Semua Bab Kakak Cantik, Jadi Mamiku!: Bab 111 - Bab 120

330 Bab

Pertemuan Menyebalkan

“Apa orang tua Aruna benar-benar menerima Emi? Apa dia tahu kalau Emi bukan anak kandungmu?” tanya Ayana saat makan malam bersama Ansel dan suaminya. Emily tidak ikut pulang dengan Ansel karena diminta menginap di rumah Bintang, tentu saja Ansel tak bisa menolak hal itu karena takut membuat Bintang marah. “Mereka sudah tahu kalau Emi bukan anak kandungku. Jika mereka tak benar-benar menyukai Emi, tak mungkin Emi mau dengan mereka. Emi merasa nyaman dan suka di sana, tidak ada salahnya untuk pendekatan agar nantinya Emi pun bisa benar-benar nyaman dengan keluarga Runa,” ujar Ansel menjelaskan. “Jadi, kamu benr-benar sudah serius dengan Runa?” tanya Deon ikut dalam pembicaraan itu. “Tentu saja, Pa.” Ansel menjawab penuh keyakinan. “Lalu, kapan kamu berencana melamarnya?” tanya Ayana tak sabar karena bisa melihat putranya bahagia saja sudah membuatnya begitu lega. Ansel agak ragu menjawab pertanyaan ibunya itu. Dia pun membalas, “Kalau bisa secepatnya, tapi mengingat aku juga baru
Baca selengkapnya

Persekongkolan

“Aku benar-benar tak menyukai tatapannya. Aku pun keheranan, kenapa harus bertemu dengan pria itu di sini.” Aruna langsung mengadu soal pertemuannya dengan Gallen yang membuatnya menahan amarah. “Kenapa tidak kamu abaikan saja. Untuk apa meladeni pria seperti itu?” Bukannya Ansel tak mau meredam amarah Aruna, hanya saja dia ingin agar Aruna menghindari pria seperti Gallen demi keselamatan Aruna sendiri. “Inginnya menghindar, tapi pria itu menyebalkan. Dia bicara seolah sangat berkuasa, bahkan menyindir kalau aku penyebab putusnya hubungan kerjasama dengan Daddy. Bagaimana bisa aku mengabaikan begitu saja!” Aruna meluapkan semua kekesalan ke Ansel setelah sejak tadi menahannya. Sepanjang rapat Aruna berusaha meredam amarahnya, tapi setelahnya kembali meledak. “Iya, aku paham. Tapi besok lagi kalau bertemu dengan pria itu, abaikan saja. Jujur, aku lebih cemas jika dia sampai menyakitimu. Kalau dia bisa menyewa orang untuk menyerangmu, tidak menutup kemungkinan dia akan melakukan h
Baca selengkapnya

Fakta

“Apa kamu yakin ingin menemuinya? Bagaimana kalau dia tak mau bicara?” tanya Ansel yang hari itu menemani Aruna ke kantor polisi. Aruna menarik napas panjang lalu mengembuskan napas kasar. Dia menoleh Ansel lantas menjawab pertanyaan pria itu. “Yakin atau tidak, aku harus mencobanya,” jawab Aruna sambil memulas senyum untuk meyakinkan Ansel. Ansel pun tak punya pilihan selain membiarkan Aruna menemani mantan staff perusahaan Aruna. Mungkin hanya dengan cara ini masalah penyerangan itu bisa selesai. Mereka pun keluar dari mobil yang terparkir di halaman kantor polisi. Ansel menemani Aruna sampai dalam, hanya saja tak menemui mantan staff perusahaan Langit. Aruna menemui mantan staff perusahaan di ruangan khusus. Wanita itu terlihat terkejut saat melihat Aruna di sana. “Apa yang kamu inginkan?” tanya wanita itu tampak waspada. Aruna memasang wajah datar mendengar pertanyaan wanita itu. “Tampaknya sel penjara membuatmu tak baik-baik saja,” ucap Aruna dengan nada sindiran. Wanita
Baca selengkapnya

Bukti-bukti

“Kalian siapa?” Aruna dan Ansel terkejut mendengar suara lelaki. Mereka menoleh hingga melihat seorang pria berpakaian lusuh dengan wajah kusut kini sedang memandang mereka. “Kamu suaminya Abel?” tanya Aruna hati-hati. Pria itu tampak terkejut mendengar pertanyaan Aruna. Dia sampai menatap bergantian Aruna dan Ansel. “Siapa kalian dan mau apa ke sini?” tanya pria itu terlihat waspada. Aruna menoleh Ansel, lantas mencoba memperkenalkan diri. “Aku Aruna, mantan rekan kerja Abel di perusahaan,” ujar Aruna memperkenalkan diri. Pria itu terlihat terkejut mendengar nama Aruna. Hingga dia begitu panik dan terlihat takut. “Tenang saja, kami datang ke sini bukan untuk niat buruk. Kami ke sini atas permintaan Abel untuk mengambil sesuatu,” ujar Ansel menjelaskan. Pria itu bingung, tapi mencoba bersikap tenang. Aruna pun menjelaskan semuanya, termasuk kemungkinan Abel bisa bebas kalau dia mendapatkan bukti yang diminta. “Apa aku bisa memercayai kalian?” tanya pria itu memastikan. “Te
Baca selengkapnya

Semua Selesai

Aruna duduk di ruang keluarga bersama Ansel, Langit, dan Bintang. Mereka sedang menonton televisi yang sedang menayangkan sebuah berita. “Korupsi di perusahaan membuat kekuatannya melemah. Ini bagus karena dia tak punya pendukung,” ujar Langit saat menonton berita soal anjloknya saham milik perusahaan Gallen serta berita rapat darurat pemegang saham di perusahaan pria itu. Bahkan setelah rapat darurat itu, Gallen langsung diciduk polisi berbekal bukti yang didapat dari Abel. “Ya, seharusnya seperti ini. Dia harus berada di tempatnya, bukan orang lain yang harus menggantikan posisinya,” balas Aruna sambil melihat Gallen yang sedang digiring polisi setelah memberikan keterangan ke pers. “Akhirnya lega juga,” timpal Bintang yang mencemaskan Aruna karena kasus itu. Aruna menoleh sang mommy, lantas merangkul lengan wanita itu. “Iya, Mom. Dia sudah tak bisa berkilah lagi karena bukti-buktinya sudah ada,” ucap Aruna. Bintang mengusap rambut Aruna setelah mendengar ucapan putrinya itu.
Baca selengkapnya

Kapan Melamar

“Ada apa? Kenapa datang-datang langsung memeluk?” Bintang melirik Aruna yang memeluknya. Dia keheranan karena tingkah Aruna di luar prediksi. “Jangan bilang kamu meluk karena ada maunya!” tuduh Bintang sambil menyipitkan mata. Aruna masih memeluk Bintang, lantas menatap sang mommy yang menatapnya curiga. “Iya, memang. Maunya ya peluk begini,” ucap Aruna lantas bergelayut manja dalam pelukan Bintang. Bintang merasa semakin aneh. Dia melepas kedua tangan Aruna dari lehernya, lantas menyentuhkan punggung tangan di kening putrinya itu. “Tidak panas,” ucap Bintang setelah menyentuh kening Aruna. “Ish … Mommy, aku tidak sakit. Apaan coba dicek suhu tubuh,” gerutu Aruna sambil memanyunkan bibir. “Ya, itu karena kamu juga. Ngapain datang-datang meluk posesif, sudah begitu ditanya jawabannya malah mau peluk,” ujar Bintang masih menatap aneh ke Aruna. Aruna tersenyum sambil menatap Bintang, lantas menggenggam telapak tangan ibunya itu. “Beneran tidak ada apa-apa, Mom. Hanya saja hari
Baca selengkapnya

Anak Papi

“Terima kasih sudah mengantarku,” ucap Sarah sambil melepas seat belt. Ansel hanya mengangguk membalas ucapan Sarah. “Anda mau masuk sekalian, akan kutraktir karena sudah membantuku,” ucap Sarah memberi tawaran. “Tidak usah, aku harus segera pulang,” tolak Ansel halus. Sarah pun mengangguk karena tak mungkin memaksa Ansel. Dia hendak turun, tapi terhenti dan kembali menoleh ke Ansel. “Boleh aku tanya sesuatu?” tanya Sarah. “Silakan.” Ansel mempersilakan karena bagaimanapun Sarah adalah kliennya dan wajar jika dia bersikap sopan ke wanita itu. “Wanita malam itu, apa benar kalau dia calon istri Anda?” tanya Sarah seperti masih ragu kalau wanita yang ditemuinya adalah calon istri Ansel. Apalagi Sarah tahu kalau selama bertahun-tahun ini Ansel tak pernah dekat dengan wanita mana pun. “Ya, benar. Dia calon istriku,” jawab Ansel tanpa keraguan. Sarah hanya mengangguk-angguk mendengar jawaban Ansel. Dia lantas memilih segera turun dari mobil setelah mengucapkan terima kasih. Ansel
Baca selengkapnya

Rumah Kita

“Soal ucapan ibunya Citra, dia tak bermaksud apa-apa. Kamu jangan salah paham,” ujar Ayana saat menemui Ansel yang sedang di dapur mengambil minum. Ansel diam sejenak mendengar ucapan sang mama. Dia lantas membalikkan badan hingga saling tatap dengan Ayana. “Dia hanya merasa kamu layak mendapatkan kebahagiaanmu, Ans. Dia hanya takut kalau Emi mengganggu hubunganmu dengan Runa,” ujar Ayana menjelaskan. “Aku memang layak mendapat kebahagiaanku, Mom. Tapi itu aku dapat dari Runa dan Emi. Emi memang bukan anak kandungku, tapi semenjak dia ada dalam gendonganku, meski dalam sedih pun aku bisa tersenyum,” balas Ansel sambil menatap Ayana. “Runa pun sangat menyukai Emi. Bagaimana bisa aku menyingkirkan Emi setelah aku mendapatkan Runa. Tidak ada yang akan aku buang, baik itu Runa atau Emi. Emi akan tetap bersamaku, bahkan saat aku membangun rumah tangga dengan Runa,” ucap Ansel lagi. “Iya, mama tahu. Bibimu hanya takut kamu terbebani saja. Bukan maksud apa-apa, Ans. Dia juga tak bermaks
Baca selengkapnya

Syarat Calon Mertua

Aruna sesekali menengok ke gerbang juga merapikan pakaiannya. Malam ini Ansel akan datang sesuai dengan janji yang untuk menemui Bintang dan Langit. “Kenapa dia tak datang-datang?” Aruna mengecek ponsel. Dia melihat pesannya yang belum dibaca Ansel padahal sudah dikirim sejak setengah jam lalu. “Apa ada masalah di jalan?” Aruna pun mulai cemas karena Ansel tak membaca pesannya sama sekali. Aruna mondar-mandir menunggu Ansel datang, hingga akhirnya mobil kekasihnya itu memasuki halaman rumah, membuat Aruna begitu lega. Bahkan dia langsung turun dari teras untuk menghampiri mobil Ansel yang baru saja berhenti. “Kenapa tidak membalas pesanku? Apa terjadi masalah di jalan?” tanya Aruna. “Tidak ada, tadi sempat terkena macet saja. Ponselku juga tertinggal karena terburu-buru,” jawab Ansel agar Aruna tak cemas. Aruna mengangguk-angguk. Dia pun merapikan penampilan Ansel lantas mengajak pria itu masuk. “Ayo masuk!” ajak Aruna sambil menggandeng Ansel. Mereka masuk bersama, Bintang d
Baca selengkapnya

Cemburu Posesif

“Apa kamu yakin dengan keputusanmu, Ans?” tanya Ayana setengah tak percaya mendengar Ansel ingin tinggal di rumah orang tua Runa setelah menikah nanti. “Ya, aku sangat yakin,” jawab Ansel tanpa keraguan. “Lalu, kamu juga akan mengajak Emi ke sana?” tanya Deon. “Ya, tentunya,” jawab Ansel menatap sang papa lantas sang mama secara bergantian. Ayana benar-benar terkejut mendengar jawaban Ansel. Dia menoleh sang suami, lantas kembali memandang Ansel. “Ini keputusanku, bukankah aku berhak untuk memutuskan bagaimana hidup yang aku jalani?” Ansel mencoba meyakinkankan kedua orang tuanya jika pilihannya tak salah. Deon menghela napas kasar, lantas membalas, “Ya, itu hakmu. Kamu seorang pria dewasa yang berhak memutuskan mana yang terbaik untukmu.” Ayana sebenarnya tak setuju, tapi demi menebus kesalahannya di masa lalu, Ayana pun memilih menerima segala keputusan Ansel. “Asal itu bisa membuatmu bahagia. Kami tak masalah sama sekali,” ucap Ayana pada akhirnya. ** Hari berikutnya, Aru
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
33
DMCA.com Protection Status