Share

Bab 28 Tuduhan

Penulis: La Bianconera
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-23 21:17:27

Devano menatap layar USG dengan wajah tidak biasa. Sebagai seorang dokter obgyn, keguguran pada pasien merupakan sebuah duka tersendiri. Devano sudah banyak menangani pasien dengan berbagai latar belakang kesehatan yang berbeda.

Jika pasien itu bahagia dengan kehadiran buah hati mereka, Devano juga ikut merasakan. Begitu juga sebaliknya. Devano sering merasa gagal ketika menangani pasien saat kehilangan janin yang dinantikan.

"Dokter ..." Seorang perawat menyentak lamunan Devano.

"Kita harus melakukan kuret, Sus!" ucapnya lemah.

Devano menatap wajah Kenanga dan menyentuh pelan pipi wanita itu. Dengan lembut digenggamnya jemari tangan Kenanga.

"Ken, maafkan aku tidak bisa menolongmu. Maafkan aku," ucap Devano lirih.

Sebelum melakukan tindakan selanjutnya, Devano juga memberitahu Dion. Dion memutar kemudi dan urung pulang ke apartemen Risma. Dia pun segera melajukan mobil dengan cepat menuju rumah sakit.

"Kenapa bisa terjadi, Dev?"

Devano tersenyum satu sudut dan mendorong dada Dion. "S
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 29 Kehilangan

    "Kenapa kalian diam? Kuret, jadi aku ..."Seketika, pandangan Devano dan Dion beralih pada Kenanga di atas tempat tidur. Tampak wanita itu menatap mereka bergantian dengan nanar. Perlahan, tangan Kenanga bergerak ke arah perut dan mengusapnya. Ada rasa pilu mendalam dengan kabar buruk itu. Janin yang ditunggunya kini telah tiada."Ken, kamu tenang dulu. Aku jelaskan pelan-pelan, ya?" ucap Devano. Dia segera mendekati Kenanga disusul perawat dan Dion. Pandangan Kenanga berubah tajam pada Devano. "Kenapa kamu ambil anakku, Devano?" tanyanya sinis. Lalu, dia berganti menatap Dion. "Dan kamu, puas kan melihatku hancur seperti ini?" Jari telunjuk Kenanga mengarah pada wajah Dion."Aku memang bersalah, Ken. Tapi aku tidak menyangka jika kamu gagal menjaga anak kita!" sahut Dion tidak kalah kecewa.Devano langsung menatap Dion. "Tidak bisakah kamu berkaca, Yon? Suster, tolong ajak keluar orang ini! Kita pindahkan pasien ke kamar perawatan!" ucapnya."Saya bisa keluar sendiri!" sahut Dion, l

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 30 Terbongkar

    Langkah Devano terhenti di depan ruang perawatan Setyo. Tanpa pikir panjang, laki-laki muda itu mengetuk pintu dan membukanya pelan. Devano tersenyum senang melihat keadaan Setyo yang sudah membaik."Selamat ya, Om. Hari ini saya dengar Om sudah boleh pulang!" ucap Devano ramah. Dia tersenyum getir mengingat kemungkinan ini terakhir kali bertemu Setyo secara sengaja. Devano berjanji tidak lagi menemui Kenanga karena wanita itu sangat membencinya.Setyo menatap Devano dalam. "Dokter, boleh saya bertanya sesuatu?" tanyanya ragu.Kening Devano mengernyit, tetapi tidak urung dia mengangguk. Devano duduk di sofa, menyatukan jari-jarinya di atas pangkuan. Di depannya, sikap Setyo sedikit aneh. "Ada apa, Om?" tanya Devano penasaran.Setyo menarik napas pelan. "Apa benar Dokter mencintai Kenanga?" tanyanya to the point.Devano langsung terdiam. Pertanyaan itu sulit dijawab. Jujur, rasa cinta pada Kenanga begitu besar. Namun, Devano sadar tidak boleh terlalu dalam menambatkan harapan pada Ke

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 31 Kehilangan Lagi

    Setyo meringis. Tangannya memegang dada dengan kuat. "Ken ... ""Papa! Suster, tolong Papa!" pinta Kenanga panik.Apalagi, dilihatnya wajah sang papa yang pucat. Bibir Setyo tampak kering. Tim dokter berhamburan datang, lalu meminta Kenanga dan Bi Sumi meninggalkan ruangan. Dengan langkah berat, Kenanga menunggu di luar dengan cemas.Kecemasan Kenanga semakin menjadi ketika para perawat mendorong brankar Setyo, didampingi para dokter. Entah mereka membawa Setyo ke ruangan apa. Kenanga hanya bisa pasrah dengan tubuh lunglai mengikuti papanya.Tibalah mereka di depan ruang ICU. Kenanga mondar-mandir di situ dengan perasaan sangat kacau. Dia tertunduk lunglai di kursi ruang tunggu.Detik berlalu berganti menit. Hingga hampir satu jam belum ada kabar Setyo di dalam sana. Bi Sumi mengusap-usap punggung Kenanga dan menyandarkan kepala di bahu Kenanga. Tampak dua orang itu saling menguatkan.Tepat satu jam lewat dua belas menit, seorang dokter berpakaian scrub membuka pintu dengan wajah tert

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 32 Kemunculan Dewi

    Mendengar suara pecahan kaca, Dion segera berlari dan memeluk Kenanga dari belakang. Wanita itu termangu sejenak, lalu tertawa mengejek."Hei, apa kamu juga akan bertindak seperti dewa penolongku?" "Kenanga, astaga ..."Dion memutar tubuh Kenanga, lalu mengusap lelehan air di pipi istrinya. Kenanga menatapnya kosong dan tidak bereaksi apa pun."Dion, katakan padaku, apa benar Allah itu Maha Penolong?" tanya Kenanga parau.Dion tertegun. Allah? Dia tidak terlalu dekat dengan Allah. Jangankan menyebut asma Pemilik Kehidupan itu, bahkan untuk shalat saja tidak mesti seminggu sekali. Apalagi semenjak hubungannya dengan Kenanga di ambang perceraian. Kenanga kembali tertawa mengejek. "Kenapa, kamu juga tidak percaya, kan?" "Ken, itu tidak benar!" sahut Dion."Kalau begitu, kenapa Allah tidak menolong Papa dari godaan pelakor, kenapa Allah tidak menolong Mama dari kecelakaan brutal itu? Dan sekarang, kenapa Allah tidak menolongku, ketika semua orang yang aku percaya menjatuhkanku ke juran

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 33 Kelicikan Risma

    "Jangan lakukan itu, Yon! Bukankah kamu mencintai Kenanga? Kenapa kamu lakukan itu, apa salah Kenanga padamu, Yon?" tanya Dewi parau.Dion mendekati Dewi dan memegang jemari keriput itu. Sedangkan Risma menatap interaksi keduanya dengan tatapan penuh kebencian. Dion paham jika tujuan Risma menyekap ibunya Kenanga selama berbulan-bulan itu untuk membalas dendam pada Kenanga. Risma menganggap kematian Evi adalah kesalahan Dewi. Dewi menarik tangannya dari Dion. "Maafkan saya, Ma!" ucap Dion lirih, lalu meminta Risma dan kedua orang bayaran itu meninggalkan ruangan.Dengan memberengut, Risma menurut, lalu menunggu di sofa ruang tamu. Dia menatap kedua anak buahnya, lalu melirik ke dalam sana."Kalian harus waspada dengan Dion. Jangan sampai dia menggagalkan rencanaku. Kalian paham?" ucap Risma."Paham, Nyonya!" "Bagus!" sahut Risma lalu meninggalkan tempat itu dengan hati masygul karena rencananya kembali dicegah oleh Dion."Ma, saya tidak punya pilihan. Saya harus setuju menceraikan K

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26
  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 34 Mulai cemburu

    Kenanga menatap kedua dokter di depannya dengan tidak nyaman. Namun, lagi-lagi dokter Kartika tersenyum menenangkan. Dia mengusap lengan Kenanga, lalu melirik dokter Devano."Jangan khawatir. Dokter Devano sangat profesional. Beliau senior saya. Selamat bertugas, Dokter!" ucap dokter Leni, lalu melangkah meninggalkan ruangannya.Kenanga memejamkan mata sembari menarik napas panjang. Sejenak, Devano terlihat canggung. Namun, dia harus profesional dan mengesampingkan luka di hatinya. Dia mengangguk sambil mengucapkan terima kasih setelah perawat selesai menyiapkan keperluan pemeriksaan. Lalu, perawat itu kembali ke meja kerjanya untuk menyalin file yang akan dikirim ke komputer dokter Devano."Apa kabar, Ken?" tanya Devano lirih.Kenanga membuka mata dan menatapnya sekilas, lalu menatap alat-alat USG itu dengan dada berdebar. Dia mengerutkan kening ketika Devano memintanya sedikit mengangkat baju di bagian perut."Apa?" tanya Kenanga tidak nyaman.Devano tersenyum sekilas. "Ken, aku aka

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-28
  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 35 Rasa Minder

    Kenanga mendongak ketika Bi Sumi mengusap punggungnya. "Ayo, Neng! Kok malah nangis di sini, gimana HP-nya ketemu tidak?" tanya wanita itu."I-iya, Bi. Sudah ketemu!" jawab Kenanga sambil mengusap air matanya. "Ken hanya berpikir, Bi. Mungkin dalam minggu ini statusku sudah beda. Janda, status yang dihindari semua wanita," lanjutnya tersenyum miris.Bi Sumi ikut tersenyum getir. "Neng, kita tidak tahu apa yang disesalkan hari ini, dan dianggap sebagai aib, barangkali suatu saat akan kita syukuri. Jadi, jangan berprasangka buruk pada Allah atas segala rencananya, ya!" ucapnya bijak.Kenanga mengangguk, lalu berdiri dan mensejajari langkah Bi Sumi. Kemudian mereka memasuki lift. Beberapa detik kemudian, pintu baja itu kembali terbuka. Maka, masuklah sepasang petugas medis. Seorang pria dan wanita muda dengan pakaian scrub biru langit.Sangat serasi.Mereka berbincang serius sambil sesekali diselingi tawa ringan. Ingatan Kenanga langsung tertuju pada Devano. Laki-laki itu pasti juga sang

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-28
  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 36 Manusia Iblis

    “Jadi, sebelum ini Papa menyetujui kontrak baru dengan pabrik konveksi di Malaysia?” tanya Kenanga pada manager keuangan kantornya. Laki-laki itu mengangguk. “Benar, dan Pak Dion sudah mengingatkan Bapak, tapi Bapak bersikeras. Saya rasa ini …” Laki-laki itu menghentikan ucapannya dengan ragu. “Ini apa, Pak?” kejar Kenanga mulai penasaran.Dia harus mengetahui penyebab PT Chis Garment memiliki banyak hutang. Kenanga memijit pelipisnya gusar. Dia memang tidak dipersiapkan untuk menghadapi situasi di perusahaan. Selama ini Kenanga hanya fokus pada karirnya sendiri di bidang fashion.Kenanga bingung harus minta bantuan siapa untuk menghadapi situasi sulit di perusahaan keluarganya. Meskipun Kenanga tidak memiliki basic management keuangan, dia akan berusaha menyelamatkan perusahaan milik almarhum mamanya itu.“Pengacara keluarga Kak Devano,” gumam Kenanga. Sejenak dia menggigit bibir bingung. “Tapi kalau aku minta bantuan padanya, Kak Devano akan salah paham lagi! Minta bantuan Dion ju

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-29

Bab terbaru

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 63 Drama Di Apartemen

    “Apa, mas?” Kening Kenanga berkerut, lalu membaca sebaris kalimat dari teman Devano.Kenanga lantas menatap Devano dan terdiam. Kabar mengenai Dion yang menyerahkan diri ke polisi tidak serta merta membuat Kenanga bahagia. Wanita itu menarik napas pelan.Setahun lalu, Dion masih suaminya. Laki-laki yang baik dan begitu lembut. Namun, semenjak ketahuan berkhianat sifat Dion berubah drastis. Dion tidak hanya sering mencari masalah, tetapi juga berubah kasar. Tiba-tiba Kenanga meneteskan air mata dan diketahui oleh Devano.“Kamu sedih dia bertanggung jawab atas kelakuannya?” selidik Devano.“Kenapa dia berubah begitu kasar setelah kemauannya tidak dituruti?” Devano mengulurkan tangan mengusap pipi Kenanga. “Kita kaum laki-laki itu pada dasarnya egois, Ken,” sahutnya dengan tatapan dalam. “Cuma cara mengendalikan ego kita yang berbeda. Aku sebenarnya juga cemburu lho, saat kalian menikah. Sakit banget rasanya, cuma yang aku pikirkan bagaimana kamu bahagia. Ternyata cara mengalahku itu sa

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 62 Menjadi Suami Istri

    Tidak hanya memegang wajah sang istri. Devano juga memperhatikan Kenanga dari ujung rambut hingga ujung kaki. Kenanga melirik takut saat Devano mengusap lengan atasnya. “Ken, kamu bukan orang yang baru belajar naik motor, kan? Jatuh di mana? Aku tanya Bi Sumi kalau gitu!” ucap Devano lalu melepaskan tangannya dari Kenanga. “Em, Mas! Aku sudah selesai!” Kenanga lantas menggigit bibir dan mengikat rambutnya. Rambut hitam Kenanga diikat asal sehingga lehernya terekspose sempurna. Jantung Devano berdegup semakin kencang melihat leher putih itu. Devano segera berdiri di depan wastafel, sedangkan Kenanga sedikit menyingkir. Kenanga kembali menatap cermin dan mulai memakai hijab. Saat bersamaan, Devano juga menatap cermin. “Kamu sangat cantik. Apa kamu akan selalu memakai hijab, Sayang?” tanya Devano. “Apa kalau malam dokter tidak masuk ke sini?” tanya balik Kenanga. “Perawat, tapi mereka juga ada laki-lakinya!” “Kan biar aman, Mas! Dengan aku pakai hijab terus Mas Dev juga

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 61 Kenangaku ...

    Saran, tentang apa, Dok?” tanya Devano tidak mengerti. Dokter berusia setengah abad itu melirik Kenanga dan berganti menatap Devano. Devano terkekeh pelan, ketika dokter itu menjelaskan tentang kekhawatirannya. Sedangkan Kenanga hanya tersenyum malu dengan wajah merona. “Tidak mungkin kami begitu, Dok!” sahut Devano lirih. “Bagus, lebih baik Anda berdua saling menahan diri sampai kondisi Anda benar-benar pulih.” “Pasti, Dok!” sahut Devano sambil tersenyum. Tidak berapa lama, dokter dan perawat setelah memeriksa kondisi Devano, meninggalkan ruangan. Suasana menjadi canggung sejenak. Kenanga masih berdiri di tempatnya, sampai Devano mengulurkan tangan. “Mendekatlah! Yang dokter tadi sarankan kan, bukan berdekatan, Ken. Tapi berhubungan badan!” Devano justru menjelaskan hingga membuat Kenanga semakin dilema. Kenanga langsung teringat permintaan Andre tadi. Tinggal satu atap hanya dengan Devano, setelah laki-laki itu keluar dari rumah sakit. “Mas, tadi Mas Andre bilang Bi I

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 60 Bersatu Di Canada

    Suara mesin kehidupan terdengar nyaring di ruang perawatan kelas VVIP itu. Di atas brankar sosok lemah itu terbaring.Andre dan Kenanga mendekat. Devano masih tidur dan sama sekali tidak terganggu dengan kehadiran mereka. Berhubung hanya satu orang yang diizinkan bersama pasien, dengan perasaan berat Andre memutuskan kembali ke apartemen.Kedua mata Kenanga berkaca-kaca melihat kondisi Devano saat ini.Kenanga menggenggam erat jemari tangan Devano. Wanita cantik itu menatap nanar pada wajah pucat Devano. Lalu, Kenanga mengangkat tubuh dan mendekati wajah tampan itu.“Mas, sudah lama kamu tidur, apa tidak ingin bangun? Bangunlah, aku ingin melihatmu marah seperti ketika aku memasukkan anak kodok ke sepatumu dulu!” Kenanga merasa khawatir karena sudah satu jam di sisi Devano, laki-laki itu masih tidur.Meskipun dokter mengatakan kondisi Devano sudah stabil, tetapi Kenanga tidak akan tenang sebelum Devano membuka mata.Kenanga tertawa sumbang mengingat kejadian beberapa tahun lalu. Dia m

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 59 Isi Surat Wasiat

    “Masalahnya Bi Ina tidak betah, Ken, di sini! Kalau kamu memang tulus ingin menemani Devano, kenapa tidak?” ucap Andre sembari melirik Bi Ina penuh arti.Wanita tua itu hanya mengangguk saja. Andre kasihan dengan Bi Ina yang harus mondar-mandir apartemen-rumah sakit. Apalagi Bi Ina tidak bisa berbahasa Inggris. Kenanga menggaruk pelipis bingung. Dia dan Devano tidak mungkin berbuat sesuatu di luar batas, apalagi laki-laki itu masih sakit. Namun, terjadi perang batin di lubuk hati Kenanga, ketika harus tinggal satu atap dengan Devano karena mereka belum menikah. “Em, baiklah. Aku bicarakan sama Mas Devano nanti, Mas!” Akhirnya, Kenanga mengangguk samar.Alis Andre naik sebelah mendengar Kenanga merubah panggilan pada Devano. “Maaf ya, aku merepotkanmu, Ken!” ucap Andre tidak enak hati. “Soal kantor jangan khawatir, Tante Dewi sudah komunikasi sama aku! Tante Dewi akan kembali turun ke lapangan!” lanjutnya, lalu terkekeh.Kedua mata bulat Kenanga mendelik. Dia berpikir pasti mamanya

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 58 Ke Canada

    "Lepaskan!” sentak Kenanga geram. Namun, Dion justru memeluk mantan istrinya itu dengan erat. Dion ingin menumpahkan rindu dan penyesalan di situ. Kenanga memberontak hingga pelukan Dion terlepas.“Ken, beri kesempatan aku bicara! Aku minta maaf atas semuanya, Ken. Semuanya! Kita kembali seperti dulu, ya, Ken!” pinta Dion lirih.Kedua mata Dion berkaca-kaca. Melihat wajah tidak ramah di depannya, Dion sadar jika apa yang diberikan pada Kenanga terlalu menyakitkan. Karenanya, Dion ingin menebusnya hingga wanita itu melupakan semua rasa sakit.“Aku tidak bisa, Yon. Maaf, lebih baik kamu kembali sama Kak Risma. Bukankah kalian saling mencintai? Aku sudah ikhlas menerima takdirku.”“Apa ini karena Devano?” tanya Dion tidak suka.Kenanga tidak menjawab. Wanita itu sedikit menyingkir dan menjaga jarak dengan Dion. Dion tersenyum satu sudut melihat aksi diam Kenanga.“Aku sangat berterima kasih karena kamu menyelamatkan Mama. Seharusnya, aku juga melaporkanmu pada polisi, tapi demi Mama, ak

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 57 Surat Wasiat

    “Apa itu, Mas?” tanya Kenanga.Andre membuka amplop itu dan menyodorkan isinya ke arah Kenanga. Kenanga mendengus kesal sembari melirik tidak peduli, pada beberapa foto Devano dan seorang perempuan yang sedang berpelukan tanpa busana.“Itu, kan, yang kamu maksud?” tanya Andre datar. Kenanga memalingkan wajah dengan hati teramat sakit. Dua kali dikhianati laki-laki yang dicintai, meluluhlantakkan kepercayaan Kenanga. Semua sudah berakhir. Devano dan Dion tidak jauh berbeda. Mereka datang hanya menanamkan luka di hati Kenanga.Sejenak, Andre tampak menelepon seseorang, tetapi tatapannya masih datar pada Kenanga. Beberapa menit kemudian, pintu ruangan Andre diketuk dari luar. Bella segera bangkit dan membuka pintu.Maka, masuklah seorang perempuan yang diapit laki-laki berpakaian serba hitam. Kenanga langsung menoleh ketika mendengar perempuan itu menangis.Kening Kenanga mengernyit, dia seperti tidak asing dengan perempuan itu. Pandangan perempuan itu juga langsung tertuju pada Kenanga

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 56 Aku Memang Bodoh

    Ya, aku memang pantasnya disakiti, Kak. Aku tidak bisa sepertimu, seandainya aku bisa!” ucap Kenanga parau, lalu duduk di kursi rotan.Aline memberanikan diri mendekat dan mengusap punggung Kenanga. Kenanga menoleh sekilas, lalu kembali menangis. Mendengar kenyataan baru jika Devano pergi ke Kanada dengan orang lain, hati Kenanga semakin hancur.Sebegitu cintakah dia pada teman masa kecilnya itu sehingga tidak bisa menerima kenyataan? Kenanga terlalu dalam menjatuhkan hati pada setiap pria. Rasa sakit dikhianati Dion belum sepenuhnya sembuh. Kini, ditambah luka yang lebih dalam dari Devano.“Mbak, sudah sore, ayo makan!” ajak Aline lirih.“Kamu duluan saja, Lin. Aku berkemas dulu, ya!”“Ya sudah, aku nungguin Mbak Ken saja. Aku beli bakso sebentar, ya. Mbak mau bakso apa mie ayam?” tawarnya serius.Kenanga terdiam sejenak. “Bakso boleh, eh mie ayam saja, Lin!” Aline mengangguk kemudian mengambil kunci motor. Kenanga membuntuti karena teringat sesuatu.“Lin, power bank aku di mana, ya

  • BERBAGI RANJANG DENGAN KAKAK TIRI    Bab 55 Keputusan Konyol!

    “Mas Devano, bangun! Tolong, Pak, Mas Dev pingsan!” Bi Ina berteriak histeris hingga mengundang Pak Security dan dua orang ART mendekat.Bi Ina terus menangis sambil menghubungi Andre. Setelah itu dia pun memanggil ambulance untuk membawa Devano ke rumah sakit.“Mas Andre, Bibi takut!” Bi Ina tertunduk di ruang tunggu sambil terus menangis. Beberapa tahun lalu dia merasakan kehilangan ketika kedua orang tua Devano meninggal. Bi Ina bekerja di rumah Devano semenjak laki-laki itu masih SD. Lalu, setelah kepergian kedua orang tua Devano, hanya Bi Ina yang dekat dengan Devano di rumah itu. Jadi, wajar saja jika Bi Ina sangat menyayangi Devano seperti anak sendiri. Meskipun Devano sudah mencukupi kebutuhan Bi Ina dan membelikan sawah juga rumah di kampung, tetapi Bi Ina enggan pulang sebelum Devano ada yang mengurusnya.Andre tampak mondar-mandir dengan gelisah. Sedangkan Bella terdiam sambil merangkul bahu Bi Ina.“Beberapa hari ini Mas Dev jarang makan di rumah, Mbak. Biasanya jarang s

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status