan dengannya. Dia nggak pernah lakukan hal-hal seperti itu untukmu, tapi kamu tetap saja menikah dengannya. Kalau dihitung-hitung, kamu yang rugi. Sekarang anggap dia sedang menebus masa lalu. Kamu nikmati saja.”Zola terdiam, hanya bisa menatap Boris. Mata Boris menyipit, tatapan samar-samar seperti menggodanya. Pria itu pun berkata, “Mau makan apa?”Zola mengerutkan bibir, lalu menjawab, “Apa pun juga boleh.”Kemudian, Boris mengambil satu per satu lauk untuk Zola. Segera, makanan di dalam piring Zola sudah menumpuk tinggi. Zola membuka m
Read more