All Chapters of Aku Bukan Tulang Punggungmu, Mas!: Chapter 31 - Chapter 40

90 Chapters

Bab 31

Aku tidak tahu harus bagaimana bereaksi. Tubuhku seolah kaku hingga tidak bisa digerakan. Begitu juga dengan Pak Farhan, tetapi dia dengan cepat menguasai keadaan. Tanpa menyadari ekspresi kami, Mas Aksa santai duduk di hadapan Pak Farhan. Aku pamit undur diri untuk melayani pembeli yang lain serta fokus mendengarkan percakapan Mas Aksa dan Pak Farhan.“Iya. Saya memang pecinta burger. Kebetulan Ibu saya pernah beli di warung ini. Harganya murah dan rasanya enak,” kata Pak Farhan menjawab pertanyaan Mas Aksa sebelumnya.“Alhamdulillah kalau Pak Farhan suka. Warung ini milik istri saya. Dia tadi yang melayani Pak Farhan. Namanya Dania.” Tunjuk Mas Aksa padaku. Dari sudut mata aku bisa melihatnya tersenyum bangga.“Seperti yang Bapak lihat, usaha warung istri saya maju pesat, tetapi bukan berarti saya mengandalkan semua kebutuhan pada Dania. Termasuk dengan biaya pernikahan adik saya. Karena itulah saya menjual mobil yang masih kredit,” kata Mas Aksa yang bisa kudengar dengan jelas.Dia
last updateLast Updated : 2024-07-16
Read more

Bab 32

Ibu segera menarik tangan tetangga yang bicara jika aku menikah karena hamil di luar nikah. Baru saja aku hendak mengejar Ibu, Mas Aksa sudah menahan tangan ini. Dia menarikku untuk masuk ke dalam rumah. Di ikuti dengan keluarga kami yang lain. Aku berusaha memberontak karena tidak ingin meninggalkan anak-anak di luar. “Apa yang kamu lakukan Mas? Lepaskan. Kasihan Mawar dan Melati hanya berdua di luar.” Aku berhasil menarik tangan yang di genggamnya. Namun, Mas Aksa menariknya lagi hingga kami masuk ke dalam kamar. “Kamu nggak perlu khawatir dengan anak-anak. Mereka bersama dengan tetangga kita. Tolong dengarkan aku dulu Nia. Aku akan menjelaskan semuanya. Jangan sampai acara pernikahan Rosi hancur karena kamu bertengkar dengan Ibu,” pinta Mas Aksa dengan nada memelas. Aku hanya mendengus kesal. Sebelum bertanya padanya, “Memangnya aku yang sudah membuat keributan?” “Bukan kamu. Hanya saja aku tidak ingin kamu meladeni perkataan tetangga kita. Apa yang dia ucapkan hanya fitnah
last updateLast Updated : 2024-07-17
Read more

Bab 33

Aku menatap Mas Aksa tajam lalu meletakan sendok di atas piring. Pandanganku beralih pada Mawar dan Melati yang sudah selesai makan. “Kalian tunggu Ibu di ruang tamu ya. Ada yang mau Ibu bicarakan dengan Ayah.” “Iya Bu,” jawab Mawar. Ia sudah turun dari kursi lalu menggandeng tangan Melati menuju ruang tamu. Setelah anak-anak sudah pergi, aku jadi bisa lebih mudah menjawab permintaan Mas Aksa. Kali ini aku harus berpura-pura tidak mengerti. Mereka tidak boleh tahu jika aku sudah mengetahui semuanya lewat rekaman kamera CCTV kecil yang tersembunyi. “Aku tidak setuju. Sudah ada dua rumah tangga dalam satu rumah. Kalau Varo dan Rosi tinggal disini juga itu berarti akan ada tiga keluarga. Walaupun rumah ini kelak akan jadi milikmu, tapi aku yang membayar angsurannya setiap bulan Mas. Lalu apa tadi kamu bilang? Aku harus memasak sarapan lebih banyak dan menyiapkan bekal Varo?” tanyaku sambil tertawa menghina. “Aku ini kakak iparnya, bukan istrinya. Kewajibanku hanya melayanimu, menjaga
last updateLast Updated : 2024-07-18
Read more

Bab 34

Untuk pertamanya kalinya air mata menggenang karena Mas Aksa. Setelah sekian tahun aku tidak lagi menangis akibat ulahnya. Kali ini pertahananku runtuh karena Mas Aksa dan Varo sudah melibatkan anak-anak. Saat aku hendak melangkah menghampiri mereka, tiba-tiba saja nasihat Hanin terngiang dalam kepala. “Jika Mbak Nia sudah memutuskan untuk berpisah atau pergi dari rumah itu, pasti Mas Aksa tidak akan terima. Karena bagi Mas Aksa, Mbak Nia adalah tambang uangnya. Aku juga tidak tahu kenapa dia belum berani meminta lebih pada Varo. Seandainya Mas Aksa menghalangi Mbak Nia untuk pergi hingga melemahkan tekat, jangan gegabah mengambil keputusan. Segera telpon aku walaupun aku sudah menerima kontrak kerja. Aku akan berusaha datang. Jika tidak bisa maka aku akan meminta tolong pada pegawai untuk mengurus semuanya,” kata Hanin kemarin saat dia menelpon. Kusurutkan langkah masuk ke kamar. Menutup pintu kamar perlahan lalu mengambil HP untuk menghubungi Hanin. Hanya perlu menunggu beberapa d
last updateLast Updated : 2024-07-19
Read more

Bab 35

Kami sarapan bersama di rumah Hanin. Rencana untuk menempati rumah baru terpaksa di tunda pagi ini. Aku dan anak-anak akan berangkat lebih dulu. Hanin akan menyusul setelah adikku memindahkan sebagian barangnya ke rumah baru. Dia sarapan dengan cepat agar bisa melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda.“Bagaimana kalau kita menyewa jasa bodyguard Mbak?” tanya Hanin setelah nasi di piringnya habis.Aku yang baru saja membantu anak-anak turun dari kursi yang tinggi menoleh pada Hanin. Menyewa bodyguard? Itu berarti akan ada orang asing yang tinggal bersama kami. Bukan karena kamarnya tidak cukup. Hanya saja aku tidak ingin ada pria yang tinggal bersama kami di saat statusku masih sah sebagai istri Mas Aksa.“Aku nggak mau tinggal dengan pria asing Nin,” bisikku agar tidak terdengar oleh Mawar dan Melati yang menunggu di ruang tengah.Hanin tertawa sambil menggeleng. “Kita akan menyewa bodyguard perempuan Mbak. Bukan laki-laki. Tidak mungkin aku membawa pria asing untuk tinggal bersa
last updateLast Updated : 2024-07-20
Read more

Bab 36

POV Aksa Sejak dulu aku tidak percaya dengan yang namanya cinta. Tidak ada orang berhati tulus di dunia ini selain keluarga sendiri. Bahkan seorang Ayah juga bisa menghianati istri dan anak-anaknya. Bagiku hanya Ibu, Rosi dan Syntia, orang terpenting dalam hidup. Karena itulah aku tidak pernah serius dalam menjalin hubungan. Tujuan utamaku adalah menikah dengan wanita kaya agar bisa memberikan kehidupan yang layak untuk Ibu, Rosi dan Syntia. Sayangnya tidak mudah memacari anak orang kaya. Mereka pasti mencari pasangan yang selevel. Tidak seperti aku yang hanya bekerja di koperasi kecil dengan gaji UMR kota ini. Aku menurunkan standar saat bertemu dengan Arumi. Kakak tingkat saat kuliah di Semarang yang tergila-gila padaku. Dia berasal dari keluarga kelas menengah. Ayahnya adalah pegawai negeri sipil dan Ibunya adalah Ibu Rumah Tangga. Setelah lulus kuliah Arumi bekerja di perusahaan swasta dengan gaji di kisaran lima sampai tujuh juta per bulan. Entah apa yang membuat Arumi tergila
last updateLast Updated : 2024-07-22
Read more

Bab 37

Varo beranjak dari kursinya lalu masuk ke dalam kamar. Rosi segera berdiri untuk menyusul suaminya. Hanya menyisakan aku, Ibu dan Syntia di meja makan. Ibu menghela nafas kesal. Begitu juga denganku yang berusaha menahan emosi dengan mengepalkan kedua tangan. “Aneh sekali. Kenapa Kak Varo tidak mau kalian bercerai? Apa mungkin dia tidak mau ikut membantu membiayai kebutuhan keluarga kita?” tanya Syntia yang punya pikiran yang sama denganku. “Lebih baik kamu pergi dengan Varo ke sekolah anak-anak untuk menunggu Dania, Sa. Sekaligus katakan pada Varo kalau dia harus ikut menanggung kebutuhan keluarga kita setelah kamu berpisah dari Dania. Ibu tidak mau dia hanya ongkang-ongkang kaki di rumah ini. Selama berpacaran dengan Rosi, Varo tidak pernah memberikan barang mahal seperti yang dilakukan Dania dulu. Ibu berusaha menahan diri karena tahu dia berasal dari keluarga terpandang. Namun kalau tidak bisa memberi uang lebih baik Rosi berpisah dari Varo setelah anak mereka lahir.” “Sabar Bu
last updateLast Updated : 2024-07-23
Read more

Bab 38

Kami duduk di salah satu meja kantin yang ada di lantai dua. Danang ijin pada manajerku dengan alasan ingin mengenang masa lalu. Karena itulah kami tidak bisa makan siang bersama dengan tim proyek di antara dua perusahaan. Sambil membawa nampan makanan, Danang mengajakku duduk di meja pojok. Tertutup oleh pot tanaman setinggi setengah meter dengan batang hijau yang menjulantai.“Memang apa yang mau kamu ceritakan tentang Varo, Nang?” tanyaku langsung pada intinya. Makanan di atas meja sama sekali tidak membuat berselera untuk makan. Aku ingin langsung mendengar penjelasan Danang.“Kamu dulu yang cerita. Darimana kenal Varo dan bagaimana hubungan kalian selama ini hingga Varo berhasil menikah dengan Rosi,” ujar Danang menatapku serius.Aku menceritakan awal mula perkenalan kami. Setengah tahun yang lalu Rosi membawa Varo berkunjung ke rumah Ibu. Dia memperkenalkan diri sebagai pegawai di perusahaan ini. Pamannya adalah direktur dan Varo sendiri punya jabatan mentereng. Paman tertuanya
last updateLast Updated : 2024-07-24
Read more

Bab 39

Dua hari sudah berlalu sejak aku dan anak-anak keluar dari rumah Mas Aksa. Dia terus datang ke warung menanyakan keberadaanku pada Tika dan pegawai yang lain. Kubiarkan saja dia menunggu disana. Karena aku mengajak anak-anak pergi ke Semarang untuk menyewa bodyguard. Aku ingin memeriksa latar belakangnya secara langsung.Awalnya Hanin tidak setuju karena aku dan anak-anak akan pergi dengan menaiki taksi online. Namun setelah mengatakan jika aku pergi bersama Bu Rindang ke kantor pengacaranya, Hanin baru setuju. Itupun karena ada berkas yang harus aku kumpulkan disana. Setelah dari kantor pengacara baru aku pergi ke tempat yang di beri tahu Hanin agar bisa menyewa bodyguard.,Akhirnya aku menyewa bodyguard perempuan bernama Rani. Perawakannya kecil dengan tubuh yang cukup mungil. Tidak akan ada orang yang menyangka jika Rani bekerja sebagai bodyguard karena ia memakai pakaian tertutup untuk menutupi sedikit otot yang terlihat di lengannya. Rambut ikalnya yang panjang di biarkan tergera
last updateLast Updated : 2024-07-25
Read more

Bab 40

Setelah Mas Aksa pergi, Tika menyerahkan amplop itu padaku. Terdapat logo salah satu rumah sakit terkenal di kota ini. Aku melangkah menaiki tangga. Lebih baik di simpan di lantai dua agar bisa dibaca nanti malam. Setelah meletakan amplop itu di laci yang berada di lantai dua, aku turun ke bawah. Membantu Tika dan pegawai lain yang masih sibuk dengan pekerjaan.Jam lima sore Tika pamit pulang. Meninggalkanku bersama Lia dan Rina yang bekerja shift malam. Kesibukan di warung membuatku baru bisa memegang ponsel setelah menunaikan salat maghrib di lantai dua. Tidak lupa aku juga menghubungi anak-anak yang berada di rumah bersama Rani dan Hanin. Saling bercerita satu sama lain. Aku merasa tenang karena meninggalkan mereka di rumah bersama Rani. Karena Hanin masih sibuk dengan pekerjaannya di dalam kamar. Keputusan untuk mengambil bodyguard memang sangat tepat. Warung ini bukan lagi tempat yang aman untuk anak-anak. Sehingga aku terpaksa meninggalkan mereka di rumah baru kami dengan penjag
last updateLast Updated : 2024-07-26
Read more
PREV
1234569
DMCA.com Protection Status