Semua Bab Jeratan Mantan Suami: Bab 191 - Bab 200

554 Bab

Bab 191

Setelah melihat reaksi Boris, sejujurnya sulit bagi Zola untuk tidak beranggapan kalau Boris suka anak, pria itu benar-benar ingin punya anak. Zola bahkan sempat berpikir untuk memberitahu pria itu kalau sebenarnya dia sudah hamil. Lantas, akan seperti apa reaksi Boris ketika tahu hal itu?Namun, begitu pemikiran itu muncul, Zola langsung menepis pemikiran itu jauh-jauh. Dia bahkan bergumam dalam hati, “Paling-paling dia merasa senang karena akhirnya bisa kasih Tyara anak.”Oleh karena itu, Zola tidak akan memberitahu Boris. Boris sama sekali tidak tahu apa yang ada di pikiran Zola. Dia menatap Zola sejenak. Saat dia hendak bicara, ponselnya tiba-tiba berdering.Setelah melihat nama penelepon, Boris spontan menekan tombol tolak. Dari tindakannya itu, Zola bisa menebak itu telepon dari siapa. Oleh karena itu dia berkata, “Aku dan Lucia sudah janjian mau pergi belanja. Kalau nggak ada urusan lain, kami mau pergi dulu.”Boris segera bertanya, “Kapan kamu akan pindah kembali?”Zola mengeru
Baca selengkapnya

Bab 192

Kata-kata yang terlontar dari mulut Zola bagaikan bom yang tiba-tiba jatuh dari langit di era yang damai ini. Boris hanya mendengar seperti ada suara menggelegar di telinganya, yang cukup keras untuk membuatnya langsung diam tercengang.Rahang Boris terlihat jelas mengeras. Matanya menatap Zola dengan dingin. “Aku anggap kamu sedang bad mood makanya kamu ngomong seperti itu. Tapi Zola, cukup sekali saja. Aku nggak mau dengar kata-kata itu untuk kedua kalinya.”“Aku nggak sedang bad mood. Itu yang ada dalam pikiranku. Seharusnya aku beritahu kamu pada malam kita pulang ke rumah Kakek. Aku juga sudah bicara dengan Kakek. Kakek dukung keputusanku. Bukannya kamu juga selalu berharap kita bisa bercerai? Setelah kita bercerai, kamu bisa bersama Tyara. Bukannya ini yang kamu inginkan selama ini?”Zola langsung membantah perkataan Boris. Jika suasana hatinya sedang buruk, Zola tidak akan menganggap perceraian sebagai permainan anak-anak atau sarana untuk melampiaskan emosinya. Raut wajah Zola
Baca selengkapnya

Bab 193

Sepanjang hari itu Tyara sama sekali tidak bisa menghubungi Boris. Perasaan samar ini membuatnya merasa semakin tidak aman.Pukul sepuluh malam.Boris bersandar di sofa di ruang VIP klub. Jesse baru saja selesai menghadiri sebuah acara. Dia pun bergegas pergi ke klub, sekaligus melaporkan kepada Boris tentang masalah Tyara hari ini.“Pak Boris, Tyara nggak mau saya temani dia pergi menemui psikiater. Dia bersikeras mau Pak Boris temani dia. Dia juga mencoba hubungi Pak Boris.”Boris hanya melambaikan tangannya, sebagai isyarat kalau Jesse sudah boleh pergi. Setelah Jesse pergi, Tedy menatap Boris dengan mata menyipit sedikit, lalu bertanya, “Sebenarnya ada apa antara kamu dan Tyara? Kenapa sampai sekarang masih nggak jelas?”Boris tidak menjawab. Tedy berkata lagi, “Boris, sebenarnya apa yang kamu pikirkan? Hari ini Zola ke rumah sakit. Meskipun hanya untuk periksa kesehatan, tapi bisa saja kunjungan ke rumah sakit berikutnya, dia sudah hamil. Kalau dia sudah hamil, memangnya kamu akan
Baca selengkapnya

Bab 194

“Mantan pacarnya. Dulu dia setuju menikah denganku hanya untuk buat pria itu menyerah.”Boris bersandar di sofa, lalu menghabiskan minumannya dalam sekali teguk. Setiap kali memikirkan pria itu, dia merasa sangat kesal. Zola terus mengatakan kalau semua keputusannya tidak ada hubungannya dengan pria itu. Zola bahkan mengatakan kalau dia telah melupakan pria itu, juga tidak akan pernah kembali kepada pria itu. Lantas, mengapa Zola bersikeras mau cerai? Jika alasannya benar-benar karena Tyara, kenapa pula sejak awal Zola sama sekali tidak merasa keberatan? Jadi, itu hanya alasan yang dibuat Zola.Suasana hati Boris menjadi kian buruk. Setiap kata yang dia ucapkan penuh dengan kekesalan, “Semua yang dia tunjukkan hanyalah alasan untuk kembali ke pria itu.”“Kamu pernah bertemu pria itu?” tanya Tedy.“Nggak.” Boris tidak ingin bertemu, sampai mati pun tidak ingin bertemu pria itu.“Bagaimana kalau kita cari tahu dulu siapa mantan pacarnya itu? Bisa-bisanya dia buat perempuan cantik sepert
Baca selengkapnya

Bab 195

Setelah setengah jam perjalanan, mobil Tedy berhenti di bawah sebuah gedung apartemen. Saat ini sudah lewat tengah malam. Semua tempat sudah sepi.Tedy dan sopirnya membawa Boris keluar dari mobil, lalu memapahnya pelan-pelan ke dalam lift. Boris merasa pusing. Dalam kondisi linglung, dia berkata dengan suara serak, “Ini bukan Bansan Mansion.”“Kamu mau pulang ke Bansan Mansion dan tidur sendiri?” tanya Tedy sambil tertawa pelan.Boris mengerutkan kening, “Apa urusannya denganmu?”“Oke, bukan urusanku. Kalau begitu, aku antar kamu pulang ke sana?” Tedy menekan tombol lift, lalu menyeret Boris ke dalam lift. Dia sudah cari tahu lantai dan nomor unit saat masih dalam perjalanan ke sini.Lantai 18, unit 101.Setengah menit kemudian, pintu lift terbuka. Tedy memapah Boris ke depan pintu. Setelah itu, Tedy menekan tombol bel, lalu melihat ke arah Boris dan berkata, “Kalian berjodoh atau nggak, tergantung dia mau buka pintu atau nggak.”Baru saja Tedy selesai berkata, pintu di depannya terbu
Baca selengkapnya

Bab 196

Zola tidak lagi bicara. Dia langsung berdiri hendak kembali ke kamarnya. Terserah Boris mau melakukan apa. Namun, baru saja Zola berdiri, dia bahkan belum mengambil langkah, tiba-tiba sebuah tangan besar meraih pergelangan tangannya.“Zola, kita suami istri. Di sini juga ada separuh tempatku,” kata Boris.Zola tidak berdaya, “Boris, aku sewa rumah ini dengan uangku sendiri.”“Zola, kamu sangat benci aku? Kenapa kamu begitu ingin bercerai?” tanya Boris dengan suara serak.Zola tertegun sejenak, berdiri diam mematung di sana. Jantungnya berdetak kencang seolah ada sesuatu yang menggerakkannya. Ada perasaan yang tidak terlukiskan.Bagaimana mungkin Zola membenci Boris? Justru karena dia khawatir dia tidak akan bisa membenci Boris, makanya Zola memilih pergi di waktu yang paling tepat. Namun, mengapa Boris tidak mau melepaskannya? Jelas-jelas Boris yang lebih dulu mengatakan kalau dia ingin bercerai.Zola mengatupkan bibirnya rapat, sambil berusaha mengendalikan emosinya. Sikap diam Zola m
Baca selengkapnya

Bab 197

Zola menarik tangannya dan berencana untuk pergi. Namun, Boris memasang raut wajah cemberut dan berkata dengan kesal, “Kamu bantu aku.”“Boris, jangan berulah, oke?”Zola mengerutkan kening tidak senang. Boris juga tertegun sebentar, lalu wajah tampannya memancarkan kesedihan. Dia menunduk dan menatap Zola, lalu berkata dengan suara pelan, “Bantu aku mandi, ya?”Suara magnetis pria itu sangat mempesona, bisa meluluhkan hati orang, yang membuat Zola seketika berpikir sejenak. Sebelum Boris datang, Zola sudah tidur. Jadi dia hanya mengenakan piyama katun polos. Namun, pada dasarnya Zola sudah begitu cantik. Kulitnya putih dan berkilau. Dia tampak lebih cantik lagi di bawah cahaya lampu.Zola memejamkan mata. Seperti ada sesuatu di dalam hatinya yang membesar sedikit demi sedikit. Dia hanya menatap pria di depannya dengan tenang. Tepat ketika dia hendak bicara, Boris tiba-tiba menariknya ke dalam bathtub.“Kalau kamu nggak mau bantu aku, ayo kita mandi bareng,” kata Boris.Saat Zola sadar
Baca selengkapnya

Bab 198

Zola berhenti sebentar, tanpa sadar mengerutkan kening sambil menatap pria itu. Kejadian di kamar mandi masih terpatri jelas dalam pikirannya. Oleh karena itu, dia langsung menolak tanpa berpikir, “Aku telepon Jesse, suruh dia ke sini.”Usai berkata, Zola langsung mengulurkan tangan hendak mengambil ponsel. Pada detik berikutnya, dia melihat Boris mengangkat tangan dan menarik kancing kemejanya. Satu per satu kancing jatuh ke lantai, menimbulkan suara yang terdengar jelas di kamar yang sunyi. Sesaat kemudian, Boris juga melepaskan kemeja itu dari tubuhnya.Zola melirik tubuh Boris. Tubuh berotot dengan garis otot yang terlihat jelas terpampang begitu saja di depannya. Selain itu, masih ada tetesan air di wajah tampan Boris, membuatnya terlihat seksi.Meskipun kata seksi lebih banyak digunakan untuk menggambarkan perempuan yang memiliki bentuk badan bagus. Saat ini, Zola merasa itu kata yang paling tepat untuk menggambarkan Boris. Zola berdehem pelan, lalu segera mengalihkan tatapannya.
Baca selengkapnya

Bab 199

Boris mengalami demam tinggi karena berendam dalam air selama beberapa jam. Pikirannya menjadi linglung, dia tidak punya tenaga untuk berpikir. Dia hanya melirik Zola sebentar dan berkata, “Aku nggak mau ke rumah sakit.”Zola mengerutkan kening, “Kalau kamu nggak mau pergi ke rumah sakit dan biarkan demam tinggi begini terus, nanti otakmu rusak.”“Kenapa aku bisa demam?” tanya Boris.Zola langsung membisu. Boris berkata lagi, “Aku demam gara-gara kamu. Kalau begitu, kamu harus rawat aku sampai demamku turun. Zola, kita suami istri. Kalau suami sakit, istri yang harus jaga dia. Bagaimana menurutmu?”Zola hanya menghela napas tanpa suara, tidak sanggup berkata apa-apa. Karena Boris menolak untuk pergi, Zola juga tidak punya cara untuk mengusirnya. Bagaimanapun juga, pria itu demam memang karena kesalahannya. Zola bisa saja tidak merawatnya, juga bisa tidak membiarkan Boris datang ke apartemen. Namun karena Boris sudah berada di apartemennya, juga dalam kondisi mabuk, jadi Zola sudah seha
Baca selengkapnya

Bab 200

“Aku akan tinggal di sini selama beberapa hari, sampai demamku turun sepenuhnya,” kata Boris dengan lantang.“Boris, jadi kamu nggak berniat tanya pendapatku dulu? Kamu langsung putuskan secara sepihak nggak peduli aku setuju atau nggak?”Lihat saja, Boris masih saja seperti ini. Zola merasa tidak berdaya, bahkan dia merasa lelah dengan sikap Boris.Boris justru berkata, “Zola, sekarang aku masih demam. Kamu tetap suruh aku pulang dan hidup sendiri? Siapa yang bisa tahu kalau tengah malam nanti aku demam lagi sampai nggak sadarkan diri? Atau kamu merasa nggak masalah kalau aku terkena infeksi yang sampai mengancam nyawa? Kalau benar begitu, aku akan pergi sekarang juga. Aku tahu sekarang aku sudah ganggu ketenanganmu. Jadi aku tinggal di rumah Kakek saja. Kalau Kakek tahu alasan aku demam, dia juga nggak akan salahkan kamu.”“Cukup.” Zola membentak tak berdaya untuk menghentikan Boris bicara lagi. Dia sungguh tak sanggup mendengarnya lagi. Boris hanya demam, bagaimana dia bisa terkena
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1819202122
...
56
DMCA.com Protection Status