"Empat ratus ribu," jawab anak laki-laki itu dengan serius.Deven terkekeh-kekeh. Kyra dan wanita paruh baya itu menghela napas lega. Kemudian, wanita itu tersenyum minta maaf sambil berucap, "Pak, maaf kalau dia lancang. Anak kecil masih belum bisa menilai situasi.""Aku nggak bohong kok. Pistol air ini memang mahal. Ayahku sampai nggak makan seharian hanya untuk membelikanku pistol ini," jelas anak itu dengan serius.Deven tergelak lagi. Dia menyahut, "Aku nggak marah, tapi lain kali jangan berlari sembarangan di supermarket lagi. Kalau ada barang rusak, kamu harus ganti rugi lho. Kalau jatuh, kamu sendiri yang kesakitan dan keluargamu bakal sedih.""Paman, aku nggak akan mengulanginya lagi. Terima kasih banyak. Kamu sangat baik," ujar anak itu sambil tersenyum lebar. Kemudian, dia tiba-tiba mengecup pipi Deven.Deven sontak termangu. Ini pertama kali seseorang mengatakannya baik. Dia mendominasi dunia bisnis selama ini, menggunakan berbagai cara untuk mencapai tujuannya, bahkan emos
Read more