Home / Romansa / Kakak Cantik, Jadi Mamiku! / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Kakak Cantik, Jadi Mamiku!: Chapter 61 - Chapter 70

330 Chapters

Takut Disuntik

Semalaman Aruna tidak bisa tidur, bahkan saat pagi hari pun dia sudah bangun karena terus memikirkan kondisi Ansel. Saat Aruna masih diam di ranjang, ponselnya yang ada di atas nakas berdering, membuatnya buru-buru mengambil benda pipih itu. “Emi.” Aruna melihat nama Emily terpampang di layar. Dia pun menebak jika gadis kecil itu pasti sedih karena Ansel masuk rumah sakit sehingga menghubunginya. Dia pun buru-buru menjawab panggilan itu. “Halo, Emi.” “Kakak Cantik. Papi masuk rumah sakit.” Aruna mendengar Emily yang menangis dari seberang panggilan. “Emi, Emi tenang dulu,” ucap Aruna berusaha menenangkan. “Papi takut jarum suntik. Tapi dia malah sakit, pasti Papi kesakitan. Aku mau lihat Papi, tapi tidak boleh.” Aruna kembali mendengar Emily merengek sesekali terisak. Dia juga terkejut mendengar Ansel takut suntik. Dia menengok ke jam digital yang ada di atas nakas, waktu masih menunjukkan pukul enam pagi. “Emi, bukankah Emi harus ke sekolah?” tanya Aruna untuk mengalihkan pe
last updateLast Updated : 2024-03-29
Read more

Ingin Memperbaiki

Aruna pergi ke rumah sakit setelah mengantar Emily. Dia kini berada di depan pintu ruangan Ansel, tapi tidak langsung masuk ke kamar itu. Aruna memandang pintu kamar inap. Dia menggigit bibir bawahnya, terlihat ada kecemasan yang dirasakannya. Hingga saat Aruna masih berdiri mematung di sana, pintu kamar itu terbuka membuat Aruna terkejut. “Kamu mau menjenguk Ansel?” tanya Deon saat melihat Aruna di sana. Aruna sedikit panik, tapi tak mungkin berkata jika tak ingin menjenguk. “Iya, Paman.” Aruna menjawab sambil menganggukkan kepala. “Masuk saja. Dia sudah sadar, hanya saja masih kesulitan untuk duduk. Aku harus ke kantor karena ada urusan,” ujar Deon mempersilakan Aruna masuk. Aruna pun mengangguk lantas sedikit membungkukkan badan mendengar ucapan Deon. Dia pun memandang Deon pergi, sebelum akhirnya memantapkan hati masuk. Saat baru saja masuk ruangan itu. Aruna melihat Ansel yang masih berbaring di ranjangnya. Dia masuk perlahan, hingga tanpa diduga Ayana menoleh. “Runa.” An
last updateLast Updated : 2024-03-29
Read more

Kesempatan Kedua

Aruna gelagapan mendengar pertanyaan Ansel. Belum lagi Ansel menatapnya dengan keseriusan.“Aku mengatakan itu hanya agar kamu bertahan,” elak Aruna yang panik.“Aku sudah bertahan dan selamat. Apa aku tidak bisa meminta kesempatan kedua? Aku menyadari satu hal sejak kita kembali bertemu. Aku masih sangat menyayangimu, Runa.”Jantung Aruna mendadak berdegup cepat saat mendengar ucapan Ansel.“Aku tahu sudah melakukan kesalahan yang sangat fatal. Jadi bisakah aku memiliki kesempatan lain untuk membahagiakanmu, Runa.” Ansel menatap penuh harap ke Aruna.Aruna diam memandang pria itu. Dia sendiri bingung harus bagaimana membalas ucapan Ansel.“Kamu belum memperbaiki apa pun, bagaimana bisa kamu meminta kesempatan kedua?” Akhirnya Aruna bicara.“Aku ingin memperbaikinya,” ucap Ansel meyakinkan.“Bagaimana? Katakan bagaimana caramu memperbaikinya?” tanya Aruna sambil menatap sendu ke Ansel.“Apa pun yang kamu inginkan, aku akan melakukannya selama itu bisa membuatmu benar-benar memaafkanku
last updateLast Updated : 2024-03-29
Read more

Masa Lalu

[Aku akan menemuimu nanti malam. Kamu tidak apa-apa, kan?] Ansel mengirim pesan ke Aruna setelah meninggalkan kekasihnya itu. Hari itu dia baru saja diwisuda. Ansel sempat bertemu dengan Aruna dan Bumi, sebelum dia diajak pergi kedua orang tuanya karena ada acara. “Kamu sedang apa, Ans?” Ansel terkejut saat mendengar suara Ayana. “Tidak ada,” jawab Ansel sambil memasukkan ponsel ke saku celana. “Nanti Citra dan orang tuanya juga datang merayakan. Mungkin mereka sudah sampai dulu,” ucap Ayana menoleh Ansel yang duduk di belakang, sebelum kembali menatap ke depan. “Bukannya Citra kemarin di luar kota?” tanya Ansel. “Sudah pulang semalam, katanya mau ikut merayakan kelulusanmu,” jawab Ayana. Ansel pun menganggukkan kepala. Dia pun duduk tenang sambil memperhatikan jalanan yang dilewati. Sebenarnya Ansel memikirkan Aruna, mereka tadi tak bisa bicara dengan bebas saat bertemu di kampus karena Aruna malu. Apalagi Aruna juga belum siap dikenalkan ke kedua orang tua Ansel sebagai kekas
last updateLast Updated : 2024-03-29
Read more

Backstreet

“Jadi, malam itu kamu terlihat berbeda saat menemuiku karena masalah ini?” tanya Aruna memastikan setelah mendengar cerita Ansel. “Ya, aku hanya bingung waktu itu. Karena itu aku menemuimu terlalu malam,” ujar Ansel akhirnya mengungkap fakta yang disimpannya itu. Aruna menatap sendu ke Ansel. Dulu dirinya sangat membenci, tapi sekarang iba. Dia membayangkan bagaimana Ansel harus menjalani pernikahan tanpa cinta, apalagi itu semua diperkuat dengan surat Citra. “Harusnya dulu kamu menjelaskan saja, Ans. Mungkin aku akan mempertimbangkan untuk tak membencimu, meski kesal kamu menikah karena kasihan,” ujar Aruna. “Inginnya. Tapi aku dulu berpikir tak ingin menjadi beban. Jika aku mengatakan yang sebenarnya, kamu pasti tidak akan percaya begitu saja,’ balas Ansel. “Bagaimana kalau aku percaya, bahkan aku mau menunggumu?” tanya Aruna sambil menatap begitu dalam ke Ansel. “Menunggu?” Ansel mengerutkan alis karena tidak paham dengan maksud ucapan Aruna. “Ya, siapa tahu kamu mau berpisa
last updateLast Updated : 2024-03-30
Read more

Bantu Rahasiakan

Aruna keluar dari kamar inap Ansel karena harus pergi ke kantor lebih dulu. Saat baru saja menginjakkan kaki di luar, Aruna terkejut melihat Ayana di sana, hal yang membuatnya kaget adalah karena wanita itu seperti baru saja menangis. “Kamu mau pergi?” tanya Ayana bersikap biasa, padahal kelopak mata dan hidungnya terlihat merah. “Iya, Bibi. Aku harus ke kantor dulu. Nanti siang aku akan ke sini lagi,” jawab Aruna bersikap biasa karena tak ingin membuat Ayana merasa tak nyaman. “Terima kasih kamu masih mau menjenguk Ans,” ujar Ayana sambil memulas senyum. Aruna mengangguk sambil membalas senyum Ayana. Aruna pun pamit karena harus pergi, tapi terhenti saat mendengar Ayana kembali bicara. “Terima kasih juga karena kamu membujuk Ans untuk memaafkanku,” ujar Ayana dengan bola mata berkaca-kaca. Aruna terkejut karena Ayana mendengar ucapannya itu, hingga membuatnya salah tingkah. “Kamu jangan salah sangka. Aku tidak sengaja mendengar kalian bicara saat mau masuk. Karena kalian bicar
last updateLast Updated : 2024-03-30
Read more

Saling Memaafkan

“Emi, katanya mau dijemput maminya. Mana?”Emily memasang wajah kusut mendengar pertanyaan teman sekelasnya. Dia memilih memalingkan wajah tak mau menjawab.Emily baru saja keluar dari kelas setelah jam pelajaran usai, tapi temannya sudah menanyakan hal yang tadi diceritakannya.“Nanti pasti datang,” jawab Emily yang kesal.“Emi ‘kan suka bohong. Kalau ke sekolah diantar pengasuh, bukan mami. Kok bilangnya punya mami,” celoteh teman sekelas Emily.Emily semakin kesal karena teman-temannya terus mengejek. Dia pun berbohong jika punya mami dan akan dijemput.Emily memilih meninggalkan teman sekelasnya itu saat baby sitternya datang. Bahkan dia berjalan cepat meninggalkan pengasuhnya karena kesal“Non!” Pengasuh Emily pun terkejut melihat gadis kecil itu malah meninggalkannya.Emily pergi ke depan gedung. Dia memandang mobil-mobil yang terlihat antri untuk menjemput para siswa, Amily berharap Aruna tidak mengingkari janji untuk menjemput agar dia bisa membalas ejekan teman-temannya.“Non
last updateLast Updated : 2024-03-30
Read more

Terpaksa Berbohong

“Papi!” Emily langsung berlari ke arah ranjang Ansel begitu masuk kamar inap. Ansel senang melihat Emily datang, hingga tatapannya tertuju ke Aruna yang berjalan bersama baby sitter. Emily ingin naik ranjang untuk memeluk Ansel, tapi Ayana langsung mencegah. “Jangan dulu, ya.” Ayana menahan tubuh Emily agar tidak naik ranjang. “Kenapa tidak boleh, Oma?” tanya Emily penasaran. “Perut Papi sakit, kalau tidak sengaja tersenggol, nanti Papi kesakitan lagi,” jawab Ayana menjelaskan dengan yang mudah dipahami. Emily menatap Ayana yang sedang menjelaskan, lantas memandang Ansel yang hanya tersenyum. “Papi kemarin tidak nangiskan waktu disuntik?” Emily bertanya sambil memasang wajah cemas. Pertanyaan Emily membuat Ansel sangat terkejut, begitu juga dengan yang lain. Aruna langsung menahan tawa karena mendengar ucapan Emily. Ansel langsung menatap Aruna yang sedang menahan tawa. Tentu saja dia malu jika kelemahannya itu diketahui Aruna. “Tidak ada yang nangis. Masa disuntik saja nangi
last updateLast Updated : 2024-03-30
Read more

Gebetan

Aruna pergi ke rumah sakit untuk menemani Ansel. Dia datang ke sana saat ada keluarga Ansel sedang datang menjenguk. Aruna tiba-tiba merasa canggung, apalagi tatapan semua orang tertuju kepadanya. “Kamu datang,” ucap Ansel dengan wajah semringah. Semua orang menatap Ansel, hingga menebak siapa Aruna. Aruna sendiri hanya menganggukkan kepala sopan sambil memulas senyum. Dia mendekat perlahan karena merasa canggung. “Ah … jadi benar, ya.” Jean langsung menggoda kakak sepupunya itu. Semua orang di sana pun langsung menoleh Jean saat mendengar wanita itu bicara. “Benar apa?” tanya Jill—adik sepupu Ansel yang lain. “Coba aja tanya ke Ans,” jawab Jean sambil melirik Ansel. Ansel langsung melotot mendengar Jean bicara. Dia was-was jika sepunyanya itu kembali bicara sembarangan. “Kemarilah, Runa. Mereka keluarga kami,” ucap Ayana yang berdiri lantas mengajak Aruna mendekat. Aruna semakin canggung karena harus bertemu dengan keluarga Ansel. Ayana memperkenalkan Aruna ke adik dan ip
last updateLast Updated : 2024-03-31
Read more

Menjaga Hati

Bumi melirik Aruna. Dia ikutan pusing karena harus terjebak dengan kebohongan wanita itu. Aruna sebelumnya sudah bilang kalau dirinya menjadikan Bumi alasan agar bisa menjenguk Ansel. Kini Bumi harus menyelaraskan jawaban jika Bintang bertanya soal apa yang Bumi dan Aruna lakukan saat bertemu. “Mommy mau beli apa? Kenapa malah mengajak ke mall?” tanya Aruna keheranan. Bintang mengajak Bumi dan Aruna ke mall, membuat keduanya bingung. “Mommy hanya ingin jalan-jalan bertiga dengan kalian, apa tidak boleh?” Bintang bicara sambil menatap Aruna dan Bumi bergantian. Bumi dan Aruna pun saling tatap, mereka sepertinya harus pasrah saja menuruti keinginan Bintang. Bintang membelikan beberapa barang Bumi meski sempat ditolak. Bumi sampai bingung karena Bintang tak mau mendengar penolakannya. “Sepertinya kamu lebih baik jujur ke mommymu, Run.” Bumi bicara berdua dengan Aruna saat berada di kafe. Bintang sedang ke kamar kecil, membuat mereka bisa bicara dengan bebas. “Aku dan Ans belum si
last updateLast Updated : 2024-03-31
Read more
PREV
1
...
56789
...
33
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status