Home / CEO / Pesona Pembantu Tuan David / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Pesona Pembantu Tuan David: Chapter 131 - Chapter 140

190 Chapters

131. Hubungan 2 Sekretaris

"Siang ini tidak ada jadwal, kan?" tanya David pada asisten kepercayaannya, Farhan."Untuk Anda tidak ada, Pak David," jawab Farhan.Lalu David menatap Lila. "Bagaimana denganmu, Sayang?" tanya pria itu.Lila menatap suaminya. "Sepertinya tidak ada jadwal meeting juga, Mas. Benar, kan, Cindy?" jawabnya sembari menoleh menatap Cindy, sekretaris yang dia angkat dari perusahaan Mentari."Iya, Bu. Hari ini sampai besok tidak ada jadwal meeting untuk Anda," jawab Cindy dengan sopan.David tersenyum tipis. "Baiklah. Kalau begitu sebaiknya kita pergi terlebih dahulu," ujarnya sembari beranjak dari duduknya.Pria itu kemudian berjalan mendekati meja kerja sang istri."Ke mana?" tanya Lila sembari menatap suaminya."Makan siang. Ayo," ajaknya lembut."Tapi ....""Tidak apa-apa, Sayang. Biar Farhan ditemani Cindy," ucap David sembari mengulurkan tangan kanannya."Baiklah," jawab Lila akhirnya setuju. Wanita itu pun segera beranjak dari duduknya dan menyambut uluran tangan sang suami."Kami perg
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

132. Lila Seperti Anak Kecil

Sementara itu, Lila dan David sedang dalam perjalanan menuju ke sebuah restoran."Mas, sebenarnya aku juga ingin pergi makan siang berdua sama Mas," ucap Lila sembari menyandarkan kepalanya pada bahu sang suami yang sedang menyetir."Aku senang kalau kamu bilang begitu," sahut David."Hihi. Iya, Mas. Apa lagi, nih, sebenarnya aku mau nyomblangin Cindy sama Mas Farhan," ucap Lila yang kemudian menegakkan tubuhnya.David menautkan kedua alisnya kemudian menoleh sejenak dan kembali fokus pada jalanan di depannya. "Apa?""Iya. Tahu, nggak? Sebenarnya Cindy suka sama Mas Farhan," ucap Lila memberi tahu."Dari mana kamu tahu kalau Cindy suka sama Farhan?" tanya David tak mengerti."Kelihatan jelas, Mas. Cindy suka salah tingkah kalau ketemu Mas Farhan. Dan aku coba buat tanya, benar dong Cindy suka sama Mas Farhan.""Tapi kenapa kamu malah menjadi mak comblang mereka?" tanya David tak habis pikir."Hihihi. Ya dari pada orang lain, Mas. Lagi pula keduanya sama-sama orang yang baik dan jujur.
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

133. Senyum, dong, Mas!

Setelah puas bermain, terlebih lagi poin di dalam kartu Lila juga telah habis, keduanya memutuskan untuk mengabadikan momen kebahagiaan itu dengan berfoto bersama di dalam photobox. Lila merasa geli melihat suaminya yang terlihat kaku dan kesulitan untuk tersenyum saat berpose."Senyum, dong, Mas ...." ujar Lila sambil terkekeh geli, berusaha menyemangati David."Ayo senyum," bujuk Lila lagi."Biar begini saja," sahut David buang muka."Ih ... Ya jangan begitu ... Senyum yang manis kaya biasanya," rengek Lila."Begini?" tanya David sembari menyeringai."Ih. Itu serem, Mas ... Begini," ucap Lila sembari mencubit kedua pipi David. Dan kini gambar diambil begitu saja."Bagus!" seru Lila senang saat melihat foto menggemaskan tersebut."Hapus," ucap David.Tak mau mendengar suaminya, Lila segera mencetak foto tersebut."Hei, itu tidak sopan. Mengambil foto suami diam-diam," protes David."Hihihi. Ini bagus, kok. Lihat ...." Lila menunjukkan hasil foto kolase yang baru saja tercetak.David
last updateLast Updated : 2024-07-06
Read more

134. Merah Maroon

Malam itu, suasana di kamar David dan Lila begitu menenangkan. Aroma lilin terapi yang dinyalakan menebarkan wanginya lembut, diletakkan di atas nakas di sisi kiri dan kanan tempat tidur. Sementara itu, lampu kamar yang masih menyala terang, menyinari kehangatan ruangan dengan pas.Dada Lila berdebar kencang ketika David mengajaknya untuk berbagi keintiman yang kesekian kalinya. Saat David memberikannya sebuah lingerie berwarna merah maroon, perasaan malu dan gugup menyelimuti dirinya."Apakah aku harus memakai ini, Mas?" tanya wanita itu dengan malu-malu. Lingerie pun sudah dia genggam di tangannya, siap dia kenakan. Meski bukan pertama kalinya bercinta, namun tetap saja Lila selalu merasa gugup saat hendak melakukannya.David tersenyum lembut. "Tentu saja. Pakailah itu. Aku membelikannya khusus untukmu," jawab David sembari mencium pucuk kepala istrinya.Lila menghela napas. "Baiklah ...." Dia akhirnya memutuskan untuk memakai lingerie tersebut.Wanita itu pun segera masuk ke dalam
last updateLast Updated : 2024-07-06
Read more

135. Morning Sickness

Pagi harinya, Lila terbangun dengan rasa mual yang tidak biasa. Tubuhnya juga terasa begitu lemas seolah tak memiliki tenaga. Padahal waktu masih pagi dan mentari juga belum terlihat muncul dari ufuk timur."Ughhh ... Apa yang sebenarnya terjadi?" gumam Lila sembari memegangi perutnya.Wanita itu segera beringsut dari atas kasur dan berlari menuju ke kamar mandi. David yang juga baru bangun pun menoleh ke arah ranjang tempat sang istri tidur sudah kosong, kemudian menoleh ke arah pintu kamar mandi yang terbuka sebagian."Lila?" gumamnya heran dengan kedua mata masih terasa berat."Hoek ...."Kedua mata David langsung membulat saat mendengar suara Lila yang tengah memuntahkan sesuatu. "Hoek ...." Lagi-lagi Lila memuntahkan sesuatu di dalam kamar mandi. David pun terduduk dan dia ikut beringsut dari tempat tidur yang nyaman menuju ke kamar mandi menyusul istrinya. Tampak di sana Lila sedang berdiri di depan wastafel dengan kepala tertunduk. Rambut panjangnya pun tergerai menjulur ke
last updateLast Updated : 2024-07-07
Read more

136. Lila Hamil (Lagi)

David menemani sang istri ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit terdekat, mereka berdua langsung menemui dokter spesialis kandungan yang sudah terpercaya.Lila melakukan pemeriksaan secara menyeluruh dan dilakukan oleh dokter wanita yang ramah dan sabar. Sengaja David mencarikan dokter kandungan wanita agar sang istri nyaman dan dia sebagai suami tidak mau istrinya disentuh oleh pria lain.Setelah selesai pemeriksaan, Lila menunggu hasil pemeriksaan dengan suaminya. Jantungnya berdebar kencang menunggu hasil yang akan segera muncul dengan harapan yang baik.Tak lama kemudian, hasil keluar dan menunggu diberitahukan."Dokter, apakah istri saya hamil?" tanya David yang nampaknya sudah tidak sabaran.Sang dokter wanita berusia sekitar empat puluh lima tahunan itu pun tersenyum menanggapi ketidak sabaran seorang calon ayah."Selamat, ya, Tuan David dan Nona Lilara. Nona Lilara positif hamil dan usia kandungannya memasuki tiga minggu," ujar dokter wanita tersebut dengan senyum hangat
last updateLast Updated : 2024-07-07
Read more

137. Bertemu dengan Masa Lalu

"David ...?" panggil wanita tersebut. Sengaja dia menghentikan langkahnya di hadapan Davidson yang hendak keluar dari toko kue.Sementara anak laki-laki yang bersamanya menatap ke arahnya dan ke arah pria tampan di hadapannya secara bergantian. "Kau ...." gumam David dengan tatapan tak percaya.Dalam hatinya, David merasa kaget dan emosi yang membara campur aduk. 'Kenapa dia tiba-tiba muncul di sini? Setelah sekian lama, kenapa dia kembali muncul sekarang?' batinnya lagi dengan emosi lama yang kembali muncul di dalam hatinya.Dadanya tiba-tiba bergemuruh, tubuhnya menegang karena pertemuan yang tak terduga ini. Wanita cantik dengan rambut bergelombang dan panjangnya sebahu itu pun menarik napas, mencoba memberikan sebuah senyuman pada sang pria tampan yang kini menjadi pusat perhatian para wanita di dalam toko kue."Lama nggak bertemu, Davidson," sapanya dengan seramah mungkin, seolah-olah tak pernah ada sesuatu yang terjadi di antara mereka.David terlihat menenangkan dirinya. Ekspr
last updateLast Updated : 2024-07-08
Read more

138. Diratukan Suami Sendiri

"Mamah nggak nyangka kalau kamu bakalan hamil secepat ini." Helena kini duduk di samping menantunya. "Apa David memaksamu?" sambungnya dengan berbisik.Lila menggeleng pelan. "Tidak, Mah. Mas David justru menjagaku," jawabnya dengan senyuman malu-malu.Weni juga duduk di samping anak angkatnya. Mereka kini tengah berkumpul di ruang keluarga."Ibu ikut senang kamu akhirnya hamil lagi. Semoga kehamilan kali ini lancar, sehat, dan tidak ada halangan apa pun. Ibu cuma ingin kamu dan David bahagia," ucap Weni dengan penuh kasih sayang yang terpancar di kedua matanya."Aamiin, Bu. Terima kasih." Lila tersenyum mendapatkan doa baik dari ibu angkatnya.Kedua keluarga, baik dari pihak Weni mau pun kedua mertua Lila, langsung datang ke rumah mereka setelah mendengar kabar bahagia yang disampaikan David mengenai kehamilan istrinya. Wajah bahagia mereka terpancar dengan jelas, antusiasme memenuhi hati semua yang hadir di rumah mewah itu. Lila pun merasa bersyukur dan bahagia melihat bagaimana kel
last updateLast Updated : 2024-07-08
Read more

139. Pillowtalk

Malam itu Lila berbaring di atas tempat tidurnya. Wanita itu bahkan dilarang melakukan pekerjaan rumah atau pun pekerjaan kantor untuk sementara waktu."Apa ada yang kamu inginkan?" tanya David sebelum pria itu mengunci pintu kamarnya dan berjalan mendekati tempat tidur.Lila menatap suaminya. Wanita itu menggeleng pelan sebelum menjawab. "Nggak ada, Mas," jawabnya sembari tersenyum.David duduk di salah satu tepi tempat tidur. Pria itu menatap lembut sang istri yang berbaring memandangnya."Benar tidak ada yang kamu inginkan?" tanya David lagi."Iya, Mas. Aku hanya mau tidur. Aku ngantuk," jawab Lila kemudian."Baiklah kalau begitu. Tidurlah yang nyaman, Sayang," ucap David sembari membetulkan selimut untuk sang istri."Iya, Mas," jawab Lila.Pria itu segera ikut naik ke atas tempat tidur. Dia ikut berbaring di samping Lila dan mulai memeluknya dengan hangat.Aroma maskulin David kini dapat tercium oleh indera penciuman Lilara. Aroma maskulin lembut yang tidak membuatnya mual. Lila p
last updateLast Updated : 2024-07-09
Read more

140. Menemanimu Lebih Penting

Setelah dua hari menemani sang istri yang hamil muda, David kembali bekerja ke kantornya. Pria itu kini berjalan sendiri tanpa didampingi Lila. Dan terlihatlah beberapa orang yang mulai penasaran atas absennya istri dari sang direktur yang selalu ada bersamanya.David berjalan melewati lobi perusahaan. Di depan dia melihat ada banyak orang yang sedang berdiri mengantri. Hal ini karena hari ini diadakan perekrutan pegawai baru dan dia pun ikut mengawasi prosesnya.Namun, tanpa dia sadari, ada sepasang mata yang terus menatap ke arahnya. Mata itu terus memerhatikan sang pria tampan dengan aura dingin yang menguar dari tubuhnya. Seolah pria itu memang tidak dapat didekati oleh sembarang orang."Dia siapa? Kenapa keren banget ....""Bener ... Tapi dia serem," sahut rekannya.Kini David menjadi pusat perhatian dari para calon karyawan dan karyawati kantor DR."Lihat ini ... Ternyata dia direkturnya," ujar seorang wanita sembari menunjukkan layar ponselnya. Dan tampaklah wajah David di hala
last updateLast Updated : 2024-07-09
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
19
DMCA.com Protection Status