“Ada urusan apa, Alvan?” Qiana yang baru sampai menatap ke arah Alvan lekat. Wajahnya tidak menunjukkan keramahan sama sekali. Bayangan pria tersebut menghianatinya membuat Qiana enggan bersikap ramah. Sebenarnya pun dia enggan untuk datang, tetapi mendengar Alvan memohon membuatnya tidak tega. Dia sendiri penasaran dengan apa yang ingin Alvan bicarakan. Qiana bahkan lupa untuk meminta izin dari James. “Aku senang, akhirnya kamu mau datang, Qiana,” ucap Alvan dengan senyum manis. “Aku tidak memiliki banyak waktu, Alvan. Jadi, katakan apa yang ingin kamu katakan. Jangan membuang waktuku percuma,” tegas Qiana. “Kamu sekarang berbeda, Qiana. Dulu kamu suka kalau kita berdua mengobrol begini,” celetuk Alvan dengan senyum tipis. Mendengar itu, Qiana tertawa kecil dan menyandarkan tubuh dengan punggung kursi. Dia berkata, “Itu dulu, Alvan. Sekarang, sedetik bersama dengan kamu, aku sudah muak.” Dia memang membenci Alvan. Bahkan dia tidak berniat untuk memaafkan atau berbaikan. Al
Last Updated : 2024-07-27 Read more