Share

Bab 152

Cukup lama Heru menangis dalam posisi sujud. Pria itu kembali mengangkat kepalanya dan duduk sambil memandang kearah lorong kosong. Netra matanya hanya tertuju kearah pintu keluar. Entah mengapa dia berharap petugas yang menjaga tahanan akan datang untuk memanggilnya.

"Lebel pembunuh sadis, tapi ternyata cengeng." Ejek rekan sekamar Heru.

"Aku memang bejat, dan rampok, namun aku tidak pernah tega membunuh seorang wanita, apalagi wanita yang sedang hamil." Pria berambut gondrong dengan tato di sekujur tubuhnya ikut berkomentar.

"Aku tidak bisa bayangkan bagaima ketika dia meletakkan wanita hamil di tengah rel kereta api dan hanya meninggalkan bagian kepalanya saja. Apa dia tidak pernah dihantui oleh wanita kepala puntung." Napi dengan kepala plontos itu berkata sambil memandang Heru dengan jijik.

Tingkat kejahatan narapidana yang berada di sini sudah termasuk berat, namun dalam sejarah perpanditan, mereka tidak pernah membunuh wanita hamil, anak kecil dan bayi. Mereka masih memiliki
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Fanny Muchkis Barabake
lagi seru2 nya kok mlh tamat ... gak asik ah
goodnovel comment avatar
FSaman
thor blm update2 ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status