“Tuan, sudah cukup malam. Anda tidak mau pulang?” “Sebentar lagi, Qiana,” sahut James tanpa mengalihkan pandangan. Namun, beberapa detik kemudian, dia berhenti dan membuang napas kasar. Dia mendongakkan kepala, menatap ke arah wanita yang tengah memandangnya dengan penuh tanya. Terlihat kerutan di kening sang sekretaris yang membuat James membuang napas lirih. “Maaf, aku lupa kalau sekarang sekretarisku itu kamu, Gita,” kata James. Gita yang mendengar malah melebarkan kedua mata. Mulutnya sedikit terbuka, menatap ke arah James lekat. Dia tidak menyangka kalau akhirnya bisa mendengar ucapan maaf dari tuannya. Bibirnya pun perlahan tersenyum manis dengan perasaan tidak karuan. Biasanya atasannya itu tampak mengerikan, tetapi hari ini dia yang baru pertama kali menjadi sekretaris malah mendapatkan ucapan maaf yang jarang keluar. Apa aku hoki, batin Gita. “Kamu bisa pulang, Gita. Jangan menungguku,” kata James kembali. “Baik,
Last Updated : 2024-10-10 Read more