All Chapters of Pengorbanan Dibalas Pengkhinatan Cinta: Chapter 71 - Chapter 80

630 Chapters

Bab 71

"Apa maksudmu?" tanya Alex.Maya langsung mengalihkan topik. "Pak Alex, Nona Kyra akan menghadiri sebuah pemakaman lusa nanti. Aku ingin menemaninya, tapi dia bersikeras pergi sendirian.""Oke, aku sudah mengerti. Aku akan segera mentransfer gaji ke rekeningmu." Alex pun mengakhiri panggilan, lalu datang ke ruang presdir Grup Scott.Alex mengetuk pintu. Setelah Deven menyuruhnya masuk, Alex baru mendorong pintu. Bosnya terlalu sibuk, sampai-sampai tidak punya waktu untuk mendongak menatapnya.Alex menggigit bibirnya, lalu memberanikan diri untuk bertanya, "Pak Deven, kamu mau menghadiri pemakaman lusa nanti?""Pemakaman Alba?" Deven meliriknya sambil bertanya dengan misterius, "Siapa yang menyuruhmu menyampaikan pesan ini? Irish?"Alex agak keheranan mendengarnya. Kemudian, dia langsung membantah, "Bukan, pengasuh yang merawat Bu Kyra yang memberitahuku. Katanya, Bu Kyra akan menghadiri pemakaman lusa hari dan bersikeras pergi sendirian.""Kakinya sudah sembuh?" tanya Deven dengan eksp
Read more

Bab 72

Senyuman di wajah Deven menjadi makin dingin. Dia memperingatkan dengan sinis, "Alex, sekarang jam kerja. Kalau kamu memang begitu peduli padanya, silahkan mengundurkan diri untuk menjadi asistennya.""Maaf, aku sudah lancang." Alex tahu bahwa ini adalah pertanda sebelum bosnya naik pitam. Setelah mengambil kontrak final itu, dia langsung berbalik dan pergi.Deven melanjutkan pekerjaannya, seolah-olah keamanan Kyra tidaklah penting.Keesokan harinya, Kyra malas memasak sehingga memesan makanan. Tiba-tiba, ada nomor yang tak dikenal meneleponnya. Kyra langsung menjawab panggilan."Kyra, apa kabarmu?" Terdengar suara nakal Irish dari ujung telepon.Kyra memegang ponselnya dengan erat. Seketika, amarah berkecamuk dalam hatinya. "Kenapa? Kamu masih belum kapok, ya?""Kyra, aku hanya berbaik hati memperingatkanmu, jadi jangan nggak tahu diri. Besok adalah hari pemakaman Alba. Kamu nggak ingin mengantarnya untuk yang terakhir kali?" tanya Iris.Kyra terkekeh-kekeh sinis dan membalas, "Apa ur
Read more

Bab 73

Irish yang berada di ujung telepon sungguh terkejut. Deven menatap dasi itu dan berkata dengan dingin, "Kamu jauh lebih penting daripada kontrak itu.""Deven, ternyata kamu begitu peduli kepadaku. Aku terharu sekali. Aku jadi nggak terbiasa dengan sikapmu yang begini," ucap Irish dengan emosional.Deven mengakhiri panggilan, lalu menutup lacinya. Kemudian, dia membatin, 'Deven, ini terakhir kali kamu peduli padanya dan melindunginya. Ingat, dia musuhmu.'Di vila Keluarga Scott, jantung Kyra berdetak kencang. Dia sungguh gelisah. Instingnya memberi tahu bahwa masalah besar akan segera terjadi, tetapi dia tidak tahu masalah apa itu.Kyra sampai merasa sesak karena tidak bisa mengendalikan situasi. Dia terus menenangkan dirinya supaya tidak takut. Tidak peduli itu musibah atau berkah, semua akan berlalu pada waktunya.Kyra merasa sangat lelah karena kegelisahan ini. Baru beberapa jam berlalu, tetapi dia merasa seperti sudah seabad.Pukul 6 keesokan pagi, Kyra pergi ke dapur untuk memasak
Read more

Bab 74

Kyra teringat pada berbagai momen saat dirinya berhubungan dengan Alba. Dia masih ingat pada senyuman Alba, tangisan Alba di pesawat, dan Alba yang berterima kasih padanya di hotel."Nona, hari ini adalah hari ulang tahunku. Kamu harus datang, ya. Nggak perlu bawa hadiah, kehadiranmu sudah merupakan hadiah terbaik."Nona, apa yang kamu sukai? Apa kamu punya keinginan?""Aku akan memberimu sebuah hadiah, tapi kamu baru bisa menerimanya setengah bulan lagi. Kamu harus menunggunya, ya."Perasaan Kyra sungguh campur aduk memikirkan semua ini. Matanya mulai berkaca-kaca, hatinya terasa getir. Mungkin ini karena mereka mengalami penderitaan yang sama. Sebulan lagi, Kyra mungkin akan berbaring di peti mati seperti Alba.Kyra berjalan ke depan meja lalu membakar dupa untuk Alba. Asap dupa membuat mata Kyra terasa agak perih, tetapi dia tidak bisa menangis. Setelah itu, Kyra membungkukkan badannya tiga kali dan menancapkan dupa."Kamu ingin memberiku hadiah apa? Alba, kamu jelas-jelas begitu me
Read more

Bab 75

"Pak, kenapa kamu nggak menerima ongkos yang kutransfer? Kalau nggak, kamu sebutkan saja harganya ...," ujar Kyra yang masih ingat pada kejadian sebelumnya. Dia tidak suka mengambil keuntungan dari orang lain.Petugas itu meliriknya, lalu tersenyum dan menyahut, "Cuma bantuan kecil, nggak perlu sungkan-sungkan. Sudah kubilang, membantumu adalah tanggung jawabku. Kalau itu orang lain, aku akan tetap membantu mereka.""Tapi, aku nggak ingin mengambil keuntungan darimu." Kyra menggigit bibirnya.Petugas itu menggoda, "Kalau benar-benar ingin berterima kasih kepadaku, hiduplah dengan baik. Jangan seperti Alba yang menimbulkan kerepotan untuk kami."Petugas ini sedang memperingatkan Kyra untuk tidak bunuh diri tanpa peduli sesulit apa pun masalah yang dialaminya."Tenang saja, aku paling takut sakit. Aku sangat menghargai nyawaku," timpal Kyra sambil tersenyum. Masih ada banyak hal yang harus dia lakukan, tetapi waktunya tidaklah cukup. Bagaimana mungkin dia rela mengakhiri hidupnya begitu
Read more

Bab 76

Tatapan semua orang tertuju pada Deven, termasuk Kyra. Jantung Kyra berdetak kencang. Dia bahkan menggigit bibirnya sambil memperhatikan Deven lekat-lekat karena penasaran dengan jawaban pria ini.Deven mengalihkan pandangannya, lalu menyahut dengan tidak acuh, "Namaku Deven."Ekspresi Irish membaik mendengarnya. Dia tersenyum sambil berkata kepada Belin, "Panggil Pak Deven saja.""Halo, Pak Deven. Dari penampilanmu, aku 100% yakin kamu orang kaya. Karismamu benar-benar kuat ...," puji Belin sambil menjulurkan tangan. Dia ingin mendekatkan hubungan dengan Deven.Sampai sekarang, Belin masih belum tahu bahwa Deven adalah suami Kyra ataupun orang yang memecat Alba. Hanya ada satu hal di pikirannya yaitu harus menyanjung Irish untuk mendapatkan keuntungan.Deven melirik sekilas tangan Belin. Telapak tangannya penuh kapalan. Belin pun merasa canggung karena Deven tidak bersedia berjabat tangan dengannya.Irish melirik ke sekeliling, lalu akhirnya menemukan Kyra yang sedang berjongkok. Mata
Read more

Bab 77

"Kyra, nggak apa-apa kalau kamu nggak mau memberitahuku. Kalau kamu masih marah karena masalah waktu itu, aku minta maaf ya," ujar Irish yang memasang ekspresi bersalah sambil menatap Kyra.Kyra merasa sangat jijik dengan wanita ini. Dia sama sekali tidak peduli. Namun, Deven tiba-tiba berucap, "Kamu nggak salah, nggak perlu minta maaf."Ucapan ini seketika membuat hati Kyra sakit. Deven merasa Irish tidak bersalah. Ini karena di mata Deven, yang bersalah sudah pasti Kyra.Deven menatap Irish, lalu berkata dengan nada datar, "Aku masih ada urusan pekerjaan, aku pamit dulu."Jika tahu akan melihat adegan seperti itu, Deven tidak akan datang hari ini. Kyra tersenyum sinis. Suaminya berpamitan dengan seorang wanita simpanan di hadapannya. Benar-benar ironis."Oke, aku sudah senang karena kamu mau mengantarku kemari." Irish mengangguk dengan patuh, bahkan membantu Deven merapikan dasinya.Deven termangu sesaat, tetapi tidak menolak. Alex menghampiri Deven dan memanggil, "Pak ...."Deven me
Read more

Bab 78

Di mata Belin, Alba adalah produk investasi dengan modal terkecil dan keuntungan terbesar. Alba adalah putri satu-satunya Belin. Kini, tidak ada lagi yang memberinya uang, bahkan dia harus membesarkan Alice sendirian.Begitu mengetahui Alba dipecat karena Kyra, amarahnya sontak berkecamuk. Wanita ini sudah menghancurkan sumber pendapatannya.Belin yang murka pun memaki, "Putriku celaka gara-gara dia, tapi dia masih berani datang kemari. Dasar jalang! Aku akan memberinya pelajaran!"Belin mengamati sekeliling untuk mencari pisau, tetapi tidak bisa menemukannya. Dia murka hingga sekujur tubuhnya gemetaran. Bagaimanapun, dia harus membalas dendam.Ketika melihat Belin berjalan pergi, Irish pun berpura-pura berteriak dengan panik, "Bibi, jangan bertindak gegabah!"Saat ini, Kyra masih mengobrol dengan polisi itu. Tangannya sontak diraih oleh seseorang sehingga tubuh Kyra berbalik. Namun, polisi itu sangat cekatan. Dia langsung menarik Kyra ke belakang untuk melindunginya.Alhasil, tamparan
Read more

Bab 79

"Aku ...." Belin seketika tidak bisa berkata-kata.Polisi itu meneruskan, "Kalau ingin membuka kasus kembali, keluarkan bukti-buktinya. Kalau masih membuat keributan, jangan salahkan kami bertindak lancang. Tentunya, kamu boleh melaporkanku kepada atasanku kalau merasa sikapku sudah keterlaluan."Belin menangis tersedu-sedu. Dia duduk di lantai sambil memukul lantai, lalu berucap, "Putriku, kenapa nasibmu begitu buruk? Kamu dicelakai orang sampai meninggal begini. Buka matamu, lihat gimana para penjahat ini bertingkah sombong.""Aku akan menyumpahi orang yang sudah mencelakai putriku. Orang itu akan mati tragis, bahkan seluruh keluarganya bernasib sial!"Begitu mendengarnya, Irish tak kuasa menelan ludah karena merasa bersalah. Punggungnya sontak terasa dingin. Dia membatin, 'Berani sekali wanita tua ini menyumpahiku. Kalau sumpah berguna, nggak ada lagi hukum di dunia ini. Huh, dasar bodoh.'Polisi itu menatap Kyra sambil berkata, "Nona, kamu sudah memberi penghormatan terakhir. Kalau
Read more

Bab 80

Kafe itu bahkan memiliki banyak kenangan indah antara Kyra, Irish, dan Deven. Waktu itu, Irish adalah kakak angkat Deven. Tidak banyak yang tahu tentang kafe itu. Yang mengajaknya bertemu di sana sudah pasti kenalannya.Setelah meninggalkan rumah sakit, Kyra menatap pria di sampingnya dan berkata, "Pak, kamu pulang saja dulu.""Gimana denganmu?" tanya pria itu.Kyra menggigit bibirnya, lalu tiba-tiba teringat pada sesuatu. "Mobilku di rumah duka. Aku akan naik taksi ke sana untuk mengambil mobilku.""Sebaiknya kuantar saja, ibu Alba begitu berbahaya. Kalau aku menjagamu, dia nggak akan berani macam-macam," usul pria itu.Kyra merasa masuk akal sehingga menyetujuinya. Setelah mengambil mobil, dia akan pergi ke kafe untuk menemui orang misterius itu.Setibanya di rumah duka, Kyra mengucapkan terima kasih dan melepaskan sabuk pengamannya. Dia tersenyum sambil bertanya, "Pak, kamu masih belum mau memberitahuku namamu?""Aku memang suka berbuat baik, jadi kamu nggak perlu tahu namaku," bala
Read more
PREV
1
...
678910
...
63
DMCA.com Protection Status