Home / Rumah Tangga / Duda Pilihan Ayah / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Duda Pilihan Ayah: Chapter 61 - Chapter 70

131 Chapters

Enam Puluh Dua

Sesampainya di rumah sakit, Kanaya sudah masuk kedalam ruang perawatan dan Dewangga sudah menunggu di depan ruang perawatan Naya dengan wajah cemasnya.Mendengar pintu terbuka Dewa segera menghampiri dokternya. "Gimana keadaan istri saya, Dok?""Pak Dewangga, karena ketuban bu Naya sudah pecah dini jadi harus di lakukan operasi untuk menyelamatkan anak dan ibunya...." Jelas dokter yang menangani Naya."Lakukan yang terbaik buat istri saya, Dok." ujar Dewa cepat yang di balas anggukan oleh Dokter itu."Baik, Pak. Sus.. siapkan ruang operasi untuk persalinan Bu Kanaya." "Baik Dok."Dewa terdiam cukup lama, dirinya benar-benar merasa bersalah sudah membentak Naya barusan, dan sekarang istrinya sedang kesakitan di dalam sana untuk melahirkan anak mereka. Dewa benar-benar menyesalinya, dia hanya tidak suka jika Kanaya mengatakan perpisahan di depannya karena dirinya tidak akan pernah bisa berpisah dengan Kanaya."Ngga," suara itu membuat Dewa mendongak dan menatap ayah mertuanya yang bar
last updateLast Updated : 2024-06-05
Read more

Enam Puluh Tiga

Seminggu ini putranya masih berada di dalam inkubator, dan hari ini putranya sudah bisa lepas dari alat-alat medis hal itu membuat Dewangga dan Kanaya sangat bersyukur. Dewangga menecup kening istrinya, "Terimakasih, sudah bertahan Kanaya. Dan membawa malaikat kecil yang sangat tampan untuk saya.."Naya menoleh menatap suaminya beberapa hari terkahir ini Dewangga selalu menemaninya di rumah sakit, dan mungkin laki-laki itu melupakan kewajibannya di kantor."Kamu nggak kerja?" tanya Naya membuat Dewa menggeleng."Kalian lebih penting," seorang Dewangga Aditama mengabaikan pekerjaanya sungguh luar biasa."Aku udah bisa sendiri, kalau kamu mau ker..""Saya ingin disini bersama istri dan anak saya, Kanaya." Potong Dewangga membuat Naya diam."Tapi..""Permisi bapak dan ibu.." suara itu membuat Naya menatap kearah pintu kamar rawat inapnya melihat suster dan dokternya dengan mendorong box bayi putranya seketika matanya berair biasanya Naya hanya bisa melihat di balik kaca dan masuk ketik
last updateLast Updated : 2024-06-05
Read more

Enam Puluh Empat

Naya hanya diam di atas ranjang rumah sakit, menunggu Dewa menyelesaikan administrasi sebelum mereka pulang. Mereka kembali berdebat akan pulang kemana, Dewa ingin kembali pulang kerumah mereka namun rasanya Naya belum siap karena jika dirinya pulang kerumah mereka artinya mereka akan kembali bersama. Tapi Naya masih ragu dengan semuanya.Karena permasalahan rumah tangganya belum selesai, dan Naya ingin semuanya selesai dulu jika nanti dirinya dan Dewa harus pisah Naya sudah menyiapkan diri dan hatinya.Tapi jika sekarang dirinya harus bersama dengan Dewa dirinya belum bisa karena masalalu suaminya itu masih terikat dengan suaminya. "Nay...," suara itu membuat Naya menatap pintu ruang rawat inap, di sana ada seorang wanita yang menyebabkan dirinya dan Dewa berantem barusan.Ya, dia Savira mantan istri suaminya yang sudah berdiri di depan pintu dengan sebuah paperback berwarna biru. Dia berjalan masuk tanpa di persilahkan kemudian duduk di kursi yang di sediakan di sebelah ranjangnya.
last updateLast Updated : 2024-06-06
Read more

Enam Puluh Lima

Sampai sekarang dirinya masih menunggu, bagaimana dirinya bisa berdamai dengan keadaan, terlebih dengan permasalahan rumah tangga yang entah akhirnya akan seperti apa. Berulang kali wanita itu mencoba untuk berdamai dengan dirinya namun rasanya sangat susah untuk kembali menguatkan dirinya sendiri. Ternyata dirinya sudah terlalu dalam mencintai suaminya, dan Naya sudah tidak tau bagaimana caranya berhenti. Harusnya perasaan itu hilang seiring berjalannya waktu, tapi nyatanya perasaan itu semakin dalam padahal laki-laki yang sudah menyakitinya.Bodoh. Namun rasanya sangat susah untuk sadar dari kebodohannya itu."Sayang, mama harus gimana kembali berjuang dengan papa kamu atau mama harus mengalah dari suaminya.." lirihnya memeluk putranya dengan air mata yang sudah mulai turun ke pipinya."Bohong kalau mama bilang bisa hadapin semuanya sendiri, mama capek dengan semuanya, sayang." ujar Naya kembali mencium wajah putranya.Setelah melihat putranya sudah tertidur dengan tenang, Naya mem
last updateLast Updated : 2024-06-07
Read more

Enam Puluh Enam

"Maafkan saya. Tapi tolong tetap percaya sama saya." Pintanya membuat Naya jenggah melihat sikapnya yang terus begitu."Gimana aku mau percaya, kamu nggak pernah mau cerita sama aku. Semuanya kamu pedam sendiri, apalagi pernikahan kamu yang dulu. Kamu masih cinta sama dia atau enggak aja aku nggak tau. Terus sekarang Bagian mana yang harus aku percaya? Sedangkan kamu hanya bilang tolong percaya sama saya, bukankah mau nggak mau aku percaya sama ucapan mantan istri kamu dan berita itu?" Cecar Naya.Lama-lama dirinya sudah tidak lagi bisa menjadi wanita yang tenang dan sabar untuk menghadapi suaminya itu."Saya mohon cukup kamu percaya sama saya." ucapnya membuat Naya semakin kesal. Rasanya sangat ingin memukul laki-laki di depannya itu."Aku males bahas kaya gini terus. Kalau kamu mau aku percaya sama kamu, dan kamu masih mau melanjutkan rumah tangga ini. Kamu cerita dan jelaskan sekarang sama aku. Kalau kamu masih memilih diam berarti kamu memilih untuk tidak melanjutkan hubungan kit
last updateLast Updated : 2024-06-07
Read more

Enam Puluh Tujuh

"Terus anak siapa yang di kandung Savira?" tanya Naya."Saya tidak tau, Kanaya." Dewa mendekat kemudian mencium bibir Naya sekilas."Mas!!!" teriak Naya tidak terima suaminya tiba-tiba menciumnya begitu saja. "Kamu bawel," ujarnya membuat Naya berdecak kesal."Nggak ada cium-cium! Sebelum masalah kamu dan wanita itu selesai." Ujar Naya penuh peringatan.Enak aja suaminya itu, masalah belum selesai jangan harap Naya bisa bersikap seperti awal-awal pernikahan mereka. "Bukan saya yang menghamili dia." "Ya, terserah mau kamu atau bukan yang menghamili dia! Tapi kalau nama kamu masih di seret-seret aku nggak mau!" Dewa menghela nafas, kemudian menatap Kanaya yang sekarang memang lebih tegas dan berani daripada biasanya membuat Dewa tersenyum. Walaupun Kanaya lebih terlihat galak namun Dewa lebih suka Kanaya yang sekarang."Malah senyum-senyum nggak jelas!" "Saya akan segera menyelesaikan itu semua, tapi saya nggak ada sangkut pautnya...""Mau ada atau enggak! Aku cuma mau nama kamu be
last updateLast Updated : 2024-06-11
Read more

Enam Puluh Delapan

"Kenapa kamu bawa dia kesini?""Kita harus segera selesaikan permasalahan ini, saya tidak bisa seperti ini terus." Katanya membuat Naya menatap suaminya kesal."Tapi tidak dengan membawa dia kerumah ini!" "Biar semuanya segera selesai, dan kita bisa sama-sama lagi." ujar Dewangga dengan santainya.Apakah suaminya itu tidak berpikir dulu sebelum mengundang mantan istrinya itu kerumah orang tuanya. Bahkan sekarang Naya tidak biasa berbuat apapun karena wanita itu sudah ada di bawah."Kamu itu kebiasaan ya, Mas. Apa-apa di putuskan sendiri." ucap Naya marah."Tapi tidak dengan kamu bawa Savira kerumah ini, Mas!" "Kamu ingin permasalahan saya dengan dia segera selesai kan?" tanya Dewa.Naya juga ingin segera selesai permasalahan rumah tangganya dan mantan istri suaminya itu. Tapi tidak dengan wanita itu di bawa kerumah orang tuanya, Naya masih tidak terima akan hal itu.Tapi Naya ragu dan cemas dengan fakta yang akan dirinya dapat nantinya, apalagi sekarang sudah banyak pertanyaan-perta
last updateLast Updated : 2024-06-11
Read more

Enam Puluh Sembilan

Permasalahan mereka memang belum selesai walau Naya tau suaminya tidak bersalah, namun Naya ingin nama suaminya bersih dari tuduhan wanita itu. Tapi kasus ini sangat susah untuk si pecahkan apalagi Savira kekeh mengatakan bahwa anak yang di kandung adalah anak Dewa, suaminya. Dan sudah menghilangkan semua bukti mengenai anak yang di kandungnya itu. Tapi wanita itu baru saja membisikan kepadanya nama laki-laki yang mungkin adalah ayah dari bayi yang di kandung oleh Savira. Tapi bagaimana cara membuktikannya karena wanita itu justru mengatakan dengan jelas bahwa semua bukti sudah mengarah ke suaminya. Dan sampai kapanpun wanita itu akan berusaha merebut Dewa kembali darinya.Licik bukan.Naya memang mengatakan ingin membantu wanita itu, karena Naya harus bisa bersikap tenang dan santai agar wanita itu tidak kembali melakukan hal licik kembali. karena Naya yakin mantan istri suaminya itu pasti sudah memiliki banyak rencana untuk mengambil Dewa kembali.Jadi Naya tidak boleh gegabah dala
last updateLast Updated : 2024-06-13
Read more

Tujuh Puluh

Naya yang di tatap seperti itu oleh Dewa hanya bisa semakin melesak kedalam dekapan suaminya dan menangis, entah bagaimana perasaannya saat ini. Naya sedang bertarung dengan perasaannya sendiri karena sekuat apapun Naya menepis perasaannya dengan Dewa tapi nyatanya cinta itu masih ada.Tidak adil bukan, suaminya sudah banyak sekali menyakitinya namun tiba-tiba sekarang Naya tidak siap jika harus kehilangan Dewa. Benar kata orang cinta itu bisa membuat orang bodoh."Kenapa harus menangis, Kanaya?" Dewa menatap Naya yang menangis tersedu di dadanya dan merelakan kemejanya basah dengan air mata istrinya."Kenapa kita ketemu ya terlambat sih, Mas. Kenapa kamu harus nikah dulu sama Savira!" ujar Naya menatap Dewa dengan mata sembabnya namun wajahnya cemberut kesal."Kamu terlalu lama lahirnya." Jawabannya suaminya justru kembali membuat Naya memukul suaminya kesal."Iya, mana dapetnya om-om duda lagi. Tuhan nggak adil banget sama aku."Bukannya marah, Dewa justru tertawa kecil kemudian men
last updateLast Updated : 2024-06-15
Read more

Tujuh Puluh Satu

"Tau nggak sih, Mas. Katanya Citra sama mas Naufal mau nikah tapi papanya Citra belum ristuin." Melihat Dewa yang baru saja pulang kerja, bukannya membiarkan suaminya untuk bersih-bersih dulu justru Naya langsung mengajak suaminya itu ngobrol. "Menikah?" tanya Dewa. "Iya, tapi kasian belum dapat restu." ujar Naya cemberut. "Kenapa?" "Katanya sih karena Naufal terlalu tua untuk Citra." Memang sih Naufal itu mungkin seumuran suaminya pasti papanya Citra berpikir dua kali untuk membiarkan anak perempuan satu-satunya menikah dengan om-om. "Dia belum ada 30 tahun," ujar suaminya membuat Naya menatap suaminya tidak percaya. Padahal Naya kira mereka seumuran ternyata tidak. "Hah! Maksud kamu." "Saya sama Naufal beda 3 tahun dia baru mau masuk 30 bulan besok." Naya baru tau ternyata Mas Naufal masih lebih muda dari suaminya tapi kalau di lihat dari wajahnya memang seperti sudah kepala tiga. "Tapi tetap saja, Mas. Mereka beda 6 tahunan." Protes Naya. "Saya sama kamu beda 11 tahun.
last updateLast Updated : 2024-06-15
Read more
PREV
1
...
56789
...
14
DMCA.com Protection Status