Home / Pernikahan / Wanita Simpanan CEO / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Wanita Simpanan CEO: Chapter 41 - Chapter 50

74 Chapters

[41] Kuhilangkan untuk Selamanya

“Hari ini aku mau bertemu teman.” James yang tengah menyuap makanan pun langsung berhenti. Dia melirik ke arah Qiana yang terlihat tenang. Bahkan mulutnya masih sibuk mengunyah makanan dan tidak menatap ke arah lawan bicara. James sendiri sebenarnya kesal karena Qiana yang seperti tidak meminta izin darinya, tetapi James berusaha tenang. Dia kembali menyuap makanan dan mengunyah pelan. “Jangan suruh anak buahmu mengikutiku,” ucap Qiana lagi. “Kenapa?” Kali ini James meletakkan sendok dan menatap Qiana serius. Kedua tangannya disedekapkan di atas meja, menunggu jawaban dari sang istri. “Ya karena aku mau privasi. Aku tidak mau diganggu,” jawab Qiana enteng. Dia bahkan seperti tidak menganggap izin dari James itu penting. Sikapnya kali ini menunjukkan hal tersebut. Privasi? James yang mendengar pun membuang napas kasar dan menggelengkan kepala. Kenapa selalu privasi yang menjadi masalahnya? Rasanya dia tidak mengerti dengan sik
last updateLast Updated : 2024-11-02
Read more

[42] Sudah Menyiapkan Rencana

“Qiana, sini.” Qiana yang melihat lambaian tangan itu pun langsung melangkah lebar. Bibirnya tersenyum lebar, menunjukkan kebahagiaan yang begitu besar. Dia bahkan lupa jika perutnya sudah sedikit membesar dan membuat tubuhnya menjadi sedikit lebih berat. Sampai dia yang sudah berada di hadapan sang sahabat pun berhenti dan mendekap erat. “Akhirnya kamu pulang, Emily,” ucap Qiana dengan penuh kelegaan. Emily yang mendengar pun ikut tersenyum. Dia melepaskan dekapan dan berkata, “Maaf karena kali ini aku pergi terlalu lama, Qiana. Tapi aku sudah dengar semua kabar mengenai kamu dari rekan-rekan kita di kantor.” Qiana diam dan membuang napas kasar. Berarti Emily sudah tahu mengenai dirinya yang menjadi istri kedua dan mengundurkan diri dari pekerjaan, kan? Menyadari fakta itu, Qiana yang awalnya bersemangat pun langsung lesu. Bibirnya dimanyunkan dengan raut wajah masam. “Jangan mikir aneh-aneh,” kata Emily sembari menepuk jida
last updateLast Updated : 2024-11-02
Read more

[43] Kembali ke Rumah

“Bisa kamu pulang ke rumah, James?” James yang mendengar hal itu pun langsung mendesah kasar. Beberapa hari ini mamanya terus saja menyuruhnya untuk pulang, tetapi selalu ditolak. Pasalnya dia yakin kalau sang mama pasti memiliki rencana lain untuk mendekatkannya dengan Deolinda. Padahal sudah berulang kali dia mengatakan bahwa dia enggan bersama Deolinda. Meski wanita itu adalah istri sahnya id mata hukum dan agama, tetap saja James enggan bersama. Dia melakukan pernikahan itu hanya karena keluarga yang memaksa. “James, kenapa diam?” James yang mendengar teguran itu pun langsung menyahut, “Aku tidak bisa, Ma. Ada banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan.” “Pekerjaan? Kamu yakin pekerjaan? Bukan karena wanita murahan itu yang melarang?” Seketika, James mengeraskan rahang. Tangannya mengepal, menunjukkan otot tangan yang begitu jelas. Qiana bukanlah wanita murahan. Dia adalah istri sah James, meski hanya diakui secara agama. Selain itu, Q
last updateLast Updated : 2024-11-03
Read more

[44] Qiana Terluka

“Kamu sudah awasi Qiana, Tomy?” Tomy yang tengah mengemudi pun menganggukkan kepala dan menjawab, “Iya, Tuan. Nona Qiana hanya bertemu dengannya di cafe dan kembali ke rumah sahabatnya itu. Saya juga sudah mengutus salah satu anak buah kita untuk memantau.” James yang mendengar hal itu pun merasa tenang. Setidaknya, masih ada yang menjaga Qiana meski bukan dirinya. Sebenarnya tidak akan ada musuh yang menyerang Qiana, tetapi James cukup takut kalau mamanya dan Deolinda yang akan berulah. Pasalnya hanya kedua orang itu yang memiliki masalah dengan Qiana. Hening. Suasana di dalam mobil kembali sunyi. James hanya sibuk dengan pikirannya. Dia masih mencoba mencari cara untuk meyakinkan sang mama agar bisa menerima Qiana. Bagaimana Qiana adalah istrinya. Anak di kandungannya juga anaknya. Sama seperti Deolinda yang begitu diterima, James pun mau mamanya menerima dan menyayangi Qiana. Tapi bagaimana caranya? “Tuan, ada yang mengganggu pikiran anda?”
last updateLast Updated : 2024-11-03
Read more

[45] Aku Suamimu, Qiana!

“Haaaah!” Deolinda yang kembali frustasi pun langsung memecahkan barang di atas meja. Air matanya mengalir dengan begitu deras karena James yang tidak jadi ke rumah sang mama. Padahal jelas-jelas pria itu sudah sampai dan tinggal masuk saja, tetapi semua gagal. Beberapa menit yang lalu, James menghubungi sang mama, mengatakan tidak jadi datang karena Qiana yang masuk rumah sakit. Deolinda menarik napas dalam dan membuang perlahan. Sebisa mungkin, dia ingin meredam emosinya, tetapi setiap kali mengingat apa yang James lakukan, rasa benci dan dendamnya langsung membara. Dia tidak terima jika Qiana yang mendapat perhatian dari James. Apa semua ini karena anak di kandungan Qiana? Deolinda yang berpikir demikian pun langsung tersenyum sinis. Rencana jahat mulai terpikir dalam otaknya. Sampai ketukan pintu terdengar, membuat Deolinda mengalihkan pandangan. Itu pasti Mama. Deolinda yang sudah cukup tahu pun langsung duduk di lantai dan menundukkan kepala.
last updateLast Updated : 2024-11-03
Read more

[46] Cari Tahu Pelakunya

Hening. James hanya diam, duduk bersebelahan dengan Qiana. Hari ini wanita itu sudah bisa dibawa pulang karena tidak ada luka yang serius. Meski sebelumnya darah mengalir cukup deras, tetapi hal itu tidak menimbulkan luka dalam. James sendiri merasa aneh, kenapa ada orang yang berusaha mencelakai Qiana? Apa ini ulah Mama da Deolinda? Namun, James segera mengusir pikiran itu. Tidak mungkin mamanya melakukan hal semacam itu. Pasalnya meski sang mama membenci Qiana, tetap saja dia masih memiliki hati nurani. Tidak mungkin rasanya kalau menyuruh orang untuk melakukan tindak kriminal. Selain itu, kenapa sang pelaku hanya menyerempet tangan saja? Padahal mereka bisa saja menusuk Qiana di bagian yang lain. “Qiana, kamu memiliki musuh?” tanya James tiba-tiba. Qiana yang mendengar pun mengalihkan pandangan, menatap ke arah James dengan kening berkerut dalam. Dia malah menjawab dengan sinis, “Aku itu bukan kamu yang memiliki banyak musuh, James.” Mendengar
last updateLast Updated : 2024-11-04
Read more

[47] Sekretaris Tidak Diharapkan

“Mulai hari ini, kalau kamu pergi kemana saja, aku akan suruh pengawal untuk mengawasi, Qiana.” Qiana yang mendengar ucapan James pun hanya diam dengan mulut yang terus mengunyah. Dia masih duduk di ranjang dengan James yang setia menyuapi. Entah kenapa, pria itu begitu perhatian dengannya. Qiana bahkan berpikir, apakah perhatian itu karena dia yang mengandung anaknya? Atau memang dia begitu perhatian karena Qiana istrinya? “Qiana, kamu mendengarku?” tanya James dan langsung dijawab gumaman dari arah Qiana. James yang melihat tingkah Qiana pun hanya diam. Dia sudah mulia terbiasa menghadapi sikap cuek sang istri yang selalu menguji kesabarannya. Terkadang Qiana bersifat membangkang, tetapi terkadang menurut dengan keterpaksaan. Sedangkan saat ini, Qiana seperti tidak peduli. Berapa kali James menyuapi Qiana, tetap saja wanita itu tidak melakukan protes. Sampai di suapan terakhir, James semakin memperhatikan dalam. Cantik. Itulah kata pertama yang mu
last updateLast Updated : 2024-11-04
Read more

[48] Apa yang Sedang Direncanakan?

“Sebenarnya apa yang Mama dan Deolinda rencanakan?” Itulah pertanyaan yang meluncur dari mulut James. Dia sudah mengajak sang mama masuk ke ruangan, tetapi membiarkan Deolinda di depan. Meski dia membenci Deolinda, tetapi percakapannya kali ini James hanya ingin empat mata saja. Ishana yang ditanya pun dengan santau menjawab, “Tidak ada yang direncanakan, James. Mama hanya ingin Deolinda membantu kamu saja.” James langsung menaikkan sebelah bibir dan menatap sinis. Dia berkata, “Mama pikir aku percaya?” Ya, James tidak percaya sedikit pun. Sejak dia menikah dengan Qiana, mamanya selalu berusaha mendekatkannya dengan Deolinda. James akui, Deolinda adalah istri pertamanya, tetapi James tidak memiliki perasaan apa pun. Kalau bukan masalah perjodohan, dia juga pasti akan menolak. Pasalnya Deolinda sudah menorehkan luka yang begitu dalam padanya. Meski kedua orang tuanya memaklumi dan bisa memaafkan, tetapi James tidak sama sekali. “Katakan deng
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

[49] Tamu Tidak Diundang

Qiana mendesah kasar dan membuang ponsel ke sembarang arah. Hari ini dia cukup bosan karena terus di rumah. James melarangnya untuk keluar rumah. Sebenarnya tidak melarang juga, tetapi pria itu mengatakan harus membawa pengawal yang membuat Qiana memutuskan untuk tidak keluar sama sekali. Memangnya dia apa sampai keluar pun harus membawa pengawal? Qiana kembali menarik napas dalam dan membuang lirih. Dia harus bisa mengendalikan emosi yang terkadang siap meledak. Dia tidak ingin kalau nantinya hal itu mengganggu kandungannya. Bukan hanya itu, Qiana juga tidak ingin kalau setelah anaknya lahir, kepribadiannya menjadi seperti dirinya. Suka marah-marah. “Terus sekarang mau ngapain?” tanya Qiana dengan diri sendiri. Dia tidak memiliki hobi apa pun yang bisa dikembamgkan untuk saat ini. Memasak? Jelas Qiana tidak ahli. Membuat kue, dia juga bukan jagonya. Selama ini dia hanya tahu makan dan bekerja saja. Dia tidak pernah mengetahui prosesnya sama sekali. Hingga d
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

[50] Kesabaran yang Kembali Diuji

“Tante.” Qiana yang merasakan firasat tidak enak pun melangkah pelan. Dia mendekat ke arah kedua orang tuanya yang sudah menunggu dirinya. Jujur, Qiana merasa akan ada hal tidak baik kali ini. Mengingat wanita di hadapannya begitu membenci dirinya, Qiana juga yakin kedatangannya kali ini untuk mengacaukan keluarganya. Namun, Qiana menjadi bertanya-tanya. Siapa yang memberitahu rumah kedua orang tuanya? Apa dia begitu niat ingin menghancurkan kehidupannya? “Untuk apa anda datang ke sini?” tanya Qiana. Dia menatap tajam ke arah Ishana yang masih duduk dan menunjukkan wajah angkuhnya. Ishana yang ditanya pun tersenyum sinis. Dia bangkit, menatap tidak suka ke arah Qiana. Sejak pertama kali melihat, Ishana bahkan sudah membenci wanita di hadapannya. Pasalnya, dia menganggap kalau Qiana adalah perusak rumah tangga anak dan menantunya. “Kamu masih bertanya untuk apa aku ke sini? Aku mau mengatakan dengan kedua orang tuamu agar mengajari anaknya.
last updateLast Updated : 2024-11-08
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status