Semua Bab Pengorbanan Dibalas Pengkhinatan Cinta: Bab 161 - Bab 170

630 Bab

Bab 161

Dokter dengan sangat serius menyarankan agar dia segera meluangkan waktu untuk menggugurkan kandungannya. Kondisi tubuhnya saat ini sangat lemah, penyakitnya baru saja bisa dikendalikan setelah berupaya keras. Tubuhnya sudah tidak memungkinkan untuk hamil lagi. Memaksakan diri untuk melahirkan hanya akan mempercepat kematiannya dan menyebabkan kematian pada ibu dan anak.Kyra diam-diam menutup telepon. Dia merasa sangat sedih, anaknya benar-benar bernasib malang karena terlahir di rahimnya. Masih belum lahir saja sudah harus digugurkan Air mata jatuh berderai-derai dan pada saat itu juga telepon dari Deven masuk. Kyra tidak ingin menjawabnya karena hatinya masih terlalu sakit. Oleh karena itu, dia mematikan telepon dan menonaktifkannya.....Deven baru saja selesai rapat dan Sally juga sudah meninggalkan Grup Scott. Deven tidak tahu apakah Kyra sudah pulang atau belum. Seharian ini dia tidak mendapat kabar apa pun dari Kyra, sehingga dia memutuskan untuk meneleponnya.Namun, Kyra malah
Baca selengkapnya

Bab 162

Ikut pulang dengannya? Mendengar ucapan ini, Kyra langsung terbengong. Memangnya mereka masih serumah? Sebelum ayahnya kecelakaan, hubungan mereka sangat mesra. Setiap kali Deven membuatnya kesal, dia akan menggendong Kyra seperti ini dan membujuknya pulang.Mengingat kembali semua kejadian masa lalu dan hubungan mereka yang semakin menjauh sekarang, hati Kyra menjadi sangat sedih. Hari ini Kyra sudah terlalu lelah dan tidak ingin bekerja lagi. Bersandar di dada Deven membuat hatinya terasa tenang.Setelah turun ke lantai bawah, Deven melepaskan gendongannya dan berkata, "Kenapa kamu jadi nggak higienis sekarang? Pakaianmu kotor sekali, cepat ganti dengan pakaianmu sendiri!"Kehangatan yang baru dirasakannya tadi, kini telah menghilang. Kyra ingin sekali membalas, bukankah kamu yang menyuruhku memakai ini? Dasar munafik!Namun karena sudah tidak makan seharian, Kyra tidak punya tenaga untuk bertengkar lagi. Kyra pergi ke gudang untuk mengganti pakaiannya.Kyra ingin duduk di kursi bela
Baca selengkapnya

Bab 163

Mata Kyra memancarkan kekecewaan, seolah-olah baru tersadar dari mimpi. Benar, dia hanyalah pembantu di rumah Deven. Tidak mungkin Kyra masih berharap bisa berjalan-jalan di mal sambil bergandengan tangan dengan Deven seperti dulu.Kyra mentertawakan dirinya sendiri sambil menggigit bibir dengan getir. Jemarinya yang lentik terkepal dengan erat seraya berkata, "Maaf, aku yang terlalu berharap. Kamu pulang saja dulu, aku akan pulang setelah selesai belanja nanti."Setelah berkata demikian, Kyra berbalik dan masuk ke dalam supermarket. Meskipun Kyra tahu bahwa Deven membencinya dan hanya ingin menyiksanya, hatinya tetap saja terasa sedih saat mendengar perkataan Deven yang ketus.Air mata berderai menyusuri wajahnya. Saat memasuki supermarket, sebuah gelombang panas menyambutnya. Kyra langsung mengusap air matanya dengan tangan. Setelah bertanya pada pramuniaga, Kyra akhirnya menemukan area penjualan perlengkapan mandi. Dia meletakkan troli belanja di samping dan melihat rak-rak dengan c
Baca selengkapnya

Bab 164

Deven melempar puntung rokoknya ke luar jendela. Dengan satu entakan, dia menginjak pedal gas sampai habis dengan ekspresi marah. Nadi di punggung tangannya yang memegang setir terlihat sangat jelas, menandakan kemarahannya saat itu.Bentley hitam itu memelesat seperti anak panah dan menimbulkan debu di sekitarnya. Dia sengaja menunggu Kyra di sana karena khawatir Kyra akan kesulitan naik taksi untuk pulang karena membawa terlalu banyak barang.Namun, yang terjadi adalah Kyra malah asyik dengan polisi muda itu. Dulu, Deven berencana untuk turun tangan untuk menghadapi Justin, tetapi Justin malah mengundurkan diri tiba-tiba pada malam itu juga. Sekarang, Justin telah kembali lagi.Setelah sampai di apartemen, Deven membuka sebotol anggur merah dan meminumnya dengan ekspresi datar. Anggur yang masuk ke tenggorokannya terasa sangat pahit. Dia berdiri di balkon sambil menunggu selama setengah jam penuh. Pada saat itulah, sebuah mobil SUV berhenti di depan apartemennya.Pintu mobil SUV ter
Baca selengkapnya

Bab 165

Kyra menoleh dan melihat Deven yang sedang berdiri di ambang pintu dengan setelan jasnya. Wajahnya tampak agak marah.Kyra tertawa getir, "Aku cuma pembantu, mana berani tidur dengan Pak Deven.""Kuberi waktu satu menit. Kalau kamu nggak datang, kontak kita langsung dibatalkan!" Usai bicara, Deven langsung membanting pintu dan keluar. Kyra mengerjapkan matanya dengan kesal. Deven mengancamnya dengan menggunakan Nelson dan menginjak-injak harga dirinya.Namun, Kyra tidak bisa melawan. Dia membutuhkan kontrak ini agar Deven mau membantu keluarga mereka. Dengan begitu, Kyra baru bisa meninggal dengan tenang. Akhirnya, Kyra terpaksa berjalan ke kamar utama dengan pasrah.Bagaikan seorang bos yang berkuasa, Deven berdiri di depan cermin sambil memicingkan matanya. "Bantu aku ganti baju."Kyra berjalan ke arahnya dan membantunya melepaskan jas. Matanya terfokus pada pria itu, tubuhnya yang tinggi dan tegap berdiri dengan anggun. Tenggorokannya bergerak naik turun dan terlihat sangat menggoda
Baca selengkapnya

Bab 166

Kyra tidak tahu entah apa lagi yang akan dilakukan oleh Deven, tetapi dia tetap menuruti perintahnya untuk melepas kacamata Deven. Setelah itu, dia mengulurkan tangan untuk memegang wajah Deven yang tampan dan menciumnya.Seketika, Deven mulai bereaksi. Tangan di leher Kyra telah dilepaskan perlahan-lahan. Setelah itu, tangan Deven berpindah ke belakang kepala Kyra dan ciuman mereka pun semakin intim. Kyra curiga bahwa Deven memang sengaja mempermainkannya. Saat mencium Kyra, Deven melakukannya dengan sangat kasar seakan-akan hendak menelan Kyra.Namun, Kyra tidak berani melawan ataupun memberontak. Dia hanya bisa menerima semua ini diam-diam. Entah sejak kapan, pakaian di tubuhnya telah ditanggalkan. Kyra digendong ke ranjang dan dihujani cumbuan. Dari leher, dahi, pipi, hingga telinga dan bibirnya. Lalu, ciuman itu terus menjalar hingga ke bagian bawah. Kyra membuka matanya dan memandangi langit-langit dengan diam.Kini dia merasa sangat kelelahan, dalam benaknya masih teringat semua
Baca selengkapnya

Bab 167

Kyra tidak bisa memuntahkannya lagi karena dia sudah menelannya. Saking kesalnya, Deven menekan dagunya dengan keras hingga membuatnya meringis kesakitan. Setelah itu, Deven memasukkan jarinya ke tenggorokan Kyra untuk memaksanya muntah.Kyra tiba-tiba merasa mual. Begitu Deven mengeluarkan jarinya, Kyra langsung memuntahkan seisi perutnya. Semua makan malam yang disantapnya tadi juga habis tak bersisa, termasuk pil yang baru saja ditelannya tadi.Deven langsung mengguyur kloset itu hingga bersih. Kemudian, dia berjongkok dan menekan dagu Kyra lagi untuk memaksa Kyra menatap kedua matanya. "Kyra, jangan sok pintar! Kalau berani makan obat lagi lain kali, ingat nasib ayahmu yang sedang terbaring itu!"Kyra memelototinya dengan bengong, "Kamu mengancamku?""Bagus kalau kamu tahu aku sedang mengancammu. Sepertinya kamu belum jadi bodoh, masih bisa mengerti bahasa manusia." Deven membungkuk dan menggendongnya. Kyra baru saja hendak memberontak, tetapi Deven membalasnya dengan ketus, "Nggak
Baca selengkapnya

Bab 168

Pagi berikutnya, Kyra terbangun oleh bunyi alarm yang menandakan telah pukul 6 pagi. Karena tidak diizinkan libur, Kyra berencana untuk bangun lebih awal dan pergi ke vila keluarganya untuk mengambil barang-barang penting dan membawanya ke apartemen Deven.Saat membuka matanya, Kyra melihat bahwa pria di sampingnya sudah tidak ada lagi. Dia meraba-raba tempat tidur di sebelahnya yang sudah dingin, menandakan bahwa Deven sudah lama bangun.Malam sebelumnya, Kyra bermimpi. Dalam mimpinya, dia mendekap dalam pelukan Deven. Seperti biasanya, kaki Kyra selalu melingkari pinggang Deven. Anehnya, Deven tidak mendorongnya menjauh, malah memeluknya erat-erat. Sayangnya, mimpi indah itu harus berakhir dan kini dia harus terbangun untuk menghadapi kenyataan yang dingin dan kejam.Setelah selesai mandi dan bersiap-siap, Kyra memanggil taksi menuju vila Keluarga Scott. Berhubung kondisi kesehatannya yang kurang baik, Kyra jadi jarang mengemudi. Perusahaan pindahan yang dihubunginya malam sebelumnya
Baca selengkapnya

Bab 169

Oleh karena itu, Deven masih belum sempat sarapan sampai sekarang."Pak Deven, aku memang salah semalam.""Oh ya? Kalau begitu, coba katakan apa kesalahanmu," tanya Deven kembali. Tangannya masih terus membolak-balikkan dokumen dan menandatanganinya.Sebenarnya Kyra tidak merasa dirinya bersalah, tetapi dia tetap harus tunduk karena menumpang hidup di rumah Deven. Hal terpenting baginya saat ini adalah mengumpulkan uang yang cukup untuk biaya rumah sakit."Aku nggak seharusnya minum pil kontrasepsi. Kalaupun mau minum, aku tetap harus tunggu instruksimu dulu."Deven terdiam."Aku akan ingat untuk menuruti ketentuan yang tertulis di kontrak, selalu patuh padamu dan nggak boleh membantah. Kamu memberiku pekerjaan sama dengan memberiku kesempatan dan menghargaiku. Aku seharusnya berterima kasih padamu, nggak boleh menjauhimu."Deven masih belum merespons."Oh ya, aku hanya kebetulan bertemu dengan Pak Justin di supermarket semalam. Dia sudah bilang padaku, pengunduran dirinya itu nggak ad
Baca selengkapnya

Bab 170

Kyra mencengkeram tempat pena itu dengan kuat."Lepaskan!" ancam Deven. Namun, Kyra tetap tidak melepaskannya."Kuhitung sampai tiga. Kyra, kalau kamu masih nggak pergi kerjakan tugasmu setelah kuhitung sampai tiga, aku jamin akan membuatmu menyesal." Saat hitungan kedua Deven, Kyra terpaksa melepaskan tempat pena itu dan meletakkannya kembali ke meja. Setelah itu, dia berlari keluar dari kantor sambil menangis.Kyra duduk di anak tangga dan menangis cukup lama. Setelah itu, dia pergi ke gudang untuk mengganti seragam kotornya dan mengambil peralatan kebersihan untuk memulai pekerjaannya. Dalam hatinya terus mengutuk, 'Deven sialan! Tahunya cuma menindasku! Menindas Kyra kesayanganmu! Setelah menyiksaku sampai mati, aku mau lihat siapa lagi yang akan kamu siksa.'Namun setelah dipikir-pikir lagi, Deven begitu membencinya, kemungkinan dia hanya akan tertawa terbahak-bahak sambil bertepuk tangan jika Kyra meninggal. Mana mungkin dia akan bersedih? Kyra bahkan tidak yakin Deven akan mengh
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1516171819
...
63
DMCA.com Protection Status