Home / CEO / Pesona Pembantu Tuan David / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Pesona Pembantu Tuan David: Chapter 141 - Chapter 150

190 Chapters

141. David dan Gladys

Seorang wanita cantik kini duduk di depan meja kerja. Rambutnya yang bergelombang dia ikat dengan rapih. Dengan blouse biru muda dan rok hitam selutut membuatnya bertambah cantik.'Kali ini aku akan mendapatkan kamu kembali, David. Karena kamu pasti masih merindukanku,' gumam wanita tersebut dalam hati. Dia menatap ke layar laptopnya yang sudah menyala. Kini tujuannya sebenarnya bukan pekerjaan, melainkan mendekati sang direktur DR yang merupakan mantan pacarnya."Gladys, ini dokumen yang harus kamu kerjakan," ucap seorang wanita berusia sekitar empat puluh tahunan dengan kacamata bundar dan rambut digelung sembari menyerahkan sebendel dokumen pada karyawan barunya."Baik, Bu," sahut Gladys dengan senyuman.Wanita itu segera menerima dokumen berisi pekerjaan pertamanya.Sementara itu, sang direktur baru saja tiba. Dia masih datang sendiri selama satu pekan karena sang istri yang masih dia minta di rumah. David masih melarang Lila bekerja karena tak mau istrinya kelelahan. "Pak David
last updateLast Updated : 2024-07-10
Read more

142. Tentang Gladys

Gladys baru saja pulang dari bekerja. Kini dia memasuki rumahnya yang terbilang 'cukup' mewah. Wanita itu segera masuk untuk beristirahat setelah lelah bekerja."Ughhh," gumamnya terlihat kesal.'David, bisa-bisanya kamu bersikap seperti itu padaku! Awas saja nanti, aku akan membuat perhitungan denganmu!' geramnya dalam hati.Setelah melepaskan sepatu berhak tinggi, langkahnya berlanjut menuju ke dalam rumah. Dia melihat rumahnya yang berantakan. Membuat dia bertambah kesal."Mamah!" Tiba-tiba saja anaknya berteriak dan berlari menghampirinya."Mamah lihat! Tadi Lucas dapat nilai A di pelajaran berhitung!" seru anak laki-laki dengan pipi tembam dan rambut sedikit bergelombang. Dia menunjukkan selembar kertas tugasnya pada sang ibu dengan begitu antusias. Nampaknya dia sudah menantikan kepulangan sang ibu.Gladys menatap tak suka pada putranya. "Sudah Mamah bilang kalau Mamah pulang jangan teriak-teriak! Mamah capek!" sinisnya."Tapi ... Lucas kan hanya ingin lihatin kalau Lucas bisa .
last updateLast Updated : 2024-07-10
Read more

143. Tentang Gladys 2

"Kamu benar. Dan aku akan segera membatalkan hubungan membosankan ini," ucap Gladys dengan senyuman manisnya. Tristan tersenyum penuh arti. "Bagus. Kamu memang gadis yang pintar," ujarnya sembari mengusap lembut kepala Gladys. Gladys senang mendengar pujian tersebut. Gadis itu pun memeluk Tristan seperti kekasihnya sendiri. Sementara di tempat lain David sedang sibuk mempersiapkan pernikahannya. "Kamu kenapa tidak segera memberi tahu Gladys kalau kamu anak sekaligus CEO di perusahaanku?" tanya Norman di suatu pagi. David menatap sang ayah. "Aku memang sengaja, Pah. Dan Papah lihat, kan? Gladys tetap mau menerima lamaranku," ucapnya dengan senyuman bahagia. "Kamu benar-benar menyukainya, ya?" tanya Norman. "Tentu saja, Pah. Aku akan melakukan apa saja untuknya. Dan setelah kami menikah aku akan memberikan apa yang dia inginkan. Termasuk rumah yang sudah aku persiapkan," ujar David yang tak dapat menutupi rasa bahagianya. "Baguslah. Papah senang kalau kamu memang menyukainy
last updateLast Updated : 2024-07-11
Read more

144. Tentang Gladys 3

"Tristan!" teriak Gladys dari luar pintu apartemen. Kali ini pintu itu kembali dikunci dari dalam. Membuatnya tidak bisa menerobos masuk lagi."Bajingan, kamu!" umpat Gladys yang kemudian menendang kasar pintu.Saat itu juga muncullah dua orang penjaga keamanan yang menyeret Gladys agar pergi dari sana. Meski memberontak, namun tubuhnya yang lebih kecil tidak bisa melawan dua pria kekar. Gladys pun terpaksa pulang ke apartemennya sendiri dengan amarah yang memuncak."Sialan ...." gumam Gladys dengan kedua tangan terkepal. Darahnya berdesir hebat karena amarahnya.Selama kurang dari satu minggu Gladys selesai mengemasi barang-barangnya. Wanita itu kini berdiri berhadapan dengan suaminya dengan sang anak."Ini surat cerainya. Jangan pernah kembali lagi ke hadapanku!" Tristan berujar dingin sembari melempar surat perceraiannya dan Gladys."Kau akan segera menyesal!" geram Gladys."Mah, Pah? Kenapa Mamah dan Papah bertengkar?" tanya Lucas dengan tatapan sedihnya. Wajah anak laki-laki itu
last updateLast Updated : 2024-07-12
Read more

145. Aku Sudah Menikah

"Aku berangkat dulu, Sayang. Baik-baik di rumah." David memeluk Lila dan mencium bibirnya dengan lembut."Adek juga jangan buat Bunda sakit, ya? Jadi anak yang baik," lanjutnya sembari mengusap lembut perut sang istri."Iya, Ayah ...." sahut Lila sembari tertawa kecil melihat tingkah suaminya.David pun segera berangkat bekerja meninggalkan sang istri. Dia kembali sendirian untuk sementara waktu demi pulihnya Lila.Di kantor pria itu kembali disibukkan dengan pekerjaan dan mengikuti beberapa pertemuan dengan klien. Langkah kakinya yang tegak menggema pelan di lobi perusahaan. Saat itu juga dia kembali berpapasan dengan Gladys."Selamat siang, Pak David," sapa Gladys."Siang," sahut David dingin. Pria itu bahkan tak menatap wajah wanita cantik yang menyapanya.David memilih untuk mengabaikan Gladys dan kembali menuju ke ruangannya.'Sialan ... Awas saja kamu, David. Jangan berpura-pura mengabaikan ku,' geram Gladys dalam hati."Dys," panggil teman wanita itu. Gladys menoleh dan mendapa
last updateLast Updated : 2024-07-12
Read more

146. Farhan dan Cindy

Gladys mengepalkan kedua tangannya ketika dia baru saja keluar dari ruangan sang direktur. Wanita itu terlihat begitu kesal dan kecewa atas perlakuan mantan pacarnya.'Sialan, siapa perempuan itu?' gumamnya dalam hati.Langkah kaki Gladys terdengar menggema di koridor sebelum dia memasuki lift. Saat pintu lift terbuka, dia kaget karena berpapasan dengan satu orang lagi yang dia kenal."Terima kasih atas bantuannya, Mas Farhan," ucap Cindy sembari tersenyum malu-malu."Sama-sama, Cindy," sahut Farhan membalas senyuman Cindy. Pria itu kini tengah membawakan setumpuk dokumen yang akan Cindy kerjakan. Sebagai seorang pria dan dia juga dekat dengan Cindy, maka Farhan tak ingin melihat gadis manis berambut pendek itu kesusahan.Saat pintu lift terbuka, keduanya menatap pada seorang wanita yang hendak menggunakan lift tersebut."Kamu ...." gumam Farhan dengan tatapan di balik kacamatanya.Gladys menatap angkuh. Wanita itu segera masuk ke dalam lift setelah Farhan dan Cindy keluar. Pintu pun
last updateLast Updated : 2024-07-13
Read more

147. Rencana Gladys

Farhan segera mengetuk pintu ruangan sang atasan. Pria itu juga penasaran mengenai keberadaan Gladys."Pak David, ini saya," ucap Farhan dengan sopan."Masuk!" sahut David.Pintu segera dibuka dan Farhan melangkah masuk ke dalam ruangan sang direktur. Pria itu berjalan mendekati sang atasan lalu memberikan hormat padanya."Ada apa Pak David mencari saya?" tanya Farhan.David menatap asisten kepercayaannya itu. "Gladys berani masuk ke sini dan menggangguku," ujarnya.Farhan tampak terkejut. "Jadi dia benar-benar baru saja mengganggu Anda?"David mengangguk. "Ya. Aku sendiri masih penasaran mengapa dia memilih bekerja sebagai karyawan DR?"Farhan diam menyimak. Kemudian David menatapnya. "Farhan, aku mau meminta bantuanmu lagi," ujarnya."Apa itu, Pak?" tanya Farhan."Cari informasi mengapa dia kembali ke Indonesia! Cari tahu juga ... kenapa dia dulu pergi dengan alasan bosan?" tegas David.Farhan terkejut mendengarnya. Bukankah perintah kedua sudah terlalu terlambat? Apa lagi pernikaha
last updateLast Updated : 2024-07-13
Read more

148. Belanja

Setelah mendapatkan izin dari suaminya, Lila bersiap dan menunggu kedatangan ibu dan adik angkatnya. Wanita cantik itu memilih menunggu dengan duduk di kursi ruang tengah sembari bercengkrama dengan asisten rumah tangga yang sedang membersihkan rumah. Tak lama kemudian, mobil Weni pun tiba, menjemput Lila dan mereka segera menuju ke mall untuk berbelanja. Dengan setelan dress panjang sebetis, Lila tampak begitu elegan. Perutnya yang sedikit membesar tak terlihat karena dress-nya yang tidak ketat. Rambut Lila pun dikepang ke belakang dan membuat wanita itu terlihat semakin cantik dan bertambah muda.Lila kini sedang berbelanja dengan Weni dan Ani. Sebagai bentuk rasa senang dan syukurnya, Weni sengaja mengajak anak angkatnya berkeliling di toko perlengkapan bayi dan anak. Apa lagi dia juga tahu bahwa Lila sedang bosan karena berada di rumah terus selama kehamilannya."Ini sepertinya bagus, Lil. Lihatlah ...." ucap Weni sembari menunjuk deretan pakaian bayi dengan warna-warna salem yan
last updateLast Updated : 2024-07-14
Read more

149. Lila dan Gladys

Lila mengajak Lucas menuju ke pusat informasi untuk mencari ibu dari bocah laki-laki itu. Tangannya menggandeng tangan mungil Lucas yang menurutnya menggemaskan.Karena tidak mau mengambil resiko, Lila ditemani Weni dan Ani mengantarkan Lucas ke pusat informasi. Tak lucu jika mereka bertiga dituduh sindikat penculikan anak."Kakak baik sekali. Makasih sudah mau bantuin Lucas cari Mamah," ucap Lucas sembari mendongak menatap wajah cantik Lila. Anak kecil itu mencoba tersenyum setelah menangis kesalahannya."Iya, Lucas. Sama-sama," sahut Lila membalas senyuman Lucas. Membuat anak kecil itu terlihat senang dan tenang.Tampak jika Lucas nyaman dengan Lilara yang memiliki kepribadian hangat dan penuh kasih sayang. Anak laki-laki yang sebenarnya pemalu dan pendiam itu kini malah seolah mendapatkan kasih sayang baru dari orang yang baru pertama kali dia temui.'Kalau Mamah selembut Kakak cantik ini, mungkin Mamah akan bertambah cantik dan tidak menyeramkan,' batin Lucas berandai-andai.Tanga
last updateLast Updated : 2024-07-14
Read more

150. Gladys dan Rencana Liciknya

"Mas, apa aku boleh ikut ke kantor?" tanya Lila di suatu pagi. Wanita itu sudah siap dan jika diberikan izin, dia bisa langsung berangkat saat itu juga.David menatap sang istri yang duduk di hadapannya sembari menyantap sarapan pagi."Sayang, aku sudah bilang tunggu sampai setidaknya dua bulan. Aku tidak mau kamu kelelahan. Kamu kan masih hamil muda," ucap David dengan lembut. Pria itu meraih tangan istrinya dan mengusap punggung tangannya dengan ibu jari.Lila menatap wajah suaminya. "Baiklah ...." Mendengar helaan napas kecewa itu membuat David tak tega. Namun sebagai suami dia harus tegas. Dia tak mau kejadian yang tidak diinginkan kembali mencelakai istrinya."Jangan marah, Sayang. Aku melakukannya karena ingin melindungimu. Aku tidak mau kamu dan anak kita kelelahan dan nanti kenapa-napa," ujarnya lagi dengan lembut dan penuh kasih sayang.Lila mengangguk. "Iya, Mas. Aku ngerti. Hanya saja aku sudah bosan di rumah terus," cicitnya."Sabar, Sayang. Kamu bisa mengajak Mamah atau
last updateLast Updated : 2024-07-15
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
19
DMCA.com Protection Status