Kabut tipis masih menyelimuti desa Gayam saat Mudra terbangun. Di sampingnya, Vanua masih terlelap, wajahnya tenang dalam balutan mimpi. Namun, Mudra tak bisa kembali ke alam mimpi. Ia merasakan getaran aneh, panggilan tak kasat mata yang menariknya dari tempat tidur, keluar dari rumah bambu, menuju hutan bambu yang sunyi dan magis.Di jantung hutan, di bawah kanopi bambu yang menjulang tinggi, berdirilah sosok Penyihir Tarot. Jubah merah dan kuningnya berkibar lembut tertiup angin pagi, pentagram perak melingkari lehernya, dan simbol-simbol okultisme terjalin rumit di kainnya. Ia berdiri di bawah gapura mawar merah yang merekah, simbol harmoni antara manusia dan alam. Di hadapannya, sebuah altar batu kuno berdiri kokoh, lilin-lilin hitam menyala misterius di atasnya. Di atas altar, terdapat perkakas-perkakas sang Penyihir Kuno, juga simbol-simbol dari empat suit Minor Arcana: cawan yang mewakili elemen Air, pedang yang mewakili elemen Udara, tongkat kayu hawthorn yang mewakili elemen
Baca selengkapnya