All Chapters of Cinta Datang Terlambat: Chapter 51 - Chapter 60
81 Chapters
Pergi Mengejar Bella
"Aku memang tidak melihatnya secara langsung Bibi, tapi ...," ucapan Sagar tertahan, “Tapi, aku yakin, kalau orang suruhanku tidak akan salah memberikan informasi!"Hana dan Zoku menelan ludah payah mendengar perkataan Sagar. Keduanya saling menatap satu sama lain, seolah berbicara dari mata ke mata. "Kalau begitu, berarti anak itu adalah anakmu, Sagar?" tanya Kakek Zoku pura-pura terkejut.Zoku tidak ingin jika Sagar sampai tahu kalau ternyata selama ini diam-diam ia mengirimkan orang untuk mencari keberadaan Bella dan menyelidiki tentang kehidupannya.Sagar menggeleng pelan. "Aku tidak tahu, Kakek. Aku …," wajah Sagar terlihat bimbang, "A-aku tidak begitu yakin ...."Sagar mengembuskan napasnya kasar. Ia bingung harus mengatakan apa pada Kakek Zoku dan Bibi Hana soal anak itu. Di satu sisi, ia yakin kalau anak itu adalah anaknya, tapi di sisi lain dia juga ragu karena tidak bisa mengingat dengan jelas kejadian malam itu. Semuanya masih terlihat samar-samar bagi Sagar."Kenapa bisa
Read more
Rasa yang Tak Bersambut
"Kau! Beraninya ...."Stefany menggantungkan ucapannya, ia mengepalkan tangannya kuat menahan marah. "Kau, apa kau tidak tahu siapa aku, hah?!" katanya kemudian dengan nada sedikit mengancam.Tangan Bryan yang semula berada di atas meja kini berubah menjadi bersedekap dada. Ia merasa kalau wanita itu terlihat semakin menarik. "Tentu saja saya tahu. Anda adalah Nona Stefany Laudya. Saya bahkan lebih tahu banyak daripada yang Anda kira. Apa Anda kira nama Anda hanya dicap yang baik-baik saja? Apa saya perlu menyebutkan satu persatu tentang kabar buruk Anda, Nona Stefany?!"Kalimat Bryan barusan seperti sedang menekankan sesuatu sekaligus peringatan pada Stefany. Ia sudah tahu tentang semua kebusukan wanita itu. Bagi Bryan, hanya tinggal menunggu waktu saja untuk membuka semua kedok Stefany.Stefany yang mati kutu pun akhirnya memilih untuk pergi. Dia membanting pintu ruangan itu dengan cukup keras. Bryan yang melihat itu pun menyeringai puas. Dari awal, dia memang tidak begitu suka deng
Read more
Karma Dibayar Lunas
"Tunggu dulu, apa maksudnya semua ini?" Bella menatap tak mengerti pada semua makanan-makanan itu."Bella, kamu tidak tahu, ya, kalau tadi ada seseorang berpakaian koki yang mengantarkan semua makanan ini ke sini. Katanya, ini semua kiriman dari suaminya Nyonya Bella Tasya," jelas Bu Farah. "Apa suamimu tidak memberitahukan dulu sebelumnya?" tanya Bu Farah sambil berkacak pinggang.Bella menggeleng pelan. "Aku, tidak tahu, Bu Farah. Aku saja terkejut melihatnya."Karin tersenyum menggoda. “Romantis sekali, sih! Sampai rela-rela kasih kejutan begini!”Pikiran Bella langsung melayang pada seseorang. 'Apakah semua ini kiriman dari Sagar?' batinnya bertanya-tanya. 'Tapi ... bukankah dia sudah kembali ke kota asalnya?'"Bella, coba lihat ini! Aku menemukan sebuah kartu ucapan dari suamimu!" Karin secara tak sengaja melihat sebuah kertas kecil persis di dekat ujung meja tempatnya berdiri. “Dibilang kalau ini dari suamimu! Masa kamu tidak percaya? Nih, coba baca sendiri.”Semua orang beralih
Read more
Antara Benci dan Cinta
Mendengar itu, tatapan Bella pun langsung beralih pada Sagar. Dia menatap pria itu dengan tajam. "Asalkan Anda tahu saja, kalau anak ini bukan anak Anda! Lagi pula, apa alasannya Anda mengatakan kalau anak ini adalah anak Anda?! Bukankah kita tidak pernah tidur bersama sebelumnya? Jadi, mengapa bisa Anda berasumsi sampai seperti itu?!" napas Bella memburu. Bella tidak bisa lagi menahan sesak yang ia tahan sejak tadi.Sagar terdiam cukup lama. Ia merasa tidak percaya begitu saja dengan apa yang Bella katakan barusan padanya. Ia yakin, kalau anak itu adalah anaknya. Mengingat kejadian samar-samar di malam itu dan kejadian di mana Bibi Diana menemukan sebuah alat testpack di rumah mereka, membuat Sagar cukup yakin kalau Bella memang sedang mengandung anaknya waktu itu."Lalu, jika anak itu bukan anakku, lantas anak siapa dia memangnya?!" Sagar tersenyum miring ke arah Bella. Matanya pun terlihat mulai memerah karena menahan gejolak di dadanya. “Kamu tidak benar-benar tidur dengan laki-
Read more
Cinta yang Salah
“Kenapa tiba-tiba begini, sih, Ma?! Bukannya yang tunangan itu aku? Kenapa jadi Mama yang repot? Banyak hal yang harus aku persiapkan, Ma. Lagi pula, masih banyak pekerjaan yang harus aku lakukan. Aku tidak bisa kalau harus mendadak bertunangan begini.”Jason mencoba menjelaskan pada Indira jika pertunangan itu terlalu mendadak dan tiba-tiba. Ia yang awalnya berdiri karena syok kini menghempaskan badannya ke sofa dan menghela napas panjang. “Tidak bisa begitu, Jason! Mau sampai kapan kamu menunda-nunda pernikahanmu lagi? Mama saja sudah lelah memaksa kamu untuk menikah, maka dari itu Mama minta kamu bertunangan dulu saja.”“Tapi tetap saja, Ma.” Jason menggeleng-geleng lelah dengan tingkah laku Indira.Jason tidak paham dengan pola pikir orang tua zaman sekarang yang terus memaksakan anaknya untuk segera menikah karena takut umurnya jadi terlalu tua.“Apa Mama tidak bisa membiarkan aku dan Aurel dekat dari hati ke hati saja? Aku mau mencoba menjalin hubungan yang bagus dulu dengan Au
Read more
Memendam Rasa
“Sejak kapan kamu melakukan tes DNA Gabriel?” pungkas Bella dengan mata yang melotot. Ia tidak tahu kapan dan bagaimana Sagar melakukan hal itu.“Tidak penting kapan aku melakukannya, kan? Yang penting adalah hasilnya!” jawab Sagar dengan tegas. Ia hanya ingin Bella menjelaskan semua padanya. “Bella, jadi dia benar-benar anak kita, ya?”Bella mendecak saat mendengar ucapan Sagar barusan. ‘Anak kita?’ batinnya dalam hati. ‘Aku membesarkannya sendirian tanpa dirimu!’Wanita di hadapan Sagar itu tidak berkata sepatah kata pun. Ia hanya menatap Sagar dengan tatapan tajam. Dadanya naik turun karena ia berusaha menahan emosi yang meluap dari dadanya.Bella tidak tahu kalimat apa yang harus ia ucapkan pada Sagar. Kepalanya dipenuhi oleh berbagai macam pikiran dan bayangan apa yang akan terjadi ke depannya.Seorang ibu tidak bisa hidup tanpa anaknya. Bella takut jika ia mengakui bahwa Gabriel adalah anak Sagar, Sagar akan mengambil Gabriel darinya.Sebagai pria yang menjalankan perusahaan bes
Read more
Pengejaran Sagar
‘Sagar?!’ batin Bella berteriak melihat siapa pria tinggi berbadan tegap yang berdiri di sebelah meja mereka. ‘Ada urusan apa dia dengan Dokter Jason?!’"Saya mengerti. Kebetulan saya juga sudah selesai makan. Mari berbicara di ruangan saya,” jawab Jason pada Sagar dan bangkit dari duduknya. Ia menatap tiga rekannya. “Aku pergi duluan, ya.”Sagar dan Jason pergi. Mata Bella, Karin, dan Aurel masih menatap ke arah kedua orang pria yang berhasil menarik perhatian seluruh orang itu. Ditambah lagi, ternyata Sagar juga datang dengan dua orang pengawalnya.“Ya ampun! Dua orang tampan sedang berbincang! Mereka mau bicara apa, ya?” Karin tampak heboh dengan bayangannya sendiri. “Kira-kira dia siapa, ya?”Bella yang mengenal Sagar tidak menjawab. Meski Sagar selalu memberikan makanan ke ruang gizi, ia selalu memerintahkan anak buahnya untuk memberikan itu.‘Dia bahkan tidak menatapku dan pura-pura tidak kenal. Apa maunya, sih?’ batin Bella keheranan. Ia tidak bisa membaca pikiran Sagar sama se
Read more
Rasa Hangat
Sagar berhenti di sebuah rumah yang beberapa hari lalu ia selidiki. Setelah dua hari mempersiapkan diri, akhirnya Sagar siap untuk bertemu Gabriel.Selama dua hari itu pula, Sagar dan William pergi ke pusat perbelanjaan. Mereka berdua membeli berbagai macam alat dan mainan untuk mengasuh bayi, mulai dari tempat tidur bayi, alat membuat susu untuk bayi, popok, susu, peralatan mandi, dan banyak barang lainnya. Apartemen yang sebelumnya kosong itu kini penuh dengan peralatan bayi dan tidak ada bedanya dengan tempat penitipan anak.Akan tetapi, untuk saat ini Sagar akan pergi ke rumah Bu Zalwa terlebih dahulu dengan membawa beberapa mainan anak, sisanya ia letakkan di apartemen agar ketika Gabriel main ke sana, ia sudah siap.Setelah mempersiapkan mental, Sagar pun turun dari mobil. Penampilannya yang selalu berbeda dengan kebanyakan orang itu pun kali ini berhasil menjadi pusat perhatian, terutama untuk wajahnya yang tampan. Warga di sana tidak pernah melihat ada seorang pria mapan dan
Read more
Setitik Harapan
“Bu Zalwa, aku titip gabriel lagi, ya!” Bella menyerahkan Gabriel bersama dengan perlengkapan yang ia bawa dari rumah kepada Bu Zalwa.Dengan senang hati, Bu Zalwa menerima Gabriel dan menggendongnya dengan mengayun-ayun Gabriel hingga bayi itu tertawa. Bella ikut tertawa melihat gabriel yang tampak nyaman dengan Bu Zalwa. Mungkin, Gabriel juga sudah menganggap Bu Zalwa sebagai neneknya sendiri. Setelah menitipkan Gabriel, Bella pun kembali melanjutkan perjalanannya menuju rumah sakit. Tak jauh dari tempat Bella dan Bu Zalwa berdiri, terdapat seorang pria dengan pakaian sederhana yang mengamati mereka dari kejauhan. Senyum cerah yang ditampilkan oleh Bella dan Gabriel membuat ia tanpa sadar ikut tersenyum dengan hangat.***“Selamat pagi, Bella. Bagaimana kabarmu dan Gabriel?”Mata Bella melebar melihat siapa yang menyapanya. Ia tidak menyangka akan berpapasan dengan pria itu di lobi ketika akan menuju ruang gizi. “Dokter Jason! Selamat pagi juga. Gabriel sehat-sehat saja di rumah,
Read more
Terpaksa Berbohong
Bu Zalwa gelagapan. Ia tidak tahu bagaimana harus menjawab pertanyaan Bella. “Itu … em … ini mainannya dapat dari ....”“Halo, Gabriel! Tante Naura sudah pulang!”Tiba-tiba, Naura yang baru saja kembali dari kantornya datang dan melompat ke arah Gabriel, membuat fokus Bella dan Bu Zalwa buyar dan kini tertuju padanya.Dengan jahilnya, Naura memeluk dan mengangkat Gabriel, padahal anak itu sedang asyik mengunyah bubur yang disuapkan kepadanya. “Oh, mainannya tadi dibelikan sama Naura. Kamu tahu kan kalau dia baru dapat gaji? Kebetulan dia juga dapat bonus besar dari bosnya karena sudah bekerja dengan rajin. Jadi, Naura juga mau bagi-bagi uangnya ke Gabriel juga,” ucap Bu Zalwa.“Mainannya dari Naura?”“Mainan apa?”Bella dan Naura bertanya bersama-sama. Mereka menatap Bu Zalwa dengan kebingungan. “Mainan ini, lho, Naura! Masa kamu lupa sama mainan yang kamu belikan sendiri,” ucap Bu Zalwa sembari menunjuk mainan bola milik Gabriel. Ia mengedip-ngedipkan matanya pada Naura agar mengik
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status