Share

150. Gladys dan Rencana Liciknya

"Mas, apa aku boleh ikut ke kantor?" tanya Lila di suatu pagi. Wanita itu sudah siap dan jika diberikan izin, dia bisa langsung berangkat saat itu juga.

David menatap sang istri yang duduk di hadapannya sembari menyantap sarapan pagi.

"Sayang, aku sudah bilang tunggu sampai setidaknya dua bulan. Aku tidak mau kamu kelelahan. Kamu kan masih hamil muda," ucap David dengan lembut. Pria itu meraih tangan istrinya dan mengusap punggung tangannya dengan ibu jari.

Lila menatap wajah suaminya. "Baiklah ...."

Mendengar helaan napas kecewa itu membuat David tak tega. Namun sebagai suami dia harus tegas. Dia tak mau kejadian yang tidak diinginkan kembali mencelakai istrinya.

"Jangan marah, Sayang. Aku melakukannya karena ingin melindungimu. Aku tidak mau kamu dan anak kita kelelahan dan nanti kenapa-napa," ujarnya lagi dengan lembut dan penuh kasih sayang.

Lila mengangguk. "Iya, Mas. Aku ngerti. Hanya saja aku sudah bosan di rumah terus," cicitnya.

"Sabar, Sayang. Kamu bisa mengajak Mamah atau
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status