Aku tidak tahu harus bagaimana bereaksi. Tubuhku seolah kaku hingga tidak bisa digerakan. Begitu juga dengan Pak Farhan, tetapi dia dengan cepat menguasai keadaan. Tanpa menyadari ekspresi kami, Mas Aksa santai duduk di hadapan Pak Farhan. Aku pamit undur diri untuk melayani pembeli yang lain serta fokus mendengarkan percakapan Mas Aksa dan Pak Farhan.“Iya. Saya memang pecinta burger. Kebetulan Ibu saya pernah beli di warung ini. Harganya murah dan rasanya enak,” kata Pak Farhan menjawab pertanyaan Mas Aksa sebelumnya.“Alhamdulillah kalau Pak Farhan suka. Warung ini milik istri saya. Dia tadi yang melayani Pak Farhan. Namanya Dania.” Tunjuk Mas Aksa padaku. Dari sudut mata aku bisa melihatnya tersenyum bangga.“Seperti yang Bapak lihat, usaha warung istri saya maju pesat, tetapi bukan berarti saya mengandalkan semua kebutuhan pada Dania. Termasuk dengan biaya pernikahan adik saya. Karena itulah saya menjual mobil yang masih kredit,” kata Mas Aksa yang bisa kudengar dengan jelas.Dia
Last Updated : 2024-07-16 Read more