Share

Bab 23 Transplantasi

last update Last Updated: 2025-01-18 22:20:48
"Baiklah, kalau dokter Devano tidak sibuk, nanti tolong ke ruangan saya!" ucap dokter paruh baya itu, lalu menepuk pelan bahu Devano sebelum pergi.

Devano menatap kepergian dokter tersebut, lalu menoleh pada Kenanga yang juga menatapnya dengan curiga. Devano tersenyum sekilas, lalu menepuk gemas dahi Kenanga. Kenanga segera menangkap tangan Devano dan menatapnya tajam.

"Kenapa, Sayang?" tanya Devano tidak canggung lagi memanggil Kenanga.

"Berhenti memanggilku begitu!" sahut Kenanga ketus.

Alis Devano naik sebelah, lalu mengusap tengkuknya yang tidak gatal. "Aku bukan Dion, ya. Aku suka memanggilmu begitu karena kamu bukan mereka!" sahutnya.

"Hm, begitu? Kalau begitu, kenapa masih menyimpan rahasia?" tanya Kenanga.

Devano terdiam. Rasanya tidak siap jika sekarang harus memberitahu Kenanga. Dia tidak ingin merusak kebahagiaan karena Kenanga mulai membuka hati untuknya. Devano sudah menunggu saat seperti ini selama beberapa tahun.

"Bisakah aku menyiapkan hati untuk bicara j
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 24 Selingkuh

    Devano dan dokter Hendra melewati Risma tanpa curiga. Devano masih fokus pada kertas di tangannya. Dada lelaki itu terasa sesak membaca hasil test medis miliknya. Kini, terbayang lagi sosok wanita cantik yang membuatnya kembali menemukan semangat hidup. Kenanga! Devano lantas menarik napas pelan melonggarkan dadanya."Apa kira-kira ada pendonor yang cocok dalam waktu tiga bulan ke depan, Dok?" tanya Devano pada dokter Hendra.Dokter Hendra tersenyum simpul, lalu membuka ruang kerjanya diikuti oleh Devano. Laki-laki dengan rambut sebagian berwarna putih itu, duduk di depan meja kerjanya, berhadapan dengan Devano."Dokter Devano jangan khawatir. Saya sudah menghubungi dokter spesialis di Kanada. Beliau adalah dokter hebat yang sembilan puluh persen pasien penderita leukimia bisa sembuh. Tentu saja mereka harus mau bekerja sama dan tidak keras kepala. Misalnya minum obat secara teratur!" ucap dokter Hendra seolah menyindir Devano.Devano terkekeh pelan. "Baik, Dok, saya akan lakukan mesk

    Last Updated : 2025-01-19
  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 25 Kenangan

    "Pak Ardi akan datang sore ini, Pak!" beritahu perawat sewaan sambil mengupas apel untuk Setyo.Setyo mengangguk. "Terima kasih. Suster, saya minta tolong sekali lagi. Beritahu putri saya supaya tidak datang ke sini sore ini!""Baik, Pak. Nanti saya akan hubungi Ibu Kenanga."Pandangan Setyo menerawang ke arah jendela rumah sakit. Dari brankar, dia bisa melihat pemandangan kota. Setyo tersenyum hambar, beberapa kenangan tidak menyenangkan tiba-tiba memenuhi ruang kepalanya.Dewi Kumala, wanita cantik yang dia nikahi, lalu mendapat luka begitu dalam. Berawal dari hubungan Setyo dengan sekretaris single parents bernama Evi, lalu berlanjut pada hubungan terlarang. Pernikahan siri pun dilakukan Setyo dengan Evi yang membuat Dewi memutuskan bercerai. Namun, pernikahan itu hanya berjalan dua tahun saja karena Setyo mengetahui Evi telah mengkhianatinya. Setyo juga merasa bersalah karena meninggalkan Dewi dan Kenanga, lalu menceraikan Evi hingga perempuan itu memutuskan mengakhiri hidup ber

    Last Updated : 2025-01-20
  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 26 Dihujam Luka

    "Restoran Ayam Kalasan, apa maksudnya pengacara keluarga Devano menyuruhku ke sana?" gumam Kenanga masih tidak mengerti. Pasalnya, dia tidak terlalu dekat dengan keluarga Devano. Kenanga hanya mengenal Devano dan mendiang ibunya, itu pun karena Devano teman sekolah. [Paket sudah sampai? Kamu jangan bingung. Nanti sore, sopirku akan menjemputmu, Ken!] Sebuah pesan masuk dari Devano. Kenanga menarik napas pelan, masih merasa bingung. [Ada apa, sampai mengundangku secara resmi?] tanya Kenanga. [Nanti kamu tahu sendiri. Sudah, pokoknya kamu datang saja, oke!] "Awas, kamu Kak, kalau sampai macam-macam!" ucap Kenanga, lalu meninggalkan meja makan. Baru saja sebelah kakinya menginjak ubin tangga, Kenanga dikejutkan dengan kedatangan tamu tidak diundang. Dion sudah berdiri di ambang pintu menatapnya datar. "Kenapa kamu ke sini?" tanya Kenanga tidak minat. Dion tersenyum sinis sekilas, lalu mendekati Kenanga. Dia melirik ke kanan kiri memastikan tidak ada yang melihatnya. Ke

    Last Updated : 2025-01-21
  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 27 Keguguran

    "Aku tahu, kamu tidak percaya dan pasti terkejut. Kamu tidak menyangka, kan, kalau Devano memiliki sisi licik seperti itu?" tanya Dion, lalu duduk di tepi ranjang. Tangan Dion terulur, hendak mengusap kepala Kenanga. Namun, dengan cepat Kenanga menepisnya. Bagi Kenanga, Dion dan Devano sama saja. Pengkhianat! Bodohnya, Kenanga percaya saja ketika kedua lelaki itu mengumbar kata cinta. Kenanga merasa begitu bodoh. Dia menatap tajam Dion dan menunjuk ke pintu. "Pergi kamu dari sini! Kalian sama saja. Penipu!" teriaknya sambil mendorong tubuh Dion. "Ken, ak--aku tidak bisa meninggalkan dirimu, Ken!" "Pergi! Aku tidak butuh kamu!" ucap Kenanga sembari meraih handphone. "Jika kamu tidak pergi sekarang, aku panggil security untuk mengusirmu, Dion! Pergi! Aku benci kalian semua!" Dion mengangkat kedua tangan sejajar dada. "Oke, oke. Aku pergi, tapi berjanjilah, kamu akan baik-baik saja, Ken! Aku khawatir, Ken!" "Aku tidak butuh belas kasihanmu!" bentak Kenanga. Wanita itu seger

    Last Updated : 2025-01-23
  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 28 Tuduhan

    Devano menatap layar USG dengan wajah tidak biasa. Sebagai seorang dokter obgyn, keguguran pada pasien merupakan sebuah duka tersendiri. Devano sudah banyak menangani pasien dengan berbagai latar belakang kesehatan yang berbeda.Jika pasien itu bahagia dengan kehadiran buah hati mereka, Devano juga ikut merasakan. Begitu juga sebaliknya. Devano sering merasa gagal ketika menangani pasien saat kehilangan janin yang dinantikan."Dokter ..." Seorang perawat menyentak lamunan Devano."Kita harus melakukan kuret, Sus!" ucapnya lemah.Devano menatap wajah Kenanga dan menyentuh pelan pipi wanita itu. Dengan lembut digenggamnya jemari tangan Kenanga."Ken, maafkan aku tidak bisa menolongmu. Maafkan aku," ucap Devano lirih.Sebelum melakukan tindakan selanjutnya, Devano juga memberitahu Dion. Dion memutar kemudi dan urung pulang ke apartemen Risma. Dia pun segera melajukan mobil dengan cepat menuju rumah sakit."Kenapa bisa terjadi, Dev?"Devano tersenyum satu sudut dan mendorong dada Dion. "S

    Last Updated : 2025-01-23
  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 29 Kehilangan

    "Kenapa kalian diam? Kuret, jadi aku ..."Seketika, pandangan Devano dan Dion beralih pada Kenanga di atas tempat tidur. Tampak wanita itu menatap mereka bergantian dengan nanar. Perlahan, tangan Kenanga bergerak ke arah perut dan mengusapnya. Ada rasa pilu mendalam dengan kabar buruk itu. Janin yang ditunggunya kini telah tiada."Ken, kamu tenang dulu. Aku jelaskan pelan-pelan, ya?" ucap Devano. Dia segera mendekati Kenanga disusul perawat dan Dion. Pandangan Kenanga berubah tajam pada Devano. "Kenapa kamu ambil anakku, Devano?" tanyanya sinis. Lalu, dia berganti menatap Dion. "Dan kamu, puas kan melihatku hancur seperti ini?" Jari telunjuk Kenanga mengarah pada wajah Dion."Aku memang bersalah, Ken. Tapi aku tidak menyangka jika kamu gagal menjaga anak kita!" sahut Dion tidak kalah kecewa.Devano langsung menatap Dion. "Tidak bisakah kamu berkaca, Yon? Suster, tolong ajak keluar orang ini! Kita pindahkan pasien ke kamar perawatan!" ucapnya."Saya bisa keluar sendiri!" sahut Dion, l

    Last Updated : 2025-01-24
  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 30 Terbongkar

    Langkah Devano terhenti di depan ruang perawatan Setyo. Tanpa pikir panjang, laki-laki muda itu mengetuk pintu dan membukanya pelan. Devano tersenyum senang melihat keadaan Setyo yang sudah membaik."Selamat ya, Om. Hari ini saya dengar Om sudah boleh pulang!" ucap Devano ramah. Dia tersenyum getir mengingat kemungkinan ini terakhir kali bertemu Setyo secara sengaja. Devano berjanji tidak lagi menemui Kenanga karena wanita itu sangat membencinya.Setyo menatap Devano dalam. "Dokter, boleh saya bertanya sesuatu?" tanyanya ragu.Kening Devano mengernyit, tetapi tidak urung dia mengangguk. Devano duduk di sofa, menyatukan jari-jarinya di atas pangkuan. Di depannya, sikap Setyo sedikit aneh. "Ada apa, Om?" tanya Devano penasaran.Setyo menarik napas pelan. "Apa benar Dokter mencintai Kenanga?" tanyanya to the point.Devano langsung terdiam. Pertanyaan itu sulit dijawab. Jujur, rasa cinta pada Kenanga begitu besar. Namun, Devano sadar tidak boleh terlalu dalam menambatkan harapan pada Ke

    Last Updated : 2025-01-24
  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 31 Kehilangan Lagi

    Setyo meringis. Tangannya memegang dada dengan kuat. "Ken ... ""Papa! Suster, tolong Papa!" pinta Kenanga panik.Apalagi, dilihatnya wajah sang papa yang pucat. Bibir Setyo tampak kering. Tim dokter berhamburan datang, lalu meminta Kenanga dan Bi Sumi meninggalkan ruangan. Dengan langkah berat, Kenanga menunggu di luar dengan cemas.Kecemasan Kenanga semakin menjadi ketika para perawat mendorong brankar Setyo, didampingi para dokter. Entah mereka membawa Setyo ke ruangan apa. Kenanga hanya bisa pasrah dengan tubuh lunglai mengikuti papanya.Tibalah mereka di depan ruang ICU. Kenanga mondar-mandir di situ dengan perasaan sangat kacau. Dia tertunduk lunglai di kursi ruang tunggu.Detik berlalu berganti menit. Hingga hampir satu jam belum ada kabar Setyo di dalam sana. Bi Sumi mengusap-usap punggung Kenanga dan menyandarkan kepala di bahu Kenanga. Tampak dua orang itu saling menguatkan.Tepat satu jam lewat dua belas menit, seorang dokter berpakaian scrub membuka pintu dengan wajah tert

    Last Updated : 2025-01-25

Latest chapter

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 63 Drama Di Apartemen

    “Apa, mas?” Kening Kenanga berkerut, lalu membaca sebaris kalimat dari teman Devano.Kenanga lantas menatap Devano dan terdiam. Kabar mengenai Dion yang menyerahkan diri ke polisi tidak serta merta membuat Kenanga bahagia. Wanita itu menarik napas pelan.Setahun lalu, Dion masih suaminya. Laki-laki yang baik dan begitu lembut. Namun, semenjak ketahuan berkhianat sifat Dion berubah drastis. Dion tidak hanya sering mencari masalah, tetapi juga berubah kasar. Tiba-tiba Kenanga meneteskan air mata dan diketahui oleh Devano.“Kamu sedih dia bertanggung jawab atas kelakuannya?” selidik Devano.“Kenapa dia berubah begitu kasar setelah kemauannya tidak dituruti?” Devano mengulurkan tangan mengusap pipi Kenanga. “Kita kaum laki-laki itu pada dasarnya egois, Ken,” sahutnya dengan tatapan dalam. “Cuma cara mengendalikan ego kita yang berbeda. Aku sebenarnya juga cemburu lho, saat kalian menikah. Sakit banget rasanya, cuma yang aku pikirkan bagaimana kamu bahagia. Ternyata cara mengalahku itu sa

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 62 Menjadi Suami Istri

    Tidak hanya memegang wajah sang istri. Devano juga memperhatikan Kenanga dari ujung rambut hingga ujung kaki. Kenanga melirik takut saat Devano mengusap lengan atasnya. “Ken, kamu bukan orang yang baru belajar naik motor, kan? Jatuh di mana? Aku tanya Bi Sumi kalau gitu!” ucap Devano lalu melepaskan tangannya dari Kenanga. “Em, Mas! Aku sudah selesai!” Kenanga lantas menggigit bibir dan mengikat rambutnya. Rambut hitam Kenanga diikat asal sehingga lehernya terekspose sempurna. Jantung Devano berdegup semakin kencang melihat leher putih itu. Devano segera berdiri di depan wastafel, sedangkan Kenanga sedikit menyingkir. Kenanga kembali menatap cermin dan mulai memakai hijab. Saat bersamaan, Devano juga menatap cermin. “Kamu sangat cantik. Apa kamu akan selalu memakai hijab, Sayang?” tanya Devano. “Apa kalau malam dokter tidak masuk ke sini?” tanya balik Kenanga. “Perawat, tapi mereka juga ada laki-lakinya!” “Kan biar aman, Mas! Dengan aku pakai hijab terus Mas Dev juga

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 61 Kenangaku ...

    Saran, tentang apa, Dok?” tanya Devano tidak mengerti. Dokter berusia setengah abad itu melirik Kenanga dan berganti menatap Devano. Devano terkekeh pelan, ketika dokter itu menjelaskan tentang kekhawatirannya. Sedangkan Kenanga hanya tersenyum malu dengan wajah merona. “Tidak mungkin kami begitu, Dok!” sahut Devano lirih. “Bagus, lebih baik Anda berdua saling menahan diri sampai kondisi Anda benar-benar pulih.” “Pasti, Dok!” sahut Devano sambil tersenyum. Tidak berapa lama, dokter dan perawat setelah memeriksa kondisi Devano, meninggalkan ruangan. Suasana menjadi canggung sejenak. Kenanga masih berdiri di tempatnya, sampai Devano mengulurkan tangan. “Mendekatlah! Yang dokter tadi sarankan kan, bukan berdekatan, Ken. Tapi berhubungan badan!” Devano justru menjelaskan hingga membuat Kenanga semakin dilema. Kenanga langsung teringat permintaan Andre tadi. Tinggal satu atap hanya dengan Devano, setelah laki-laki itu keluar dari rumah sakit. “Mas, tadi Mas Andre bilang Bi I

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 60 Bersatu Di Canada

    Suara mesin kehidupan terdengar nyaring di ruang perawatan kelas VVIP itu. Di atas brankar sosok lemah itu terbaring.Andre dan Kenanga mendekat. Devano masih tidur dan sama sekali tidak terganggu dengan kehadiran mereka. Berhubung hanya satu orang yang diizinkan bersama pasien, dengan perasaan berat Andre memutuskan kembali ke apartemen.Kedua mata Kenanga berkaca-kaca melihat kondisi Devano saat ini.Kenanga menggenggam erat jemari tangan Devano. Wanita cantik itu menatap nanar pada wajah pucat Devano. Lalu, Kenanga mengangkat tubuh dan mendekati wajah tampan itu.“Mas, sudah lama kamu tidur, apa tidak ingin bangun? Bangunlah, aku ingin melihatmu marah seperti ketika aku memasukkan anak kodok ke sepatumu dulu!” Kenanga merasa khawatir karena sudah satu jam di sisi Devano, laki-laki itu masih tidur.Meskipun dokter mengatakan kondisi Devano sudah stabil, tetapi Kenanga tidak akan tenang sebelum Devano membuka mata.Kenanga tertawa sumbang mengingat kejadian beberapa tahun lalu. Dia m

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 59 Isi Surat Wasiat

    “Masalahnya Bi Ina tidak betah, Ken, di sini! Kalau kamu memang tulus ingin menemani Devano, kenapa tidak?” ucap Andre sembari melirik Bi Ina penuh arti.Wanita tua itu hanya mengangguk saja. Andre kasihan dengan Bi Ina yang harus mondar-mandir apartemen-rumah sakit. Apalagi Bi Ina tidak bisa berbahasa Inggris. Kenanga menggaruk pelipis bingung. Dia dan Devano tidak mungkin berbuat sesuatu di luar batas, apalagi laki-laki itu masih sakit. Namun, terjadi perang batin di lubuk hati Kenanga, ketika harus tinggal satu atap dengan Devano karena mereka belum menikah. “Em, baiklah. Aku bicarakan sama Mas Devano nanti, Mas!” Akhirnya, Kenanga mengangguk samar.Alis Andre naik sebelah mendengar Kenanga merubah panggilan pada Devano. “Maaf ya, aku merepotkanmu, Ken!” ucap Andre tidak enak hati. “Soal kantor jangan khawatir, Tante Dewi sudah komunikasi sama aku! Tante Dewi akan kembali turun ke lapangan!” lanjutnya, lalu terkekeh.Kedua mata bulat Kenanga mendelik. Dia berpikir pasti mamanya

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 58 Ke Canada

    "Lepaskan!” sentak Kenanga geram. Namun, Dion justru memeluk mantan istrinya itu dengan erat. Dion ingin menumpahkan rindu dan penyesalan di situ. Kenanga memberontak hingga pelukan Dion terlepas.“Ken, beri kesempatan aku bicara! Aku minta maaf atas semuanya, Ken. Semuanya! Kita kembali seperti dulu, ya, Ken!” pinta Dion lirih.Kedua mata Dion berkaca-kaca. Melihat wajah tidak ramah di depannya, Dion sadar jika apa yang diberikan pada Kenanga terlalu menyakitkan. Karenanya, Dion ingin menebusnya hingga wanita itu melupakan semua rasa sakit.“Aku tidak bisa, Yon. Maaf, lebih baik kamu kembali sama Kak Risma. Bukankah kalian saling mencintai? Aku sudah ikhlas menerima takdirku.”“Apa ini karena Devano?” tanya Dion tidak suka.Kenanga tidak menjawab. Wanita itu sedikit menyingkir dan menjaga jarak dengan Dion. Dion tersenyum satu sudut melihat aksi diam Kenanga.“Aku sangat berterima kasih karena kamu menyelamatkan Mama. Seharusnya, aku juga melaporkanmu pada polisi, tapi demi Mama, ak

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 57 Surat Wasiat

    “Apa itu, Mas?” tanya Kenanga.Andre membuka amplop itu dan menyodorkan isinya ke arah Kenanga. Kenanga mendengus kesal sembari melirik tidak peduli, pada beberapa foto Devano dan seorang perempuan yang sedang berpelukan tanpa busana.“Itu, kan, yang kamu maksud?” tanya Andre datar. Kenanga memalingkan wajah dengan hati teramat sakit. Dua kali dikhianati laki-laki yang dicintai, meluluhlantakkan kepercayaan Kenanga. Semua sudah berakhir. Devano dan Dion tidak jauh berbeda. Mereka datang hanya menanamkan luka di hati Kenanga.Sejenak, Andre tampak menelepon seseorang, tetapi tatapannya masih datar pada Kenanga. Beberapa menit kemudian, pintu ruangan Andre diketuk dari luar. Bella segera bangkit dan membuka pintu.Maka, masuklah seorang perempuan yang diapit laki-laki berpakaian serba hitam. Kenanga langsung menoleh ketika mendengar perempuan itu menangis.Kening Kenanga mengernyit, dia seperti tidak asing dengan perempuan itu. Pandangan perempuan itu juga langsung tertuju pada Kenanga

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 56 Aku Memang Bodoh

    Ya, aku memang pantasnya disakiti, Kak. Aku tidak bisa sepertimu, seandainya aku bisa!” ucap Kenanga parau, lalu duduk di kursi rotan.Aline memberanikan diri mendekat dan mengusap punggung Kenanga. Kenanga menoleh sekilas, lalu kembali menangis. Mendengar kenyataan baru jika Devano pergi ke Kanada dengan orang lain, hati Kenanga semakin hancur.Sebegitu cintakah dia pada teman masa kecilnya itu sehingga tidak bisa menerima kenyataan? Kenanga terlalu dalam menjatuhkan hati pada setiap pria. Rasa sakit dikhianati Dion belum sepenuhnya sembuh. Kini, ditambah luka yang lebih dalam dari Devano.“Mbak, sudah sore, ayo makan!” ajak Aline lirih.“Kamu duluan saja, Lin. Aku berkemas dulu, ya!”“Ya sudah, aku nungguin Mbak Ken saja. Aku beli bakso sebentar, ya. Mbak mau bakso apa mie ayam?” tawarnya serius.Kenanga terdiam sejenak. “Bakso boleh, eh mie ayam saja, Lin!” Aline mengangguk kemudian mengambil kunci motor. Kenanga membuntuti karena teringat sesuatu.“Lin, power bank aku di mana, ya

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 55 Keputusan Konyol!

    “Mas Devano, bangun! Tolong, Pak, Mas Dev pingsan!” Bi Ina berteriak histeris hingga mengundang Pak Security dan dua orang ART mendekat.Bi Ina terus menangis sambil menghubungi Andre. Setelah itu dia pun memanggil ambulance untuk membawa Devano ke rumah sakit.“Mas Andre, Bibi takut!” Bi Ina tertunduk di ruang tunggu sambil terus menangis. Beberapa tahun lalu dia merasakan kehilangan ketika kedua orang tua Devano meninggal. Bi Ina bekerja di rumah Devano semenjak laki-laki itu masih SD. Lalu, setelah kepergian kedua orang tua Devano, hanya Bi Ina yang dekat dengan Devano di rumah itu. Jadi, wajar saja jika Bi Ina sangat menyayangi Devano seperti anak sendiri. Meskipun Devano sudah mencukupi kebutuhan Bi Ina dan membelikan sawah juga rumah di kampung, tetapi Bi Ina enggan pulang sebelum Devano ada yang mengurusnya.Andre tampak mondar-mandir dengan gelisah. Sedangkan Bella terdiam sambil merangkul bahu Bi Ina.“Beberapa hari ini Mas Dev jarang makan di rumah, Mbak. Biasanya jarang s

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status