Semua Bab Dokter Manis Kesayangan Tuan Crazy Rizh: Bab 151 - Bab 160

190 Bab

Bab 151

"Di mana kita bisa menemuinya? "Lily memandang Vandra dengan tatapan membunuh."Ayo ikut aku," kata Vandra sambil menggenggam tangan Lily. Hal itu membuat langkah Gadis itu terhenti. "Kenapa berhenti?" Tanya Vandra dengan wajah pura-pura bodoh. "Kenapa harus pegang tangan?" tanya lil6 dengan wajah kesal. "Di sini sangat banyak sekali penjahat jadi aku harus menjagamu dengan baik." Vanra berkata dengan tersenyum. Sedangkan genggaman tangannya tidak lepas sama sekali. "Mau cari gara-gara?" Lily menarik tangannya namun Vandra tetap memegangnya dengan erat. "Aku sudah berjanji untuk menjamin keselamatanmu kepada Paman Sebastian dan juga Arion. Jadi karena itu aku harus menjagamu dengan baik." Vandra begitu sangat cerdas sehingga bisa memberikan berbagai macam alasan yang masuk akal. "Tidak harus seperti ini juga." Lily berusaha melepaskan genggaman tangan pria tersebut. Jujur saja dia merasa tidak nyaman dan juga risih ketika Vandra memegang tangannya. Dia bukanlah gadis lemah yang
Baca selengkapnya

Bab 152

Cukup lama Heru menangis dalam posisi sujud. Pria itu kembali mengangkat kepalanya dan duduk sambil memandang kearah lorong kosong. Netra matanya hanya tertuju kearah pintu keluar. Entah mengapa dia berharap petugas yang menjaga tahanan akan datang untuk memanggilnya."Lebel pembunuh sadis, tapi ternyata cengeng." Ejek rekan sekamar Heru."Aku memang bejat, dan rampok, namun aku tidak pernah tega membunuh seorang wanita, apalagi wanita yang sedang hamil." Pria berambut gondrong dengan tato di sekujur tubuhnya ikut berkomentar. "Aku tidak bisa bayangkan bagaima ketika dia meletakkan wanita hamil di tengah rel kereta api dan hanya meninggalkan bagian kepalanya saja. Apa dia tidak pernah dihantui oleh wanita kepala puntung." Napi dengan kepala plontos itu berkata sambil memandang Heru dengan jijik. Tingkat kejahatan narapidana yang berada di sini sudah termasuk berat, namun dalam sejarah perpanditan, mereka tidak pernah membunuh wanita hamil, anak kecil dan bayi. Mereka masih memiliki
Baca selengkapnya

Bab 153

"Aku sangat hafal dengan aroma darah keluargaku. Karena aku sempat mengambil darah mereka dan menyapukannya ke wajahku. Pada saat itu yang terlihat olehku adalah wajahmu." Lily sengaja berkata seperti ini, hanya untuk melepaskan rasa sesak di dadanya. Heru kembali terdiam dan menundukkan kepalanya. "Kau pembunuh keluargaku." Lily mengangkat tangannya keudara. Tanpa aba-aba dia melayangkan satu pukulan di wajah Heru. Pria itu tampak terkejut bahkan dia sampai mundur beberapa langkah. "Aku sangat membencimu, terkutuk lah kau beserta seluruh anak-anak mu." Lily kembali melayangkan pukulan dan kini tepat mengenai hidung Heru. Heru menjerit kesakitan sambil menutup hidungnya yang sudah penuh dengan darah.Lily tampak begitu senang ketika melihat darah bercucuran dari hidung pria itu. Dia kembali melayangkan pukulan tepat di mulut Heru. Dan kini pun mulut pria itu bersimbah darah. Lily memandang tangannya yang menempel darah Heru. Dia kemudian mencium aroma darah tersebut. "Ini adalah
Baca selengkapnya

Bab 154

lMeskipun sudah melampiaskan semua kemarahannya, lantas tidak membuat Lily merasa puas. Wajah cantiknya masih terlihat menyeramkan dengan kilatan dendam yang menggelora."Ayo kita main-main," kata Vandra sambil mengusap kepala Lily. Saat ini mereka masih berada di parkiran kantor polisi. Vandra sudah meminta dokter terbaik untuk menangani Heru. Walau bagaimanapun pria itu harus tetap hidup sebelum di eksekusi mati.Penyelidikan atas kasus-kasus pembunuhan Heru, diungkap dengan sangat cepat. Setiap kali melakukan pembunuhan terhadap korbannya, diketahui Ema sebagai istrinya. Bahkan wanita yang terkenal lemah lembut itu, bagian dari otak tindakan kejahatan tersebut. Karena itu ia menginginkan agar keluarga pisikopat itu segera mendapatkan hukuman mati. Lily memandang pria itu dengan mengerutkan keningnya."Apa kamu tidak ingin menenangkan pikiran agar lebih fresh." Pria tampan itu tersenyum memandang Lily. Melihat kondisi Lily yang sedang bersedih, tentu saja Vandra ingin menghiburnya
Baca selengkapnya

Bab 155

Lily masuk ke dalam rumah hantu bersama dengan Vandra. Awalnya pria itu hanya menggenggam tangannya dengan erat, namun ketika melihat sosok yang melintas, pria itu langsung bersembunyi di belakang punggung Lily. Awalnya hanya bersembunyi, namun detik kemudian tangan kekar nya sudah melingkar di pinggang langsing sang gadis. "Tidak usah berlebihan, hantunya sudah kabur." Lily berkata sambil memutar kepalanya ke belakang. Dilihatnya Vandra yang sedang ketakutan. Pria itu menyembunyikan wajah tampannya dicerut leher Lily."Tidak mau, aku takut." Pria itu tetap memeluk Lily dengan erat. Lily diam dan merasakan geli ketika pria itu mengendus-endus hidung di lehernya. "Itu pocong." Dengan gerak cepat Vandra membalikan tubuh Lily hingga kini mereka saling berhadapan. Dengan otak liciknya pria itu memeluk Lily dan menyembunyikan wajahnya di bahu sang gadis. Aktingnya sungguh bagus dan terlihat seperti orang yang benar-benar ketakutan. Padahal ia tahu bahwa hantu yang ada di sini semuanya
Baca selengkapnya

Bab 156

"Masalah rumah sakit kamu tidak perlu khawatir sweet heart, aku sudah meminta Vandra untuk menghandle semuanya." Arion sudah menyiapkan semua yang terbaik untuk istrinya. Meskipun memiliki rumah sakit besar, ia tidak ingin Zahira kelelahan mengurus rumah sakit. Zahira mendengar notif di ponselnya. Dia mengambil ponsel yang terletak di nakas dan kemudian melihat notif dari SMS banking. Mata wanita muda itu terbuka lebar ketika melihat nominal yang masuk ke rekeningnya. Di sana tertulis informasi dana dari rumah sakit Zahira. "Hubby." Zahira memandang Arion dan menunjukkan nominal uang yang masuk ke rekeningnya. Rumah sakit sudah diganti nama oleh Arion. Karena itu dia memakai nama istrinya untuk rumah sakit besar tersebut. "Istri ku sudah jadi milyarder sekarang." Arion tersenyum melihat wajah istrinya yang tercengang.Zahira menutup mulutnya. Dia tidak menyangka bahwa uang dengan nominal sebesar ini ada di rekeningnya. Tak lama kemudian ponsel milik Arion berdering. Pria itu melih
Baca selengkapnya

Bab 157

Sebastian hanya diam dan menunggu Arion berbicara. "Kasus penyelidikan paman Heru sudah selesai 70 persen. Pihak kepolisian sudah berhasil mendapatkan bukti-bukti kejahatannya. Kemungkinan proses penyidikan lebih cepat dari prediksi sebelumnya." Arion menjelaskan perkembangan kasus Heru.Sebastian menganggukkan kepalanya. "Berdasarkan hasil penyelidikan, mereka terancam hukuman mati." "Apa Paman sudah tahu kalau Alina ingin bertemu dengan paman?" "Sudah." Sebastian mengambil minuman diatas meja dan kemudian meneguknya. Pria itu diam beberapa saat sambil memandang botol minuman tersebut."Kenapa?" Tanya Arion setelah melihat ekspresi wajah Sebastian."Ini minuman apa?" Sebastian kembali meneguk minuman tersebut. Dilihat dari botolnya, ia tahu bahwa harga minuman ini mencapai ratusan juta. Tapi mengapa rasanya seperti ini. Arion tersenyum memandang Sebastian. "Apa rasanya enak?""Kenapa tidak ada rasa alkoholnya?" "Isi yang asli sudah dibuang Zahira kedalam kloset. Yang didalam bo
Baca selengkapnya

Bab 158

"Kasus Heru masih dalam penyelidikan. Sebaiknya kita menunggu sampai penyelidikan selesai. Aku sarankan agar paman menemui perempuan itu setelah kasus ini diselesaikan. Aku juga ingin bertemu dengan paman Heru, namun setelah hukuman dijatuhkan." Arion tersenyum kecil memandang Sebastian. Apapun yang terjadi terhadap hidup Heru, tidak akan membuat dia merasa kasihan ataupun iba. Bahkan kalau bisa pria itu mati di depan matanya sendiri. "Aku tidak ingin bertemu dengan mereka. Karena aku tahu mereka pasti ingin meminta permintaan aneh sebelum mati. Aku malas sekali mendengar orang mengatakan, tolong kabulkan permintaan terakhirku." Sebastian berkata dengan gaya mengiba."Aku juga malas melihat pria tua itu. Jika aku melihat wajahnya, aku pasti berniat membunuhnya. Besok pagi ada rapat penting paman." Arion mengingatkan agenda penting untuk besok.Sebastian menganggukkan kepalanya. "Apa besok kita naik helikopter?" Arion tersenyum sambil mengangkat-angkat sebelah alisnya. Selama berada
Baca selengkapnya

Bab 159

Tidak ada yang bisa dilakukannya, selain bersembunyi dan menangis. Ditatapnya wajah Arion dengan penuh rasa sesal dan juga perih yang mendalam.Jika rindu, hanya ini yang bisa dilakukannya. Melihat foto tampan kakak sepupu yang tersimpan di galeri fotonya.Selama ini Sherina sangat tahu diri, Arion adalah saudara sepupu seayah dengannya, itu artinya ia tidak akan pernah bisa menjadi istri pria itu. Dengan ikhlas menerima takdir sebagai adik, yang terpenting Arion selalu menyayanginya. Bahkan Serina selalu berdoa agar sang kakak sepupu tidak pernah menikah. Dengan seperti itu dia tidak perlu takut kehilangan. Namun Heru membuat tembok tinggi yang memisahkan dirinya dengan Arion.Sherina memegang dadanya yang berdenyut nyeri. Rasanya sangat sakit sekali ketika melihat pria yang dicintai menikah dengan wanita lain. Namun lebih sakit lagi ketika menyadari Arion yang tidak perduli dan membencinya. Mungkin memang anak pembunuh sepertinya pantas untuk dibenci. Mana mungkin pria itu masih me
Baca selengkapnya

Bab 160

Arion terbangun di tengah malam. Dilihatnya Zahira yang sudah berada di atas tubuhnya."Sweet heart, aku tidak bernapas." Arion merasa sesak karena sang istri justru tidur di atas tubuhnya. "Hira sudah bangunkan hubby sejak tadi, tapi hubby gak bangun-bangun." Zahira menjawab tanpa dosa. Setelah melihat Arion bangun barulah Zahira turun dari tubuh suaminya dan duduk di tepi tempat tidur.Ulah Zahira sungguh membuat dadanya sesak. Bahkan pria itu tampak sibuk mengatur napasnya. "Sudah bangunkan sejak tadi?" Arion berusaha membuka matanya dan memandang Zahira. Rasanya ia baru saja tertidur, dan sudah harus bangun karena ulah Istri manjanya. "Iya by, masak gak terasa sih?" Zahira memandang Arion dengan kesal. Padahal sejak tadi ia sudah bersusah payah membangunkan Arion dengan berbagai cara. Mulai dari menepuk pipi, menggoncang tubuh, menarik telinga hingga mencium-cium bibir Arion dengan kesal. Namun tetap saja usahanya tidak berjalan sukses. Pada akhirnya Zahira naik ke atas tubuh s
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
141516171819
DMCA.com Protection Status