Share

Bab 182

Penulis: Jus Pir
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
“Boris, kalau sebelumnya nggak ada hal di luar dugaan, sekarang kita seharusnya sudah bercerai. Sekalipun hubungan kita sudah dipublikasikan, aku juga nggak beranggapan kita harus berencana punya anak setelah baru dua hari publikasikan hubungan kita. Bagaimanapun juga, anak yang lahir dari keluarga yang nggak berlandaskan cinta nggak akan bahagia. Jadi aku nggak mau punya anak saat ini.”

“Jadi maksudmu sekalipun aku nggak mencintaimu seumur hidup, kamu juga berencana nggak akan pernah berikan aku anak?”

Alis Boris tidak bergerak, matanya masih menatap wajah Zola. Namun, tidak ada kehangatan lagi dalam setiap kata yang dia ucapkan, sebaliknya seperti es yang dingin menusuk hingga ke tulang.

Zola tertegun, lalu tertawa dan berkata, “Jadi kamu sudah putuskan kalau kamu nggak akan pernah mencintaiku. Jadi untuk apa kamu mau punya anak denganku?”

Boris menyipitkan matanya. Dia telah menangkap rasa jijik dan penolakan di mata Zola. Bibir tipis Boris melengkung, seperti tersenyum tapi seperti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 183

    “Zola, aku nggak bermaksud mau salahkan kamu, apalagi curigai kamu. Aku hanya takut kamu akan sedih, merasa diperlakukan secara nggak adil. Kalau benar orang itu ada, kamu seharusnya katakan padaku sejak awal. Kalau nggak ada, kenapa Boris bisa ngomong seperti itu? Kenapa kamu juga sama sekali nggak membantah?”Hartono bertanya dengan penuh perhatian, itu membuat Zola merasa sangat tersentuh. Zola pun berkata dengan suara pelan, “Kakek, nggak ada orang seperti itu. Baik dulu maupun sekarang, nggak pernah ada. Alasan kenapa Boris berkata seperti itu, karena ulahku sendiri. Sebelum kami menikah, aku asal buat alasan agar dia nggak merasa tertekan dengan pernikahan ini. Walau sekarang dia jadi salah paham padaku karena alasan itu. Sebenarnya aku sudah nggak peduli lagi.”“Zola, maksud kamu ....”“Kakek, aku tetap merasa lebih baik kami bercerai. Aku nggak ingin ikat seorang pria dengan anak. Itu hubungan yang nggak sehat. Aku nggak mau anakku lahir dalam lingkungan yang nggak sehat sepert

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 184

    Rosita melirik Dimas untuk memberi isyarat agar suaminya tidak berkata seperti itu. Kemudian, Rosita bertanya pada putranya, “Boris, kamu dan Zola masih muda. Nggak perlu buru-buru punya anak. Kalau kamu benar-benar sudah yakin, merasa kamu bisa hidup bersama Zola seumur hidup, kamu baru pelan-pelan rundingkan dengan Zola nanti. Bukannya begitu lebih bagus?”“Runding? Ma, Mama rasa Zola bisa diajak berunding? Kalau cepat atau lambat akan punya anak, kenapa aku harus tunggu?”Sikap Boris tampak sangat tegas, bahkan ada sedikit sikap memberontak. Semakin Zola menolak, Boris semakin ingin melakukannya.“Punya anak bukanlah sebuah misi, juga bukan cara untuk buat kakekmu bahagia. Kamu harus pikir matang-matang. Sekarang kamu sudah bisa bertanggung jawab atas anak dan Zola?” tanya Rosita dengan lembut.“Setahun yang lalu, Kakek ingin aku menikah dengan Zola. Kalian juga nggak keberatan. Aku sudah lakukan seperti yang kalian inginkan. Satu tahun kemudian, bukankah seharusnya kalian juga duku

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 185

    Boris menyipitkan mata dan bertanya, “Bagaimana kamu bisa tahu?”“Kamu bisa sembunyikan hal yang begitu mengharukan dariku seumur hidup? Atau kamu sama sekali nggak berniat sembunyikan dariku. Hanya saja belum waktunya aku tahu soal itu.”“Tyara yang beritahu kamu?” Boris memicingkan mata.Zola tidak menjawab, tapi juga tidak menyangkal. “Boris, kamu merasa sudah waktunya kita punya anak. Tapi Tyara nggak akan pernah bisa punya anak karena kamu. Jadi bagaimana kamu menebusnya?”“Ini masalah antara aku dan dia. Aku akan tangani dengan baik. Nggak akan ada konflik dengan soal kita punya anak.”“Benar, ini memang masalah kamu dan dia. Tapi masalah ini akan buat kamu nggak mungkin bisa jaga jarak dengannya seumur hidup. Aku nggak mau suami dan papa dari anakku terjerat dan punya hubungan nggak jelas dengan perempuan lain. Aku juga nggak sanggup terima hidupku diganggu terus. Sekarang aku hadapi semuanya sendirian. Tapi begitu punya anak, anak itu akan tumbuh dalam lingkungan seperti itu. A

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 186

    “Aku nggak ancam kamu. Aku hanya berharap kamu ambil pilihan. Kalau kamu tetap mau anak, kamu harus putuskan semua hubungan dengan Tyara, jangan pernah bertemu dengannya lagi,” kata Zola.Boris spontan terdiam. Sebelum mengajukan permintaan ini, Zola sudah menduga kalau jawaban yang akan dia dapatkan akan seperti ini. Bagaimana mungkin Boris bisa memutuskan hubungan sepenuhnya dengan Tyara? Bagaimana mungkin pria itu akan berhenti bertemu dengan Tyara?Siapalah Zola? Zola hanya perempuan yang dijodohkan dengan Boris oleh Hartono. Selain itu, Zola mungkin tidak berarti apa-apa baginya.Zola tertawa dalam hati, lalu berkata dengan lembut, “Boris, jadi orang jangan terlalu egois. Kalau kamu mau mendua terus, kamu cari orang lain saja. Tyara nggak peduli, dia bisa terus berada di sisimu, membiarkan kamu mendua. Tapi aku nggak mau. Aku juga nggak mau tutup mata dan pura-pura nggak ada masalah apa pun. Aku nggak mau pakai alasan kalau kalian hanya berteman itu untuk menipu diriku sendiri lag

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 187

    Zola memacu mobilnya dari Bansan Mansion langsung menuju apartemen yang akan menjadi tempat tinggal barunya. Zola beres-beres sebentar, lalu pergi membeli beberapa barang kebutuhan sehari-hari. Tanpa terasa pagi telah berlalu, sudah waktunya makan siang. Untuk makan siang, Zola makan seadanya, beli dari restoran siap saji. Sedang asyik makan, tiba-tiba ponsel Zola berdering.“Zola, kamu berencana abaikan aku sampai aku pergi? Atau kamu masih tenggelam dalam rasa senang karena Boris sudah publikasikan pernikahan kalian?” ujar Jeffry dengan tidak senang.“Bukan begitu. Dua hari terakhir ini aku memang lagi banyak urusan. Aku baru saja pindah rumah. Baru selesai beres-beres. Kamu sudah mau pergi?”“Pindah rumah? Pindah ke mana?”“Aku pisah rumah dengan Boris.” Zola tidak berniat merahasiakan hal ini.Jeffry sangat terkejut, “Kenapa? Berantem dengan Boris?”“Nggak termasuk berantem. Kami berdua perlu waktu untuk tenangkan diri.”“Zola, kamu bohong. Kalau hanya perlu tenangkan diri, memangn

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 188

    “Biarkan saja, kamu nggak usah ikut campur. Biar mereka yang ambil keputusan sendiri. Pada akhirnya mereka akan pisah atau terus bersama, itu terserah mereka,” kata Hartono.“Pa ....”Rosita masih ingin mengatakan sesuatu, tapi Dimas langsung memotong, “Sudah, Papa benar. Zola dan Boris sudah dewasa. Mereka harus tangani urusan mereka sendiri. Bukannya kamu mau pergi jalan-jalan? Kebetulan akhir-akhir ini aku lagi senggang. Bagaimana kalau kita pergi ke pinggiran kota selama beberapa hari?”Dengan begitu, keluarga Morrison akhirnya lepas tangan sepenuhnya terhadap masalah Boris dan Zola. Waktu berlalu dengan cepat. Dalam sekejap mata, tiga hari telah berlalu.Zola menghabiskan sebagian besar waktunya dalam pekerjaan. Setelah pulang kerja dan kembali ke apartemennya, hatinya yang terus pura-pura tidak terjadi apa-apa kembali terasa sangat tertekan. Zola berusaha untuk tetap tenang. Dia juga terus berkata pada dirinya sendiri, “Nggak apa-apa. Selama kamu bisa lewati ini, semuanya akan ba

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 189

    “Kenapa kamu datang ke rumah sakit sendirian, La? Kenapa nggak minta ditemani Boris?” tanya Tedy lagi.“Ada sedikit urusan di sini. Aku datang untuk cari temanku,” jawab Zola dengan acuh tak acuh.Tedy justru langsung berkata terus terang, “Zola, sebenarnya tadi aku lihat kamu keluar dari Poli Kebidanan.”Hati Zola seketika mencelos. Dia spontan menurunkan tatapannya, lalu melihat jam pada ponselnya. Kemudian, dia menjawab sambil mengetik pesan dan cepat-cepat mengirimkannya ke Lucia.“Oh ya? Aku merasa nggak enak badan, jadi ke sini untuk periksa,” kata Zola.“Kamu nggak apa-apa, kan?”“Nggak apa-apa, hanya masalah kecil.”“Baguslah kalau nggak apa-apa. Kalau kamu merasa nggak enak badan, mending suruh Boris datang jemput kamu.”Tedy sudah berusaha mencari topik pembicaraan. Dia berdoa dalam hati agar Boris segera datang. Kalau tidak, Zola pasti akan sangat kesal padanya.Zola menjawab dengan wajah datar, “Nggak perlu. Aku sudah pindah dari Bansan mansion. Untuk saat ini, kami berdua

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 190

    Zola mengerutkan kening, “Apa lagi yang bisa dilakukan di rumah sakit? Aku hanya merasa sedikit nggak enak badan, jadi datang ke sini untuk coba periksa.”“Benar-benar hanya nggak enak badan?”“Memangnya kamu kira karena apa?” Boris menatap Zola dan berkata, “Zola, kamu lagi hamil?”Zola tertegun sejenak, hanya ada sedikit keterkejutan dan kepanikan terlintas di matanya. Namun, hatinya sudah gelisah bukan main. Dia sengaja membalas tatapan Boris dengan tenang dan menjawab, “Aku nggak tahu kamu dengar dari mana, tapi aku nggak hamil.”Boris terdiam selama beberapa detik, lalu berkata dengan nada yang sama, “Kamu benar-benar nggak hamil, atau kamu hamil tapi kamu nggak mau?”Kalau tadi Zola masih ragu apakah Boris tahu tentang kehamilannya, sekarang Zola yakin seratus persen kalau Boris tidak tahu.Zola bersikap tetap tenang. “Boris, sudah kubilang aku nggak hamil. Apakah karena kamu ingin punya anak, jadi kalau aku ke rumah sakit artinya aku hamil? Aku lagi datang bulan, merasa nggak e

Bab terbaru

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 554

    Zola mengerutkan bibirnya. Otaknya terus memikirkan apa yang baru saja Jeni katakan. Mahendra begitu hati-hati, bahkan polisi pun tidak berhasil menemukan petunjuk setelah melakukan penyelidikan selama berhari-hari. Lantas, mengapa Zola bisa tahu? Apakah ini hanya kebetulan? Ataukah karena Zola memang lebih beruntung?Semakin Zola memikirkannya, perasaannya semakin gelisah. Bagaimanapun juga, dia baru pertama kali mengikuti Mahendra, tapi sudah membuat kemajuan begitu besar. Rasanya sulit dipercaya.“Kita pulang saja,” kata Zola.Tidak ada gunanya terus mengikut. Sekarang Zola tidak yakin apakah Mahendra curiga kalau Zola mengikutinya. Jika Mahendra benar-benar curiga, tapi sengaja mengungkapkan semuanya kepada Zola, lalu apa maksud Mahendra? Apakah Mahendra ingin Zola memberitahu Boris?Zola tenggelam dalam rasa bingung dan tidak dapat menemukan jawaban. Setelah kembali ke perusahaan, Zola langsung pergi ke kantornya. Dia merasa lelah, pinggangnya juga sakit. Jadi, dia langsung baring

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 553

    Setelah Jeni selesai bicara dengan sopir taksi, Zola juga melihat pintu belakang lokasi konstruksi terbuka. Setelah kejadian gedung runtuh, Zola dan Boris juga masuk ke tempat kejadian melalui pintu itu.Zola mengerutkan kening, bahkan tidak berani mengedipkan matanya. Seolah dia takut melewatkan petunjuk apa pun. Dia terus menatap ke arah pintu. Begitu dia melihat sosok pria yang keluar dari balik pintu, Zola langsung tercengang.Zola tidak berani percaya. Dia segera mengeluarkan ponselnya dan membuka kameranya. Kemudian, dia mengarahkan kamera ke arah orang itu dan menggunakan mode zoom sampai maksimal. Setelah memastikan kalau dia tidak salah lihat, dia pun bergumam, “Kenapa dia?”Wajah Zola terlihat sangat serius dan kaget. “Siapa?” tanya Jeni.Sebelum Zola dapat menjawab, si sopir taksi bertanya, “Dik, kenapa yang keluar pria? Kamu nggak salah?”Jeni sedikit bingung, tapi dia segera menjawab, “Dia sengaja. Dia takut ketahuan sama aku dan aku dapatkan bukti. Sebenarnya pria atau pe

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 552

    Zola mengerutkan kening. Matanya spontan melebar. Dia bahkan tidak berani bernapas. Kata-kata Mahendra membuat hati Zola langsung mencelos.Setelah mendengar Mahendra menutup telepon, Zola segera berjalan ke pojokan, lalu berdiri di sana cukup lama. Namun, dia tak kuasa menenangkan jantungnya yang masih berdetak kencang.Zola mendengar langkah kaki Mahendra keluar dari ruang pantry. Kemudian, Zola baru pergi ke toilet. Beberapa menit kemudian, dia baru keluar dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Akan tetapi, pikirannya dipenuhi dengan kata-kata yang Mahendra ucapkan barusan.Mahendra sedang bertelepon dengan siapa? Apakah dengan orang yang terlibat dalam insiden gedung runtuh? Apakah dalang di baliknya atau komplotan Mahendra?Zola memikirkan banyak hal, hingga dia merasa kepalanya seperti mengembang. Setelah keluar dari toilet, dia kembali ke kantornya. Baru saja masuk, dia melihat Mahendra ada di dalam. Begitu melihat Zola datang, Mahendra langsung bertanya, “Zola, kamu habis d

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 551

    Zola mengirim pesan ke Jeni, “Masih tidur?”Jeni pasti tidur larut malam, jadi Zola tidak ingin mengganggunya. Jika Jeni tidak membalas pesannya, dia akan membiarkan Jeni istirahat di rumah. Hari ini tidak perlu pergi ke perusahaan. Siapa sangka, Jeni langsung membalas pesannya.“Nggak, baru saja selesai mandi. Kamu sudah bangun?” balas Jeni.“Iya, kalau begitu ayo ke sini sarapan.”Jeni pun membalas dengan satu kata oke. Beberapa menit kemudian, keduanya duduk berhadapan di meja makan.“La, aku pengen tanya sesuatu ke kamu,” kata Jeni.“Hmm?”“Kamu yang beritahu Boris soal mantan pacarmu?” tanya Jeni dengan hati-hati.Zola tertegun sejenak, lalu berkata, “Iya, aku yang beritahu.”“Jadi kamu sengaja bilang ke dia kalau alasan kamu menikah dengannya karena mantan pacarmu?”“Dia tanya sama kamu?”Jeni menganggukkan kepala. “Dia tanya sebenarnya siapa mantan pacarmu. Tapi kamu tenang saja, aku kasih jawaban ambigu. Jadi dia pasti nggak bisa tebak.”Jeni menceritakan percakapannya dengan B

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 550

    Jeni tidak langsung menjawab. Sikap diam dan tercengangnya terlihat di mata Boris. Boris pun bertanya, “Kenapa? Ada sesuatu yang nggak bisa dikatakan?”“Kamu mau jawaban apa? Tentang siapa?”“Menurutmu?”Ekspresi wajah Boris tidak berubah. Dia menatap Jeni dengan acuh tak acuh, seolah sedang berkata kepada Jeni bukankah sudah jelas.Jeni mengerutkan bibirnya dan berkata, “Kamu ingin tahu soal apa?”“Sebenarnya siapa mantan pacar yang nggak pernah bisa dia lupakan itu?”Suara Boris berat dan serak, terdengar sedikit dingin. Kata-katanya membuat Jeni langsung diam tercengang.Mantan pacar Zola? Zola mana punya mantan pacar? Meskipun banyak orang yang mendekati Zola, Zola tidak pernah pacaran dengan pria lain. Bukankah di hati Zola hanya ada Boris?Jeni menatap Boris dengan bingung. Raut wajah dan sorot matanya seperti sedang bertanya, “Apakah kamu yakin ingin tanya soal mantan pacar Zola?”Boris memperhatikan sorot mata Jeni. Dia mengira Jeni merasa serba salah, jadi tidak tahu harus ber

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 549

    “Kamu nggak tidur?”“Aku duduk sebentar, takut Tedy menggila.”Boris menundukkan kepalanya dan menyalakan sebatang rokok. Zola tahu kalau pria itu sedang dalam suasana hati yang buruk. Boris tidak hanya merokok, juga minum alkohol. Sejak tahu Zola hamil, Boris hampir tidak pernah merokok di depan Zola.Zola berdiri diam di tempat sambil menatap Boris dengan lekat. Suasana ruang tamu sangat sunyi, saking sunyinya mereka seolah bisa mendengar jelas suara napas satu sama lain.Boris menatap Zola dari balik asap putih. “Kenapa kamu nggak masuk ke kamar dan tidur?”“Boris, kamu marah sama aku, ya?”“Mana mungkin.” jawab Boris dengan acuh tak acuh.Jawaban Boris bukanlah “tidak” yang tegas, melainkan “mana mungkin”. Kalau bukan marah, apa namanya?Zola mengerutkan bibirnya dan berkata, “Aku sudah katakan berkali-kali. Aku nggak punya perasaan lain terhadap Mahendra. Juga nggak akan pernah ada. Baik itu dulu, sekarang atau di masa depan, nggak akan pernah ada.”“Kamu begitu yakin dengan sesua

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 548

    Boris menyipitkan mata, seperti kebingungan. Raut wajahnya tidak selembut biasanya. Boleh dibilang, sorot matanya agak dingin.Boris bersandar pada sofa dan membuka dua kancing kemejanya, memperlihatkan dadanya yang putih.“Mungkin dia ikut aku naik. Tapi aku rasa masalah ini harus diserahkan ke Jeni, biar dia tangani sendiri. Tedy mabuk. Kalau kita usir dia dan terjadi sesuatu padanya, siapa yang akan tanggung jawab? Selain itu, sudah jam segini. Sopir dan sekretarisnya pasti sudah tidur. Suruh mereka datang juga akan makan waktu lama. Jadi kamu mending suruh Jeni bawa dia masuk saja.”Semakin lama Zola mendengarkan Boris bicara, dia semakin mengerutkan kening. “Kamu bisa bawa dia ke hotel terdekat, nggak? Dengar dari suara Jeni, dia cukup frustrasi. Bagaimanapun juga, Tedy orang yang punya tunangan. Nggak baik kalau sampai tersebar ....”“Kamu perhatian sekali sama Jeni. Kamu perhatikan sampai detail setiap masalahnya.” Boris berkata dengan acuh tak acuh. Usai berkata, dia berdiri da

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 547

    Keduanya langsung terdiam. Kemudian, mereka membawa Tedy ke dalam lift tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Keempat orang itu berdiri di dalam lift, suasananya terasa agak aneh. Untung saja, saat ini sudah larut malam bahkan menjelang subuh. Jadi tidak ada siapa-siapa. Kalau tidak, mereka mungkin akan dikira penjahat atau apa pun itu.Setelah sampai di lantai tujuan, Boris menunjuk ke pintu di seberang unitnya. “Jeni tinggal di sana. Bilang padanya, kalau dia mau cari Jeni, ketuk pintu saja.”Usai berkata, Boris berbalik dan membuka pintu di depannya lalu langsung masuk. Sandy hanya bisa menghela napas tak berdaya.“Siapa yang suruh kamu provokasi dia,” kata Sandy kepada TedySetelah itu, Sandy menunjuk ke pintu di seberang dan mulai mencuci otak Tedy dengan gila-gilaan. Dia terus berkata kalau Tedy ingin bertemu Jeni, langsung ketuk pintu saja.Tedy yang minum terlalu banyak benar-benar sudah mabuk hingga menjadi linglung. Begitu mendengar nama Jeni, dia pun semakin menggila. Setelah m

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 546

    Usai berkata, Boris mengalihkan pandangannya ke dua orang lainnya. Keduanya tidak berdaya, pada akhirnya hanya bisa mengangguk dan menyetujui kata-kata Boris.Tedy mengambil gelas dan menghabiskan minumannya dalam satu tegukan. Alkohol yang panas menyengat mengalir ke dalam tenggorokannya, tapi tidak bisa membuat hatinya mati rasa.Sementara itu, Sandy dan Rendi langsung pura-pura tidak tahu apa-apa dan segera membuang muka. Karena mereka takut Boris juga akan mengatai mereka.Kata-kata yang Boris ucapkan membuat suasana di dalam ruangan menjadi hening mencekam. Awalnya hanya dia sendiri yang minum, tapi sekarang ada dua orang. Sepertinya yang kedua lebih banyak minum.Mereka berada di klub hingga menjelang subuh. Boris minum beberapa gelas, tapi dia tidak mabuk. Yang mabuk justru Tedy. Mulutnya terus komat-kamit, terus berteriak ingin pergi mencari Jeni.Akan tetapi, tidak ada yang menanggapi kata-kata Tedy. Sandy dan Rendi memapahnya. Sopir membawa mobil ke depan pintu masuk, lalu me

DMCA.com Protection Status