Share

[11] Dia Istri James

“Huek!”

Qiana langsung memuntahkan isi perutnya begitu sampai di toilet. Sejak tadi dia menahan mual karena tidak ingin menyinggung klien besar yang sedang James temui. Itu sebabnya dia hanya minum teh hangat yang dihidangkan.

Setelah merasa lebih lega, Qiana membersihkan mulut dan melangkah keluar. Namun, dirinya mendapati James yang berdiri di depan pintu sembari menyerahkan sapu tangan. Manik matanya memperhatikan James yang masih memasang wajah datar. Apakah James tidak memiliki ekspresi yang lain?

“Besok kita ke rumah sakit.” Qiana sempat melamun dan langsung tersadar saat mendengar usulan James.

“Untuk apa?”

“Kamu harus memeriksakan kandungan kamu,” jawab James.

“Aku rasa tak perlu,” tolak Qiana cepat. “Aku baik-baik saja.”

“Kalau kamu baik-baik saja, gak mungkin kamu terus muntah selama beberapa hari ini. Jadi, aku sudah membuat keputusan,” tegas James. Qiana membisu. Dia menatap ke arah James yang sudah melangkah di depannya. Ada perasaan tidak nyaman saat James me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status