Home / Pernikahan / NIKAH? TAPI BOHONG! / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of NIKAH? TAPI BOHONG!: Chapter 21 - Chapter 30

70 Chapters

21. DARAH YANG MENGUCUR

"Kata Ranti, kamu diterima di Universitas Negeri ya Sitta? Ih hebat," puji Laras saat dirinya, Wisnu dan juga Sitta sudah berkumpul di ruang keluarga. Menikmati teh manis hangat dan pisang goreng buatan si Mbok."Iya Tante," jawab Sitta dengan gayanya yang dibuat-buat lugu, ayu dan feminin."Kalau boleh tau, kamu ambil jurusan apa?" sambung Wisnu kemudian."Tekhnik informatika, Om," jawab Sitta lagi.Laras dan Wisnu saling pandang penuh kekaguman."Wah, itu jurusan tekhnik paling sulit kan? Kalau bisa masuk berarti otak kamu memang encer ya, Sit?" puji Wisnu setelahnya."Memang cita-cita mau jadi apa Sitta? Nggak pusing pilih jurusan itu?" Tambah Laras."Niatnya mau jadi programmer, Tante, tapi ya dijalani aja dulu, yang penting kan Sitta nya suka dan nyaman dulu.""Iya, ya. Betul itu," jawab Laras dan Wisnu berbarengan sambil menganggukkan kepala.Mereka kembali menawarkan hidangan di meja pada Sitta ketika di waktu yang bersamaan, Kahfi turun setelah mengganti celana pendeknya denga
Read more

22. BISA DIKENDALIKAN

Kahfi masih berdiri di ujung jalan.Mengutak-atik ponselnya untuk memesan ojek online, ketika dia mendengar suara Sitta memanggil namanya.Menoleh ke arah di mana Sitta kini berada, Kahfi melihat gadis itu melambaikan tangan, seperti memberi isyarat agar Kahfi kembali mendekat, dibarengi dengan sebuah teriakan."Sini dulu, bantuin gue, kaki gue sakit."Cih, jangan harap, gue bakal ketipu sama muka lo yang memelas itu ya!Mencebikkan bibir, Kahfi hanya bergumam dalam hati, tanpa sama sekali perduli dengan teriakan kedua dan ketiga yang keluar dari mulut Sitta di sana.Saat itu, Kahfi sudah berhasil memesan ojek online, dan dia masih harus menunggu sekitar sepuluh menitan sampai sang tukang ojek pesanannya itu datang.Sitta di sana sudah tidak lagi berteriak, dan sepertinya, gadis itu kini sedang berusaha untuk berdiri dengan susah payah.Memperhatikan gerakan Sitta dengan seksama, hadir segelintir rasa heran dalam benak Kahfi, mengenai gerakan tubuh Sitta yang tertatih-tatih hanya untu
Read more

23. DIKEPUNG

Tak tahu apa yang baru saja terjadi di dalam base camp genk motornya, Sitta jelas terkejut saat mendapati keadaan base camp yang berantakan, seperti baru saja terjadi perkelahian di sana karena tak hanya berantakan, Sitta pun menemukan beberapa bercak darah di lantai."Ini kenapa bisa begini? Ada yang abis berantem?" tanya Kahfi yang juga ikut masuk karena dia harus membantu Sitta berjalan dengan memapah gadis itu."Gue juga nggak tau. Andi sama Ojan nggak ada yang bales pesan gue," jawab Sitta begitu Kahfi sudah membantunya untuk duduk dan Sitta langsung mengecek ponselnya.Merasa ada sesuatu yang tidak beres, Kahfi jadi berpikir dua kali untuk meninggalkan Sitta sendirian di dalam ruangan ini.Sudah pasti terjadi sesuatu dengan sesama anggota genk motor Sitta hingga menimbulkan kekacauan separah ini di base camp mereka, sementara Kahfi tau bahwa Sitta adalah satu-satunya anggota wanita di dalam genk motornya. Sebab, jika sampai terjadi sesuatu hal buruk menimpa Sitta malam ini, Kahf
Read more

24. KRITIS

Pertarungan yang terjadi antara Kahfi dengan segerombol orang asing bersenjata tajam itu berlangsung sengit dan mendebarkan.Dengan keahliannya dalam ilmu beladiri, Kahfi awalnya cukup tangguh melawan mereka meski tubuhnya sudah mengalami luka sayat pisau di beberapa titik.Namun, sepandai-pandainya Kahfi membela diri dan sekuat-kuatnya dia melawan komplotan tersebut, pada akhirnya Kahfi harus rela menerima kekalahannya, tepat saat sebuah pisau lipat menembus perutnya dari arah depan, disusul dengan pukulan benda tumpul di bahunya."KAHFI...."Sitta yang sejak tadi hanya bisa menangis dan berteriak tak mampu melakukan apa pun karena terlalu panik dan takut.Melihat betapa sadis dan beringasnya komplotan bersenjata itu memperlakukan Kahfi, Sitta jelas tak ingin tinggal diam. Dia sudah berusaha untuk bangkit dan berdiri dengan satu kakinya, meski pada akhirnya dia kembali terjatuh karena kakinya yang terkilir sakitnya bukan main."Kahfi... Tolong... Tolong..." Lagi dan lagi, Sitta hanya
Read more

25. KUTUKAN JADI PERAWAN TUA

Tiga hari berlalu pasca kejadian mengerikan yang dialami Sitta dan Kahfi di base camp genk motor Keling, kini keadaan Kahfi sudah mulai membaik meski dia belum bisa banyak bergerak akibat operasi yang harus dia jalani di bagian perutnya.Sementara Sitta, sampai detik ini terus mengurung diri di kamar dan tak pernah mau keluar bahkan untuk makan sekali pun.Bayang-bayang tubuh Kahfi yang menjadi bulan-bulanan para preman itu seolah menjadi momok menakutkan bagi Sitta, padahal, itu bukan kali pertama Sitta melihat adegan perkelahian di depan mata kepalanya.Hanya saja, perasaan yang Sitta rasakan saat ini jauh berbeda dengan perasaan yang Sitta rasakan ketika dirinya melihat Arka dan kawan-kawan genk motornya berkelahi.Perasaan bersalah yang Sitta rasakan kali ini sungguh menyiksanya. Membuatnya begitu takut."Ta, nanti sore Bunda mau ke rumah sakit jengukin Kahfi, kamu ikut ya? Dari kemarin, Laras bilang Kahfi nanyain kamu terus. Dia khawatir sama kamu," ucap Ranti saat dirinya mengan
Read more

26. CEMBURU

"Kenapa nggak lo coba datengin aja Sitta ke rumahnya? Lo tungguin dulu sampe nyokap Sitta pergi, baru deh lo datengin Sitta ke rumah," saran Damar pada Arka yang terlihat putus asa, karena sampai detik ini, Arka terus mengalami kesulitan untuk menghubungi Sitta."Nomor Sitta aktif kok, Ka. Cuma dia emang nggak bales aja pesan gue. Tapi tuh, centang biru, berartikan dia baca pesan yang gue kirim, iya kan?" Sambung Andi kemudian, sambil memperlihatkan layar ponselnya ke Arka."Itu sih fix, Sitta blokir nomor lo, makanya lo jadi nggak bisa hubungin dia," ucap Damar lagi.Arka tampak mengesah berat.Pasrah.Jika memang Sitta yang sudah tak ingin lagi menjalin hubungan dengannya, lantas untuk apa kini Arka terus saja berharap?"Eh, tapi nggak mungkin juga sih Sitta tiba-tiba blokir nomor Arka begitu kalau cuma gara-gara Dinda. Gue sih mikir, ini perbuatan Tante Ranti, kan doi emang nggak suka sama lo, Ka," kali ini Ojan yang bicara."Atau mungkin, ini ulah si Kahfi? Kan dia calon suami Sit
Read more

27. AIR MATA SITTA

Sesampainya di rumah sakit, kebetulan saat hendak memasuki ruang rawat Kahfi, Sitta dan Ranti berpapasan dengan Laras dan Kalila yang terlihat keluar dari ruangan itu.Mereka bertemu tepat di depan ruang rawat Kahfi."Eh, udah dateng calon besan," ucap Laras menyambut kedatangan Ranti dan juga Sitta. Laras dan Ranti pun langsung cipika-cipiki dan bersalaman secara bergantian."Bisa aja kamu," jawab Ranti sambil tertawa kecil. "Ini mau pada kemana, kok keluar?" Tanya Ranti kemudian."Mau ke depan janjian beli makan sama Abinya Kalila. Dia baru sampe di depan lagi pesenin makan buat kita, yuk gabung yuk Ran, kamu udah makan belum?" ajak Laras kemudian dengan sebuah isyarat yang dia berikan melalui gerakan bola matanya.Untungnya Ranti cepat mengerti."Aku juga laper sih, tapi nanti di dalem nggak ada orang? Yang jagain Kahfi siapa?" ucap Ranti dengan sandiwara liciknya.Laras tersenyum lebar, merasa puas karena rencananya berjalan mulus.Wanita paruh baya berhijab panjang itu pun membuk
Read more

28. BERKEPRIBADIAN GANDA

"Ini, pertama kalinya, ada orang lain, yang rela mempertaruhkan nyawanya buat gue, Fi... Makanya gue takut banget waktu itu... Takut, lo nggak selamat... Maafin gue, maafin gue ya Fi..."*Ucapan Sitta di rumah sakit tadi sore masih saja terbayang-bayang dalam benak Kahfi saat ini. Bahkan di saat dirinya seharusnya sudah memejamkan mata dan terlelap dalam mimpi indah, karena waktu yang sudah hampir mendekati pukul dua belas malam.Untuk pertama kalinya, Kahfi terlibat percakapan serius dengan Sitta yang membuat hati Kahfi terenyuh, hingga sulit untuk melupakannya.Terlebih saat Sitta mengatakan tentang ayahnya, juga pengalamannya yang pernah menjadi korban perundungan di masa sekolahnya dulu, sewaktu dirinya masih menjadi siswi sekolah dasar di Bandung.*"Jadi lo pernah tinggal di Bandung?" Tanya Kahfi pada Sitta.Sitta mengangguk. Sesekali punggung tangannya menyeka air mata di pipinya."Kelas satu SD gue masih di Bandung. Terus, gue jadi korban bully sama temen sekelas yang juga te
Read more

29. NIKAH? TAPI BOHONG!

"Dia... Seperti memiliki kepribadian ganda, sama seperti ibunya, Zarina.""Berkepribadian ganda gimana, Ummi?" tanya Kahfi lebih lanjut. Cerita sang ibu tentang latar belakang keluarga Sitta yang rumit seolah menarik untuk diikuti. Membuat Kahfi jadi semakin penasaran."Udah lah, kamu tidur sana istirahat. Besok kita lanjut lagi ceritanya. Sudah malem banget ini," ucap Laras yang merasa bahwa tidak seharusnya bercerita lebih lanjut mengenai sosok Bulan pada Kahfi, karena Laras tak ingin Kahfi pun jadi ikut bersu'udzon terhadap sesuatu yang belum terbukti kebenarannya."Jelasin dulu dong, Mi. Kalau cerita jangan setengah-setengah gitu, yang ada Kahfi makin nggak bisa tidur."Laras tersenyum, "cerita tentang Bulan ini belum tentu benar, hanya sebatas dugaan Ummi saja, dan ketakutan Ranti atas apa yang dia ketahui tentang Zarina. Makanya, Ranti nggak mau kalau Sitta itu dekat-dekat sama Bulan," jelas Laras pada akhirnya. "Sebenarnya, aslinya sih Bulan itu anak yang baik, cantik, sholehah
Read more

30. DUA BULAN BERLALU

Dua bulan berlalu pasca kejadian naas yang menimpa Kahfi dan Sitta di base camp genk motor Sitta, kasus kematian Keling dan Bari pun sudah terselesaikan, meski tak sesuai harapan.Reygan yang dijadikan tersangka akhirnya dibebaskan karena tak adanya bukti kuat atas tuduhan tersebut.Sementara kematian Bari telah terpecahkan masalahnya, dengan menjadikan anggota genk Andalas sebagai tersangka.Perjanjian taruhan malam itu tak bisa ditepati Bari membuat genk Andalas marah hingga membunuh Bari secara keji.Sementara mengenai kasus pengeroyokan yang dialami Kahfi dan Sitta di base camp, masih belum menemukan titik terang karena orang-orang yang mengeroyok Kahfi memang belum diketahui siapa identitasnya hingga detik ini.Mereka semua bertopeng dan mengenakan atribut serba hitam, yang membuat Kahfi dan Sitta tak bisa mengenali satu pun wajahnya.Setelah melalui proses panjang yang melelahkan, Kahfi dan pihak keluarga memutuskan agar pihak kepolisian tetap melanjutkan penyelidikan lebih lanj
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status