Home / Pernikahan / NIKAH? TAPI BOHONG! / 10. MASIH BERSEGEL "ORI"

Share

10. MASIH BERSEGEL "ORI"

Author: Herofah
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Sitta?" pekik Arka dari arah luar.

Sampai di dalam kamar, di mana Sitta berada, Arka menjadi terkejut saat dilihatnya keberadaan lelaki lain yang bukan anggota genk motor mereka.

Hanya saja, kabar mengenai Sitta yang ditemukan pingsan di jalan oleh Andi, membuat Arka panik setengah mati, hingga dia pun mengabaikan keberadaan Kahfi di sana.

Mendekati Sitta dan memastikan keadaan Sitta baik-baik saja, sikap Arka terlihat berlebihan.

"Lo nggak apa-apa, kan Ta?" Tanya Arka sambil memeriksa sekujur tubuh Sitta dari mulai depan belakang, wajah hingga ke bawah lututnya. Hal itu jelas membuat Sitta marah.

"Ish, apaan sih? Lebay banget. Gue nggak kenapa-napa kali! Mau aja lo diboongin sama Bang Keling," ucap Sitta kemudian.

Arka hendak kembali bicara, namun pergerakan Sitta yang lantas berjalan menuju tepian ranjang tempat di mana Kahfi masih terduduk diam di sana membuat Arka pun bungkam suara.

Lagi-lagi Arka kembali dibuat penasaran mengenai siapa sebenarnya Kahfi.

"Gue tau, lo cuma pura-pura khawatir kan sama keadaan gue? Atau, lo emang di suruh Bos lo ke sini buat nyelametin gue, iya?" ucap Sitta yang saat itu berdiri berkacak pinggang di hadapan Kahfi. Dan menjadi terkejut saat Kahfi mendongakkan kepala, dilihatnya kedua kelopak mata lelaki itu berkaca-kaca.

Entah kenapa, hadir sebersit perasaan bersalah dalam benak Sitta saat itu.

Apa mungkin dia sudah keterlaluan?

Pikir Sitta dalam hati.

Akan tetapi, bukan Sitta namanya jika dia bersikap lembek di hadapan orang yang jelas-jelas dia benci, macam lelaki di hadapannya saat ini.

Baru jadi supir aja udah belagu!

Maki Sitta lagi, meski hanya berani dalam hati.

Kahfi yang masih dalam fase mengendalikan diri dan meredam emosi, tampak berdiri setelah dia merasa jauh lebih tenang.

Sepertinya, menghadapi Sitta memang tidak bisa dengan cara kasar, tapi sebaliknya.

"Gue anter lo pulang sekarang, maaf karena tadi gue udah ninggalin lo di jalan," ucap Kahfi merendah, bukan berarti kalah. Justru, Kahfi baru memulai aksi balas dendamnya dengan caranya sendiri.

Melihat reaksi Kahfi yang melunak, Sitta jelas merasa heran.

"Gue bisa pulang sama temen gue, nggak usah repot-repot!" Balas Sitta masih dengan gayanya yang angkuh dan sok cuek.

"Gue yang udah minta izin ke Nyokap lo untuk ajak lo keluar tadi siang, jadi, udah seharusnya gue juga yang anter lo pulang, gue mohon," ucap Kahfi lagi, dengan nada bicaranya yang bukan hanya melemah, tapi juga lembut.

"Lo kalau mau pulang, pulang aja, biar Sitta nanti pulang sama gue," sambung Arka yang saat itu sudah mengambil posisi berdiri di samping Sitta.

"Sorry, Bro, Sitta harus pulang sama gue malam ini karena nyokap nya yang udah titip Sitta ke gue," ucap Kahfi lagi seraya meraih lengan Sitta dan menariknya keluar.

Mendengar kata nyokap, Arka jelas tak mampu lagi berkutik dikarenakan dirinya sadar bahwa selama ini, Ibunda Sitta tak pernah menyukainya.

Sitta sempat melakukan perlawanan, namun usahanya tak berhasil karena cengkeraman tangan Kahfi yang sangat kuat. Membuatnya sedikit kesakitan.

"Lepasin gue! Lo gila ya?" Jerit Sitta yang masih terus berontak.

Kahfi masih menarik Sitta hingga akhirnya mereka sampai di halaman luar base camp, tempat di mana beberapa anak genk motor dibawah kepemimpinan Bang Keling sedang berkumpul.

"Santai, Bro. Kita bisa bicarain semuanya baik-baik. Tolong jangan berbuat kasar sama cewek, kalau lo nggak mau berurusan sama kita," ucap Bang Keling yang langsung menghadang Kahfi di depan.

Kahfi memulas senyum tipis. Merangkul Sitta dengan mesra, lelaki itu pun berkata, "Sitta ini calon istri gue? Jadi, gue yang lebih berhak dan tahu apa yang harus gue lakukan sama dia. Dan lagi, nyokapnya Sitta sudah mengamanahkan Sitta ke gue, so, lo bisa minggir sekarang?"

"Bohong, jangan percaya Bang! Dari mana ceritanya gue jadi calon istri dia! Ngigo kayaknya dia Bang. Mimpi aja lo, supir mau jadi suami gue!" omel Sitta lagi yang kemudian dibalas senyum mempesona Kahfi.

"Dia bukan supir, Ta. Tapi dia beneran Kahfi. Nih, gue sendiri yang liat dia ambil duit di ATM buat nebus lo. Kalau dia cuma supir, mana mungkin dia punya duit sebanyak ini?" kali ini, Andi yang bicara. Membongkar fakta yang ada mengenai apa yang dia ketahui tentang Kahfi.

"Jangan sok tau lo Ndi! Dia sendiri kok yang ngaku kalau dirinya cuma supir pribadi, dan Kahfi yang asli itu mukanya nggak kayak gini," lagi, Sitta tetap kekeuh dengan apa yang sudah dia ketahui sebelumnya.

Hingga akhirnya, Kahfi mengeluarkan KTP dari dompetnya dan memberikannya pada Sitta.

Melihat itu, kedua bola mata Sitta lantas terbelalak kaget.

"Ja-jadi, lo beneran Kahfi?" Pekik Sitta dengan wajah syoknya.

Kahfi mengangguk yakin.

"Jadi, tadi siang itu lo udah bohongin gue dong?"

"Yaudah, kita seri kan sekarang?" Balas Kahfi dengan elegan.

Menggeram tertahan, Sitta mengembalikan KTP di tangannya pada si empunya. Dia benar-benar kesal dan merasa bodoh. Pantas saja lelaki ini terlihat sok kuasa terhadapnya di mobil tadi, ternyata, semua itu karena dia memang lah Kahfi yang sesungguhnya.

Sial!

"Jadi, lo mau pulang bareng gue apa nggak nih sekarang?" tanya Kahfi lagi. "Kalau nggak mau, gue bisa telepon nyokap lo sekarang juga."

"Eh jangan! Yaudah, gue pulang!"

Kahfi tersenyum puas seraya meraih kembali uang sepuluh juta di dalam kantong plastik hitam yang masih berada di tangan Andi.

Kahfi lantas menatap Andi yang sepertinya takut padanya seraya berkata, "kalau gue mau, gue bisa aja bawa kasus ini ke polisi atas laporan penipuan, tapi berhubung lo itu ternyata temen calon istri gue, jadi, lo bisa bebas dari laporan. Semoga lo kapok dan nggak mengulanginya lagi besok-besok, paham, Bro?" Kahfi menepuk bahu Andi lalu beralih pada Keling yang juga sepertinya takut padanya.

"Sorry udah nonjok lo tadi," ucap Kahfi dengan gentlenya.

"Sorry juga atas kelakuan anak-anak genk gue sama lo malam ini. Kita cuma kesel aja tadi denger cerita Sitta yang katanya udah ditinggal di jalan sendirian sama lo, makanya kita sepakat buat ngerjain lo malam ini." Jelas Keling panjang lebar agar tak terjadi kesalahpahaman.

Keduanya bersalaman hingga akhirnya Kahfi dan Sitta pun berlalu dari base camp untuk kemudian memesan taksi online di tepi jalan.

"Lo beneran nggak marah?" tanya Sitta hati-hati. Entah kenapa, hadir sedikit rasa segan di benak Sitta setelah mengetahui bahwa lelaki tampan yang dia pikir hanya seorang supir itu nyatanya Kahfi asli.

Lelaki yang sudah mengirim pesan nyasar padanya tempo hari.

Ingat soal pesan nyasar itu, Sitta yang memang kepo dengan masalah itu lantas kembali melontarkan pertanyaan yang sama seperti yang sudah dia tanyakan pada Epen di taman tadi siang.

Saat itu, keduanya sudah berada di dalam taksi online yang melaju dengan kecepatan sedang menuju kediaman Sitta.

"Jadi bener, lo kalau pesen lon*te cuma bayar seratus rebu doang sekali main?"

Mendengar pertanyaan absurd itu, Kahfi yang sedari tadi diam seketika menjadi kikuk dan malu.

"Ya nggaklah, gila kali, hari gini sewa lon*te seratus rebu! Gue nggak level main ama lon*te murahan," balas Kahfi yang jelas tak mau harga dirinya jatuh di hadapan Sitta gara-gara ucapan ngaco Epen.

"Nggak takut kena penyakit apa lo?" Lagi, Sitta kembali bertanya.

"Gue kalau pesen lon*te itu pasti yang masih virgin, kalau udah bekas, gue nggak mau!" Jawab Kahfi lagi.

"Wah, hati-hati kalau gitu, nanti bisa jadi hukum karma tuh."

"Maksud lo?"

"Ya, iya, lo kan tukang merawanin anak orang, jadi, jangan kaget kalau nanti lo dapet jodoh ternyata bekas di pake orang, hahaha..."

Kahfi jelas kesal mendengar celetukan Sitta yang begitu blak-blakkan, hingga setelahnya, dia pun membalas tak kalah telak.

"Kalau ternyata jodoh gue itu lo, gimana? Lo masih virgin apa udah bekas?"

Dan pertanyaan Kahfi kali ini sukses memancing amarah Sitta yang langsung reflek memukul kencang bahunya.

"Brengsek! Lo pikir gue cewek apaan? Sampe detik ini semua yang ada di tubuh gue ini masih ori tau, masih bersegel! Belum ada yang berani sentuh karena bakal fatal akibatnya!" Omel Sitta dengan suara kencang. Seolah lupa bahwa di dalam mobil itu bukan hanya ada mereka berdua saja, tapi si supir taksi online di depan yang sejak tadi cuma bisa mesam-mesem sendiri mendengarkan percakapan konyol dua sejoli muda di jok belakang mobil yang dia kendarai.

Dan bahkan adu mulut di antara Kahfi dan Sitta terus berlanjut hingga mobil sampai di tempat tujuan.

Daebak!

Related chapters

  • NIKAH? TAPI BOHONG!   11. RINDU SEORANG ADIK TERHADAP KAKAKNYA

    Setelah mengenakan kembali hijabnya dengan sempurna, Sitta turun dari taksi online yang ditumpanginya bersama Kahfi.Awalnya, Sitta berpikir Kahfi akan langsung pulang, namun anehnya, lelaki itu pun ikut turun bersama Sitta saat itu. Entah apalagi keperluannya, Sitta benar-benar tak habis pikir."Lo mau ngapain lagi sih? Ini udah malem tau, rumah gue udah nggak terima tamu!" oceh Sitta sebelum Kahfi mengekor langkahnya ke dalam rumah toko yang dia huni bersama sang ibunda. "Jangan bilang lo mau nginep di rumah gue?" Tandas Sitta lagi.Keduanya tampak berdiri berhadapan dengan jarak cukup dekat di halaman depan teras ruko yang berfungsi untuk tempat parkir kendaraan pelanggan Laundry, tanpa mereka ketahui, Ranti tengah mengintip dari jendela lantai dua rukonya.Karena lampu lantai dua yang memang sengaja Ranti padamkan, jadilah dia tak terlihat keberadaannya di dekat jendela oleh siapa pun."Gue cuma mau memastikan lo bener-bener masuk ke rumah dengan selamat, apa salah?" ucap Kahfi de

  • NIKAH? TAPI BOHONG!   12. ANANDA BULAN KHADIJA

    "Halo, Kak Bulan?" sapa Sitta di telepon membuka percakapan. "Kemana aja sih? Kok baru telepon? Udah sms Sitta nggak pernah dibales lagi, sok sibuk banget!" Omel Sitta sebelum orang di seberang sempat buka suara.Terdengar tawa kecil suara seseorang di seberang. "Assalamualaikum," ucapnya mengawali percakapan.Sitta berdecak, merasa tersindir dengan ucapan salam sang kakak. "Waalaikum salam," jawabnya malas-malassan."Barusan kakak habis telepon Ibu," beritahu seseorang yang selama ini memiliki peran terpenting bagi keberlangsungan hidup Sitta. Seseorang yang begitu Sitta sayang dan seseorang yang menjadi tempat Sitta mencurahkan segala perasaan gundah gulana dalam hatinya selama ini. Termasuk, tempat Sitta mengadu jika Sitta sedang bertengkar dengan Ibundanya. "Gimana kabar kamu di sana? Ibu bilang, kamu diterima masuk universitas negeri ya di Jakarta? Selamat ya, Sitta."Sitta tak langsung menjawab karena dia masih belum terima atas sikap Bulan yang sudah mengabaikannya beberapa tah

  • NIKAH? TAPI BOHONG!   13. JODOH RAHASIA ALLAH

    Yasa.Apa kabar, bos?Lama nih nggak pesen barang baru?Lagi sibukkah?Gue cuma mau infoin aja nih, kalau ditempat gue malam ini bakal ada barang baru. Dua orang ABG baru lulus, jamin segel masih rapet. Minat ga?Melempar asal ponsel ke atas meja kerjanya, Kahfi meremas kepala frustasi.Tak sama sekali berniat untuk membalas apa lagi memesan apa yang biasanya dia pesan dari Yasa, karena Kahfi sudah berjanji untuk tidak lagi melakukan zina pada kedua orang tuanya.Meski, untuk melewati hari-harinya saat ini tanpa sentuhan wanita, Kahfi merasa sangat tersiksa.Sejak dirinya dipergoki berzina oleh Laras, Kahfi memang tak pernah lagi melakukan perbuatan dosa itu meski hal itu membuat Kahfi jadi tidak fokus melakukan pekerjaan baik itu di kantor mau pun saat dia di rumah.Pikiran kotor di dalam kepalanya terus saja mengusiknya dengan sangat, tanpa ampun, dan sulit dihilangkan. Tak boleh melihat wanita dengan pakaian terbuka sedikit, Kahfi langsung berpikir yang tidak-tidak.Hingga akhirnya

  • NIKAH? TAPI BOHONG!   14. PACAR CADANGAN

    Deru bising motor sport hitam yang dikendarai seorang gadis berseragam SMA terdengar nyaring memekik telinga.Suasana jalan di ibukota yang padat merayap tak menghentikan aksi si gadis untuk melajukan kendaraan roda duanya dengan kecepatan di atas rata-rata.Kendaraan itu meliuk-liuk tajam di antara padatnya kendaraan di jalan, bahkan tanpa dia memperdulikan suara klakson dan caci maki orang.Hari ini, Sitta datang pagi-pagi ke sekolahnya untuk mengambil Surat Keterangan Lulus agar bisa mendaftar ke perguruan tinggi.Setelah kejadian dirinya mengerjai Kahfi seminggu yang lalu, sampai detik ini, Sitta dan Kahfi memang tak saling berhubungan apalagi bertemu.Sitta lebih sering menghabiskan waktunya di rumah dengan menyendiri di kamarnya untuk kemudian bermain game di komputer, atau sekadar berbalas chat dengan Bulan.Saat ini, Sitta baru saja sampai di lapangan parkir sekolah dan hendak melepas helm full face nya ketika sebuah motor sport lain muncul di sisi kendaraannya. Mengesah berat

  • NIKAH? TAPI BOHONG!   15. CALON ISTRI

    Usai pengambilan SKL di sekolah, Sitta yang kini sedang dalam masa perpindahan status dari pelajar ke mahasiswa, sama sekali tak memiliki kegiatan yang berarti kecuali dia mengurung diri di kamar seharian.Mau pergi ke basecamp genk motornya pun pagi-pagi begini pasti sepi. Lagian, Sitta memang malas kumpul-kumpul lagi dengan mereka karena tak mau lagi berurusan dengan Arka, awalnya begitu.Namun kini, setelah Sitta mengetahui kebusukan Dinda di belakang Arka, Sitta tak mau tinggal diam dan membiarkan Arka dipermainkan oleh Dinda.Hingga akhirnya, Sitta yang saat itu sedang gabut sendirian, melihat kendaraan Arka yang baru saja melintas di hadapannya dan membawa Dinda di boncengan pun, reflek menguntit kemana kedua sejoli itu pergi.Jarak keduanya cukup dekat kala itu, tapi Arka malah pergi begitu saja tanpa menoleh apalagi menyapa Sitta yang masih asik melamun di parkiran. Dan Sitta, memaklumi hal itu. Pastinya Arka tersinggung dengan apa yang sudah dia ucapkan pada lelaki itu di tam

  • NIKAH? TAPI BOHONG!   16. GUE SUKA SAMA ARKA!

    "Oh, jadi bener ini yang namanya Kevan?" Ucap Sitta memotong kalimat Kahfi dan dengan cepat lalu mengulurkan tangan ke arah Kevan, "kenalin, saya Sitta, calon istri Kahfi," tambah gadis berhijab syari itu lagi."Oh, saya Kevan," balas Kevan dengan senyum sumringahnya.Suasana di meja tersebut seketika berubah menjadi sangat canggung.Kahfi yang merasa malu atas pengakuan Sitta.Fahri yang jadi senyam-senyum sendiri karena merasa lucu dengan tingkah polos wanita bernama Sitta itu.Sementara Dinda dengan tatapan penuh ketidaksukaannya terhadap sikap Sitta pada Kevan yang dianggapnya SKSD."Kamu kenal dia, Beb?" Tanya Dinda setengah berbisik, meski ucapannya itu tetap saja di dengar oleh yang lain, termasuk Sitta sendiri."Kamu kan liat, aku baru berkenalan tadi sama Sitta, ya berarti kita belum saling kenal sebelumnya," jawab Kevan menjelaskan, yang disusul kembali dengan suara Sitta di sana."Saya sama Dinda kan satu sekolah, Kev. Di sekolah itu Dinda jadi rebutan banyak lelaki tau. Sa

  • NIKAH? TAPI BOHONG!   17. MOKONDO

    Entah nasib sial apa yang sedang mengikuti Kahfi kali ini.Setelah dirinya berhasil membawa Sitta ke dalam mobil pribadinya di basement untuk kemudian meledakkan amarahnya di sana, namun tak juga dia lakukan saat Sitta yang duduk di sisinya malah menangis tersedu-sedu.Mirip seperti anak kecil yang tak diberi jajan.Dan menjadi kelemahan paling besar bagi Kahfi saat dirinya harus berhadapan dengan wanita yang sedang menangis. Hingga akhirnya, amarah yang tadinya sudah mencapai ubun-ubun pun sirna dalam sekejap mata.Pada akhirnya, Kahfi hanya bisa terdiam di bangku kemudi sambil sesekali menoleh ke arah Sitta yang terus sesenggukan.Tak tahan mendengar suara Sitta yang terus menarik ingusnya di dalam hidung, Kahfi pun menyodorkan tempat tissue pada Sitta yang langsung mengambil isinya untuk kemudian mengeluarkan len*dir yang menumpuk di hidungnya.Melempar asal tissue kotornya ke bawah mobil, membuat amarah Kahfi yang tadinya mereda kembali naik."Ini ada tempat sampah, buang yang ben

  • NIKAH? TAPI BOHONG!   18. KONSPIRASI BUSUK

    "Gimana rencana lo Bar, jadi nggak? Sitta ama Arka udah nggak pernah lagi keliatan gabung di genk kita. Denger kabar sih mereka berantem ya?" Ucap seorang lelaki bertubuh jangkung yang duduk di atas motor.Seorang lelaki lain yang bernama Bari, yang duduk tak jauh dari lelaki jangkung tadi menyesap rokok di tangannya. Kepulan asap berpolusi itu menguar ke area sekitar begitu si lelaki berbicara. "Gue nggak yakin sih Arka bener-bener ninggalin Sitta gitu aja kalo dia nggak punya mata-mata di sini, buktinya waktu di gunung sewaktu Doni mau ngerjain Sitta, gagal, kan?""Iya sih, bener juga. Tapi kira-kira siapa ya mata-matanya Arka di genk kita?" Sambung lelaki jangkung itu lagi."Gue sih curiga, Bang Keling sendiri yang jadi mata-mata Arka," balas Bari seraya melempar puntung rokok di tangannya ke tanah dan menginjaknya."Iya, bener Lang, pasti Arka udah bayar mahal ke Bang Keling buat jagain Sitta, secara Arka itu care banget sama Sitta, kan?" Sahut anggota lain membenarkan perkataan G

Latest chapter

  • NIKAH? TAPI BOHONG!   70. EPILOG

    "Ada laporan penting apa saja hari ini, Lex?" tanya Reygan pada sang asisten saat dirinya baru saja selesai menghadiri rapat pemegang saham pagi ini."Investasi tambang batu bara di kalimantan untuk dana properti apartemen Red Cherry, disetujui oleh bagian pembukuan, Rey," lapor Alex pada sang atasan.Reygan mengangguk paham. Menoleh ke atas meja kerjanya, Reygan tampak membuka sebuah berkas di sana."Bagaimana dengan pelelangan karya seni AGB Grup di pusat kota?" Tanya Reygan kemudian."Soal itu, barangnya berpindah tangan dan dialihkan ke Galeri lain yang memungkinkan terjadinya pelelangan dengan cakupan yang lebih besar, jadi, pelelangan di pusat kota resmi dibatalkan lusa kemarin," jawab Alex lagi."Oke, bagus. Dengan begitu keuntungan yang dihasilkan bisa lebih besar tentunya," sahut Reygan dengan tatapannya yang masih berpusat di lembar berkas di atas meja. "Ini, berkas pengunduran diri Resti?" kening Reygan tampak berkerut."Ya benar. Resti mengundurkan diri perakhir bulan ini,

  • NIKAH? TAPI BOHONG!   69. PAGI YANG CERAH DI KOTA NEW YORK

    Flash back on...Setelah mengetahui kebenaran tentang Tia dari anak buahnya yang berhasil menemukan buku diary milik sang asisten, Bulan pun berhasil menemukan cara jitu untuk mengecoh Tia agar wanita itu mau mengakui bahwa dialah yang sudah meracuni otak Zarina untuk membunuh Aidil."Mba, Mba Tia tahu kan kalau sebentar lagi Ayah akan bebas?" ucap Bulan di hadapan Tia sewaktu dirinya mendatangi Tia di dalam gudang tua, di mana mayat Aidil dikuburkan."Ya, Tuan Azzam akan bebas sebentar lagi. Lalu, apa maksud Nona melakukan ini pada saya?" tanya Tia dengan posisi kedua tangan dan kakinya yang terikat dan didudukkan di atas kursi besi."Mba Tia tau kan, kalau saya sangat membenci Ayah selama ini?" Tatapan Bulan tertuju lurus pada sosok Tia di hadapannya. Sinis, dingin, dan tajam.Tia tidak menjawab."Jadi, saya tidak rela jika Ayah bebas dengan mudah. Itulah sebabnya, saya ingin membuat cerita rekayasa baru untuk memutar balikkan fakta mengenai kasus kematian Om Aidil, agar hukuman Aya

  • NIKAH? TAPI BOHONG!   68. SEMUA DEMI SITTA

    Semuanya seperti mimpi bagi Sitta.Di saat dirinya mulai menemukan kebahagiaan dalam hubungan rumah tangganya dengan Kahfi saat ini, kenyataan pahit harus kembali menghantam Sitta dengan hebatnya atas fakta, bahwa sang ayah ternyata sudah meninggal.Sesampainya dia di rumah, disambut oleh senyum tipis Ranti, dan Laras yang memang selalu mengunjungi Ranti setiap hari.Mereka duduk saling berhadapan dengan Ranti yang duduk di sisi Sitta untuk mulai menceritakan semuanya pada Sitta.Tentang semua kisah masa lalu yang terjadi di antara dirinya, Aidil, Azzam, Zarina dan juga Tia.Hingga akhirnya, mereka pun berakhir di sisi makam Aidil saat ini."Maafkan Bunda Sitta, semua memang salah Bunda," ujar Ranti usai dirinya dan Sitta membacakan doa untuk sang Almarhum. "Mungkin, jika dulu Ibu mempercayai ayahmu, dan mau memaafkan dia, maka ayahmu tidak akan pergi menemui Zarina dan dia tidak akan mati ..." Ranti kembali menangis. Penyesalan di dalam hatinya setelah mengetahui bahwasanya Aidil mem

  • NIKAH? TAPI BOHONG!   67. PERGI KE TEMPAT YANG JAUH

    Suasana berkabung masih nampak nyata di ruko milik Ranti.Toko Laundry itu hari ini tutup setelah kasus menghilangnya Aidil akhirnya terungkap.Berkat kesaksian Tia yang berhasil melarikan diri dari tawanan anak buah Bulan, kini Ranti pun bisa mendapatkan titik terang mengenai di mana sebenarnya sang suami berada saat ini.Meski, pada akhirnya harapan Ranti harus pupus tatkala mengetahui bahwasanya, sang suami telah meninggal dunia sejak belasan tahun yang lalu.Kerangka mayat Aidil ditemukan terkubur di belakang kediaman lama Zarina dan Azzam yang kini sudah dibangun gudang penyimpanan barang-barang tak terpakai.Setelah proses autopsi selesai oleh tim forensik, yang akhirnya menyatakan bahwa Aidil tewas setelah mendapat luka tusukan berkali-kali di bagian perut dan dada serta leher korban, tersangka Zarina lantas menguburkan Aidil di lahan kosong belakang rumahnya.Itulah kiranya cerita yang Tia sampaikan di hadapan pihak kepolisian hari itu.Tia mendatangi kantor polisi dan mengaku

  • NIKAH? TAPI BOHONG!   66. SEBUAH ALASAN

    "Maksudnya, lo maen bareng sama Reygan dan cewek itu? Salome?"Kahfi menepuk jidat frustasi karena lagi-lagi Sitta memotong ucapannya sebelum dia sempat menyelesaikan ceritanya."Nggak Ta, Reygan pesen dua cewek waktu itu dan kita juga mainnya di kamar terpisah. Rumah Reygan di Bandung udah kayak lapangan golf, Ta. Kamu kalau jalan sendirian di sana pasti kesasar.""Jadi, lo pertama gituan sama pela*cur?""Nggak," jawab Kahfi dibarengi gelengan kepala."Ya terus sama siapa dong?""Waktu itu, aku belum berani main sampe ke tahap itu, Ta. Karena aku emang sama sekali nggak punya pengalaman. Alhasil, aku cuma main-main aja sama tuh cewek, main luar. Make out," beritahu Kahfi lebih lanjut.Kali ini, Sitta diam dan memilih menunggu Kahfi melanjutkan ceritanya ketimbang bertanya terus menerus."Dan karena Jessica lah, awalnya hubungan persahabatan aku sama Reygan mulai renggang," ucap Kahfi dengan tatapan yang mengawang jauh. Seakan bernostalgia ke masa-masa SMA nya dahulu."Dulu, aku emang

  • NIKAH? TAPI BOHONG!   65. PERTANYAAN SITTA

    "Masih sakit? Nggak, kan?" tanya Kahfi saat dirinya dan Sitta baru saja selesai menunaikan aktifitas panas mereka pagi ini.Hawa sejuk sepoi-sepoi angin pantai yang berhembus dari arah balkon, dengan awan mendung yang membuat cuaca terlihat syahdu di luar sana, menjadikan kegiatan pagi ini terasa lebih romantis.Sitta dan Kahfi masih asik merebahkan diri di tempat tidur dalam keadaan mereka yang tak berbusana. Menutupi rapat-rapat tubuh mereka dengan selimut, mereka tidur dengan posisi Sitta yang menyandarkan kepalanya di bahu Kahfi."Hm, sedikit sih, agak aneh kalau dibawa jalan," aku Sitta dengan polosnya.Kahfi mencuil ujung hidung Sitta yang lancip, "makanya, sering-sering aja, nanti juga lama-lama terbiasa."Sitta langsung mengerucutkan bibir dengan tangan yang reflek memukul dada sang suami."Huh, itu sih mau nya lo.""Kamu, Ta, jangan lo-gue lagi," protes Kahfi kemudian."Emang kenapa?""Ya nggak enak aja di dengernya. Nggak romantis tau nggak?""Tapi gue kan nggak terbiasa ngo

  • NIKAH? TAPI BOHONG!   64. ARE YOU READY, HONEY?

    "Ta, Sitta, bangun, Ta."Menggeliat pelan, Sitta merasakan tubuhnya diguncang sesuatu.Membuka selimut yang menutupi tubuhnya hingga ke perut, bersamaan dengan kedua bola matanya yang terbuka, Sitta merentangkan kedua tangannya ke samping, sekadar merelaksasi otot-otot tubuhnya yang terasa pegal.Apa yang habis dia lakukan semalam? Kenapa Sitta merasa sangat lelah?Kahfi yang sudah rapi dengan peci dan kain sarungnya reflek berdiri membelakangi Sitta saat itu."Bangun, Ta, sana mandi, kita Shalat Shubuh berjamaah," ucap Kahfi yang jadi salah tingkah."Emang jam berapa sih? Kok gue ngantuk banget, ya?" keluh Sitta masih tidak sadar dengan keadaannya saat itu.Hingga Kahfi pun menyalakan lampu utama kamar hotelnya, sehingga cahaya di kamar tersebut menjadi terang benderang agar Sitta bisa melihat sendiri jam di dinding kamar.Bersamaan dengan itu, kedua bola mata Sitta terbelalak hebat begitu mendapati dirinya yang tak memakai pakaian atas, hingga tangannya dengan cepat menarik kembali

  • NIKAH? TAPI BOHONG!   63. KECUPAN MANIS YANG SINGKAT

    "Lo mau nggak jadi istri gue beneran, Ta?" tanya Kahfi setelah akhirnya dia memantapkan hati untuk bicara.Meski pun ragu sempat singgah dan membuatnya takut, Kahfi tetap yakin bahwa apa yang dia lakukan saat ini benar.Kahfi hanya berusaha memperbaiki jalan yang sudah seharusnya dia tempuh bersama Sitta dalam hubungan pernikahan mereka yang abnormal.Kahfi hanya ingin memperbaiki diri. Menjadi seorang lelaki yang bisa bertanggung jawab atas ucapan ikrar janji sucinya di hadapan keluarga dan Sang Maha Pencipta.Bukan menjadi pecundang yang bisanya hanya berlindung dibalik topeng sebuah kemunafikkan.Kahfi lelah berada di jalan yang salah dan dia butuh Sitta sebagai pendampingnya kelak menuju jalan yang lurus.Meraih jemari Sitta ke dalam genggamannya, Kahfi menatap lekat kedua bola mata sendu Sitta yang masih berair."Pernikahan bohongan yang kita jalani sekarang memang gue yang memulai. Gue yang mencetuskan ide ini lebih dulu lalu ngeracunin lo dengan hal-hal konyol yang tanpa pernah

  • NIKAH? TAPI BOHONG!   62. PERMINTAAN KAHFI

    "Arka putusin gue, Fi," beritahu Sitta saat Kahfi kini sudah duduk bersamanya.Mereka duduk di tepi pantai kuta, menikmati suasana pantai kuta yang ramai di malam hari.Menyodorkan sapu tangan miliknya, karena air mata Sitta yang terlihat mengalir deras seperti air bah. Gadis itu semakin terisak usai Kahfi datang menghampirinya beberapa menit tadi. Padahal sebelumnya, tangisan Sitta biasa saja."Kenapa Arka tiba-tiba putusin lo? Pasti ada alasannya, kan?" tanya Kahfi dengan perasaan senang luar biasa. Melihat Sitta menangis seperti ini, dia memang iba, namun dibalik rasa iba itu, sesungguhnya Kahfi tersenyum bahagia setelah mengetahui alasan mengapa Sitta sampai menangis malam ini.Sitta menundukkan kepala, terlihat ragu untuk bercerita, meski akhirnya, dia bicara juga."Kayaknya, gara-gara tadi, pas dia mau cium bibir gue, terus gue nggak mau," aku Sitta dengan polosnya.Jika tadi Kahfi hanya menahan senyum bahagianya, kali ini, susah payah, lelaki itu harus menahan diri untuk tidak

DMCA.com Protection Status