Tiba-tiba, potongan-potongan kecil suatu ingatan melintas di benak Yudhis.Dia pernah bertemu Winda di sebuah hotel satu hari sebelum mereka resmi berpacaran.Saat itu, pipi Winda memerah dan dia menatap Yudhis dengan sorot malu-malu. Wajahnya bahkan menunjukkan kekaguman yang sangat kentara.Sejak hari itu, Winda makin sering mengajaknya bertemu, mencari berbagai macam topik untuk mengobrol dengannya.Dalam sekejap, seolah-olah ada sesuatu yang tiba-tiba meledak di dalam pikirannya!Melihat Yudhis tidak berkata apa-apa, Hazel mengerutkan kening dan membentak, "Yudhis, aku nggak peduli apa sebenarnya tujuanmu, tapi Winda nggak salah! Kamu nggak boleh mempermainkan perasaannya!"Yudhis pun tersadar dan terlihat sedikit linglung. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia berbalik dan meninggalkan perusahaan.Melihat kepergian Yudhis, Winda menampakkan raut wajah khawatir. "Hazel, ada yang nggak beres sama ekspresinya. Jangan-jangan terjadi sesuatu?"Hazel memelototinya dengan kesal. "Kenap
Read more