All Chapters of Kakak Cantik, Jadi Mamiku!: Chapter 81 - Chapter 90

330 Chapters

Sabarlah

“Mommy tidak apa-apa, kan?” tanya Aruna yang masih cemas meski Bintang terlihat biasa saja. Bintang menoleh Aruna, lantas memulas senyum ke putrinya itu. “Mommy baik-baik saja, kamu tidak perlu cemas,” jawab Bintang lantas merangkul sejenak putrinya itu. “Mommy sebenarnya malah mencemaskanmu,” ucap Bintang kemudian sambil memandang putrinya. “Kenapa mencemaskanku?” tanya Aruna dengan dahi berkerut. Bintang menatap Emily yang sedang berlarian di taman, lantas kembali menoleh Aruna. “Apa kamu baik-baik saja karena tidak jadi bertunangan dengan Bumi?” tanya Bintang. Aruna tersenyum mendengar pertanyaan Bintang. Andai saja dia bisa jujur, Aruna pasti akan berkata jika sangat senang. Namun, dia harus menahan diri untuk tak menunjukkan rasa senangnya agar sang mommy tidak cemas. “Aku baik-baik saja, Mom. Lagi pula aku juga menganggap Bumi sebagai kakak. Memang agak aneh saat Mommy menjodohkan kami, tapi semua baik-baik saja karena Bumi pun memiliki seseorang yang dicintai,” jawab Ar
Read more

Bocor

“Sampai kapan kita harus sembunyi-sembunyi?” tanya Ansel yang sore itu menemui Aruna. Ini sudah seminggu setelah Bintang setuju membatalkan pertunangan Aruna dan Bumi. Sore itu Aruna dan Ansel bertemu di taman, bahkan pria itu berbaring menggunakan paha Aruna sebagai bantal. “Kita tidak bisa memberondong Mommy dengan kabar hubungan Bumi lalu kita secara bersamaan. Mungkin Mommy tidak terlalu syok dengan hubungan antara Bumi dan Winnie, tapi aku tidak yakin dengan hubungan kita,” ujar Aruna menjawab pertanyaan Ansel. Ansel menatap Aruna yang menunduk memandangnya. Jemari wanita itu menyentuh rambutnya dengan sesekali membelai lembut. Ansel menghela napas kasar. Dia tidak sabar, juga tak bisa terus sembunyi-sembunyi seperti ini. “Aku tahu, hanya saja kita tidak bisa terus menerus menyembunyikan hubungan kita, juga bertemu secara sembunyi-sembunyi seperti ini,” ujar Ansel menjelaskan. Ansel hanya cemas jika tiba-tiba Bintang menjodohkan Aruna dengan pria lain. “Aku hanya takut, An
Read more

Cerita Tapi Tidak Semua

Langit baru saja keluar dari kamar mandi. Dia terkejut mendengar Bintang menyebut penyerangan, hingga dia meminta ponselnya lantas melihat siapa yang menghubungi.“Nanti aku hubungi lagi,” ucap Langit bicara ke pengacaranya, kemudian mengakhiri panggilan.Bintang terkejut dengan sikap Langit. Dia menatap suaminya yang terlihat menyembunyikan sesuatu.“Apa ini? Penyerangan apa?” tanya Bintang masih dengan wajah syok.Langit melihat kepanikan di dalam mata Bintang. Dia pun berusaha untuk menenangkan.“Duduk dulu, ya.” Langit mencoba mengajak Bintang duduk.“El, ada apa ini, hah? Apa yang kamu sembunyikan dariku? Penyerangan apa? Siapa yang diserang? Kenapa kamu diam?” tanya Bintang dengan emosi.Langit menghela napas kasar, lantas mencoba menjelaskan pelan-pelan.“Duduk dulu, akan aku jelaskan tapi janji kamu tetap tenang karena semuanya baik-baik saja,” ujar Langit mencoba menenangkan dulu karena tak mungkin menceritakan ke Bintang yang sedang dalam kondisi emosi.Bintang mau duduk, ta
Read more

Tak Punya Mami

Bintang menatap kotak penyimpanan makanan yang ditentengnya. Pagi ini dia sudah meminta Aruna untuk membawa kue itu ke Emi, tapi ternyata Aruna lupa karena buru-buru saat berangkat.Akhirnya sekarang Bintang mendatangi sekolah Emily sendiri untuk mengantar kue itu. Dia tahu sekolah Emily karena gadis kecil itu menyebut nama sekolahnya.“Permisi, apa Anda tahu di mana kelas Emily. Dia di kelas TK Besar?” tanya Bintang saat bertemu dengan salah seorang guru.“Oh, Emi. Dia sedang ikut pelajaran olahraga di halaman samping,” jawab guru itu sambil menunjuk ke halaman yang dimaksud.“Terima kasih,” ucap Bintang lantas hendak beranjak menyusul Emily.“Tapi maaf. Anda siapa, ya? Sekolah memiliki peraturan jika tidak boleh ada orang asing yang menemui murid demi keselamatan murid,” ucap guru itu menjelaskan.Bintang gelagapan mendengar pertanyaan guru itu. Dia tidak mungkin berkata kalau hanya kenal Emily saja.“Saya omanya,” jawab Bintang sekenanya.“Oma? Ah, saya belum pernah melihat Anda, s
Read more

Kecurigaan

“Itu, saya tidak bisa memberitahu Anda.” “Kenapa? Kenapa tidak bisa?” “Maaf, Bu. Saya benar-benar tidak bisa memberitahu.” Bintang mengingat ucapan pengasuh Emily. Dia pun penasaran, kenapa wanita itu tak mau menyebut nama ayah Emily. Apalagi saat Bintang bertanya ke Emily langsung, gadis kecil itu hanya menatapnya dengan rasa takut, membuat Bintang memutuskan untuk pergi. Kini Bintang pergi ke perusahaan menemui Aruna untuk menanyakan langsung. Dia benar-benar merasa jika ada sesuatu yang tidak beres. “Mom.” Aruna terkejut melihat kedatangan ibunya. Dia pun berdiri untuk menyambut wanita itu. Bintang tak langsung membalas sapaan Aruna. Dia merasa jika ada sesuatu yang disembunyikan oleh Aruna. “Mom, apa ada masalah?” tanya Aruna karena melihat sang mommy yang terlihat sedang kesal. “Apa ada yang kamu sembunyikan dari mommy, Run?” tanya Bintang sambil menatap Aruna tanpa senyum. Aruna terkejut mendengar pertanyaan Bintang. Jika diminta menjawab, pasti banyak hal yang dia semb
Read more

Merasa Bersalah

Saat ketegangan terjadi di ruangan itu. Pintu ruangan Aruna kembali terbuka, membuat semua orang menoleh ke pintu. Bintang sangat syok saat melihat Ansel datang. Dia sampai menoleh Aruna lantas ke Ansel secara bergantian. “Apa yang kamu lakukan di sini?” Bintang langsung emosi melihat Ansel. Ansel menatap semua orang yang ada di ruangan itu, hingga berakhir menatap Aruna yang terlihat takut. Dia tak langsung membalas pertanyaan Bintang. Ansel memilih mendekat ke Aruna sebelum menjelaskan. “Ada apa sebenarnya ini, hah?” tanya Bintang benar-benar tak bisa mengendalikan emosinya. Aruna menatap Ansel, ketakutannya semakin menjadi-jadi saat melihat Bintang yang sudah marah. “Bin, kita duduk dulu dan bicarakan masalah yang terjadi dengan tenang,” ucap Langit mencoba menenangkan. “Bagaimana bisa aku tenang melihat pria itu di sini?” Bintang membalas ucapan Langit dengan sebuah bentakkan sambil menunjuk ke Ansel. Langit tak bisa mengatasi Bintang jika kondisi sang istri sudah seperti
Read more

Sama-sama Keras

“Kalau kamu masih sayang sama mommy, tinggalkan dia. Mommy tidak mau kamu berhubungan lagi dengannya!” Begitu sadar, Bintang langsung membahas soal hubungan Aruna dan Ansel, padahal Sashi sudah memberi pesan agar Aruna tak membahas hal itu lebih dulu, tapi karena Bintang yang memulai, tampaknya mau tak mau Aruna harus bicara. Aruna sangat syok mendengar ucapan Bintang. Dia benar-benar tidak tahu, kenapa Bintang harus sekeras kepala ini. “Tapi bagaimana kalau aku tak bisa? Meski aku menyayangi Mommy, tapi aku juga menyayangi Ansel. Apa Mommy tidak bisa memikirkan perasaanku?” Aruna tak terima dengan ucapan Bintang. “Runa, tenang dulu.” Sashi mencoba menenangkan sang adik agar masalah yang terjadi tak semakin runyam. “Bagaimana bisa kamu ingin hidup dengan pria yang bahkan tak mau mengerti perasaanmu? Jika kamu tidak mau meninggalkannya, jangan anggap aku mommymu lagi!” ancam Bintang. “Mom! “Bin!” Sashi dan Langit berteriak bersamaan mendengar ucapan Bintang. “Kalau Mommy tidak
Read more

Pernah Membuat Kesalahan

Ansel berada di luar kamar inap Bintang. Dia memang tidak diperbolehkan masuk karena takut jika semakin membuat kondisi Bintang memburuk.Ansel mendengar suara perdebatan di dalam. Dia mendengar suara isakan Aruna, tapi tak bisa berbuat apa-apa. Ansel sendiri merasa bersalah karena tak bisa menemani Aruna yang sedang mempertahankan hubungan mereka.Hingga beberapa saat kemudian, pintu kamar inap terbuka. Aruna keluar bersama Sashi, terlihat jelas wajah Aruna yang merah karena baru saja menangis.Ansel menatap nanar ke Aruna yang terlihat sedih.“Kondisi Mommy sedang tidak stabil. Lebih baik kalian menunggu sampai Mommy benar-benar tenang,” ujar Sashi.Sashi sengaja mengajak keluar Aruna agar tak terjadi hal-hal yang tak diinginkan.“Aku akan memantau kondisi Mommy. Nanti akan kukabari jika ada perkembangan,” ucap Sashi lagi lantas menatap Ansel.Tatapan Sashi seperti meminta agar Ansel membawa Aruna supaya lebih tenang.Ansel mengulurkan tangan untuk mengajak Aruna pergi menenangkan d
Read more

Mengajak Kabur

“Minumlah dulu,” ucap Ansel sambil memberikan sebotol air untuk Aruna. Aruna tak mau pergi dari rumah sakit, hingga akhirnya Ansel mengajak Aruna di taman yang ada di samping gedung rumah sakit. “Terima kasih,” ucap Aruna sambil menerima botol minum dari Ansel, lantas menenggak perlahan. Ansel sendiri tidak tega melihat Aruna yang seperti ini. Terlihat sedih, kosong, juga seperti putus asa. “Semua akan baik-baik saja, seperti yang kamu katakan kepadaku dulu,” ucap Ansel sambil menggenggam telapak tangan Aruna. Aruna diam memandang botol air mineral itu. Dia menyesal berdebat dengan Bintang, tapi juga kesal karena Bintang tak mau memahami perasaannya. “Aku tidak tahu lagi cara meyakinkan Mommy,” ucap Aruna setelah minum. “Mommymu sedang dalam kondisi syok, karena itu tak bisa diajak bicara dengan baik. Mungkin kita harus lebih bersabar lagi, takutnya jika terlalu memaksa, akan semakin membuat kondisi kesehatannya buruk,” balas Ansel agar Aruna tidak sedih. Aruna diam karena fru
Read more

Emily Minta Maaf

“Papi, Oma Bintang marah, ya?” Emily sedang bersama Ansel di kamar. Gadis kecil itu pergi ke kamar ayahnya karena cemas dan takut dengan sikap Bintang siang tadi. Ansel menatap Emily yang sedang sedih. Dia pun berusaha tersenyum agar Emily tidak semakin merasa terbebani. “Papi juga belum tahu, tapi yang jelas Oma Bintang sedang sakit sekarang. Emi jangan merasa bersalah karena ini bukan salah Emi,” ucap Ansel menjelaskan. “Iya, tapi karena aku tidak jawab, Oma Bintang jadi pergi begitu saja. Bahkan wajah Oma Bintang seperti saat Papi atau Oma marah,” balas Emily yang benar-benar memperhatikan bagaimana ekspresi wajah Bintang. Ansel mengangkat tubuh Emily lantas mendudukkan di pangkuannya. “Sudah, Emi jangan terlalu memikirkan itu,” ucap Ansel mencoba menenangkan, meski dirinya sendiri pun gelisah dengan nasib hubungan antara dirinya dan Aruna. Emily memeluk Ansel, lantas berkata, “Semoga Oma Bintang tidak marah, biar Kakak Cantik bisa jadi mamiku.” Ansel hanya bisa mengamini s
Read more
PREV
1
...
7891011
...
33
DMCA.com Protection Status