Semua Bab NIKAH? TAPI BOHONG!: Bab 1 - Bab 10

70 Bab

1. PROLOG

Seorang lelaki berseragam putih abu-abu tengah berlari ke arah lapangan basket. Senyumnya terus merekah menghiasi wajahnya yang tampan nan rupawan.Mendapati seorang gadis yang merupakan sahabat karibnya di sekolah sedang asik bermain basket sendirian, Arka lantas berteriak."Sitta!" Dia melambaikan tangan mengisyaratkan Sitta, sang sahabat, agar mendekat.Sitta melempar bola basket secara asal ke sembarang tempat, berjalan gontai mendekati Arka."I Love You," Ucap Arka begitu Sitta sudah berdiri tepat di hadapannya."I Love You," Ulang Arka, membuat Sitta terbengong.Untung kondisi lapangan basket sedang sepi dan hanya ada mereka berdua saja di sana, sebab jika tidak, Sitta pastikan dirinya akan menjadi bahan ejekan teman-teman satu sekolahnya."Arka? Lo sakit?" Tanya Sitta meski dalam hati dia berteriak kegirangan.Padahal, awalnya, alasan Sitta mengajak Arka untuk menemuinya di lapangan basket hari ini karena Sitta yang memang ingin mengutarakan isi hatinya pada Arka, sebelum hari
Baca selengkapnya

2. KEPERGOK BERZINA

"Heh, gue bukan Lonte! Anj***!"Klik!Seorang lelaki tampak terkejut mendengar makian keras suara seorang wanita di seberang.Wanita yang awalnya dia pikir adalah wanita bayaran alias PSK. Hanya saja, dia bukan lelaki sembarangan yang mau memakai jasa PSK gadungan. Sejauh ini, dia hanya mau melakukan hubungan dengan pelacur yang sudah jelas dia ketahui asal-usulnya dan yang pasti pelacur itu harus virgin.Lelaki bertubuh tinggi dengan kulit putih itu tidak pernah mau berhubungan dengan wanita yang sudah pernah melakukan hubungan badan dengan lelaki lain.Ini syarat mutlak yang tak bisa diganggu gugat setiap kali dia memakai jasa germo untuk mencarikannya wanita malam.Meski harus menunggu dan membayar mahal untuk itu, dia tak perduli. Uang bukan perkara sulit baginya."Brengsek!" Ucap laki-laki itu kesal karena sudah mendapat makian dari wanita yang bahkan tidak dia kenal.Cukup lama dia terdiam menatap ke arah jendela di dalam kamar apartemennya, hingga akhirnya tersadar bahwa dia su
Baca selengkapnya

3. DI SIDANG KELUARGA

Makan malam di kediaman keluarga Bapak Muhammad Wisnu Abdullah, tampak hening dan sedikit mencekam.Tak ada celoteh konyol si bungsu yang kerap bercerita tentang apa yang dia alami di sekolah hari ini. Tak ada suara tawa Laras yang akan menimpali ocehan anak gadis semata wayangnya yang kini mulai beranjak remaja itu.Pun, tak ada suara Wisnu yang akan menasehati Kalila jika anak gadisnya itu bersikap genit pada lawan jenis.Kehadiran Kahfi malam ini di meja makan telah menjadi penyebab makan malam kian terasa membosankan.Sikap Laras dan Wisnu yang dingin membuat Kahfi merasa bersalah dan malu. Hidangan lezat di meja makan bahkan tak sama sekali menarik perhatian Kahfi saat itu."Makanannya di makan, Kak. Jangan diacak-acak doang, mubazir loh," ucap Kalila.Kalila, adik semata wayang Kahfi yang tak tahu menahu masalah yang tengah terjadi di antara kedua orang tuanya dengan sang Kakak hanya bisa menatap bingung wajah-wajah bungkam keluarganya. Itulah sebabnya, sejak tadi, dia memilih u
Baca selengkapnya

4. AJAKAN BERTEMU

Sudah tiga hari Sitta pulang dari treking dan dia sama sekali tidak datang lagi ke sekolah padahal hari ini adalah hari kelulusan.Seharian ini ponselnya berisik sekali.Banyak yang menghubunginya untuk memberitahukan bahwa Sitta lulus dan diterima di universitas terkemuka melalui jalur beasiswa.Ya, meski pun begajulan dan sering kali bolos sekolah, namun otak Sitta memang termasuk encer untuk hal pelajaran. Mungkin, jika Sitta bisa lebih menjaga perilakunya di sekolah, dia bisa saja mendapat gelar juara umum tahun ini. Sayangnya, otak encer yang dia miliki tidak diimbangi dengan sikap dan perilakunya yang baik di sekolah, catatan hitam atas nama Sitta terlanjur berderet memenuhi buku piket guru.Itulah sebabnya, jangankan mendapat gelar juara umum, gelar juara kelas saja, Sitta tidak pernah mendapatkannya.AndiArka barusan tanya w, kenapa lo nggak masuk-masuk? W jwb apa nih?Sebuah pesan baru kembali masuk memenuhi memori ponselnya. Dan lagi-lagi pertanyaan yang sama seperti yang d
Baca selengkapnya

5. LELAKI BERGIGI MANCUNG

"Halo? Saya sudah di depan rumah kamu, saya lupa tanya, namamu siapa?" ucap Kahfi setelah dia baru saja memarkirkan kendaraannya di seberang ruko tempat tinggal Sitta."Nama gue Sitta," jawab Sitta di seberang yang saat itu sedang mengenakan hijab panjang milik sang ibunda. Sitta baru saja mengambil hijab milik Ranti yang tergantung di jemuran karena dia tak berani masuk kamar ibunya untuk sekadar meminjam hijab panjang.Ibunya itu jika sudah marah, agak menakutkan. Dia tak banyak bicara seperti ibu-ibu kebanyakan yang bawel, tapi lebih pada diam dan mengacuhkan keberadaan Sitta.Mau Sitta bicara apa pun, selama Sitta belum minta maaf dan menyesali perbuatannya, Ranti tetap tak akan menimpali ucapan sang anak gadisnya itu.Bahkan jika Sitta mogok makan seharian, Ranti tetap tak perduli. Alhasil, Sitta yang kelaparan harus menunggu Ranti tidur di malam hari, barulah dia mengendap-endap ke dapur untuk mencari makanan."Nama lo sendiri, siapa?" tanya Sitta balik dengan nada ketus."Wuih,
Baca selengkapnya

6. AJAKAN KE TEMPAT SEPI

Di sepanjang perjalanan, keadaan di dalam mobil tampak hening.Sitta bahkan tak sama sekali berani menoleh ke kiri, tempat di mana lelaki yang dia pikir bernama Kahfi itu duduk.Sementara Kahfi yang asli, terlihat santai menyetir, melajukan kendaraan mewahnya di tengah jalanan ibukota yang ramai lancar.Sesekali, tatapan Kahfi mencuri pandang ke arah Sitta melalui kaca spion di atas kepalanya. Wajah Sitta yang terlihat badmood membuat Kahfi harus bersusah payah menahan tawa.Rasain lo!Makanya kalau punya mulut itu dijaga!Berani-beraninya ngatain gue kampret, gue kerjain tau rasa lo, hahaha...Ucap Kahfi membatin sambil senyum-senyum sendiri."By the way, Mba Sitta ini sudah kerja apa masih kuliah?" tanya Kahfi dari depan. Dari pada dia sakit perut karena harus terus menerus menahan tawa menyaksikan tingkah kikuk kedua sejoli di belakangnya, alhasil, Kahfi pun memutuskan untuk mencairkan suasana melalui obrolan santai."Mba-mba, emang muka gue keliatan tua banget apa dipanggil Mba? L
Baca selengkapnya

7. HABIS KESABARAN

"Sitta?" pekik Arka kaget bukan main.Awalnya Arka tidak engeuh bahwa wanita berhijab yang berpapasan dengannya di jalan itu adalah Sitta sahabatnya, jika bukan karena Dinda yang memberitahunya.Sementara Sitta, yang memang berharap Arka dan Dinda tak melihatnya merasa lega begitu dia berhasil melewati dua sejoli yang sedang kasmaran itu.Namun, sial bagi Sitta saat ini ketika Arka malah mengejarnya dan menghadang langkah Sitta di depan."Jadi bener lo Sitta?" ucap Arka dengan wajah serius, setengah kaget bercampur tak percaya.Tatapan Arka lekat menelusuri penampilan Sitta dari ujung kaki hingga ujung kepala. "Lo kenapa, Ta? Kenapa seminggu ini ngindarin gue terus? Lo juga nggak bales-bales sms gue dan nggak angkat telepon gue? Lo nggak masuk sekolah, gue pikir lo sakit, tapi pas gue ke rumah, nyokap lo malah ngusir gue." Cecar Arka panjang lebar.Sitta mengulum bibir, merasa tak enak, malu, sedih sekaligus kesal. Semua perasaan itu bercampur aduk dalam benak Sitta saat ini, hingga m
Baca selengkapnya

8. SITTA DICULIK

Makan malam di kediaman Kahfi sudah kembali ramai oleh celoteh riang Kalila.Kalila yang baru saja bercerita bahwa dirinya masuk menjadi nominasi tiga besar lomba cerdas cermat Matematika di sekolahnya. Hal itu jelas mendapat sambutan baik dari Wisnu dan Laras selaku kedua orang tua Kalila. Sama halnya dengan Kahfi yang turut memberikan pujian pada sang adik tercintanya itu."Dulu waktu hamil Kalila Ummi ngidam apa sih? Kok bisa Kalila pinter banget begini? Hebat adiknya Kahfi," puji Kahfi seraya mengelus ubun-ubun Kalila yang tertutup hijab."Ya sama aja sih kayak waktu Ummi hamil kamu dulu, Fi. Ummi perbanyak lagi ibadah, shalat sunnahnya dikencengin, dzikirnya, hafalan qur'annya. Itu aja," jawab Laras mengingat-ingat."Dan yang pasti, saat Ummi hamil dulu, Abi selalu berusaha membuat Ummi bahagia. Karena kunci kesehatan janin di dalam kandungan itu ada pada kebahagiaan hati ibunya," tambah Wisnu menjelaskan dengan penuh kebanggaan. "Ummi kalian ini dulu waktu lagi hamil kalian itu
Baca selengkapnya

9. TRAUMA MASA LALU

"Genk motor Rival ancem kami akan memperkosa dan membunuh Sitta kalau sampai kami berani lapor polisi, Bang!"Seperti sebuah dejavu saat kalimat itu keluar dari mulut Andi.Membuat Kahfi tertegun mendengarnya.Hingga ingatan Kahfi pun seolah terbang ke masa lalu.*"Gengnya Regan ancem gue, Fi. Katanya, kalau sampe lo ngaduin soal Regan yang pakai sabu ke Pak Kepsek, Regan akan buat perhitungan sama lo! Dia mau memperkosa Nanda!"*Mengingat hal itu, tubuh Kahfi langsung menegang. Kedua tangan lelaki itu terkepal keras di sisi tubuhnya, bahkan saking kerasnya kepalan tangan itu, hingga memperlihatkan buku-buku jarinya yang memutih.Urat nadi di leher Kahfi yang berkulit putih pun tampak menonjol keluar, karena Kahfi yang terlalu kuat menekan kedua rahangnya.Dada lelaki itu bergemuruh dengan hebatnya seolah siap untuk meledakkan lahar panas yang selama ini terpendam bertahun-tahun lamanya di dada.Nanda, gadis yang dicintainya harus ternoda karena ulahnya. Karena keegoisannya.Lantas,
Baca selengkapnya

10. MASIH BERSEGEL "ORI"

"Sitta?" pekik Arka dari arah luar.Sampai di dalam kamar, di mana Sitta berada, Arka menjadi terkejut saat dilihatnya keberadaan lelaki lain yang bukan anggota genk motor mereka.Hanya saja, kabar mengenai Sitta yang ditemukan pingsan di jalan oleh Andi, membuat Arka panik setengah mati, hingga dia pun mengabaikan keberadaan Kahfi di sana.Mendekati Sitta dan memastikan keadaan Sitta baik-baik saja, sikap Arka terlihat berlebihan."Lo nggak apa-apa, kan Ta?" Tanya Arka sambil memeriksa sekujur tubuh Sitta dari mulai depan belakang, wajah hingga ke bawah lututnya. Hal itu jelas membuat Sitta marah."Ish, apaan sih? Lebay banget. Gue nggak kenapa-napa kali! Mau aja lo diboongin sama Bang Keling," ucap Sitta kemudian.Arka hendak kembali bicara, namun pergerakan Sitta yang lantas berjalan menuju tepian ranjang tempat di mana Kahfi masih terduduk diam di sana membuat Arka pun bungkam suara.Lagi-lagi Arka kembali dibuat penasaran mengenai siapa sebenarnya Kahfi."Gue tau, lo cuma pura-pu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status