All Chapters of Pesona Pembantu Tuan David: Chapter 121 - Chapter 127
127 Chapters
121. Bergabungnya 3 Perusahaan
Sudah satu bulan berlalu sejak kecelakaan tragis yang merenggut anak Lila, namun Lila harus bangkit dan kini kembali bekerja di perusahaan. Dia mengejutkan semua orang dengan prestasinya, bahkan mampu menyelesaikan proposal yang langsung disetujui oleh suaminya sendiri."Senang bekerja sama dengan wanita cantik seperti Anda, Nona Lilara Olivia," ucap David dengan senyum lebar saat menjabat tangan istrinya sendiri."Terima kasih, Tuan Davidson Roe Alexander. Saya juga sangat senang bekerja sama dengan pria gagah seperti Anda," sahut Lila, tersenyum pada suaminya. Wanita itu tak mau kalah dengan suaminya.Helena, Norman, dan Farhan menyaksikan momen keharmonisan tersebut. Mereka ikut senang melihat hubungan dua pemilik perusahaan yang kini semakin kuat tak hanya sebagai partner bisnis, tapi juga menjadi sebuah keluarga yang utuh.Kini Mentari dan RH berada di bawah naungan perusahaan besar DR, yang menjadi pengingat akan usaha Lila untuk menjadi pemimpin yang baik. Setidaknya dia ingin
Read more
122. Panasnya Ruangan Direktur (21+)
David kini tersenyum. "Aku sudah lama tidak melakukannya. Sekedar ciuman tidak masalah, kan?" tanya pria itu dengan tatapan mulai berkabut. Lila merasa jantungnya berdegup kencang saat tangan kekar itu merengkuhnya dengan lembut. Dia menyadari bahwa bulu romannya sudah berdiri."Kenapa diam saja?" tanya David sambil mencubit lembut dagu Lila dan memaksanya untuk kembali menatap wajahnya."A-aku ..." ucap Lila dengan gugup. Namun, wanita itu tidak bisa melanjutkan kata-katanya.David mengernyitkan dahi, kemudian dengan sigap pria itu mengangkat tubuh Lila dengan sekali gerakan."Ah! Mas!" pekik Lilara, terkejut akan tindakan tiba-tiba suaminya itu."Aku gemas kalau kamu diam saja," ujar David sambil membawa sang istri menuju ke kursi kebesarannya.Pria itu segera duduk di kursinya dan Lila pun berada dalam pangkuannya. Saat itulah Lila sadar, ada kehangatan dan kelembutan yang ditawarkan oleh suaminya ini.David memeluk erat tubuh ramping yang lebih mungil darinya. Dengan lembut David
Read more
123. Rencana Bulan Madu
Hari yang telah dinantikan Lila dan David pun tiba. Kini keduanya berkemas dengan sebuah koper berukuran besar yang berisi pakaian mereka berdua."Sudah siap?" tanya David sembari menatap wajah sang istri.Lila menatap barang bawaannya. "Sudah, Mas.""Baiklah ... Waktunya kita berlibur sejenak," ujar pria itu sembari meraih pinggang istrinya dengan lembut."Iya, Mas." Lila tersenyum manis di hadapan suaminya."Mari kita berbulan madu," ajak David kemudian.Keduanya segera keluar dari apartemen nomor 111. Farhan pun sudah menunggu mereka di depan pintu."Selamat siang, Pak David," sapa Farhan."Hm." David menyahut singkat."Siang, Pak Farhan," sahut Lila lebih hangat dari suaminya yang tiba-tiba menjadi irit bicara.Farhan datang padahal merupakan hari Minggu. Namun sebagai orang kepercayaan sang bos, dia akan datang jika dibutuhkan. Terlebih lagi ini menyangkut bulan madu yang telah dinantikan oleh bos dinginnya dan istrinya yang hangat."Silakan, Tuan, Nona. Mobil sudah saya siapkan
Read more
124. Tertunda (21+)
Pelukan hangat David membuat Lilara merasa begitu nyaman dan aman berada di dekatnya. Seakan-akan semua masalah yang pernah ada di antara mereka seketika menghilang. Dan yang tersisa hanyalah kedua hati yang mulai merasa saling memiliki."Aku sangat menyukaimu," bisik David lembut sembari menyandarkan kepalanya pada kepala Lilara. Dia hirup dalam-dalam aroma wangi bunga yang begitu menenggaknya dari shampo yang dipakai sang istri."Saat kamu mengajukan perceraian, rasanya ada yang hilang dalam diriku. Tapi sekarang aku kembali merasakan betapa bahagianya aku saat bersamamu dan masih memilikimu," ungkap David dengan tulus.Lila pun hanya bisa terdiam, meresapi setiap kata yang terucap dari mulutnya. Hati wanita itu menghangat, meski dia tidak tahu apa yang harus dia katakan untuk membalas ucapan suaminya yang begitu manis.Kedua mata Lilara terpejam, dia mencoba menikmati setiap detik dari pelukan penuh kasih yang diberikan oleh suaminya."Mulai sekarang, aku akan menjagamu tanpa kamu
Read more
125. Bulan Madu (21+)
Lila melangkah keluar dari kamar mandi dengan tubuh segar. Handuk kimono warna putih pun dia kenakan untuk menutupi tubuh telanjangnya. Sedangkan rambutnya yang tergelung membuat leher jenjangnya terlihat menggoda.David yang sudah menunggunya pun menelan ludahnya. Hasratnya kembali mulai mengganggunya saat melihat sosok seksi nan cantik itu kembali muncul di hadapannya.'Tahan dirimu, David!' geram David mencoba memperingatkan dirinya sendiri."Aku sudah selesai, Mas," ucap Lila membuyarkan lamunan suaminya."Ah. Ya."David segera bergantian memasuki kamar mandi. Pria itu kini membersihkan diri di bawah guyuran air shower. Dia sengaja membasahi rambutnya agar kepalanya mulai tenang dan tak memikirkan hal mesum terlebih dulu."Sial ... Ini bahkan tidak mau tenang ...." gumam pria itu sembari menatap pusakanya yang sudah siap melaksanakan tugasnya.Tak ingin berlama-lama, David segera menyelesaikan mandinya dan keluar dari kamar mandi. Pria itu berjalan dengan menggosok rambutnya yang
Read more
126. Malam Romantis
Malam itu, Lila dan David merasakan suasana romantis. Di mana langit malam yang tak berawan menyelimuti mereka. Hanya bintang-bintang yang setia bersinar, menambahkan penerangan yang membuat suasana semakin terasa indah.Keduanya berada di sebuah tempat makan dengan suasana terbuka, tak jauh dari kamar yang telah mereka berdua tempati. Lampu kota yang terlihat memancar dari kejauhan, seolah memberikan kehangatan tersendiri bagi malam itu. Tidak disangka, David telah merencanakan makan malam romantis ini bersama istrinya."Silakan, Sayang," ucap David sambil menarik sebuah kursi untuk Lila. Hati wanita itu tentu saja berbunga menerima perlakuan manis dari suaminya."Terima kasih, Mas," ucap Lila seraya tersenyum.Wanita cantik dengan dress selutut itu kini duduk berhadapan dengan sang suami. Mereka saling berhadapan di meja bundar yang hanya untuk mereka berdua. Suasana begitu sepi, damai, dan semilir angin yang terasa sejuk membuat Lilara merasa lebih dekat dengan David."Makanlah," t
Read more
127. Aku Capek ... (21+)
"Selamat pagi, Istriku," sapa David saat Lila baru saja membuka kedua matanya.Pria itu tersenyum dengan begitu manis, seakan menawarkan sejuta kebahagiaan di pagi hari ini. David sedang begitu bahagia karena bulan madunya berjalan sesuai dengan rencananya.Lila mengerjapkan pelan kedua matanya, belum sepenuhnya sadar dari mimpi indah yang baru saja ditinggalkan. Sejenak, pikirannya kemudian menangkap pemandangan yang ada di depan matanya. David yang masih bertelanjang dada, memamerkan otot-otot liat yang dimilikinya. Seolah memang berniat menyuguhkan pemandangan indah tersebut pada sang istri.'Kenapa Mas David melihatku seperti itu? gumam Lila dalam hati, mencoba menenangkan dirinya dari debaran di dalam rongga dadanya."Ayo bangun ... Atau kamu ingin kita melakukannya lagi?" tanya pria itu sembari menatap manja dan memilin pelan rambut panjang Lila yang berantakan.Lila merasa terperangkap dalam pesona suaminya yang selalu berhasil mendapatkan apa yang pria itu inginkan."Udah, Mas
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status