All Chapters of Pengorbanan Dibalas Pengkhinatan Cinta: Chapter 91 - Chapter 100

630 Chapters

Bab 91

Deven sedang menyesap tehnya. Begitu mendengar perkataan itu, dia sontak tersedak. Justin membungkuk untuk mengambil tisu, lalu menyerahkannya kepada Deven. Dia berkata, "Pak, pelan sedikit."Deven tidak menerima tisu itu, melainkan mengambil yang baru dan menyeka sudut bibirnya. Dia tersenyum sambil berujar, "Pak, kamu akan menanggung konsekuensi kalau menyebarkan rumor.""Aku datang kemari juga karena menerima laporan. Kalau kamu nggak bersalah, kami nggak mungkin menangkapmu," sahut Justin sambil tersenyum tanpa merasa takut sedikit pun."Siapa yang melaporkanku?" tanya Deven yang memicingkan mata.Justin mengeluarkan ponselnya, lalu mencari tangkapan layar dari isi pesan yang provokatif itu. Dia memperlihatkannya kepada Deven sambil membalas, "Istrimu yang melaporkannya. Foto ini dikirim Nona Irish kepada Nona Kyra."Wajah Deven berangsur menjadi suram. Dia sontak memahami apa yang terjadi. Justin berkata lagi, "Apa aku sudah bisa mencatat pengakuan sekarang? Aku sangat sibuk, aku
Read more

Bab 92

Selain itu, hari ini bukan akhir pekan, jadi kafe sangat sepi. Kyra adalah pelanggan satu-satunya untuk sekarang. Tidak ada gunanya duduk di ruang privat.Kyra tidak memesan kopi karena takut kesulitan tidur malam nanti. Di etalase kue, ada kue stroberi yang baru dibuat. Kue ini dilapisi dengan krim tebal dan stroberi yang montok. Hanya melirik sekilas, Kyra sudah ingin memakannya.Kyra memesan sepotong kue stroberi, lalu mengambil sendok untuk memakannya. Sungguh harum dan lembut. Ketika menengadah, dia melihat seorang pria bertopi dan berseragam dengan tinggi 1,8 meter, melangkah masuk ke kafe.Pelayan pun tertegun saat melihat ada polisi yang datang. Dia tak kuasa berkata, "Pak, kami nggak menelepon polisi.""Jangan panik, aku cuma datang untuk minum kopi," sahut Justin sambil tersenyum lembut. Ketika melihat Kyra melambaikan tangan padanya, dia pun menghampiri dan duduk di sampingnya.Pelayan memberikan menu. Justin melirik sekilas. Sebenarnya, dia tidak terlalu suka minum kopi. Ka
Read more

Bab 93

Kyra dan Justin tidak menanggapi. Deven menghampiri keduanya. Kyra dan Justin duduk di sofa. Biasanya, hanya pasangan yang duduk di kursi seperti ini.Deven melirik kue stroberi di samping tangan Justin, lalu melirik kue yang sudah dimakan setengah oleh Kyra. Kedua itu adalah kue yang sama. Entah mengapa, dia merasa gusar.Deven duduk di meja sebelah. Dia menarik kursi yang memiliki sandaran, lalu duduk dengan santai. Gayanya ini terlihat sangat keren.Pelayan segera mengambilkan menu. Deven memesan kopi hitam tanpa gula. Ketika pelayan hendak pergi, Deven tiba-tiba memanggilnya. Dia menunjuk Justin, lalu menunjuk diri sendiri dan bertanya, "Coba kamu perhatikan baik-baik. Aku atau dia lebih serasi dengan wanita itu?"Suasana yang menegangkan ini membuat pelayan itu tak kuasa menelan ludah. Dia membatin, 'Ya Tuhan, apa aku salah bicara tadi?'"Nggak bisa menilai, ya?" tanya Deven lagi. Dia tiba-tiba tertawa. Tawa ini sontak membuat pelayan itu merinding.Kyra segera membantu pelayan it
Read more

Bab 94

Kegetiran pada senyuman Kyra membuat hati Deven merasa agak sakit. Sebenarnya, dia tidak bermaksud untuk menghina Kyra. Deven hendak menjelaskan, tetapi Kyra sudah mengempaskan tangannya dan berkata, "Kalau nggak datang, kamu akan melihat skandal tentangmu dan Irish di televisi besok."Seketika, Deven menjadi tidak bisa berkata-kata. Kyra pergi, tetapi Deven tidak mengejar. Pelayan menyajikan kopi, lalu berujar, "Pak, ini kopinya.""Aku suaminya. Sudah ingat sekarang?" tanya Deven sambil mengambil kopi itu. Tatapannya yang tajam pun tertuju pada wajah terkejut pelayan itu. Pelayan itu menelan ludah saking takutnya. Dia tidak menyangka Deven masih memperhitungkan masalah itu sampai sekarang."Sudah ingat, Pak. Maaf, aku sudah salah tadi. Tapi, kamu dan istrimu memang serasi sekali," sahut pelayan itu. Setelah mendengarnya, Deven pun meninggalkan kafe sehingga pelayan itu menghela napas lega.Dulu, setiap kali Deven pulang ke vila Keluarga Scott, Kyra pasti memasak makan malam untuknya,
Read more

Bab 95

"Bagus kalau kamu tahu posisimu," sahut Deven. Tatapannya seketika dipenuhi kebencian saat mendengar ucapan Kyra."Kamu jelas-jelas begitu membenciku, tapi masih sok peduli padaku. Kamu nggak merasa lelah? Aku saja lelah melihat kemunafikanmu," ujar Kyra.Nada bicara Deven menjadi makin tidak sabar. Dia bertanya, "Bukannya kamu menyuruhku pulang karena ingin membahas sesuatu?"Kyra seperti teringat pada sesuatu. Dia meletakkan gelasnya, lalu mengambil tiga buah dokumen di sofa sampingnya dan melemparkannya ke wajah Deven seperti yang dilakukan Deven sebelumnya. Kemudian, dia berujar, "Silakan dilihat. Kalau nggak ada masalah, silakan ditandatangani."Bagian ujung dokumen yang tajam menggores wajah Deven sehingga terluka sedikit. Kyra melihat semua dengan jelas, tetapi dia berpura-pura bodoh. Dia hanya menunduk untuk membuka laci dan mencari sebuah pena.Ketiga dokumen itu terjatuh di samping kaki Deven. Dia membungkuk untuk mengambilnya, lalu membukanya sambil terkekeh-kekeh. "Tipu mus
Read more

Bab 96

Kyra hanya ingin terbebas. Dia tidak menyangka bahwa sikapnya yang diam ini akan membawa banyak kerepotan untuk Justin.Deven duduk di sofa samping, lalu membuka surat perjanjian untuk dibaca dengan saksama. Kyra segera bergeser untuk menjaga jarak dengannya.Deven memegang surat itu dengan erat. Di atasnya, tertulis jelas bahwa Kyra tidak menginginkan sepeser pun. Kyra bangkit, lalu meletakkan pena di hadapan Deven dan berucap, "Langsung tanda tangan kalau nggak ada masalah lagi.""Ibumu tahu kamu akan bercerai?" tanya Deven dengan tidak acuh tanpa mendongak sedikit pun. Nada bicaranya terdengar seolah-olah tidak peduli.Kyra tidak terkejut karena Deven memang tidak mementingkan pernikahan mereka ataupun dirinya. Dia mengepalkan tangan dengan erat karena belum memberi tahu Mia tentang ini. Mia pasti akan melarang karena khawatir Kyra tidak bisa menghidupi diri sendiri.Namun, Kyra bisa menjelaskannya kepada Mia nanti. Dia menyahut dengan santai, "Dia sudah tahu.""Memangnya dia setuju
Read more

Bab 97

Deven memegang wajah Kyra sambil menciumnya dengan kasar. Seketika, Kyra merasa sungguh terhina. Dia langsung menampar Deven dan memaki, "Deven, jangan keterlaluan!"Saat berikutnya, Kyra merasa menyesal. Dia benar-benar takut sekarang. Pria ini tidak ada bedanya dengan binatang buas. Deven tidak akan melepaskan dirinya. Namun, dia tidak punya pilihan selain menampar Deven.Tiba-tiba, tangan yang besar merangkul pinggang Kyra. Sebelum Kyra sempat bereaksi, tubuhnya sudah menempel dengan tubuh Deven. Meskipun dihalangi oleh pakaian, Kyra tetap bisa merasakan tubuh Deven yang panas.Kyra meronta-ronta, tetapi cengkeraman Deven malah bertambah kuat. Kyra segera menahan Deven dan memelototinya. "Apa yang kamu lakukan?"Mata Deven tampak merah, mungkin karena Kyra menamparnya tadi. Dia menimpali, "Kamu ingin bercerai, 'kan? Kalau begitu, temani aku semalam. Kalau aku puas, aku akan langsung tanda tangan surat itu."Kyra tergelak saking berangnya. Dia merasa pria di hadapannya ini benar-bena
Read more

Bab 98

Kyra menggigit bibirnya. Sekujur tubuhnya sampai gemetar saking gusarnya. Dia bertanya, "Kamu benar-benar ingin menghinaku dengan cara seperti ini?""Ini adalah kewajiban seorang istri. Bukannya kamu sangat menginginkan hal ini dulu? Atau pria itu sudah memuaskanmu, jadi kamu nggak ingin menjalankan kewajibanmu lagi?" cela Deven sembari tersenyum.Ucapan ini bak pisau yang menyayat hati Kyra. Dia menggertakkan giginya sambil memekik, "Deven, aku berbeda denganmu. Aku bukan orang yang nggak bisa hidup tanpa pasangan!"Deven terkekeh-kekeh dan hendak pergi. Ketika sudah mendekati gerbang, terdengar teriakan Kyra yang disertai tangisan. "Aku setuju! Aku akan melayanimu hingga puas!"Deven tak kuasa termangu. Dia sangat memahami Kyra. Wanita ini sangat mementingkan harga diri sehingga tidak mungkin bersedia melayani pria. Namun, Kyra malah menyetujuinya demi bercerai.Deven tidak menoleh dan hanya berdiri diam di tempatnya. Dia benar-benar tidak menyangka akan jawaban ini.Kyra berjalan ke
Read more

Bab 99

Deven mengambilnya. Setelah melirik sekilas, dia langsung membuangnya ke dalam tong sampah. Pria itu memarahi, "Aku nggak suka merek ini, sana beli yang baru.""Deven, kamu sengaja cari masalah ya? Merek nggak akan memengaruhi aksimu," timpal Kyra. Dia sudah tersenyum saking kesalnya.Sementara itu, Deven bangkit dari sofa. Dia melihat jam tangannya sekilas, lalu mengambil jas di sofa dan mengenakannya. Pria itu seolah-olah akan pergi.Melihat ini, Kyra pun menggertakkan gigi dan menahan amarahnya. Dia segera bertanya "Kamu suka merek apa?""Aku juga nggak tahu. Aku cuma tahu, aku nggak suka semua merek yang kamu beli," jawab Deven yang menoleh ke arah istrinya.Ketika mendapati Kyra yang tersenyum karena emosi, dia mengolok-olok, "Bukannya kamu bilang asalkan bisa cerai, kamu bersedia melakukan apa pun? Tapi, beli pengaman saja kamu nggak becus. Aku jadi ragu apa kamu benar-benar ingin bercerai. Aku nggak punya waktu untuk bermain-main denganmu."Kyra pergi lagi ke supermarket. Dia me
Read more

Bab 100

Kyra menatap dasi hitam yang dikenakan oleh Deven lekat-lekat. Dia pernah membelikan Deven merek dasi ini, tetapi motifnya jelas berbeda.Sambil melepaskan dasi, Kyra bertanya dengan santai, "Dasi ini dipilih Irish, 'kan?"Deven tersentak. Dia segera mengerti apa yang terjadi. Alex ternyata menipunya. Pria itu mengatakan bahwa dasi ini dibelikan oleh Kyra."Nggak bagus?" Suara Deven terdengar agak serak dengan nada yang dingin. Tatapannya bahkan menjadi lebih dingin."Jelek sekali," sindir Kyra.Deven membalas, "Nggak sejelek kamu.""Kalau merasa aku jelek, kenapa mau nikah denganku dulu? Kamu buta?" tanya Kyra.Deven merespons, "Kamu selalu menempel padaku seperti permen karet. Apa aku bisa nggak menikah denganmu?"Setelah melepaskan dasi, Kyra tiba-tiba bertanya, "Deven, kamu terlihat nggak bersemangat dan sama sekali nggak mau senyum saat kita nikah. Apa itu karena kamu terpaksa? Kamu jadi teringat dengan kematian orang tuamu? Ketika melihatku tersenyum bahagia, apa kamu mencemoohku
Read more
PREV
1
...
89101112
...
63
DMCA.com Protection Status