Home / Rumah Tangga / Duda Pilihan Ayah / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Duda Pilihan Ayah: Chapter 81 - Chapter 90

131 Chapters

Delapan Puluh Satu

"Loh, udah mau pulang?" tanya Naufal yang sedikit tekejut karena Dewangga baru jam empat sore sudah bersiap-siap untuk pulang."Gara-gara kamu saya harus membunjuk Kanaya agar memperbolehkan saya kesurabaya besok." ujar Dewa mengemasi beberapa barang bawaanya."Sekarang Naya harus di bujuk juga toh?" ujar Naufal tidak percaya karena selama ini Dewa bebas-bebas saja mau keluar kota kapanpun tapi sekarang sepertinya sahabatnya ini sudha sadar jika memiliki seorang istri yang memang sudah sewajarnya menjadi prioritasnya."Sejak dulu ya sama tapi tdak sengomel-ngomel sekarang." ujar Dewa.Dulu Dewa memang masih bisa keluar kota semuanya sendiri terkadang bahkan tidka berpamitan dengan Kanya, tapi sekarang dirinya tidak akan bisa melakukan hal itu lagi. Karena dirinya sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk menjadi suami dan ayah yang baik buat keluarganya.Dan sekarang bedanya Naya itu lebih cerewet dari dulu, atau mungkin sekarang karena sudah menjadi seorang ibu hingga membuat istriny
last updateLast Updated : 2024-06-30
Read more

Delapan Puluh Dua

"Tumben ngajakin makan di luar," "Mumpung nenek sama kakeknya Kai nginep dirumah."Untuk pertama kalinya Dewangga Aditama yang lempeng-lempeng aja itu, malam ini mengajaknya keluar katanya malam Rabuan. Aneh kan, biasanya kan malam mingguan la ini suaminya ngajak malam rabuan memang ada-ada saja sekarang suaminya itu."Makan bakso di deket kantor kamu aja yuk, Mas. Aku udah lama nggak makan sate." "Bakso?" tanya Dewa tidak percaya.Padahal malam ini rencananya ingin makan malam romantis di restoran gitu, tapi sepertinya akan gagal karena istrinya lebih memilih makan bakso kaki lima."Masa ngedate makan bakso pinggir jalan," "Pengennya itu..." ujar Kanaya mengerucutkan bibirnya cemberut."Kamu nggak ngidam kan?" tanya Dewa yang merasa ada yang beda dari istrinya yang tiba-tiba menginginkan bakso."Iyaa ngidam pengen bakso." "Iya, beneran mau makan bakso?" tanya Dewa membuat Naya tersenyum dengan wajah imutnya hal itu membuat Dewa tersenyum."Oke."Setelah sampai di tempat langgana
last updateLast Updated : 2024-06-30
Read more

Delapan Puluh Tiga

Rian sudah tidak habis pikir dengan kelakuan papinya yang selalu memperdulikan tentang kekuasan saja. Sejak awal Rian memang tidak mau menjadi penerus Soedrajat, dirinya lebih suka menjadi dirinya sendiri melakukan apapun yang dirinya sukai.Dia lelah, sungguh. Ada banyak beban yang dirinya tanggung sejak kecil. Menjadi anak tunggal dari orang tuanya bukan hal yang mudah, semua hal di kendalikan oleh orang tuanya. Bahkan sampai sekarang mereka masih mengendalikannya dan Rian merasa muak akan hal itu.Rian berhenti di tepian kota, rasanya malas untuk pulang, belum juga dirinya tenang handphonenya berdering menampilkan panggilan dari mamanya.Sudah pasti beliau akan marah-marah karena Rian selalu menghindar dari acara keluarga. Karena dirinya tidak suka dengan acara formal yang hanya menjadi ajang pamer itu.Rian menghela nafas dalam, dirinya merindukan Kanaya yang di saat sedang seperti ini wanita itu akan selalu menghiburnya dengan tindakan-tindakan yang selalu bisa membuatnya gemas
last updateLast Updated : 2024-07-03
Read more

Delapan Puluh Empat

Malam ini Naya tidak bisa tidur, karena anaknya demam dan rewel dari pagi tadi, tapi malam ini anaknya sudah sedikit tenang dan demamnya juga sudah turun."Maafin mama ya sayang." ujar Naya mengelus pipi cubby putranya dengan sayang.Dirinya merasa belum bisa menjadi mama yang baik buat Kai, bahkan saat anaknya sedang menangis hebat tadi siang dirinya justru ikut menangis."Den Kai sudah tidur, Mbak?" tanya Bi Rosma membuat Naya mengangguk memandang wajah polos Kai yang sudah tertidur pulas."Tadi bapak telfon, Mbak. Tanya kenapa telpon Mbak Naya tidak aktif." Dirinya bahkan tidak ingat dengan handphonenya sama sekali karena terlalu fokus dengan putranya yang sedang demam. "Nanti saya telpon balik Mas Dewa, Bik. Sekarang bibik boleh istirahat," ujar tersenyum.Sejak pagi tadi Bik Rosma ikut membantunya menenangkan Kai bahkan sampai mencoba segala cara agar Kai tenang dan demanya turun.Hingga tengah malam seperti ini, Bik Rosma masih setia menemaninya."Yasudah, Mbak. Saya turun dul
last updateLast Updated : 2024-07-03
Read more

Delapan Puluh Lima

"Jadi Rian sama si Savira saudara tiri satu ayah?" tanya Citra membuat Naya mengangguk.Hari ini Citra bermain kerumahnya dengan alasan merindukan Kai."Terus lo mau gimana setelah tau?" Naya menggeleng pelan, karena dirinya benar-benar tidak tau harus bagaimana. Apalagi Wirawan masih terus menemui suaminya entah apa lagi yang laki-laki tua itu inginkan dari suaminya.Bertanggung jawab soal kehamilan Savira, Naya rasa bukan karena sudah pasti berita Savira yang hamil dengan rekan kerjanya sudah sudah menyebar kemana-mana.Meminta Dewa kembali dengan Savira? Ahh itu masih menjadi kemungkinan yang masuk akal. Tapi mengapa, bahkan jika di lihat dari pisahnya Savira dan Dewa itu sudah sangat lama dan kenapa baru sekarang setelah Dewa sudah menikah kembali?Entahlah semakin hari bertambah semakin banyak pula pertanyaan yang ada di pikirannya mengenai hubungan Wirawan, Savira dan juga suaminya belum belum dirinya ketahui."Yang lo rasain sekarang apa?" "Gue nggak tau, sebenernya gue hanya
last updateLast Updated : 2024-07-03
Read more

Delapan Puluh Enam

Setelah menidurkan Kai, Kanaya keluar dari kamar menunju keruang tengah. Di sana ada Dewa yang tengah sibuk dengan beberapa berkas dan layar leptop yang menyala."Mas," panggil Kanaya.Dewa menoleh sekilas pada istrinya kemudian kembali fokus dengan pekerjaanya. Karena hari ini banyak pekerjaan yang memang harus segera di selesaikan. Apalagi beberapa hari belakangan ini Dewa memang disibukan dengan masalahnya dengan Wirawan yang tidak kunjung selesai itu."Gimana Om Wira?" tanya Naya dengan wajah cemasnya."Nggak usah di pikirin," Dewa menyamankan tubuh dan membuka tangannya agar Naya bisa masuk pelukannya.Hal itu membuat Kanaya mengerucutkan wajahnya kesal. Suaminya memang tidak pernah mau melibatkan dirinya, tapi kan sekarang dirinya juga terlibat di masalah ini."Nggak bisa berhenti buat pikiran..." "Katanya kamu mau percaya sama saya." Potong Dewa membuat Naya kembali mengerucutkan bibirnya cemberut."Susah percaya sama kamu," ujar Naya dengan wajah cemberutnya.Bukannya kesa
last updateLast Updated : 2024-07-11
Read more

Delapan Puluh Tujuh

"Mbak ada yang mau bertemu?" Suara itu membuat Naya yang sedang bercanda dengan Kai terhenti, kemudian menoleh kebelakang melihat Bik Rosma yang sudah berdiri di depan pintu kamarnya."Siapa, Bik?""Mbak Savira, Mbak." "Kenapa dia kesini. Saya nitip Kai, Bik" Ujarnya kemudian turun dari ranjang."Iya, Mbak. Dengan senang hati."Naya berjalan kearah pintu kamarnya dengan banyak sekali pertanyaan di kepalanya. Padahal dua bulan ini dirinya sudah sedikit tenang karena Savira sudah menghilang dari kehidupannya tapi kenapa hari ini wanita itu kembali menemuinya.'Mau apa lagi dia?' Gumamnya saat melihat punggung yang membelakanginya itu."Kenapa Mbak kesini?" tanya Naya to the point. Rasanya untuk berbasa-basi dengan wanita di depannya ini sudah tidak perlu.Naya menatap perut Savira yang sudah sangat besar, pasti sudah memasuki bulan ke sembilan dan sebentar lagi pasti akan segera melahirkan."Maaf, kalau aku ganggu kamu, Nay. Tapi ada yang mau aku bicarakan sama kamu." Katanya membuat N
last updateLast Updated : 2024-07-14
Read more

Delapan puluh Delapan

Hari ini Naya benar-benar menepati janjinya untuk membantu Savira selama wanita itu ada disini. Setelah membantu menyarikan tempat tinggal dan mengurus segala keperluan wanita itu.Entah padahal dirinya juga masih kesal, jengkel dan marah dengan Savira. Namun melihat ketidak berdayaan mantan istri suaminya itu membuatnya tidak tega apalagi Savira sejak kecil sudah menjadi korban broken home. Karena Naya juga tau cerita bagaimana beratnya anak yang tidak memiliki orang tua lengkap membuatnya merasa kasian dan akhirnya menurunkan egonya dan membantunya.Naya tau mungkin yang dirinya lakukan kali ini bisa saja merugikan dirinya nantinya, tapi bukankah jika kita melakukan kebaikan nanti juga akan mendapatkan kebaikan juga, dan Naya percaya itu.Tiba-tiba ponselnya berdering tertera nama Savira di layar handphonenya."Hallo, Mbak. Ada apa ya?" tanya Naya to the point."Maaf saya menganggu, Nay. Tapi saya mau ngasih kalau sepertinya sebentar lagi saya akan lahiran." ujarnya membuat Naya te
last updateLast Updated : 2024-07-14
Read more

Delapan Puluh Sembilan

"Bodohnya lo nggak bicara sama Pak Dewa, Nay?" ujar Citra tidak habis pikir dengan kelakuan Naya kali ini.Saat dirinya mendorong kursi roda Savira setelah menjenguk anaknya di ruang bayi, dan saat hendak kembali keruang rawat inap Savira. Dan tiba-tiba Citra sudah ada di hadapannya dengan menatap dirinya meminta penjelasan. Dan berakhir mereka disini dengan Naya yang harus menceritakan tentang keberadaannya dengan Savira barusan."Gue kasihan," cicit Naya.Citra menghela nafas, kemudian menatap Naya penuh, "Lo tau kan siapa orang yang lo tolong itu?" "Jelas gue tau dong, Cit. Tapi lo kalau lihat dia sekarang pasti lo lakuin hal yang sama." "Tapi lo lupa, kalau wanita ular itu sering buat lo sama Pak Dewa berantem, Nay. Pernikahan lo hampir kandas gara-gara siapa? Dia, Nay!" Citra sudah bingung harus bagaimana lagi, bahkan sahabatnya ini memang sering melakukan hal tanpa berpikir dulu. Naya menatap Citra, "Setelah ini bakalan pergi dari hidup gue sama Mas Dewa kok, Cit." "Dan lo
last updateLast Updated : 2024-07-16
Read more

Sembilan Puluh

"Coba kalau kakak nggak lihat kamu tadi, pasti kamu masih nutupin dari suami kamu." Riski menatap adik perempuannya yang selalu melakukan sesuatu tanpa memikirkan terlebih dahulu."Kak, aku cuma berniat nolong." "Dan kamu harusnya tau siapa yang kamu tolong itu, Naya." "Apa salahnya aku nolong mantan istri Mas Dewa, dia juga manusia, Kak." Riski berkacak pinggang menatap adiknya kesal, selalu ada saja jawabannya. Kalau bukan di depan Dewa sudah pasti dia akan menjewer telinga adik perempuannya itu, tapi beruntungnya Naya sudah bersembunyi di balik punggung suaminya.Riski memang hanya terpaut 5 tahun dari Naya, itu artinya usianya dengan Dewa juga masih terpaut 6 tahun. Maka mesti Dewa adalah adik iparnya, Riski tidak bisa benar-benar menganggap Dewa adiknya. Justru sebaliknya. Dia menganggap Dewa adalah kakaknya bahkan sebelum laki-laki itu menjadi adik iparnya."Bukankah kamu nggak suka sama dia?" tanya Riski heran."Tidak suka bukan berarti membiarkannya kesusahan, Kak." Jawab
last updateLast Updated : 2024-07-16
Read more
PREV
1
...
7891011
...
14
DMCA.com Protection Status