All Chapters of Kakak Cantik, Jadi Mamiku!: Chapter 91 - Chapter 100

330 Chapters

Tak Apa Perang Dingin

“Kamu sudah menemui Mommy lagi?” tanya Ansel saat siang itu menemui Aruna. Aruna menggelengkan kepala, lantas mengguyar kasar rambut ke belakang. “Mommy tidak mau menemuiku. Jadi percuma jika aku ke sana,” ucap Aruna terlihat sangat sedih. Aruna mengaduk-aduk makanannya tanpa menyantap karena tak berselera memikirkan Bintang yang tak merestui hubungannya dengan Ansel. Ansel pun tidak bisa melihat Aruna seperti ini. Dia benar-benar merasa bersalah karena sudah membuat Aruna bertengkar dengan Bintang. “Maaf, jika bukan karenaku, kamu dan mommymu tidak akan bertengkar,” ujar Ansel penuh penyesalan. Aruna langsung memandang Ansel saat mendengar ucapan pria itu. “Aku tidak bisa melihatmu sedih seperti ini, Runa. Jika bersamaku membuatmu sedih, lebih baik--” Apa yang ingin dikatakan Ansel terjeda karena dipotong cepat oleh Aruna. “Apa? Kamu mau bilang apa? Lebih baik kita berpisah, begitu? Jadi usahaku meyakinkan diriku sendiri untuk kembali menerimamu itu salah!” Aruna langsung meng
Read more

Menikah Dulu?

“Papi, sepertinya Oma Bintang benar-benar marah kepadaku,” ucap Emily mengadu karena tak mendapat balasan dari Bintang. Ansel baru saja menginjakkan kaki di rumah saat mendengar aduan putrinya itu. Dia pun bingung dengan maksud ucapan Emily. “Kenapa Emi bilang begitu? Berprasangka buruk ke orang itu tidak boleh,” ucap Ansel menasihati. Emily malah memanyunkan bibir mendengar ucapan Ansel, hingga ayahnya itu akhirnya menggendong lantas mengajaknya ke ruang keluarga. “Coba sini cerita, memangnya apa alasan Emi bilang begitu?” tanya Ansel memastikan meski yakin jika Bintang membenci Emily karena tak menyukai dirinya. Emily memandang Ansel sambil memainkan jemari, lantas menjawab, “Tadi itu, aku minta Bibi buat antar ke rumah sakit. Terus aku ketemu Opa Langit yang ngajak buat jenguk Oma Bintang, tapi aku ga mau. Aku takut kalau Oma Bintang marah terus tambah sakit.” Ansel pun sangat terkejut mendengar ucapan Emily. Dia tidak menyangka jika Emily pergi untuk menemui Bintang. “Kamu
Read more

Memohon

“Daddy akan membawa kasus ini ke ranah hukum. Daddy tidak akan membiarkan orang yang ingin mencelakaimu bebas begitu saja.” Pagi itu Langit meminta Aruna datang menemui di kantin rumah sakit. Aruna sendiri datang bersama Ansel. “Bisa-bisanya dia ingin mencelakaiku, padahal aku pun tak pernah menuntut perbuatannya kepadaku!” geram Aruna begitu emosi. “Maksudmu, kamu mabuk malah itu karena pria itu?” tanya Ansel penasaran. Aruna dan Langit menatap Ansel bersamaan, lantas Aruna menjelaskan. “Iya, benar. Dia kesal aku tidak mau menemaninya minum karena memang aku tidak bisa minum alkohol. Lalu dia mengerjaiku dengan mencampur alkohol di jus jerukku,” jawab Aruna menjelaskan. “Dia sudah berani mengerjai Runa, kemudian malah berniat mencelakainya. Tentu saja daddy tidak akan membiarkannya,” ucap Langit. “Daddy juga mendapat informasi jika adanya penurunan harga saham, juga jumlah penjualan produk mereka yang membuat perusahaan mengalami kerugian karena tak bisa mencapai target penjua
Read more

Debat Lagi

“Makan yang banyak, ya.” Aruna baru saja memotong-motong daging untuk Emily. Aruna dan Ansel memang sengaja menjemput Emily, lantas mengajak gadis kecil itu makan siang bersama. “Apa Oma Bintang sudah sehat?” tanya Emily sambil menatap Aruna yang duduk di sampingnya. “Sudah, Oma Bintang hari ini juga sudah boleh pulang,” jawab Aruna sambil terus mempertahankan senyum. “Syukurlah,” ucap Emily penuh kelegaan. Aruna sampai terkejut melihat Emily yang berucap syukur seperti orang dewasa. Dia melirik Ansel yang hanya mengedikkan bahu. “Papi. Minggu depan ada acara market day di sekolah, apa Papi bisa datang?” tanya Emily sambil menatap ke Ansel penuh harap. “Papi belum tahu. Apa harus datang?” tanya Ansel setelah menjawab dengan tak pasti. Emily langsung menunduk dengan wajah sedih mendengar jawaban Ansel. Dia yakin jika ayahnya takkan bisa datang ke acara itu seperti biasa. Aruna melihat Emily yang sedih. Dia memandang ke Ansel, lantas merangkul pundak Emily. “Kalau Papi tidak b
Read more

Menguras Tenaga

“Sampai kapan kamu akan terus bersikap seperti ini, Bin?” Langit benar-benar sudah pusing menghadapi emosi Bintang yang benar-benar tak terduga. Bintang tak membalas ucapan suaminya. Dia hanya diam tanpa kata sambil duduk di tepian ranjang. “Aku tahu kamu sedih, kesal, dan marah. Tapi tidak bisakah sedikit saja kamu berusaha mengalah. Kita tidak tahu bagaimana nantinya masa depan Runa. Kita tidak tahu, apa rencana Tuhan untuk Runa. Jadi bisakah kamu sedikit saja menurunkan ego? Jika tak bisa menyukai Ansel, kamu hanya perlu membuat Runa bahagia? Kamu tidak ingat dulu juga pernah melakukan sama seperti Runa, menentang Papi demi mempertahanku yang begitu fatal menyakitimu.” Langit terus berusaha untuk membuat Bintang sedikit melunak. “Sekali saja pahami putrimu sendiri, Bin. Tak selamanya yang terlihat buruk itu buruk. Aku tidak menyalahkanmu, aku hanya tak ingin keluarga kita terpecah. Apa kamu baru akan sadar saat Runa meninggalkan rumah ini?” Langit menatap Bintang yang masih d
Read more

Bersikap Dingin

Saat pagi hari. Bintang melakukan aktivitasnya seperti biasa di dapur menyiapkan sarapan bersama pembantu. Langit baru saja keluar kamar setelah bersiap-siap ke kantor. Dia berpapasan dengan Aruna yang juga sudah siap ke kantor. “Kamu sarapan dulu, kan?” tanya Langit untuk memastikan agar Aruna tak berangkat tanpa sarapan. Bukan apa-apa. Langit hanya tak ingin masalah antara Bintang dan Aruna semakin memburuk. Aruna terdiam sejenak mendengar pertanyaan Langit. Dia pun menganggukkan kepala. Keduanya berjalan menuju ruang makan sambil membahas soal pria yang menjadi dalang penyerangan Aruna. “Polisi sudah menangkap Gallen kemarin sore saat dia baru saja kembali dari luar negeri,” ucap Langit sambil berjalan. “Baguslah, pria brengsek seperti itu memang harus mendapat balasan. Dia pikir aku karyawan biasa yang sombong karena menolaknya. Dia pikir aku gampangan yang mudah dibujuk hanya dengan segelas minuman.” Aruna tersenyum miring mengejek pria itu. “Semoga dia mendapatkan hukuma
Read more

Minta Jujur

“Kamu sehat? Sudah makan?” Emily melebarkan senyum, lantas menjawab, “Aku sehat, hanya sedikit sedih. Aku belum makan siang.” Bintang memulas senyum mendengar jawaban Emily yang selalu saja menggemaskan. Dia memang sengaja datang ke sana sambil membawa makan siang. “Oma bawa makan siang, ada kue juga. Kamu mau makan bareng oma?” tanya Bintang sambil mengeluarkan kotak bekal makanan yang dibawa. Emily memandang Bintang yang terlihat biasa saja, hingga dia teringat dengan kesalahannya. “Oma Bintang sudah baca surat dariku? Apa Oma Bintang masih marah karena aku tidak jawab pertanyaan Oma?” tanya Emily dengan suara lirih karena takut. Bintang sedang meletakkan kotak bekal saat mendengar pertanyaan Emily. Dia memandang gadis kecil itu yang terlihat takut dan sedih. “Sudah, Oma sudah baca. Terima kasih, ya. Karena surat itu, Oma sembuh,” jawab Bintang sambil memulas senyum. “Oma Bintang tidak marah lagi? Aku minta maaf ya, Oma.” Emily memberanikan diri menatap Bintang. “Iya, Oma m
Read more

Berpikir positif

Aruna benar-benar penasaran, kenapa ekspresi wajah Ansel benar-benar seperti terkejut akan sesuatu. “Ada apa, Ans? Kenapa ekspresimu begitu?” tanya Aruna penasaran. Ansel menatap Aruna yang sedang penasaran. Dia lantas memperlihatkan apa yang didapatnya. Aruna pun mengambil ponsel Ansel, lantas ikut syok melihat apa yang ada di ponsel Ansel. “Bagaimana menurutmu?” tanya Ansel sambil menatap Aruna yang masih sangat syok. Aruna tak bisa berkata-kata. Dia menatap Ansel lantas memberikan ponsel pria itu. “Entahlah, apa itu memang benar?” tanya Aruna seperti tak percaya. “Semoga benar,” jawab Ansel sambil menggenggam telapak tangan Aruna. ** Saat sore hari. Ansel menjemput Aruna sesuai dengan permintaan kekasihnya itu. Namun, Aruna tak mau langsung pulang, dia mengajak Ansel pergi ke taman lantas duduk berdua di sana. “Kalau kamu pulang sangat terlambat, apa Daddy dan Mommy tidak akan cemas?” tanya Ansel tak ingin dianggap memengaruhi Aruna. “Daddy sudah tahu, jadi tak perlu cem
Read more

Anak Di Luar Nikah?

Sudah satu minggu Bintang dan Aruna tak ada yang mau saling bicara, meski mereka berada di satu rumah, makan pun bersama. Langit pun tak mau ambil pusing dengan diamnya mereka, yang penting tidak berdebat. “Kamu tidak sarapan dulu?” tanya Langit saat Aruna berpamitan. “Tidak, Dad. Aku harus mampir ke rumah Oma dulu buat ambil pesanan kueku, terus jempur Emi ke sekolah. Hari ini aku cuti buat nemenin dia di bazar sekolah,” jawab Aruna menjelaskan karena Langit lupa dirinya ambil cutoi. “Oh iya, daddy lupa,” balas Langit, “ya sudah, hati-hati di jalan. Salam buat Emi,” ucap Langit lagi. Aruna mengangguk lantas melangkahkan kaki untuk pergi, hingga langkahnya terhenti saat melihat Bintang sedang menyiapkan sarapan. Dia terdiam sejenak, tapi sedetik kemudian memilih segera pergi karena takut kesiangan. Aruna pergi ke rumah kakek dari sang mommy. Dia meminta tolong omanya untuk membuatkan kue yang biasa disukai anak-anak. “Oma, apa sudah siap?” tanya Aruna saat menemui sang nenek. “
Read more

Panggil Mami

“Kamu baik-baik saja?” tanya Ansel saat Aruna hanya diam menunggu Emily sedang bersiap-siap. Aruna langsung menoleh Ansel, kemudian menganggukan kepala. “Aku baik-baik saja,” jawab Aruna lantas tersenyum. Ansel pun percaya saja jika memang Aruna baik-baik saja. Aruna sendiri sedang memikirkan ucapan sang oma soal mommynya. Dia benar-benar tak menyangka kalau Bintang yang membuat kue itu, padahal tahu jika itu untuk acara Emily di sekolah. “Maaf harus merepotkanmu membantu Emi. Aku akan coba datang setelah rapatnya selesai,” ujar Ansel karena pagi itu ada rapat. “Iya, kamu tenang saja. Andai tidak bisa datang tak masalah, lagian Emi pasti sudah senang meski hanya aku yang datang,” balas Aruna. Ansel pun menganggukkan kepala mendengar balasan Aruna. “Kalau ada apa-apa atau butuh bantuan, segera hubungi aku,” ucap Ansel lagi. “Iya, kamu jangan cemas,” balas Aruna. Aruna pergi bersama Emily dan baby sitter. Mereka langsung ke sekolah, di sana ternyata sudah disediakan stand untu
Read more
PREV
1
...
89101112
...
33
DMCA.com Protection Status