Semua Bab Wanita Simpanan CEO: Bab 21 - Bab 28

28 Bab

[21] Apa Hubungan Mereka?

“Kamu gak apa, Qiana?” Qiana yang melihat siapa yang menolongnya pun melebarkan kedua mata. Mulutnya setengah terbuka, merasa terkejut dengan apa yang terjadi. Sejenak, pikirannya melayang, bingung harus melakukan apa. Tapi hal tersebut hanya berlangsung sejenak karena setelahnya dia langsung bangkit dan menjauhkan tubuh. "Aku tadi cuma lewat dan lihat kamu mau jatuh. Jadi, aku cuman menolong," jelas Alvan. Qiana yang mendengar penjelasan itu pun menarik kedua sudut bibir, membentuk senyum terpaksa yang tampak begitu jelas. Dia berkata, "Iya. Terima kasih." Qiana pun kembali melangkahkan kaki. Dia enggan berlama-lama dengan Alvan. Pasalnya, kalau sampai Jessica melihatnya, dia yakin wanita itu pasti akan marah dan Qiana enggan mencari masalah. Hari ini dia hanya ingin tenang dalam menyelesaikan tugasnya. Dia juga tidak ingin kembali berselisih dengan Jessica. Namun, baru satu langkah Qiana berniat meninggalkan, Alvan sudah lebih dulu meraih pergelangan tangannya. Pria itu men
Baca selengkapnya

[22] Permintaan Cerai

"Untuk apa kamu ke sini, Deolinda?"Deolinda yang melihat James berdiri di depannya pun langsung menghentikan langkah. Dengan tenang, dia mengangkat kedua bahu dan berkata, "Mama yang menyuruhku datang, James. Aku juga tidak tahu untuk apa.""Jangan membohongiku, Deolinda," ucap James kembali. Kali ini dengan suara penuh penekanan dan tatapan tajam.Namun, Deolinda yang melihat tidak merasakan apa pun. Dia malah semakin tenang dan memasang raut wajah memelas. Dia bahkan semakin mendekatkan tubuh dan menatap lekat."Kamu tidak percaya denganku, James?" tanya Deolinda. "Padahal kita sudah menikah lama, James. Tapi kamu masih meragukanku. Kamu juga sudah mengenalku cukup lama, tetapi masih tidak tahu seperti apa aku. Aku tidak mungkin datang ke sini kalau tidak disuruh Mama. Aku tidak mungkin melanggar laranganmu.""Selain itu, waktu kamu menyuruhku pulang tadi, aku sudah akan pulang. Tapi saat itu Mama datang dan mencegah. James, aku mengatakan yang sebenarnya. Ak—""Deolinda, bisa kamu
Baca selengkapnya

[23] Jangan Ganggu Dia

“Untuk apa kamu ke sini lagi, James?” Qiana yang sedang berada di kursi rias pun hanya diam, menatap sang suami dari pantulan cermin. Wajahnya tidak menunjukkan apa pun. Sejak semalam, Qiana memutuskan untuk menjauh dari pria itu. Dia bahkan tidak segan meminta cerai dengan suaminya. Saat ini yang ada dipikiran Qiana hanyalah berpisah dan memulai hidup kembali. Dia tidak ingin menjadi istri kedua. Apa yang akan dikatakan tetangga kalau tahu mengenai dirinya yang menjadi simpanan? Keluarganya akan malu. Anaknya yang lahir pun akan mendapatkan cemoohan karena hal tersebut. Selain itu, Qiana enggan berpisah dengan anak dalam kandungannya. Meski semua terjadi tanpa kehendak dan keinginan darinya, tetapi tetap saja anak dalam kandunganya begitu berharga. Dia tidak akan memberikan kepada Deolinda. Namun, James yang mendapat tatapan dingin tersebut tidak berkomentar sama sekali. Dia tahu mengenai kesalahannya. Tidak seharusnya dia menyembunyikan pernikahannya, tetapi
Baca selengkapnya

[24] Membuat Perhitungan

Qiana diam, duduk dengan pandangan kosong. Pikirannya masih melayang, memikirkan nasib yang begitu mempermainkannya. Dia yang harus hamil di luar nikah dan melakukan pernikahan dengan pria yang tidak dicintainya. Sekarang dia bahkan menjadi perusak rumah tangga orang lain, menjadi istri kedua dan seorang wanita simpanan. Bahkan dia harus menerima jika dirinya dibohongi oleh sang suami. Qiana menarik napas dalam dan membuang perlahan. Sejak semalam dia tidak merasakan tenang sama sekali. Tujuannya kali ini keluar untuk jalan-jalan pun hanya ingin menenangkan pikiran. Dia tidak ingin terus terpaku dengan satu masalah. Anaknya tidak tahu apa pun. Jadi, dia tidak ingin membuat anak dalam kandungannya merasa stress karena pikirannya. “Kamu sudah lama, Qiana?” Qiana yang mendengar pun mengalihkan pandangan. Manik matanya menatap ke arah wanita yang baru saja datang dan duduk tepat di depannya. “Maaf, tadi aku ada kerjaan lain,” ucap Emily.
Baca selengkapnya

[25] Menemuinya

“Jadi, kamu benar-benar sudah menikah dan sedang hamil?” tanya Emily setelah mendengar cerita Qiana. Qiana yang ditanya pun hanya mampu menganggukkan kepala. Sejak tadi dia tidak mendongakkan kepala sama sekali. Qiana sendiri tidak menatap ke arah Emily saat bercerita. Bukannya takut sahabatnya akan marah, tetapi dia merasa malu dengan diri sendiri. Dia sering mengatakan kalau Jessica adalah wanita murahan dan perusak hubungannya dengan Alvan. Tapi sekarang, dia sedang menuai karma dari setiap ucapannya. Qiana merasa tidak memiliki wajah untuk bertemu dengan siapa pun. Kalau sampai orang kantor tahu, bagaimana? Qiana semakin merasa tidak kuat dengan semua keadaan yang menimpa. Pasalnya dia yang dikenal begitu bersih dan berdedikasi dengan perusahaan, tiba-tiba malah menjadi seorang pelakor. “Qiana, kamu tidak salah dalam hal ini. Kamu juga tidak tahu kan kalau suamimu sudah memiliki istri. Kejadian yang kamu alami juga bukan kesengajaan. Kamu tidak menjebak atau menggodanya. Jadi
Baca selengkapnya

[26] Dia Hamil Anakku

“Sekarang aku harus bagaimana?” Qiana duduk di pinggir kolam dengan raut wajah bingung. Beberapa menit yang lalu, orang tua James datang untuk menemuinya dan bahkan meminta hal yang terasa sulit. Meski dia sudah memutuskan untuk melakukan hal tersebut, tetapi tetap saja rasanya masih meragu. Akankah anaknya baik-baik saja jika dia berpisah dengan James? Qiana pun membuang napas kasar. Dia mendongakkan kepala, menatap ke arah langit kamar dan mengingat kejadian yang baru saja terjadi. "Kalau begitu, kamu tinggalkan dia." “Apa? Qiana yang mendengar pun langsung diam dengan kedua mata melebar. Mulutnya setengah terbuka, tidak percaya jika kedatangan wanita di hadapannya hanya untuk menyuruhnya pergi. Dia pikir ada masalah serius yang harus diselesaikan, membuat Ishana datang menemuinya. “Aku tidak tahu kenapa kamu mau menjadi simpanan anakku, tetapi apapun alasanmu, aku tidak peduli sama sekali. Sekarang aku mau kamu menjauh darinya. Tinggalkan dia dan jangan ganggu rumah tangg
Baca selengkapnya

[27] Anak Pria Lain

“Mau sampai kapan dia mengurungku di sini?” tanya Qiana dengan diri sendiri. Qiana sejak tadi mondar-mandir pun mulai merasa kesal. Dia ingin keluar dari rumah itu, tetapi James malah mengurungnya. Ya, pria itu memberikan penjagaan ketat, membuat rumah tampak seperti penjara. Setiap sudut sudah diisi oleh anak buah yang mengenakan pakaian serba hitam dan menyeramkan. Qiana sendiri tidak bisa berbuat apa pun. Dia harus memikirkan cara untuk keluar dari rumah tersebut. Dia tidak ingin kalau nantinya Ishana dan Deolinda datang menemuinya, memaki dan menghina. Bagaimanapun dia masih memiliki harga diri. Menjadi wanita simpanan juga bukan keinginannya, kan? Kalau James mengatakannya, dia tidak mungkin terjebak dalam keadaan semacam ini. Qiana membuang napas kasar dan memilih duduk. Kakinya sudah lelah, ditambah dengan berat badan yang sudah semakin bertambah. Perutnya juga sudah mulai membuncit karena usia kandungan yang semakin bertambah. “Maafkan mama,
Baca selengkapnya

[28] Tak Akan Pernah Setuju

“Makan, Qiana.” Qiana yang sejak tadi diam pun hanya melirik ke arah James. Kedua tangannya disedekapkan dengan mulut terkunci. Wajahnya menunjukkan ekspresi murung karena permintaannya kali ini tidak disetujui sang suami. Padahal dia hanya meminta hal yang menurutnya simple. Dia ingin berpisah dan biarkan James bahagia dengan istri pertamanya. “Qiana.” Qiana mendengar panggilan yang mulai terkesan memaksa, tetapi dia masih enggan untuk peduli. Beberapa pelayan yang datang pun tidak dipedulikan. Dia akan tetap mogok makan supaya permintaannya dituruti. Hingga saat ini James berada di hadapannya dan menatap tajam. “Kamu mau membunuh anakmu?” tanya James sembari meletakkan sendok berisi makanan. “Aku menyayanginya, James,” jawab Qiana dengan penuh penekanan. Tatapannya mulai tidak bersahabat. Meski anak dalam kandungannya ada karena hal yang tidak diinginkan, tetapi dia tetap menyayangi buah hati yang ada dalam kandungannya.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status