Semua Bab BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI : Bab 21 - Bab 30

63 Bab

Bab 21 Sayang....

"Dion ..." Kenanga menunduk bingung.Di depan sana, Dion menatap dingin pada mereka. Terlebih pada Devano dan Kenanga. Dion melirik dua bucket bunga di tangannya, lalu melanjutkan langkah mendekati Kenanga."Dion, apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Setyo tidak suka.Setyo dan Kenanga sudah menunggu Dion semenjak pagi, tetapi laki-laki itu sama sekali tidak menampakkan diri. Bahkan menghubungi Kenanga pun tidak. Setyo semakin kesal ketika telepon dari Kenanga juga tidak direspon oleh Dion."Maaf, Pa. Ss-saya ke ..." Dion mengusap tengkuknya yang tidak gatal.Jika membuat alasan ke kantor, tentu Setyo akan semakin murka. Tadi dia ke kantor hanya beberapa menit saja. Pandangan Kenanga langsung tertuju ke arah pergerakan tangan Dion. Kini kissmark di leher Dion terlihat jelas oleh Kenanga.Tidak hanya Kenanga, tetapi Devano dan Setyo pasti melihatnya. Dion lupa jika semalam Risma telah membuat tanda kepemilikan di leher dan dadanya. Tiba-tiba Setyo memberi isyarat pada perawat untuk me
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-16
Baca selengkapnya

Bab 22 Curiga

"Sayang?" Kenanga mengulang kata itu.Kata yang dibencinya ketika mendengar dari mulut Dion. Namun, entah mengapa ketika Devano yang mengucapkan, jantung Kenanga berdetak lebih kencang. Pipinya pun bersemu merah. Ini bukan masalah seorang laki-laki yang pandai menggombali calon mangsanya.Devano adalah mantan playboy ketika menginjak dewasa. Dia tidak pernah memanggil dengan sebutan "Sayang" pada gadis-gadis yang dipacarinya. Kenanga juga sering mendengar kata gombalan dari teman-temannya. Namun, tidak ada yang membuatnya merasa aneh.Sekali lagi kata itu sangat lain bagi Kenanga. Terlebih yang memanggilnya adalah Devano. Pria yang terbiasa bersikap jahil pada Kenanga."He'em. Sayang. Apa kamu keberatan aku memanggilmu begitu?" tanya Devano sembari menoleh sekilas pada Kenanga."Kak, jangan main-main dengan panggilan. Dion sering memanggilku begitu, nyatanya buaya. Kupikir Kak Dev tidak jauh berbeda!" ejek Kenanga tanpa menatap Devano."Oh, Tuhan! Kamu pikir aku Devano yang nakal itu?
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-17
Baca selengkapnya

Bab 23 Transplantasi

"Baiklah, kalau dokter Devano tidak sibuk, nanti tolong ke ruangan saya!" ucap dokter paruh baya itu, lalu menepuk pelan bahu Devano sebelum pergi. Devano menatap kepergian dokter tersebut, lalu menoleh pada Kenanga yang juga menatapnya dengan curiga. Devano tersenyum sekilas, lalu menepuk gemas dahi Kenanga. Kenanga segera menangkap tangan Devano dan menatapnya tajam. "Kenapa, Sayang?" tanya Devano tidak canggung lagi memanggil Kenanga. "Berhenti memanggilku begitu!" sahut Kenanga ketus. Alis Devano naik sebelah, lalu mengusap tengkuknya yang tidak gatal. "Aku bukan Dion, ya. Aku suka memanggilmu begitu karena kamu bukan mereka!" sahutnya. "Hm, begitu? Kalau begitu, kenapa masih menyimpan rahasia?" tanya Kenanga. Devano terdiam. Rasanya tidak siap jika sekarang harus memberitahu Kenanga. Dia tidak ingin merusak kebahagiaan karena Kenanga mulai membuka hati untuknya. Devano sudah menunggu saat seperti ini selama beberapa tahun. "Bisakah aku menyiapkan hati untuk bicara j
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-18
Baca selengkapnya

Bab 24 Selingkuh

Devano dan dokter Hendra melewati Risma tanpa curiga. Devano masih fokus pada kertas di tangannya. Dada lelaki itu terasa sesak membaca hasil test medis miliknya. Kini, terbayang lagi sosok wanita cantik yang membuatnya kembali menemukan semangat hidup. Kenanga! Devano lantas menarik napas pelan melonggarkan dadanya."Apa kira-kira ada pendonor yang cocok dalam waktu tiga bulan ke depan, Dok?" tanya Devano pada dokter Hendra.Dokter Hendra tersenyum simpul, lalu membuka ruang kerjanya diikuti oleh Devano. Laki-laki dengan rambut sebagian berwarna putih itu, duduk di depan meja kerjanya, berhadapan dengan Devano."Dokter Devano jangan khawatir. Saya sudah menghubungi dokter spesialis di Kanada. Beliau adalah dokter hebat yang sembilan puluh persen pasien penderita leukimia bisa sembuh. Tentu saja mereka harus mau bekerja sama dan tidak keras kepala. Misalnya minum obat secara teratur!" ucap dokter Hendra seolah menyindir Devano.Devano terkekeh pelan. "Baik, Dok, saya akan lakukan mesk
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-19
Baca selengkapnya

Bab 25 Kenangan

"Pak Ardi akan datang sore ini, Pak!" beritahu perawat sewaan sambil mengupas apel untuk Setyo.Setyo mengangguk. "Terima kasih. Suster, saya minta tolong sekali lagi. Beritahu putri saya supaya tidak datang ke sini sore ini!""Baik, Pak. Nanti saya akan hubungi Ibu Kenanga."Pandangan Setyo menerawang ke arah jendela rumah sakit. Dari brankar, dia bisa melihat pemandangan kota. Setyo tersenyum hambar, beberapa kenangan tidak menyenangkan tiba-tiba memenuhi ruang kepalanya.Dewi Kumala, wanita cantik yang dia nikahi, lalu mendapat luka begitu dalam. Berawal dari hubungan Setyo dengan sekretaris single parents bernama Evi, lalu berlanjut pada hubungan terlarang. Pernikahan siri pun dilakukan Setyo dengan Evi yang membuat Dewi memutuskan bercerai. Namun, pernikahan itu hanya berjalan dua tahun saja karena Setyo mengetahui Evi telah mengkhianatinya. Setyo juga merasa bersalah karena meninggalkan Dewi dan Kenanga, lalu menceraikan Evi hingga perempuan itu memutuskan mengakhiri hidup ber
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya

Bab 26 Dihujam Luka

"Restoran Ayam Kalasan, apa maksudnya pengacara keluarga Devano menyuruhku ke sana?" gumam Kenanga masih tidak mengerti. Pasalnya, dia tidak terlalu dekat dengan keluarga Devano. Kenanga hanya mengenal Devano dan mendiang ibunya, itu pun karena Devano teman sekolah. [Paket sudah sampai? Kamu jangan bingung. Nanti sore, sopirku akan menjemputmu, Ken!] Sebuah pesan masuk dari Devano. Kenanga menarik napas pelan, masih merasa bingung. [Ada apa, sampai mengundangku secara resmi?] tanya Kenanga. [Nanti kamu tahu sendiri. Sudah, pokoknya kamu datang saja, oke!] "Awas, kamu Kak, kalau sampai macam-macam!" ucap Kenanga, lalu meninggalkan meja makan. Baru saja sebelah kakinya menginjak ubin tangga, Kenanga dikejutkan dengan kedatangan tamu tidak diundang. Dion sudah berdiri di ambang pintu menatapnya datar. "Kenapa kamu ke sini?" tanya Kenanga tidak minat. Dion tersenyum sinis sekilas, lalu mendekati Kenanga. Dia melirik ke kanan kiri memastikan tidak ada yang melihatnya. Ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-21
Baca selengkapnya

Bab 27 Keguguran

"Aku tahu, kamu tidak percaya dan pasti terkejut. Kamu tidak menyangka, kan, kalau Devano memiliki sisi licik seperti itu?" tanya Dion, lalu duduk di tepi ranjang. Tangan Dion terulur, hendak mengusap kepala Kenanga. Namun, dengan cepat Kenanga menepisnya. Bagi Kenanga, Dion dan Devano sama saja. Pengkhianat! Bodohnya, Kenanga percaya saja ketika kedua lelaki itu mengumbar kata cinta. Kenanga merasa begitu bodoh. Dia menatap tajam Dion dan menunjuk ke pintu. "Pergi kamu dari sini! Kalian sama saja. Penipu!" teriaknya sambil mendorong tubuh Dion. "Ken, ak--aku tidak bisa meninggalkan dirimu, Ken!" "Pergi! Aku tidak butuh kamu!" ucap Kenanga sembari meraih handphone. "Jika kamu tidak pergi sekarang, aku panggil security untuk mengusirmu, Dion! Pergi! Aku benci kalian semua!" Dion mengangkat kedua tangan sejajar dada. "Oke, oke. Aku pergi, tapi berjanjilah, kamu akan baik-baik saja, Ken! Aku khawatir, Ken!" "Aku tidak butuh belas kasihanmu!" bentak Kenanga. Wanita itu seger
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-23
Baca selengkapnya

Bab 28 Tuduhan

Devano menatap layar USG dengan wajah tidak biasa. Sebagai seorang dokter obgyn, keguguran pada pasien merupakan sebuah duka tersendiri. Devano sudah banyak menangani pasien dengan berbagai latar belakang kesehatan yang berbeda.Jika pasien itu bahagia dengan kehadiran buah hati mereka, Devano juga ikut merasakan. Begitu juga sebaliknya. Devano sering merasa gagal ketika menangani pasien saat kehilangan janin yang dinantikan."Dokter ..." Seorang perawat menyentak lamunan Devano."Kita harus melakukan kuret, Sus!" ucapnya lemah.Devano menatap wajah Kenanga dan menyentuh pelan pipi wanita itu. Dengan lembut digenggamnya jemari tangan Kenanga."Ken, maafkan aku tidak bisa menolongmu. Maafkan aku," ucap Devano lirih.Sebelum melakukan tindakan selanjutnya, Devano juga memberitahu Dion. Dion memutar kemudi dan urung pulang ke apartemen Risma. Dia pun segera melajukan mobil dengan cepat menuju rumah sakit."Kenapa bisa terjadi, Dev?"Devano tersenyum satu sudut dan mendorong dada Dion. "S
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-23
Baca selengkapnya

Bab 29 Kehilangan

"Kenapa kalian diam? Kuret, jadi aku ..."Seketika, pandangan Devano dan Dion beralih pada Kenanga di atas tempat tidur. Tampak wanita itu menatap mereka bergantian dengan nanar. Perlahan, tangan Kenanga bergerak ke arah perut dan mengusapnya. Ada rasa pilu mendalam dengan kabar buruk itu. Janin yang ditunggunya kini telah tiada."Ken, kamu tenang dulu. Aku jelaskan pelan-pelan, ya?" ucap Devano. Dia segera mendekati Kenanga disusul perawat dan Dion. Pandangan Kenanga berubah tajam pada Devano. "Kenapa kamu ambil anakku, Devano?" tanyanya sinis. Lalu, dia berganti menatap Dion. "Dan kamu, puas kan melihatku hancur seperti ini?" Jari telunjuk Kenanga mengarah pada wajah Dion."Aku memang bersalah, Ken. Tapi aku tidak menyangka jika kamu gagal menjaga anak kita!" sahut Dion tidak kalah kecewa.Devano langsung menatap Dion. "Tidak bisakah kamu berkaca, Yon? Suster, tolong ajak keluar orang ini! Kita pindahkan pasien ke kamar perawatan!" ucapnya."Saya bisa keluar sendiri!" sahut Dion, l
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-24
Baca selengkapnya

Bab 30 Terbongkar

Langkah Devano terhenti di depan ruang perawatan Setyo. Tanpa pikir panjang, laki-laki muda itu mengetuk pintu dan membukanya pelan. Devano tersenyum senang melihat keadaan Setyo yang sudah membaik."Selamat ya, Om. Hari ini saya dengar Om sudah boleh pulang!" ucap Devano ramah. Dia tersenyum getir mengingat kemungkinan ini terakhir kali bertemu Setyo secara sengaja. Devano berjanji tidak lagi menemui Kenanga karena wanita itu sangat membencinya.Setyo menatap Devano dalam. "Dokter, boleh saya bertanya sesuatu?" tanyanya ragu.Kening Devano mengernyit, tetapi tidak urung dia mengangguk. Devano duduk di sofa, menyatukan jari-jarinya di atas pangkuan. Di depannya, sikap Setyo sedikit aneh. "Ada apa, Om?" tanya Devano penasaran.Setyo menarik napas pelan. "Apa benar Dokter mencintai Kenanga?" tanyanya to the point.Devano langsung terdiam. Pertanyaan itu sulit dijawab. Jujur, rasa cinta pada Kenanga begitu besar. Namun, Devano sadar tidak boleh terlalu dalam menambatkan harapan pada Ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-24
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status