Home / Pernikahan / Wanita Simpanan CEO / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Wanita Simpanan CEO: Chapter 51 - Chapter 60

74 Chapters

[51] Tidak Tahu Apa pun

“Bagaimana kondisinya, Dok?” tanya Siska dengan wajah cemas. Sang dokter yang baru selesai memeriksa pun kembali ke meja kerja. Di sana dia menatap ke arah Siska yang tampak cemas. Ada juga Romeo yang menunggu penjelasan sang dokter. Sedangkan Qiana hanya berbaring dengan kedua mata terpejam. “Apa ada hal serius?” tanya Siska yang mulai tidak sabar. “Ibu dan Bapak tenang saja. Ibu dan bayinya sehat, tapi tolong diusahakan supaya ibunya tidak terlalu stres. Kalau ibu hamil terus mengalami stres, itu akan berakibat tidak baik untuk kandungan dan juga janinnya. Untuk sekarang, biarkan dia istirahat dulu. Saya juga sudah meresepkan obat yang bisa ditebus di apotik. Dua minggu lagi, kalau masih ada keluhan, bisa dibawa ke sini lagi,” jelas sang dokter. Romeo dan Siska pun langsung membuang napas lirih. Dia merasa lega karena tidak terjadi apa pun dengan anak dan calon cucunya, tetapi Siska yang sudah terlanjur kesal pun membuang napas kasar. “Ak
last updateLast Updated : 2024-11-08
Read more

[52] Jangan Temui Dia Lagi

Beberapa tahun yang lalu. James memarkirkan mobil di depan sebuah rumah dengan lantai satu. Rumah tersebut tampak sederhana, tetapi memiliki desain yang begitu indah. Tanaman di luar pun cukup memukau karena tertata dengan rapi dan termasuk tanaman yang mahal. Dengan tenang, dia melangkah keluar dan menuju ke arah rumah yang tampak sepi. Tidak ada siapa pun di sana, membuat James terus saja melangkah. Rumah itu adalah rumah miliknya yang didapatkan karena usaha sendiri. Sengaja, hari ini dia mengunjungi karena ada yang tinggal di sana. James membuka pintu dan masuk. Rumah masih kosong dan hanya diisi dengan perabotan seperlunya. Selain karena jarang digunakan, rumah itu juga belum ditinggali James. Dia hanya datang di saat butuh. Hari ini dia datang untuk menjemput calon istri yang sudah dipilihkan orang tuanya. Ya, James memang sudah akan menikah dengan wanita yang dijodohkan. Alasan keduanya karena keluarga saling mengenal dan dekat. Apalagi orang tua wanita itu
last updateLast Updated : 2024-11-09
Read more

[53] Kemarahan Seorang Ibu

James memberhentikan mobil di depan rumah sang mertua. Dia penasaran, kenapa sang istri bisa ada di rumah kedua orang tuanya. Apalagi mendengar sang mertua yang marah, membuat James semakin bingung. Padahal James merasa tidak melakukan kesalahan apa pun. Jadi, sebenarnya apa yang sebenarnya terjadi? “Apa yang kamu lakukan disini, James?” James yang baru akan melangkah pun berhenti. Di depannya sudah ada Siska yang menghadang di depan pintu. Tampak kemarahan dari arah sang mertua, membuat James memelankan langkah dan menatap penuh waspada. “Di sini tidak menerima kamu lagi, James,” kata Siska dengan tatapan sinis. Kali ini James berhenti dan berkata, “Aku mau bertemu dengan Qiana, Ma.” “Aku bukan mamamu. Jadi, jangan panggil aku mama. Selain itu, aku tidak akan membiarkan Qiana bertemu dengan kamu,” sahut Siska. James yakin ada yang salah di sini. Siska memang sempat kesal saat tahu dirinya sudah memiliki istri, tetapi hati wanita
last updateLast Updated : 2024-11-09
Read more

[54[ Kamu Egois!

“Papa harap kamu tidak memasukkan ke hati mengenai ucapan Mama Siska, James.” James yang tengah melangkah ke arah tangga bersama Romeo pun menganggukkan kepala. Dia menyahut, “Aku tahu, Pa. Seharusnya aku yang meminta maaf karena mamaku datang dan membuat masalah di sini. Aku benar-benar malu.” Romeo tahu perasaan James. Dia mengulurkan tangan, menepuk pundak sang menantu dan kembali berucap, “Mamamu juga tidak bisa disalahkan, James. Dia pasti terkejut karena tiba-tiba putra tunggalnya menikah lagi dengan wanita yang tidak dikenalnya sama sekali. Mamamu juga pasti takut kalau Qiana itu adalah gadis nakal yang akan membuat susah atau memanfaatkanmu. Jadi, papa harap kamu bisa memberikan pengertian yang baik dengan orang tuamu.” James hanya diam. Dia cukup terkejut dengan reaksi yang diberikan Romeo. Dia pikir papa mertuanya akan marah dan ikut memaki dirinya, tetapi di sini Romeo malah menenangkannya. Pria itu benar-benar memberikan pengertian meski James y
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

[55] Jangan Menyerah

Hening. Ishana hanya diam, duduk di sofa dengan sebelah kaki disilangkan. Manik matanya menatap majalah fashion. Beberapa kali dia membolak-balik majalah tersebut, mencoba memilih mana yang akan dibelinya. Hingga suara mobil terdengar, membuat Ishana mengalihkan pandangan. Ishana menatap ke arah pintu rumah dan tersenyum saat melihat siapa yang baru saja datang. Dia menutup majalah tersebut, menunggu Deolinda yang mendekat ke arahnya. “Sore, Ma,” sapa Deolinda. “Kamu kenapa baru pulang, Sayang?” tanya Ishana dengan nada lembut. “Ada banyak kerjaan yang harus diselesaikan, Ma,” jawab Deolinda dengan wajah masam. Tidak ada semangat sama sekali. Namun, Ishana mengabaikan hal itu. Dia malah menarik Deolinda agar mendekat ke arahnya dan berkata, “Gak apa. Malah bisa berduaan sama James, kan?” Sayangnya Deolinda yang digoda langsung membuang napas kasar. Dia menyandarkan tubuh dengan punggung kursi. Dengan wajah sedih dia mengatakan, “J
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

[56] Biarkan Mengalir

Qiana menggeliat pelan saat merasakan tubuhnya yang terasa kaku. Sejak tadi dia tidur meringkuk, membuat bagian punggungnya mulai tidak nyaman. Perlahan, Qiana membenarkan posisi berbaringnya dan membuka mata secara perlahan. Hal pertama yang ditatapnya adalah langit kamar yang membuat keningnya berkerut dalam. Apalagi badannya seperti menyentuh sesuatu yang empuk, membuatnya mengalihkan pandangan. Hening. Qiana semakin bingung saat melihat dirinya yang berbaring di ranjang. Seingatnya, semalam dia tidur di sofa dekat jendela. Dia sedang menunggu takdirnya yang mulai tidak karuan. Hingga perlahan, Qiana duduk dan menyandarkan tubuh dengan kepala ranjang. “Siapa yang memindahkan aku tadi malam?” tanya Qiana dengan diri sendiri. Dia menatap sekitar. Tidak ada siapa pun di sana. Dia menjadi bertanya-tanya, kemana James? Apa semalam pria itu benar-benar tidak masuk ke kamarnya? Tapi, Qiana mencium bau tubuh pria tiu di sekeliling, membuat Qiana yakin kalau James
last updateLast Updated : 2024-11-12
Read more

[57] Semakin Membencinya

James memberhentikan mobil di depan rumah sang mama. Dengan cepat, dia keluar dan melangkah lebar. Wajahnya tampak serius dengan rahang mengeras. Tidak ada keramahan sama sekali. Beberapa karyawan juga mencoba menyapa, tapi tidak dibalas. Padahal biasanya James selalu ramah dengan pelayan di rumah sang mama. Meski dia tidak menunjukkan senyum, tetapi setidaknya masih ada jawaban ‘iya’ setiap kali disapa. James semakin mempercepat langkah saat melihat sang mama tengah duduk di ruang makan bersama dengan Deolinda. Melihat tawa keduanya membuat James mengepalkan kedua tangan. Apalagi dia mendengar percakapan yang membahas mengenai Qiana dan keduanya tertawa. Hal yang membuat emosinya semakin meningkat. “Ma, aku butuh bicara.” Ishana yang tengah berbincang dengan James pun mendongakkan kepala. Dia menatap ke arah sang putra yang begitu serius. Bibirnya tertarik, membentuk senyum manis dan berkata, “James, kamu ke sini. Sini duduk. Kita sarapan bareng.”
last updateLast Updated : 2024-11-13
Read more

[58] Dia Kembali

Deolinda melangkahkan kaki dengan raut wajah serius. Kali ini dia menggunakan kacamata hitam dan topi. Dia ingin melakukan penyamaran agar tidak ada yang mengenalinya. Bahkan tampilannya kali ini jauh berbeda dari biasanya. Kalau biasanya dia mengenakan dress dengan heels, kali ini dia menggunakan celana dengan setelan kaos yang dipadukan dengan jaket. Sepatu yang digunakan juga sepatu kets. Hari ini dia benar-benar tampak berbeda dan waspada. Beberapa kali Deolinda menatap sekeliling.Deolinda semakin mempercepat langkah saat yakin tidak ada yang mengenalinya. Anak buah James banyak dan kali ini Deolinda tidak mau tertangkap. Dia tidak ingin semua rencananya gagal. Untuk mencapai keinginannya, dia bahkan rela menyewa satu restoran untuk beberapa waktu. Hingga dia melihat orang yang akan ditemuinya, membuat Deolinda mempercepat langkah.“Kamu siapa?”Deolinda yang sudah duduk pun membuka topi dan kacamata. Dia membuang napas lirih dan berkata, “Ini aku, Alvan.”“Deolinda.” Alvan langs
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

[59] Hai, Pelakor!

Qiana diam, menatap ke arah jalanan lekat. Sejak tadi dia hanya bediri di balkon rumah, memperhatikan setiap orang yang melintas di depan rumahnya. Sejujurnya dia cukup rindu dengan kehidupannya dulu, yang tenang dan tanpa masalah apa pun. Dia juga ingin keluar, menikmati kehidupan yang sebenarnya. Dalam benaknya, saat dia menikah nanti, hamil dan memiliki anak, banyak hal yang akan dilakukan dengan sang suami. Mulai dari berlibur sampai foto keluarga bersama. Dia ingin menikmati kebahagiaan selama dia hamil.Namun, siapa sangka kalau semua hanyalah sebuah harapan. Qiana tidak mungkin mewujudkannya karena pernikahannya yang jelas tidak sempurna. Hubungannya dengan James bahkan akan dianggap sebagai hubungan yang baik. Dia yang menjadi istri kedua selalu mendapat pandangan buruk, bukan Cuma keluarga, tetapi juga masyarakat. Terkadang Qiana juga mengutuk diri sendiri yang sempat terbawa emosi. Kalau saja dia tidak datang ke klub malam itu, dia tidak akan mendapat takdir seperti hari ini
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

[60] Meluapkan Semua Emosi

Qiana yang mendengar panggilan itu pun berhenti. Dia menatap ke asal suara dan memasang wajah datar. Tidak ada emosi yang dirasakan saat ini. Pasalnya Qiana mulai bosan meladeni sikap Ishana yang menurutnya kekanak-kanakan. Wanita itu terus mengancamnya, membuat hidup Qiana tidak tenang sama sekali. Sejak kedatangan Ishana waktu itu, dia tidak merasakan ketenangan sama sekali. Hingga Qiana meraih tangan sang mama dan berkata, “Ayo, Ma. Kita masuk.”Namun, baru saja keduanya mengangkat kaki, Ishana sudah lebih dulu menghadang. Wanita itu berkata, “Toko ini tidak menerima pelakor yang matre dan tidak tahu malu seperti kamu, Qiana.”Jelas saja, Siska yang mendengar anaknya diejek pun tidak terima. Dia langsung melepaskan genggaman dan menatap ke arah Ishana. Manik matanya menatap lekat dengan rahang mengeras. Dengan tegas dia berkata, “Jaga ucapanmu, Ishana. Asal kamu tahu, anak di kandungan putriku adalah anak James.”“Kamu pikir aku percaya?” Ishaan menatap sinis. “aku tidak percaya sa
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status