Semua Bab Pengorbanan Dibalas Pengkhinatan Cinta: Bab 111 - Bab 120

630 Bab

Bab 111

"Bukan, masalah suamimu dan Irish," jawab Justin."Memangnya mereka ada masalah apa?" tanya Kyra sambil tersenyum sinis. Dia tidak tertarik dengan masalah asmara mereka. Tanpa disadari, kedua orang itu tiba di depan restoran. Saat Justin membukakan pintu kaca restoran, hawa panas dan wangi masakan langsung menyambut mereka. Suasananya sangat berbeda dengan hawa dingin yang berembus di luar."Kita masuk dulu baru bicara." Justin mengulurkan tangannya untuk mempersilakan. Kyra juga tidak sungkan-sungkan. Dia memegang erat tasnya berjalan masuk ke restoran hotpot. Bos restoran itu adalah seorang pria paruh baya yang gemuk. Saat melihat Justin, dia langsung melambaikan tangan untuk menyapanya. Jelas sekali, mereka sudah lama kenal dan Justin adalah langganan di sini."Pak Justin, aku sudah siapkan ruang privat untuk kalian.""Terima kasih," jawab Justin sambil tersenyum.Bos itu menatap Kyra, lalu mengalihkan pandangan ke Justin dan menggodanya, "Ini pacar Pak Justin?"Kyra mengerutkan ali
Baca selengkapnya

Bab 112

Irish menggertakkan giginya dan berbicara sambil meneteskan air mata. Justin memicingkan matanya, lalu tertawa sinis pada Irish, "Nona Irish, kamu sudah berjanji padaku untuk bersikap baik setelah keluar dari kantor polisi. Kenapa? Baru saja keluar, sekarang mau dikurung beberapa hari lagi?""Aku ...." Irish langsung terdiam. Saat mengingat semua cemoohan dan perlakuan yang diterimanya di kantor polisi, tangannya langsung menjadi pucat.Deven juga ikut marah. Seolah-olah tidak ada hubungannya dengan dirinya, Deven hanya bersandar di kursi dan mematikan rokoknya sambil tersenyum kepada Justin, "Pak Justin, sepertinya kamu sangat melindunginya ya?""Pak Deven, kalau kamu ditindas orang lain juga aku akan melindungimu. Ini adalah kewajiban seorang polisi terhadap rakyat," jawab Justin dengan wajah yang serius."Pak Justin, ayo kita pergi. Nggak usah banyak basa-basi dengannya." Kyra berbalik dan berjalan keluar dari restoran. Justin melemparkan pandangan tajam kepada Irish dan Deven, lalu
Baca selengkapnya

Bab 113

"Pak Deven, Pak Justin adalah orang yang jujur, tidak mungkin dia akan merebut pasangan orang lain. Mungkin ada kesalahpahaman di sini?" Ivan yang sedang menyetir, tiba-tiba menggenggam erat setirnya. Jika Kyra mengetahui Deven melakukan hal ini di belakangnya, dia pasti akan marah besar.Deven tiba-tiba tertawa. Sambil melihat pantulan dirinya di kaca spion, dia berkata, "Sekarang kamu nggak mau menurutiku lagi?""Aku tahu apa yang harus dilakukan," jawab Ivan dengan bibir terkatup sembari memperhatikan kondisi jalan di depan.Lampu jalanan berwarna oranye menerangi salju yang beterbangan di udara dan memberikan kesan suasana yang muram. Justin benar-benar sial karena terlibat dengan istri Deven. Sekarang, jabatan wakil kepala polisi yang hampir didapatkannya akan hilang begitu saja.Di restoran Jepang.Kyra melihat Justin di sampingnya dengan bingung dan bertanya, "Pak Justin tadi bilang ada hal penting yang mau disampaikan. Apa itu?""Nggak terjadi apa pun pada Irish dan suamimu mal
Baca selengkapnya

Bab 114

"Apa yang dilakukan Deven? Apa dia baru bisa puas setelah mendesak mertuanya sampai mati?" Mendengar bahwa semua ini adalah ulah Deven, Mia merasa sangat jengkel.Sudut mata Kyra berkedut. Dia tidak menyangka Deven akan selicik ini. Baru saja mendaftarkan perceraian, Deven telah mencabut semua dana untuk pengobatan ayahnya.Direktur rumah sakit menghela napas berat, lalu berkata pada Kyra, "Nona Kyra, kusarankan sebaiknya kalian cepat cari rumah sakit lain untuk pindah. Rumah sakit negara biayanya lebih murah. Meski pengobatannya nggak bisa dibandingkan dengan di sini, setidaknya lebih baik daripada nggak dirawat sama sekali.""Berapa lama waktu yang diberinya untuk pindah?" tanya Kyra."Dua hari. Begitu tenggat waktunya tiba, baik kalian berhasil menemukan rumah sakit lain atau nggak, kami akan tetap mencabut semua alat. Nona Kyra, berusahalah yang keras, waktu yang diberikan untuk Pak Nelson nggak banyak."Setelah direktur itu pergi, Mia langsung menelepon Deven dengan kesal. Nada sa
Baca selengkapnya

Bab 115

Kyra menyeka air matanya. Setelah mencari semalaman di internet, dia menemukan bahwa ada 200 rumah sakit swasta dan 100 rumah sakit negeri di kota ini. Dia tidak percaya tidak ada satu pun rumah sakit yang mau menampung mereka di antaranya.Biaya pengobatan untuk rumah sakit sekarang ini memang agak besar. Cepat atau lambat, mereka tetap harus pindah. Keesokan harinya saat Kyra menelepon rumah sakit lain untuk menanyakan perihal pemindahan pasien, dia menyadari bahwa semua rumah sakit itu langsung menolak begitu mendengar namanya. Mereka selalu memberi alasan bahwa kamar sudah penuh atau memberikan harga yang sangat mahal agar Kyra mundur dengan sendirinya.Kyra sangat tercengang. Bukankah ini terlalu kebetulan? Untungnya, hasil tidak mengkhianati usahanya. Akhirnya ada sebuah rumah sakit yang rela menerima Nelson. Biayanya juga tidak terlalu mahal, mereka hanya perlu memberikan deposit 200 juta untuk biaya opname.Kebetulan kartu banknya masih ada 200 juta saat ini, jadi masih bisa di
Baca selengkapnya

Bab 116

Masalahnya sudah sampai seperti ini, Kyra terpaksa meminta bantuan dari Justin. Kyra beranggapan bahwa mungkin akan ada rumah sakit yang mau menerimanya jika Justin turun tangan. Kyra menelepon Justin, tetapi anehnya nomor teleponnya telah dinonaktifkan. Setelah itu, dia melihat bahwa WhatsApp-nya juga sudah menghilang.Kenapa semua kontaknya tidak bisa dihubungi? Kyra mendapat firasat buruk bahwa Justin sedang dalam masalah. Dia langsung mengemudikan mobilnya ke kantor polisi dengan cepat. Meski tidak pernah menghubungi tempat kerja Justin sebelumnya, jarak restoran hotpot yang mereka kunjungi bersama tidak jauh dari sebuah kantor polisi. Jaraknya hanya sekitar 200 meter. Karena itulah, Kyra bisa menemukan tempat kerja Justin.Setibanya di kantor polisi, Kyra menyatakan tujuan kedatangannya. Salah seorang petugas polisi menghela napas, "Sayang sekali, Nona terlambat selangkah.""Ada apa?" tanya Kyra dengan kebingungan.Polisi itu menyerahkan segelas air pada Kyra, "Pak Justin sudah me
Baca selengkapnya

Bab 117

Saat terakhir kali ayahnya kecelakaan, Kyra telah berlutut, bunuh diri, bahkan mogok makan. Namun, semua itu tidak membuat Deven melunak sama sekali. Kyra menatap direktur itu sesaat, lalu bertanya, "Kalau kami nggak pindah, butuh berapa biayanya untuk terus tinggal di sini?"Lantaran tidak bisa pindah rumah sakit, Kyra terpaksa harus mencari cara lainnya."Kalau begitu, kalian harus memberikan deposit sebesar dua miliar sebelum besok. Ini adalah peraturan rumah sakit," jawab direktur."Apa bisa dibayar cicilan? Aku bisa bayar 200 juta dulu." Kyra menemukan secercah harapan.Direktur itu menggelengkan kepala, "Ini peraturan rumah sakit. Nona Kyra, kusarankan sebaiknya Anda cari bantuan pada Pak Deven."Mengingat Alba yang dipecat Deven karena mempersulit Kyra, direktur rumah sakit berkata sambil tersenyum, "Pak Deven nggak akan tinggal diam. Dia masih peduli padamu. Asalkan kamu melunak padanya, bukankah biaya ini sama sekali bukan masalah baginya?""Aku mengerti apa yang harus kulakuk
Baca selengkapnya

Bab 118

Telepon Deven bisa tersambung, tetapi tidak ada yang menjawabnya. Setelah mempertimbangkan sangat lama, Kyra baru memutuskan untuk meneleponnya. Bagaimanapun, Kyra tetap harus mencoba segala cara. Namun Deven malah tidak mau menjawab panggilannya, lantas bagaimana Kyra bisa bicara padanya?Hubungan mereka telah menjadi sangat canggung beberapa hari yang lalu. Meskipun demikian, Kyra tetap harus berusaha untuk bicara dengannya sekarang."Nomor yang Anda tuju sedang sibuk ...." Suara mesin penjawab terus terdengar, sehingga membuat Kyra semakin panik.Deven menolak teleponnya. Ternyata Kyra bahkan tidak punya kesempatan lagi untuk bicara dengannya. Akan tetapi, kalaupun Deven menjawab panggilannya, sepertinya pria itu juga hanya akan memarahi dan mengutuknya.Tiba-tiba terdengar suara seorang wanita, "Lowongan kerja, lowongan kerja. Bagi yang mau mendapat gaji tinggi, ayo segera merapat. Sekadar lihat-lihat nggak akan rugi."Kyra langsung menoleh ke arah suara itu. Ternyata tempat itu ad
Baca selengkapnya

Bab 119

"Kalau dia meninggal, bagaimana Ibu bisa hidup lagi? Dia adalah pria yang paling kucintai," kata Mia sambil menangis terisak-isak. Suara tangisannya bagaikan pisau yang menancap di hati Kyra. Hati Kyra telah kosong, kini dia bagaikan perahu yang berlayar di tengah laut dan tidak bisa menemukan daratan."Aku sudah dapatkan uangnya, cuma dua miliar saja, 'kan? Ayah nggak akan pindah rumah sakit, tenang saja." Berbohong telah menjadi keahliannya. Dulu, Kyra akan langsung panik dan wajahnya memerah jika berbohong. Namun kini, kebohongan seperti telah menjadi kebiasaan baginya. Lantaran takut ibunya terus mempertanyakan lebih jauh, Kyra langsung menutup teleponnya.Wanita bergaun ketat itu melemparkan pandangan tajam ke wajah Kyra yang mungil, "Kamu butuh uang mendesak ya? Aku bisa membantumu.""Aku harus bagaimana?" Kyra mengatupkan bibirnya. Dia mulai tergoda karena tidak ada cara lain lagi. Asalkan bisa mendapat dua miliar tanpa melanggar hukum, dia bisa menerima semuanya. Harga diri dan
Baca selengkapnya

Bab 120

Kelopak mata Kyra terus berkedut. Karena takut mereka akan berubah pikiran, Kyra harus mendapat uangnya terlebih dahulu. Wanita itu tertawa dan berkata, "Ini nggak sesuai aturan.""Kalau begitu, kalian cari orang lain saja. Aku nggak bisa melihat ketulusan kalian." Kyra langsung beranjak dari sofa dan ingin pergi. Dia merasa situasi ini benar-benar sangat aneh. Wanita itu menarik pergelangan tangannya, lalu berkata sambil tertawa, "Kamu masih nggak percaya padaku? Oke, berikan aku nomor rekeningmu, aku akan transfer uangnya sekarang."Kyra memberikan nomor rekeningnya kepada wanita itu. Setelah wanita itu menelepon seseorang, dua menit kemudian uangnya telah masuk ke rekening Kyra."Nak, kamu sudah lihat ketulusan kami, 'kan? Sekarang sudah boleh berdandan?""Oke," jawab Kyra sambil mengangguk.Kyra dibawa oleh wanita itu ke lantai atas. Setiap sudut ruangan itu tampak berkelap-kelip, terkesan sangat mencolok dan juga mesra. Wanita itu membuka pintu sebuah ruangan, di sana telah berkum
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
63
DMCA.com Protection Status