Semua Bab Pengorbanan Dibalas Pengkhinatan Cinta: Bab 81 - Bab 90

630 Bab

Bab 81

"Oke, aku akan katakan semua yang ingin kamu tahu," ucap Irish dengan tenang.Kyra duduk kembali di sofa dan bertutur, "Cepat katakan.""Satu minggu yang lalu, Alba dipecat dari rumah sakit. Kamu tahu, 'kan? Dia dipecat karena menerima uang darimu. Itu melanggar peraturan rumah sakit, jadi dia dilaporkan," ujar Irish. Dia memakai lipstik berwarna merah pekat. Ketika berbicara, bibirnya tampak seperti berdarah.Kyra mendengus dingin, lalu membalas, "Aku sudah tahu tentang ini."Irish bertanya, "Lantas, apa kamu tahu siapa yang melaporkan Alba?"Mendengar ini, raut wajah Kyra sedikit berubah. Dia balik bertanya, "Kamu?""Kyra, aku nggak begitu kurang kerjaan. Aku dan Alba nggak punya dendam apa pun. Kami nggak pernah berhubungan. Aku memang bukan orang baik, tapi untuk apa aku berbuat jahat pada orang asing?" Irish diam sejenak, lalu melanjutkan dengan perlahan, "Orang yang melaporkannya adalah suamimu, Deven."Kyra sontak terkejut saat mendengar nama Deven. Dia mencoba mengingat kembali
Baca selengkapnya

Bab 82

"Benar," sahut Irish. Dia mengeluarkan pulpen dari tas, membuka tutup pulpen, dan memberikannya kepada Kyra.Kyra menuliskan angka di cek, lalu meletakkan pulpennya. Irish mengambil cek itu. Ketika melihat nominalnya, raut wajahnya sontak berubah. Dia bertanya dengan kesal, "Sepuluh triliun? Kyra, kamu begitu gila uang? Memangnya kamu pantas bernilai 10 triliun?""Bukan aku, tapi posisi sebagai istri Deven yang bernilai 10 triliun. Kenapa? Kamu nggak punya uang sebanyak itu? Kalau nggak punya uang, untuk apa kamu berpura-pura kaya di hadapanku?" sindir Kyra dengan tatapan jijik.Irish menenangkan diri. Lagi pula, hidup Kyra tidak akan lama lagi. Jadi, dia terpaksa setuju untuk memberikan 10 triliun. Dia menggertakkan gigi dan berucap, "Baik, aku setuju. Tapi, berikan aku waktu untuk mengumpulkan uangnya. Satu hal lagi, ini rahasia di antara kita berdua."Kyra memandang Irish seraya tersenyum sinis dan memprovokasi, "Kamu tahu Deven begitu kejam, tapi kamu masih ingin mendekatinya? Iris
Baca selengkapnya

Bab 83

Irish menangis tersedu-sedu sembari menjelaskan, "Aku nggak menyinggung Kyra. Aku hanya mentraktirnya minum kopi dan ingin minta maaf kepadanya. Terakhir kali, Kyra salah paham saat aku menjenguk Ibu Angkat. Kyra nggak mau dengar penjelasanku. Dia langsung menyiramku dengan kopi."Namun, Deven malah makin gusar setelah mendengar suara tangisan Irish. Dia menimpali, "Sifat Kyra memang begitu. Kamu nggak usah mempermasalahkannya. Cepat pulang."Sudah jelas Deven tidak menanggapi ucapan Irish dengan serius. Deven juga terdengar seperti membela Kyra. Irish masih ingin bicara, tetapi Deven sudah mengakhiri panggilan telepon.Di kantor presdir Grup Scott, Deven melihat video yang dikirim Irish. Kyra dan polisi itu berbincang sembari tersenyum. Dulu, Kyra hanya tersenyum seperti ini kepada Deven.Deven sudah melihat video ini berulang kali dan dia makin gusar setiap melihatnya. Apalagi setelah membaca pesan Irish yang mengatakan bahwa Kyra dan polisi itu tampak serasi. Mereka sangat cocok unt
Baca selengkapnya

Bab 84

Belin memakamkan abu jenazah Alba di tempat pemakaman yang dibeli Irish. Segerombolan awak media datang untuk meliput berita kematian Alba. Belin pun memberi tahu awak media bahwa Irish adalah orang baik yang banyak membantu keluarga mereka. Jika ada kesempatan, Belin rela melakukan apa pun untuk membalas kebaikan Irish.Pada malam hari, para awak media baru pergi. Saat Belin hendak pergi, kepalanya tiba-tiba ditutupi dengan karung. Sebelum sempat merespons, Belin sudah ditahan di lantai dan dihajar habis-habisan. Belin terus memaki. Kemudian, Belin mulai memohon ampun karena merasa kesakitan. Suara seorang pria terdengar. "Ingat, kelak jangan sembarangan menyinggung orang. Ini pelajaran untukmu!"Belin melepaskan karung yang menutupi kepalanya, tetapi dia sama sekali tidak melihat siapa pun di sekitar tempat pemakaman. Kalau tubuhnya tidak terluka, Belin benar-benar mengira apa yang terjadi tadi hanya mimpi."Kyra, pasti kamu yang menyuruh orang untuk memukulku! Tunggu saja pembalasan
Baca selengkapnya

Bab 85

Deven terus teringat dengan video yang dikirim Irish. Dia melihat Kyra tersenyum lebar kepada polisi itu. Deven masih bisa berpikiran secara rasional. Dia berusaha menahan kecemburuan di dalam hatinya.Kyra ingin melepaskan tangan Deven, tetapi Deven malah menggenggam tangan dengan kuat. Kyra yang kesakitan mencibir, lalu berkata, "Maaf, aku nggak pernah belajar akting. Jadi, aku nggak bisa berpura-pura tersenyum untuk menghiburmu. Kalau mau dihibur, kamu cari Irish saja.""Beraninya kamu bicara seperti itu," ujar Deven sambil menyipitkan matanya.Kyra tidak menanggapi ucapan Deven. Dia sangat lelah sehingga malas bertengkar dengan Deven.Deven bertanya lagi, "Kenapa kamu nggak menjawab panggilan teleponku?"Kyra menunduk sembari menyahut, "Baterainya habis. Deven, boleh pinjam ponselmu sebentar?"Deven bertanya balik, "Kamu mau apa?"Kyra tersenyum getir dan berucap, "Dulu, aku bisa melihat ponselmu sesuka hatiku. Sekarang aku bahkan nggak boleh meminjam ponselmu lagi. Nggak apa-apa,
Baca selengkapnya

Bab 86

Deven melepaskan tangannya dari pergelangan tangan Kyra. Jawabannya tentu saja tidak. Di belakang Kyra, dia selalu menjaga jarak dengan Irish."Apa perlu dipikirkan begitu lama? Kamu lagi cari alasan untuk menipuku?" tanya Kyra yang tersenyum sedih. Dia sudah terlihat sangat hancur.Deven melihat ujung mata Kyra yang memerah. Jakunnya bergerak sedikit, lalu dia mengalihkan pandangannya yang berkaca-kaca. Pria itu menjawab dengan dingin, "Jangan dekat-dekat sama polisi itu.""Deven, aku lagi tanya apa kamu sama Irish sudah lakukan semuanya?" tanya Kyra seraya mengerucutkan bibir. Dia ingin sakit hati sepenuhnya dan tahu apa kebenarannya."Kalau nggak? Harus tunggu kamu mati dulu? Maaf, aku nggak bisa tunggu begitu lama," timpal Deven. Tatapannya yang tajam dan sinis kembali diarahkan pada Kyra. Deven menyunggingkan senyuman, lalu menambahkan, "Kyra, sahabatmu jauh lebih jago daripada kamu di ranjang." Usai berkata demikian, Deven melihat air mata mengalir dari mata Kyra.Tubuh wanita it
Baca selengkapnya

Bab 87

"Kalau nggak? Karena khawatir padamu? Kyra, nggak usah harap," jawab Deven sambil tersenyum licik.Tubuh Kyra gemetar hebat. Dia menahan diri di dinding dan mengedipkan mata yang membengkak, lalu bertanya, "Kamu begitu berharap aku mati?"Deven mengejek, "Kyra, kamu lupa ingatan atau sudah gila? Pertanyaan ini sudah kamu tanya berulang kali. Masa kamu nggak tahu seberapa ingin aku melihatmu mati? Alex sudah siapkan kafan dan peti mati untukmu, jadi kamu cuma perlu mati saja. Aku bahkan sudah beli kembang api untuk pemakamanmu."Deven memutar matanya. Dia mendekati Kyra, lalu melanjutkan sambil tersenyum sinis, "Foto favoritmu pasti foto nikah kita, 'kan? Nantinya aku bakal cetak foto itu, jadi kamu bisa pakai buat foto kenanganmu. Sebagai suami, aku sangat baik padamu, 'kan?"Emosi Kyra sudah sangat hancur. Dia bertanya sambil menggertakkan gigi, "Kamu sudah nggak bisa tunggu satu hari pun? Kamu begitu nggak sabar sampai sudah menyiapkan kafan untukku?"Deven berbisik di telinga wanita
Baca selengkapnya

Bab 88

Irish tercengang, lalu segera bertanya, "Kamu nggak akan mengantarku?""Aku masih punya urusan lain," jawab Deven sambil memperhatikan jalan di depan. Sinar lampu jalan menyinari wajah sampingnya yang tampan melalui daun-daun pohon. Hal ini membuatnya terkesan makin dingin.Deven meraih kotak rokok dengan tangannya yang lain. Dia mengeluarkan sebatang dan menyalakannya, lalu membuka jendela mobil dan mulai merokok."Tapi Deven, Kyra yang meneleponku dan minta aku menjemputmu," jelas Irish sambil menggigit bibirnya. Dia tidak bisa menerima hal ini.Deven berucap dengan tak acuh, "Kalau gitu, carilah orang yang meneleponmu."Irish meraih lengan Deven dengan berani. Dia mengguncangnya sambil memohon, "Hari ini, Kyra menyiram kopi ke tubuhku. Aku sangat ketakutan. Tolong temani aku, ya. Kalaupun kamu nggak mau, setidaknya antar aku pulang."Deven melihat telapak tangan di atas lengannya. Dia segera memerintahkan seraya mengernyit, "Lepaskan."Irish memanggil lagi, "Deven ....""Aku nggak m
Baca selengkapnya

Bab 89

Telepon terus berdering, tetapi tidak ada yang mengangkat. Meski sekarang sudah pukul 11 malam, seharusnya masih ada polisi yang bertugas. Setelah Kyra menelepon dua kali lagi, panggilan akhirnya tersambung.Di ujung telepon, seorang pria bersuara familier berkata, "Kantor polisi, ada yang bisa dibantu?"Kyra berkata, "Aku ingin melaporkan sesuatu ...."Usai menyampaikan laporan, Kyra memutuskan panggilan, lalu menelepon rumah sakit. Ketika ambulans tiba, Kyra sudah terkapar tidak sadarkan diri di lantai. Petugas medis pun bergegas mengangkutnya ke dalam mobil dengan menggunakan tandu.Di Vila Keluarga Clarke.Irish tengah tidur nyenyak ketika seorang pelayan mengetuk pintu kamarnya dan berseru, "Nona Irish, Nona Irish, cepat bangun. Terjadi masalah besar!"Irish sontak terjaga dan bangkit dari ranjang. Begitu membuka pintu, dia langsung menampar pelayan itu dan membentak, "Apa kamu menganggap ucapanku hanya angin lalu? Untuk apa kamu mengetuk pintu kamarku waktu aku lagi tidur? Panik
Baca selengkapnya

Bab 90

"Baik, Pak Justin," ujar seorang polisi.Polisi lainnya berkata, "Tenang saja, Pak Justin. Dia nggak akan bisa ke mana-mana di bawah pengawasan kami."Justin menepuk bahu beberapa rekannya. Dia menanggalkan seragam kerjanya, lalu membuka pintu kaca dan melangkah pergi.Irish masih saja bertingkah. Dia menyunggingkan senyum dan berkata pada beberapa polisi di sana, "Aku cuma bercanda sama Kyra. Mau sekeras apa pun kalian menyelidikinya, kalian nggak akan menemukan apa pun. Gimana kalau kalian lepaskan aku sekarang? Kalian mau berapa, katakan saja.""Hm? Kamu bermaksud menyogok polisi?" ujar salah seorang petugas polisi. Dia menggelengkan kepalanya tidak percaya, seakan-akan sedang berhadapan dengan idiot."Nggak, bukan itu maksudku. Aku benaran nggak bersalah," jelas Irish buru-buru."Kalau begitu, jaga sikapmu. Kami nggak akan menahan orang yang nggak bersalah, tapi kami juga nggak akan membiarkan orang yang bersalah pergi," ujar polisi lainnya tanpa ekspresi.Saat Kyra siuman, hari su
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
63
DMCA.com Protection Status