Share

Anak Di Luar Nikah?

last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-07 06:33:11

Sudah satu minggu Bintang dan Aruna tak ada yang mau saling bicara, meski mereka berada di satu rumah, makan pun bersama. Langit pun tak mau ambil pusing dengan diamnya mereka, yang penting tidak berdebat.

“Kamu tidak sarapan dulu?” tanya Langit saat Aruna berpamitan.

“Tidak, Dad. Aku harus mampir ke rumah Oma dulu buat ambil pesanan kueku, terus jempur Emi ke sekolah. Hari ini aku cuti buat nemenin dia di bazar sekolah,” jawab Aruna menjelaskan karena Langit lupa dirinya ambil cutoi.

“Oh iya, daddy lupa,” balas Langit, “ya sudah, hati-hati di jalan. Salam buat Emi,” ucap Langit lagi.

Aruna mengangguk lantas melangkahkan kaki untuk pergi, hingga langkahnya terhenti saat melihat Bintang sedang menyiapkan sarapan. Dia terdiam sejenak, tapi sedetik kemudian memilih segera pergi karena takut kesiangan.

Aruna pergi ke rumah kakek dari sang mommy. Dia meminta tolong omanya untuk membuatkan kue yang biasa disukai anak-anak.

“Oma, apa sudah siap?” tanya Aruna saat menemui sang nenek.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (8)
goodnovel comment avatar
Siti Nur janah
seperti restu akan segera di dapat
goodnovel comment avatar
wardah
tuh run dengerin Oma Annette
goodnovel comment avatar
fathimah
ciiieeee....ada yg sdh melunak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Panggil Mami

    “Kamu baik-baik saja?” tanya Ansel saat Aruna hanya diam menunggu Emily sedang bersiap-siap. Aruna langsung menoleh Ansel, kemudian menganggukan kepala. “Aku baik-baik saja,” jawab Aruna lantas tersenyum. Ansel pun percaya saja jika memang Aruna baik-baik saja. Aruna sendiri sedang memikirkan ucapan sang oma soal mommynya. Dia benar-benar tak menyangka kalau Bintang yang membuat kue itu, padahal tahu jika itu untuk acara Emily di sekolah. “Maaf harus merepotkanmu membantu Emi. Aku akan coba datang setelah rapatnya selesai,” ujar Ansel karena pagi itu ada rapat. “Iya, kamu tenang saja. Andai tidak bisa datang tak masalah, lagian Emi pasti sudah senang meski hanya aku yang datang,” balas Aruna. Ansel pun menganggukkan kepala mendengar balasan Aruna. “Kalau ada apa-apa atau butuh bantuan, segera hubungi aku,” ucap Ansel lagi. “Iya, kamu jangan cemas,” balas Aruna. Aruna pergi bersama Emily dan baby sitter. Mereka langsung ke sekolah, di sana ternyata sudah disediakan stand untu

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-07
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Belum Bisa

    Aruna dan Bintang duduk di mobil yang terparkir di halaman sekolah. Sopir Bintang pun menunggu di luar karena ibu dan anak itu hendak bicara pribadi. Aruna masih diam tak mau memulai pembicaraan karena tak mau nantinya dianggap pemicu perdebatan jika salah bicara. Bintang sendiri masih diam dan belum mengucapkan satu kata pun meski mereka sudah duduk beberapa menit di sana. “Sampai kapan kamu akan terus diam?” tanya Bintang akhirnya membuka pembicaraan. “Bukan aku yang memulai diam,” jawab Aruna tanpa menoleh Bintang. Bintang akhirnya menoleh Aruna. Dia menatap putrinya yang memasang wajah datar. “Kamu masih berpikir untuk menjalin hubungan dengan pria itu?” tanya Bintang sambil memandang Aruna. Aruna akhirnya menoleh Bintang, lantas membalas, “Bukan berpikir, aku memang menjalin hubungan dengannya. Meski Mommy tidak merestui, aku tetap akan berhubungan dengannya.” Bintang menghela napas kasar lantas mengalihkan pandangan dari Aruna dengan perasaan kesal. Meski Aruna tahu kal

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-08
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Serangan Panik

    Ansel tak bisa menghadiri acara market day di sekolah Emily karena kedatangan klien secara mendadak. Dia pun belum bisa menghubungi Aruna karena baru saja selesai menghadiri rapat. “Saya selalu senang bekerjasama dengan perusahaan Anda. Saya harap Anda selalu memberikan yang terbaik,” ucap klien wanita yang memang sudah lama bekerjasama dengan perusahaan Ansel. “Tentu, kami tidak akan pernah mengecewakan,” balas Ansel sambil menjabat tangan wanita itu. Wanita itu memulas senyum, lantas pamit diikuti asisten dan beberapa staffnya. Ansel bernapas lega karena akhirnya memiliki waktu luang untuk menghubungi Aruna meski sudah sangat terlambat untuk mengatakan jika tak bisa datang. “Runa, maaf aku tidak bisa datang karena ada klien lama yang tiba-tiba datang membahas masalah kerjasama,” ucap Ansel dengan cepat saat panggilannya dijawab Aruna. “Tidak apa, tenang saja. Lagi pula acaranya tadi berjalan sangat lancar, Emi juga sangat senang karena semua kuenya habis,” balas Aruna dari seb

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-08
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Ultimatum

    Aruna dan Ansel makan malam bersama keluarga orang tua Aruna dan Emily. Di meja makan itu Emily duduk di samping Bintang, sedangkan Ansel duduk di samping Sashi berhadapan dengan Aruna yang duduk di samping Emily. “Makan yang banyak mumpung di sini. Masakan Oma Bintang enak, kan?” Bintang meletakkan lauk di piring Emily. “Iya, aku pasti makan banyak,” balas Emily sambil menganggukkan kepala. Aruna melirik Ansel, begitu juga sebaliknya. Langit, Sashi, dan Nanda pun melirik Ansel, melihat jelas jika pria itu tertekan. “Kenapa kalian hanya diam? Tidak mau makan?” tanya Bintang karena tak ada satu pun yang makan kecuali Emily. Aruna dan yang lain langsung mengambil alat makan lalu segera menyantap makanan yang tersaji. Aruna juga mengambilkan lauk untuk Ansel agar bisa makan dengan tenang. Bintang tak banyak bicara selain dengan Emily, membuat suasana canggung semakin terasa di ruangan itu. “Bukankah keluargamu memiliki perusahaan property?” tanya Nanda mengajak bicara Ansel agar s

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-08
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Ancaman Calon Mertua

    Ansel cukup terkejut mendengar perkataan Bintang. Dia pun mencoba menegakkan badan sambil menatap Bintang tanpa mengurasi rasa hormatnya ke wanita itu. “Mungkin menghadapi Anda akan sulit untukku mengingat bagaimana kesalahanku yang tak bisa Anda maafkan. Namun, dari kesulitan itu semua, akan lebih sulit jika harus kembali berpisah dari Runa,” balas Ansel yang tentunya takkan menyerah begitu saja. Bintang menatap datar ke Ansel saat mendengarkan kekasih putrinya itu bicara. “Jika aku tidak bisa bersikap baik kepadamu, jangan pernah salahkan sikapku karena kamu yang memilih meski aku sudah memberimu pilihan untuk pergi,” ucap Bintang ternyata masih tak mau melunak ke Ansel. “Aku tidak akan menyalahkan siapa pun. Bagaimana cara Anda bersikap, itu hak Anda. Aku juga tidak akan menuntut apa pun, selama masih bisa bersama Runa, itu saja sudah cukup,” balas Ansel mencoba meyakinkan. Bintang malah menaikkan satu sudut bibi untuk mencibir ucapan Ansel. “Aku akan terus mengawasimu. Jika

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-08
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Jadi Ancaman

    “Kamu tidak bohong? Mommy hanya bicara itu?” Aruna sore itu pulang bersama Ansel seperti biasa. Mereka kini duduk di taman berdua membicarakan banyak hal seperti biasa, termasuk percakapan antara Bintang dan Ansel semalam. “Iya, mommymu hanya bilang kalau belum bisa menerimaku, itu saja tapi wajar karena bagaimanapun tak mudah bagi seorang ibu memaafkan orang yang sudah menyakiti hati putrinya,” balas Ansel meyakinkan Aruna. Ansel memang menceritakan apa saja yang dibicarakan dengan Bintang, tapi dia tidak menceritakan soal ancaman atau perkataan Bintang yang sempat meminta mundur dari Aruna. Aruna menghela napas kasar mendengar ucapan Ansel. Dia pikir Bintang sudah benar-benar ikhlas menerima hubungan mereka, tapi ternyata masih ada ganjalan di hati wanita itu. “Padahal aku berharap Mommy benar-benar bisa menerima hubungan kita, tapi ternyata tetap saja belum bisa sepenuhnya ikhlas,” ucap Aruna sedikit kecewa. Ansel menoleh Aruna, lantas menggenggam telapak tangan kekasihnya it

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-09
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Tanda Cemburu

    “Kamu mau ke mana?” tanya Bintang saat melihat Aruna memakai gaun. Malam itu Aruna menepati janji menemani Ansel pergi ke pesta klien. Dia pun sudah memakai gaun yang tak terlalu terbuka dengan make up minimalis yang membuatnya terlihat sangat cantik. “Aku ingin menemani Ans pergi ke pesta salah satu kliennya, Mom,” jawab Aruna sambil merapikan rambutnya yang tergerai. Bintang hendak membalas ucapan Aruna, tapi pembantu datang menghampiri mereka. “Non, Tuan Ansel ada di depan,” kata pembantu ke Aruna. Aruna terlihat senang karena Ansel sudah datang. Dia pun bergegas ke depan sampai lupa berpamitan dengan Bintang dan Langit. Dua orang tua itu pun ikut ke depan untuk menemui Ansel. “Kamu sudah siap?” tanya Ansel saat melihat Aruna keluar. “Sudah,” jawab Aruna terlihat senang karena ini pertama kalinya dia akan pergi dengan pasangan ke sebuah pesta. Ansel melihat Bintang dan Langit yang baru saja keluar. Dia pun mengangguk sopan kepada orang tua Aruna. “Saya izin mengajak Runa

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-09
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Cemburu Berbuah Manis

    “Calon istri?” Sarah terlihat sangat terkejut mendengar pengakuan Aruna. Aruna menoleh Ansel seolah meminta pria itu mengiakan apa yang diucapkannya. “Benar, dia kekasihku dan kami berencana segera meresmikannya,” ujar Ansel saat melihat tatapan Aruna kepadanya. Aruna melebarkan senyum mendengar ucapan Ansel. Dia pun menatap Sarah yang masih terkejut. “Maaf, aku baru tahu. Selama ini aku hanya tahu kalau istrimu meninggal sudah lama, jadi maaf jika tak tahu,” balas Sarah sambil tersenyum ke Ansel lalu berpindah ke Aruna. Aruna memalingkan muka seolah tak ingin melakukan kontak langsung dengan Sarah. “Runa, dia ini rekan bisnisku. Dia Nona Sarah,” ujar Ansel menjelaskan siapa wanita yang ada di hadapannya agar Aruna tak salah paham. Aruna memandang wanita itu, lantas memaksa tersenyum sambil mengangguk sebelum kemudian kembali membuang muka. “Aku sampai lupa ingin meminta jus ke pelayan untuk Runa. Kami permisi dulu.” Ansel pun mengajak Aruna pergi menjauh dari Sarah karena men

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-09

Bab terbaru

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Akhir

    Aruna dan yang lain buru-buru pergi ke rumah sakit setelah mendapat kabar jika Winnie mau melahirkan, tapi siapa sangka saat masuk ruangan malah melihat Hanzel juga, membuat semua orang bingung.“Hanz, kenapa kamu di sini?” tanya Aruna bingung.“Milea melahirkan,” jawab Hanzel.“Lah, bukannya ini kamar Winnie?” tanya Aruna bingung.“Ya, mereka berdua di sini. tuh!” Hanzel menunjuk ke dalam.Ternyata Bumi dan Hanzel setuju jika istri mereka satu kamar agar bisa saling bantu menjaga.Aruna, Ansel, dan kedua orang tuanya terkejut mendengar ucapan Hanzel. Mereka buru-buru masuk untuk melihat apakah yang dikatakan Hanzel benar.“Kalian benar-benar janjian. Hamil dan melahirkan bisa barengan,” cerocos Aruna sangat tak menyangka.“Kebetulan saja, aku masuk duluan baru Winnie,” balas Milea.Semua orang yang ada di sana terlihat sangat bahagia, belum lagi setelah itu datang keluarga Hanzel dan Milea karena ingin menyambut cucu mereka.“Anak kalian seperti kembar.” Aruna dan yang lain memandang

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Milea & Winnie

    “Mama, tadi Emily bantu gambar ini, lho.” Kai memperlihatkan gambar yang dibawanya.“Mana coba lihat.” Milea mengambil buku gambar dari tangan Kai.Milea sudah ambil cuti melahirkan karena usia kandungannya memasuki sembilan bulan. Dia fokus dengan kesehatan kehamilan dan Kai yang sekarang sudah duduk di bangku sekolah dasar.“Yang mewarnai siapa?” tanya Milea sambil memperhatikan gambar itu.“Kai dong. Kai pintar ‘kan?” Kai menjawab dengan bangga.“Iya, pintar,” balas Milea.Kai sangat bangga dapat pujian dari sang mama, hingga melihat Milea yang meringis.“Mama kenapa?” tanya Kai sambil menggenggam telapak tangan Milea.“Tidak kenapa-napa,” ucap Milea sambil tersenyum meski perutnya mendadak kencang.“Mama yakin?” tanya Kai yang cemas.Belum juga Milea menjawab, dia merasa kalau perutnya semakin sakit seperti mengalami kontraksi, tentu saja hal itu membuat Kai cemas.“Bibi! Mama sakit!” teriak Kai karena di rumah itu hanya ada dirinya, kedua orang tuanya, dan pembantu.Milea dan Han

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Aku Terima

    “Pernyataanmu tadi, apa bisa aku anggap benar?”Jean tertegun hingga menoleh Raja yang duduk di belakang stir. Dia mengulum bibir menunjukkan kalau sedang dalam kondisi panik dan bingung.“Aku tidak tahu harus menyebutmu apa? Adik tidak mungkin, teman terlalu aneh.”Jean mencoba sedikit mengelak dari pengakuannya ke Milea.“Berarti memang bagus pacar. Jadi, apa bisa jadi pengakuan untuk seterusnya?” tanya Raja lantas menoleh Jean.Jean benar-benar salah tingkah mendengar pertanyaan Raja. Dia memberanikan diri menoleh ke pemuda itu.“Jangan berharap banyak kepadaku. Aku memiliki banyak kekurangan termasuk mungkin takkan bisa memberikan cinta yang sempurna untukmu,” ucap Jean takut Raja kecewa.“Kamu tahu, tidak ada yang namanya cinta sempurna. Yang ada, saling melengkapi kekurangan masing-masing. Asal kamu mengizinkan, aku akan menerima semua kekurangan itu.”Raja menatap Jean penuh harap. Dia menyadari jika Jean seperti tidak tertarik dengan sebuah hubungan percintaan, tapi dia pun ta

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Berkumpul Bersama

    “Apa kamu tidak merasa aneh jalan denganku?”Jean mengamati sekitar, banyak remaja memperhatikannya yang sedang jalan dengan Raja.“Kenapa aku harus merasa aneh?” tanya Raja balik dengan santai.“Karena kamu jalan dengan wanita yang layak jadi kakak, tante, mungkin mama.”Jean menjawab sambil menoleh Raja.Raja tertawa mendengar ucapan Jean, lantas membalas, “Untuk apa memikirkan pandangan orang yang tidak ada habisnya. Yang menjalani aku, kenapa mereka yang repot?”“Lagi pula sekarang kita hanya jalan, kalau kamu menerima perasaanku, aku malah akan menggandeng tanganmu lantas memberitahu mereka kalau kamu kekasihku, bukan kakakku, tanteku, atau mamaku,” ujar Raja lagi memberi clue ke Jean untuk merepon perasaan yang diungkapkan sebelumnya.Jean langsung berdeham mendengar ucapan Raja, bahkan mengulum bibir sambil memalingkan muka.Raja menoleh Jean yang memalingkan muka darinya, dia pun lantas kembali berkata, “Apa kamu yakin belum mau memutuskan? Tapi kalau belum juga tidak apa, aku

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Restu Tanpa Minta

    “Jean,” panggil Ive saat melihat putrinya sedang menuruni anak tangga.Jean yang sedang ingin ke dapur mengambil minum, akhirnya berbelok ke ruang keluarga untuk menghampiri sang mama dan papa.“Ada apa, Ma?” tanya Jean.“Duduklah sini,” pinta Ive sambil menepuk sofa di sampingnya.Jean menuruti ucapan sang mama, lantas menatap kedua orang tuanya bergantian.“Apa ada masalah, Ma?” tanya Jean agak cemas karena tak biasanya kedua orang tuanya memanggil sambil memperlihatkan ekspresi serius seperti itu.“Apa kamu sebelumnya menolak kencan buta karena sudah punya pacar dan pacarmu itu yang tadi pagi jemput?” tanya Ive memastikan sebelum bicara ke pembahasan lebih lanjut.Jean sangat terkejut mendengar pertanyaan Ive, membuatnya gelagapan karena bingung harus menjawab apa.Ive dan Alex saling tatap, mereka pun semakin yakin kalau memang benar pria yang menjemput Jean adalah pacar putrinya.“Sebenarnya, asal kamu suka, tidak masalah kamu mau pacaran sama siapa, mau nikah sama siapa. Mama da

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Jean Untukku

    “Lain kali jangan mendatanginya dengan alasan kamu merasa bersalah! Bukankah kamu seharusnya merasa bersalah karena mendekati kekasih adikmu sendiri.”Raja baru saja sampai rumah saat sang kakak juga sampai di rumah. Dia memperingatkan kakaknya itu agar tak mendekati Jean lagi.Saat Arthur hendak membalas ucapan Raja, Amanda sudah lebih menegur mereka berdua.“Kenapa kalian bersitegang lagi?” tanya Amanda sambil menatap kedua putranya itu.Raja dan Arthur menoleh bersamaan ke Amanda. Raja terlihat tak senang karena menyadari jika sang mama pasti akan membela kakaknya.Amanda menatap Arthur yang hanya diam, hingga tatapannya tertuju ke Raja.“Raja, mama mau bicara denganmu sebentar, bisa?” tanya Amanda dengan suara halus agar putranya tak salah paham kepadanya.Raja menatap sang mama, lantas mengangguk karena tak bisa menolak permintaan wanita itu.Raja pun mengikuti sang mama yang berjalan lebih dulu di depannya. Dia mengikuti hingga sang mama masuk ke ruang kerja ayahnya.“Mama mau b

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Tak Senang

    “Yang ini nanti kamu kirim ke bagian marketing. Jangan lupa minta untuk dicek ulang,” perintah Jean ke sekretarisnya.“Baik, Bu.” Sekretaris Jean mengangguk.Jean memberikan berkas yang baru dicek. Dia lantas kembali mengurus berkas lainnya yang bertumpuk di mejanya.Saat sedang fokus ke berkas, tiba-tiba saja telepon kabel di mejanya berdering, membuat Jean menjawab panggilan itu lebih dulu.“Selamat siang Bu Jean, ada seseorang yang ingin menemui Anda tapi belum membuat janji. Anda ingin menemuinya atau tidak?” tanya staff resepsionis dari seberang panggilan.Jean mengerutkan alis mendengar pertanyaan resepsionis.“Siapa?” tanya Jean penasaran hingga dia terdiam mendengar nama yang disebutkan resepsionis.Jean menutup panggilan itu, lantas memilih keluar dari ruangannya untuk menemui orang yang mencarinya.Jean pergi ke lobi, hingga melihat pria yang berdiri membawa sebuah paper bag.“Mau apa kamu menemuiku?” tanya Jean sambil menatap Arthur yang datang menemuinya.Arthur membalikka

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Hanya Memastikan

    Raja tersenyum melihat Jean keluar memakai celana. Dia tidak menyangka kalau wanita itu mau berganti pakaian hanya karena dirinya memaksa ingin mengantar.“Besok aku akan membawa mobil,” ucap Raja sambil menyodorkan helm ke Jean.“Kamu tidak perlu menjemputku setiap hari,” balas Jean sambil menerima helm dari Raja lantas memakainya.Siapa sangka Raja mendekat ke Jean, lantas membantu memasang tali pengaman helm.Jean cukup terkejut dengan apa yang dilakukan Raja, tapi dia berusaha untuk tenang.“Aku suka melakukannya,” balas Raja setelah selesai memasang tali helm sambil menatap Jean.Jean mengalihkan pandangan dari pemuda itu, bahkan menggeser posisi agar tak terlalu dekat dengan Raja.“Bisa kita berangkat sekarang?” tanya Jean karena mulai salah tingkah melihat tatapan Raja.Raja hanya mengulum senyum, lantas naik ke motor disusul Jean. Pemuda itu pun melajukan motor meninggalkan rumah Jean.Di rumah, ayah Jean keheranan karena mobil putrinya masih di garasi.“Jean ke kantor naik ap

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Menepati Ucapan

    [Jill, jika ada yang menyukaiku, tapi tak sesuai ekspektasiku. Apa yang harus aku lakukan?]Jean mengirimkan pesan ke Jill karena tak tahu harus bagaimana mengatasi masalah yang sedang dialaminya.Jean duduk di kasur sambil menatap pesan yang baru saja dikirimkan ke Jill. Hingga beberapa saat kemudian pesan itu dibaca sepupunya itu.[Fokus pada keinginan awalmu, Jean. Baru kamu bisa memutuskan apa yang kamu inginkan.]Jean membaca pesan dari Jill, memang tak banyak membantu tapi setidaknya itu bisa membuatnya tenang. Dia pun mengirimkan balasan terima kasih ke sepupunya itu, lantas mengembuskan napas kasar.Hari berikutnya, Jean sarapan bersama kedua orang tuanya seperti biasa.Ive terlihat menatap Jean yang makan tanpa bicara, banyak perubahan yang membuat wanita paruh baya itu sedih.“Akhir minggu ini, bagaimana kalau kita Me Time bersama, Jean?” tanya sang mama ingin kembali mempererat hubungan keduanya.Jean memandang sang mama, lantas menganggukkan kepala sambil tersenyum tipis.

DMCA.com Protection Status